Tata Cata Permohonan dan Persyaratan Pengangkatan Anak Antar Warga

tentang penyempurnaan SEMA Nomor 2 Tahun 1979 tentang pengangkatan anak 50 . Prosedur pengangkatan anak baik antar WNI atau antar WNI dan WNA akan dijelaskan lebih lanjut lagi Bentuk permohonan secara tulisan dan diajukan ke panitera. Permohonan diajukan dan ditandatangani oleh pemohon sendiri atau kuasanya dengan dibubuhi meterai secukupnya dan dialamatkan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang meliputi tempat tinggal anak yang akan diangkat.

1. Tata Cata Permohonan dan Persyaratan Pengangkatan Anak Antar Warga

Negara Indonesia. Prosedur menerima, memeriksa dan mengadili perkara permohonan pengangkatan anak antar WNI harus diperhatikan tahapan-tahapan dan persyaratannya sebagai berikut :

a. Syarat dan bentuk permohonan pengangkatan anak

1 Surat permohonan bersifat voluntair. 2 Permohonan pengangkatan anak hanya dapat diterima apabila ternyata telah ada urgensi yang memadai misalnya ada ketentuan undang-undangnya. 3 Permohonan pengangkatan anak dapat dilakukan secara lisan atau tertulis berdasarkan hukum acara yang berlaku. 4 Surat permohonan pengangkatan anak dapat ditandatangani oleh pemohon sendiri atau oleh kuasa hukumnya. 50 SEMA Nomor 6 Tahun 1983 tentang Pengangkatan Anak. Universitas Sumatera Utara 5 Surat permohonan pengangkatan anak ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri atau Ketua Pengadilan Agama. Pemohon yang beragama Islam mengajukan permohonan pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam maka permohonannya diajukan kepada Pengadilan Agama diwilayah tempat tinggal pemohon. 51 Untuk setiap proses pemeriksaan, pemohon harus membawa dua orang saksi yang mengetahui asal usul pengangkatan anak tersebut. Dua orang saksi harus mengetahui secara betul keadaan pemohon baik secara moril maupun materil dan memastikan bahwa pemohon betul-betul akan memelihara anak tersebut dengan baik.

b. Isi Surat Permohonan Pengangkatan Anak

1. Bagian dasar hukum permohonan pengangkatan anak harus secara jelas diuraikan motivasi yang mendorong niat untuk mengajukan permohonan pengangkatan anak. 2. Harus diuraikan secara jelas bahwa permohonan pengangkatan anak terutama didorong oleh motivasi untuk kebaikan dan atau kepentingan calon anak angkat didukung dengan uraian yang memberikan kesan bahwa calon orang tua angkat benar-benar memiliki kemampuan dari berbagai aspek bagi masa depan anak angkat menjadi lebih baik. 3. Isi petitum permohonan pengangkatan anak bersifat tunggal yaitu hanya memohon “agar anak bernama A ditetapkan sebagai anak angkat dari B”. tanpa ditambahkan permintaan lain seperti “agar anak bernama A ditetapkan sebagai ahli waris dari B”. 52 51 Ibid, hal. 9. 52 Ibid, hal. 13 Universitas Sumatera Utara Putusan yang dimintakan kepada pengadilan bersifat tunggal, tidak ada permohonan lain dan hanya berisi tentang penetapan pengangkatan anak. Mengingat bahwa pengadilan akan mempertimbangkan permohonan tersebut maka pemohon perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik termasuk mempersiapkan bukti- bukti yang berhubungan dengan kemampuan financial atau ekonomi. Bukti-bukti tersebut akan memberikan keyakinan kepada majelis hakim tentang kemampuan pemohon dan kemungkinan masa depan anak tersebut. Bukti tersebut dapat berupa slip gaji, surat kepemilikan rumah, deposito dan sebagainya 53 . Pengadilan Negeri dalam memeriksan dan meneliti alat-alat bukti yang dapat menjadi dasar permohonan ataupun pertimbangan putusan pengadilan antara lain: 1. Surat-surat resmi tentang kelahiran yang berupa akte kelahiran atau akte kenal lahir yang dikeluarkan oleh pejabat yang berizin Departemen Sosialenang. 2. Akte-akte, surat resmi pejabat lain yang diperlukan surat izin Departemen Sosial. 3. Akte Notaris, surat-surat di bawah tangan. 4. Surat-surat keterangan, laporan sosial dan pernyataan-pernyataan. 5. Surat keterangan dari kepolosioan tentang calon orang tua angkat dan calon anak angkat . Sehubungan dengan poin 3 di atas, eksistensi dari akte Notaris tentang pengangkatan anak adopsi setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 dan PP Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, dalam 53 httpwww.lbh.apik.or.idadopsi.htm. Universitas Sumatera Utara akte tersebut dimana penghadap adalah orang tua kandung dalm hal ini suami istri dan calon orang tua angkat dimana dalam akte tersebut isinya menyebutkan pernyataan pengangkatan anak adopsi dari orang tua kandung kepada orang tua angkat. Maka perlu ditambahkan dalam akte tersebut klausule tentang pernyataan kuasa yang diberikan oleh orang tua kandung kepada orang tua angkat untuk mengurus permohonan pengangkatan anak ke Pengadilan Negeri dan pernyataan bahwa orang tua angkat akan memperlakukan anak tersebut dengan sebaik-baiknya dan menjadikan anak angkat tersebut menjadi ahli waris.

c. Syarat-syarat permohonan Pengangkatan Anak Antar WNI

1. Syarat bagi calon orang tua angkatpemohon, berlaku ketentuan sebagai berikut a. Pengangkatan anak yang langsung dilakukan antara orang tua kandung dengan orang tua angkat private adoption diperbolehkan. b. Pengangkatan anak yang dilakukan oleh orang yang tidak terikat dalam perkawinan sahbelum menikah single parent adoption diperbolehkan 54 . c. Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak angkat. 2. Syarat bagi calon anak angkat anatara lain : a. Dalam hal calon anak angkat berada dalam asuhan suatu yayasan sosial harus dilampirkan surat izin tertulis Menteri Sosial bahwa yayasan yang bersangkutan telah diizinkan bergerak dibidang kegiatan anak. 54 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 39 ayat 3. Universitas Sumatera Utara b. Calon anak angkat yang berada dalam asuhan yayasan sosial maka harus mempunyai izin tertulis dari Menteri Sosial atau pejabat yang ditunjuk bahwa anak tersebut telah diizinkan untuk diserahkan sebagai anak angkat.

2. Pihak - Pihak yang Dapat Mengajukan Permohonan Pengangkatan Anak

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Tabanni (Pengangkatan Anak) Menurut Fikih Islam dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

2 78 131

Perlindungan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pengangkatan Anak Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

5 114 133

Tinjauan tentang pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan pencabulan menurut undang undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

0 7 62

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2002 DAN PROSES PERADILAN ANAK DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA.

0 1 9

TINJAUAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN PEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM BAGI ANAK HASIL FERTILISASI IN VITRO MELALUI IBU PENGGANTI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002.

0 0 1

PERLIDUNGAN HUKUM BAGI ANAK TERHADAP AKIBAT PEMBERIAN VAKSINASI DALAM PROGRAM IMUNISASI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 2 122

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KUTOARJO DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK SKRIPSI

0 0 13

ADVOKASI BP3AKB TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK JO UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 0 12

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KUTOARJO DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK SKRIPSI

0 0 13