Rokok Elektrik 1. Pengertian TINJAUAN PUSTAKA

merugikan proses spermatogenesis dan fertilisasi sperma Yamamoto et all., 1998; Reddy et all., 1995, densitas, motilitas, viabilitas dan persentase normal morfologi sperma yang rendah Merino et all., 1998; Chia et all., 1994. 2.2. Rokok Elektrik 2.2.1. Pengertian Rokok elektrik terlihat dan berfungsi seperti rokok konvensional biasa, akan tetapi tidak membakar sejumlah tembakau. Rokok elektrik secara umum memiliki baterai dan perangkat elektronik yang memproduksi asap atau semacam kabut. Kandungannya selalu berisi nikotin tetapi ada juga yang tidak memiliki kandungan nikotin sama sekali dan berisi propilen glikol American Legacy Foundation, 2009. Asap yang dihasilkan rokok elektrik dihirup sebagaimana layaknya merokok konvensional dan sejumlah asap dilepaskan tetapi tidak berupa asap rokok. Beberapa jenis rokok elektrik juga mempunyai sejenis lampu kecil yang akan menyala pada saat rokok elektrik dihisap, menyerupai pembakaran yang terjadi pada rokok konvensional. Nikotin tersimpan di dalam beberapa jenis cartridge dan cartridge tersebut juga selalu memiliki kandungan zat kimia dan rasa tambahan, seperti misalnya rasa buah, coklat, permen dan kopi sehingga menghasilkan perbedaan rasa pada saat dihisap Action on Smoking Health Scotland, 2009. Cartridge dapat selalu diisi ulang dan isi ulang tersebut merupakan bagian dari perangkat rokok elektrik American Legacy Foundation, 2009 dan demikian pula halnya dengan baterai yang dimiliki oleh rokok elektrik, Universitas Sumatera Utara merupakan suatu baterai yang dapat diisi ulang kembali Westenberger, 2009 dan saat dioperasikan, akan timbul panas yang dihasilkan oleh tenaga baterai yang selanjutnya akan memanaskan sejumlah cairan yang tersimpan di dalam cartridge untuk memproduksi asap yang akan dihisap oleh pengguna Wollsheid dan Kremzner, 2009. Terdapat beberapa jenis rokok elektrik yang mempunyai kandungan konsentrasi nikotin yang berbeda-beda, antara lain : 16 mg nikotin, 11 mg nikotin, 6 mg nikotin dan 0 mg nikotin European Commision, 2008 dan dikarakteristikkan pula berbagai kandungan nikotin tersebut dalam beberapa tingkatan, yaitu nol, rendah, sedang dan tinggi Wollsheid dan Kremzner, 2009. a b Gambar 2. a; Rokok Elektrik, b; Cartridge Rokok Elektrik Gambar 3. Struktur Rokok Elektrik Westenberger, 2009 Universitas Sumatera Utara 2.2.2. Sejarah rokok elektrik Rokok elektrik pertama sekali dibuat pada tahun 2004 di China oleh sebuah perusahaan di Beijing yang bernama Ruyan Grup. Mereka mengembangkan, mempatenkan dan meluncurkan produk rokok elektrik atau e-cigarette Pauly et all., 2007. Rokok elektrik digunakan dengan memakai tenaga baterai yang dapat diisi ulang, berisi sirkuit mikroelektrik yang menguapkan cairan yang tersimpan di dalam sebuah cartridge dan memiliki sensor Action on Smoking Health Scotland, 2009. Di Inggris, produk rokok elektrik mulai populer sekitar tahun 2007 dan 2008 dan sampai saat ini, rokok elektrik telah terjual dan dipasarkan di lebih 25 negara seluruh dunia Wollscheid dan Kremzer, 2009. 2.2.3. Kimiawi asap rokok elektrik Cartridge pada rokok elektrik berisi sintetis nikotin yang terlarut di dalam propilen glikol, air dan zat pemberi rasa, selain itu terdeteksi pula bahan tambahan berupa diethilen glikol komponen anti pembekuan dan bersifat toksis pada manusia dan nitrosamin zat bersifat karsinogen pada setengah dari sampel penelitian Westenberger, 2009. Beberapa bahan yang merupakan komponen spesifik tembakau yang bersifat berbahaya bagi manusia anabasine, myosamine, dan beta-nycotyrine juga terdeteksi pada kandungan rokok elektrik Westenberger, 2009. Observasi yang dilakukan oleh Alliance Technologies untuk melihat komposisi utama rokok elektrik dan konsentrasi relatif lainnya yang tersimpan di dalam cartridge termasuk juga asap yang diproduksi oleh rokok elektrik dengan menggunakan alat GC-FID gas chromatography with a flame ionization Universitas Sumatera Utara detector menemukan bahwa propilen glikol, nikotin dan gliserin dijumpai pada cairan dan asap rokok elektrik Alliance Technologies, 2009. Tergantung dari jenis cartridge rokok elektrik tersebut, setiap cartridge dapat memiliki kandungan antara 0 – 16 mg nikotin dengan variasi rasa yang dimiliki seperti rasa rokok konvensional dan dengan rasa buah-buahan, seperti apel, cherry, coklat, rasa permen, dan kopi Westenberger, 2009; American Legacy Foundation, 2009. Berikut disampaikan hasil analisa kandungan kimiawi rokok elektrik seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Hasil Analisa Cartridge Rokok Elektrik Westenberger, 2009 Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Lanjutan Tabel 2. Komposisi Cairan dan Asap Rokok Elektrik Alliance Technologies, 2009 Composition Profile for Liquid and Vapor 20090399-01 Instead Zero Liquid 20090399-01 Instead Zero Vapor 20090399-02 Instead High Liquid 20090399-02 Instead High Vapor Propylene Glycol 72.9 99.6 69.6 81.0 Diethylene Glycol nd nd nd nd Ethylene Glycol nd nd 3.9 0.8 Nicotine nd nd 3.9 0.8 Glycerin 27.1 0.4 26.5 18.2 nd = not detected Method Detection level : Propylene Glycol = 1000ppm, Diethylene Glycol = 20ppm, Ethylene Glycol = 20ppm and Nicotine = 0.1 1000ppm Universitas Sumatera Utara 2.2.4. Efek rokok elektrik terhadap kesehatan Sampai saat sekarang ini, belum ada data yang dipublikasikan terkait keamanan penggunaan rokok elektrik American Legacy Foundation, 2009 dan sangat sedikit sekali yang diketahui tentang rokok elektrik serta hanya beberapa laporan penelitian saja yang dipublikasikan Henningfield dan Zaatari, 2009, oleh karena itu rokok elektrik tidak dapat dijual dan dipasarkan di Australia, Brazil, Canada, Denmark dan Switzerland American Legacy Foundation, 2009. Rokok elektrik kemungkinan mempunyai resiko merugikan yang lebih kecil dibandingkan dengan rokok konvensional, tetapi rokok elektrik lebih berbahaya bila dibandingkan dengan perangkat inhalasi nikotin Westenberger, 2009; World Health Organization, 2008. 2.3. Fisiologi Reproduksi Mencit Jantan Sistem reproduksi mencit jantan terdiri atas testis dan kandung skrotum, epididimis dan vas deferens, sisa sistem ekskretori pada masa embrio yang berfungsi untuk transport sperma, kelenjar asesoris, uretra dan penis. Selain uretra dan penis, semua struktur ini berpasangan Rugh, 1976. 2.3.1. Testis Setiap testis ditutupi dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albuginea, bagian tipisnya atau septa akan memasuki organ untuk membelah menjadi lobus yang mengandung beberapa tubulus disebut tubulus semineferus. Bagian tunika memasuki testis dan bagian arteri testicular yang masuk disebut sebagai hilus Rugh, 1976. Universitas Sumatera Utara Pada mencit jantan, gonad sewaktu embrio berdiferensiasi menjadi testis yang akan dibungkus oleh skrotum. Fungsi testis ini untuk menghasilkan hormon seks jantan yang disebut andogen dan juga menghasilkan gamet jantan yang disebut sperma. Di dalam testis terdapat dua komponen penting yaitu komponen spermatogenesis dan komponen interlobular. Komponen spermatogenesis terdiri dari sel germinal dan sel sertoli pada tubulus semineferus. Komponen interlobular terdiri dari sel interstesial Leydig dan jaringan peritubular serta sistem vascular dan limfatik Russel et all., 1990. Lebih dari 90 testis terdiri dari tubulus semineferus yang merupakan tempat menghasilkan sperma. Tubulus tersebut tersusun berliku-liku di dalam testis dan sangat panjang. Pada mencit jantan muda struktur tubulus terdiri dari epithelium lembaga yang menghasilkan sel-sel spermatogonia dan sel sertoli. Pada jantan yang lebih tua spermatogonia tumbuh menjadi spermatosit primer yang setelah pembelahan meiosis pertama tumbuh menjadi spermatosid sekunder haploid. Spermatosid sekunder akan menjadi spermatid yang menjalani spermatogenesis yang akhirnya akan menjadi sperma yang terdiri dari kepala, tubuh dan ekor Nalbandov, 1990. 2.3.2. Struktur sel spermatozoa Sel sperma yang normal terdiri dari kepala, leher, bagian tengah dan ekor. Kepala ditutupi oleh tudung protoplasmik galea kapitis. Galea kapitis biasanya larut bila sperma diberi pelarut lemak yang biasanya digunakan untuk pengecatan. Bila bergerak, sperma berenang dalam cairan suspensinya seperti ikan dalam air. Bila mati, sperma akan terlihat datar dengan permukaan. Pada mencit, ujung Universitas Sumatera Utara kepala sperma berbentuk kait. Leher dan ekor tersusun dari flagellum tunggal yang padat tetapi tersusun dari 9-18 fibril yang dibungkus oleh satu selubung. Pada ujung ekor, selubung menghilang, fibril menyembul dalam bentuk sikat yang telanjang Nalbandov, 1990. 2.3.3. Spermatogenesis Sel germinal primordial mencit jantan muncul sekitar 8 hari kehamilan dengan jumlah hanya 100, yang merupakan awal dari jutaan spermatozoa yang akan dirpoduksi dan masih berada di daerah ekstra gonad. Karena sel germinal kaya akan alkalin fosfatase untuk mensuplai energi pergerakannya melalui jaringan embrio, maka sel germinal dapat dikenal dengan teknik pewarnaan. Pada hari ke-9 dan ke-10 kehamilan, sebagian mengalami degenerasi dan sebagian lain mengalami proliferasi dan bahkan bergerak pada hari ke-11 dan ke-12 ke daerah genitalia. Pada saat itu jumlahnya mencapai sekitar 5000 dan proses identifikasi testis dapat dilakukan. Proses proliferasi dan diferensiasi berlangsung di daerah medulla testis. Menuju akhir masa fetus, aktivitas mitosis sel germinal primordial dalam bagian genitalia berkurang dan beberapa sel mulai degenerasi menjelang hari ke-19 kehamilan. Tidak berapa lama setelah kelahiran, sel tampak lebih besar, yaitu spermatogonia. Setelah itu akan ada spermatogonia dalam testis mencit sepanjang hidupnya dan terdapat 3 jenis spermatogonia : tipe A, tipe intermediate dan tipe B Rugh, 1976. Tipe A adalah induk stem cell yang mampu mengalami mitosis sampai menjadi spermatozoa. Spermatogonia tipe A yang paling besar dan mengandung inti kromatin yang mirip partikel debu halus dan nukleolus kromatin tunggal terletak Universitas Sumatera Utara eksentrik. Kromosom metafasenya panjang dan tipis. Dapat meningkat melalui spermatogonia intermediate menjadi spermatogonia B yang lebih kecil, lebih banyak dan mengandung inti kromatin serpihan kasar di atas atau dekat permukan dalam membran inti. Terdapat plasmosom mirip nukleolus yang terletak di tengah. Kromosom metafase biasanya pendek, bulat, dan mirip kacang. Spermatogonia tipe B membelah dua untuk meningkatkan jumlahnya atau berubah menjadi spermatosit primer, lebih jauh dari membran dasar. Diperkirakan lamanya waktu dari metafase spermatogonia menjadi profase meiosis sekitar 3 sampai 9 hari, menuju metafase kedua selama 4 hari atau kurang, dan menuju spermatozoa imatur selama 7 hari atau lebih. Maka, waktu dari metafase spermatogonia menjadi spermatozoa imatur paling sedikit 10 hari Rugh, 1976. Sel tipe A pertama kali muncul 3 hari setelah kelahiran. Ketika jumlahnya meningkat, sel germinal primordial yang merupakan asalnya dan kemudian berada di samping membran dasar akan berkurang jumlahnya. Pembelahan meiosis dalam testis mulai 8 hari setelah kelahiran. Tanda pertama bahwa spermatogonia B akan metamorfosis menjadi spermatosit primer adalah pembesaran dan bergerak menjauhi membran dasar. Spermatosit primer membelah menjadi 2 spermatosit sekunder yang lebih kecil, yang kemudian membelah menjadi 4 spermatid. Mereka mengalami metamorfosis radikal menjadi spermatozoa matur dengan jumlah yang sama, kehilangan sitoplasmanya dan berubah bentuk Rugh, 1976. Antara tahap spermatosit primer dan sekunder, materi kromatin harus membelah. Sintesa premeiotik DNA terjadi di spermatosit primer selama fase istirahat dan berakhir sebelum onset profase meiosis, rata-rata selama 14 jam. Universitas Sumatera Utara Tidak ada pembentukan DNA terjadi pada tahap akhir spermatogenesis. Proses spermatogenesis mencit pada dasarnya sama dengan mamalia lain. Satu siklus epitel semineferus selama 207±6 jam, dan 4 siklus yang mirip terjadi antara spermatogonia A dan spermatozoa matur. Testis dan khususnya spermatozoa matur, merupakan sumber hyaluronidase terkaya dan enzim ini efektif membubarkan sel cumulus sekitar ovum matur pada saat fertilisasi. Setiap spermatozoa membawa enzim yang cukup untuk membersihkan jalan melalui sel cumulus menuju matriks sel ovum. Bahan asam hialuronik semen cenderung bergabung ke sel granulosa cumulus, agar kepala sperma dapat disuplai dengan enzim melimpah Rugh, 1976.

2.4. Radikal Bebas Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai elektron yang tidak

Dokumen yang terkait

Gambaran Histologis Pulmo Mencit Jantan (Mus Musculus L.) Setelah Dipapari Asap Rokok Elektrik

9 102 61

Pengaruh Pemberian Tocopherol Terhadap Kadar Testosteron, Jumlah Sperma, dan Berat Testis Mencit Jantan Dewasa (Mus musculus L.) Yang Mendapat Latihan Fisik Maksimal

3 65 88

Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Jumlah, Morfologi Dan Motilitas Sperma Serta Kadar Malondialdehyde (MDA) Testis Mencit Jantan Dewasa (Mus musculus L) Yang Mendapat Latihan Fisik Maksimal

0 66 81

Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Gambaran Histologis Testis Dan Jumlah Sel Sperma Mencit (Mus musculus, L.) Yang Dipapari Tuak

2 64 72

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOGENIK DAN DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT JANTAN (Mus musculus L) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK

0 13 68

PENGARUH VITAMIN E TERHADAP JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (Mus musculus L) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK

1 51 65

PERBANDINGAN EFEK ASAP ROKOK KONVENSIONAL DAN ROKOK HERBAL TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT Perbandingan Efek Asap Rokok Konvensional Dan Rokok Herbal Terhadap Motilitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus).

0 4 15

PERBANDINGAN EFEK ASAP ROKOK KONVENSIONAL DAN ROKOK HERBAL TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT Perbandingan Efek Asap Rokok Konvensional Dan Rokok Herbal Terhadap Motilitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus).

0 3 13

Pengaruh Rokok Terhadap Kualitas Sperma Mencit Jantan (Mus musculus, Strain Jepang).

0 0 6

GAMBARAN HISTOLOGIS PULMO MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) SETELAH DIPAPARI ASAP ROKOK ELEKTRIK SKRIPSI NANIN TRIANA

0 0 13