Analisa Performance Alat Pengering yang Dirancang

adalah untuk mengantisipasi kekurangan air selama proses pengeringan berlangsung. Ketersediaan air di dalam heater dapat diamati secara lansung melalui pintu yang sengaja di desain menggunakan kaca. Jika temperatur di dalam ruang pengering telah cukup tinggi ± 100 o C, maka saluran pembuangan yang terletak di dinding belakang alat pengering dapat dibuka dengan tujuan mengurangi tekanan dalam ruang pengering. Hal ini secara langsung juga akan menurunkan temperatur dalam ruang pengering tersebut.

3.7. Analisa Performance Alat Pengering yang Dirancang

Di dalam perancangan alat pengering ini, dilakukan juga analisa performance dari alat pengering yang bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengering yang dirancang ini nantinya dapat berfungsi dengan baik atau tidak sehingga alat ini dapat digunakan oleh para petani di pedesaan. 1. Berat kakao kering dengan kadar air sesuai Standar Nasional Indonesia Sesuai Standar Nasional Indonesia, bahwa kadar air untuk kakao kering adalah 7,5 , dan kadar air awal biji kakao adalah 51 - 60 5 Amin Sarmedi, 1997. Maka dari kadar air ini dapat dihitung berat akhir kakao kering. Untuk mencari berat kakao dengan kadar air sesuai Standar Nasional Indonesia adalah dengan cara sebagai berikut : Asumsikan kadar air awal kakao = 60 . Berat kakao basah W kb = 2,5 kg Berat kakao kering dengan kadar air 0 = [ ] 2, 5 2, 5 60 x − = 1 kg Maka berat kakao dengan kadar air 7,5 adalah 1,09 kg. 2. Total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan kakao Untuk mencari total energi yang dibutuhkan oleh alat pengering selama proses pengeringan berlangsung, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Berat kakao basah hasil panen W kb = 7,5 kg Berat kakao kering hasil pengeringan W kk = 1,09 kg × 3 = 3,27 kg Temperatur udara pengering T d = 70 o C Temperatur awal kakao T a = 28,5 o C Lama pengeringan N = 10 jam Kecepatan udara pengering diantara kakao v = 0,244 ms Universitas Sumatera Utara Koefisien pindahan panas dinding k 1 = 45,36 kkalmh o C Koefisien pindahan panas pada isolasi k 2 = 0,011 kkalmh o C Panas jenis udara basah cp w = 0,281 kkalm 3 o C Panas jenis kakao cp kakao = 0,99 kkalkg o C Panas jenis air cp air = 1 kkalkg o C Panas laten air h fg = 557,45 kkalkg Massa jenis moisture jenuh pada T d ρ sd = 198,67 grm 3 Massa jenis moisture jenuh pada T a ρ sa = 28,31 grm 3 Kelembaban relative udara pengering rata-rata RHd = 80 Kelembaban relative udara luar RHa = 73 Berat air kakao awal W i = 7,5 kg × 60 = 4,5 kg a Kebutuhan energi untuk pengeringan kakao Q d , dihitung dengan menggunakan persamaan 2.5. Q d = Q t + Q w + Q l dimana; Q d = energi pengeringan kakao, kkal Q t = energi pemanasan kakao, kkal Q w = energi pemanasan air kakao, kkal Q l = energi penguapan air kakao, kkal Energi untuk pemanasan kakao Q t , dihitung dengan menggunakan persamaan 2.6. Q t = W kb . cp kakao T d -T a = 7,5 kg x 0,99 kkalkg o C 70 o C – 28,5 o C = 308,14 kkal Energi pemanasan air kakao Q w , dihitung dengan menggunakan persamaan 2.7. Qw = Wi x cp air T d -T a = 4,5 kg x 1 kkalkg o C 70 o C – 28,5 o C = 186,75 kkal Berat kandungan air kakao akhir W f , menggunakan persamaan 2.4. Wkk Wf × = 4 , 7 kg Wf 27 , 3 074 , × = = 0,242 kg Universitas Sumatera Utara Berat air yang dipindahkan selama proses pengeringan W r , dihitung dengan menggunakan persamaan 2.8. W r = W i – W f = 4,5 – 0,242 = 4,258 kg Energi penguapan air kakao Q l , dihitung dengan menggunakan persamaan 2.9. Q l = W r x h fg = 4,258 kg x 557,45 kkalkg = 2373,622 kkal Maka didapat energi yang dibutuhkan untuk pengering kakao Q d Q d = Q t + Q w + Q l = 308,14 + 186,75 + 2373,622 = 2868,512 kkal Jadi energi yang dibutuhkan untuk pengering kakao adalah 2868,512 kkal. b Energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering Qlt, dihitung dengan menggunakan persamaan 2.10. Q lt = Q lw × N + Q lv dimana; Q lw = energi yang hilang melalui dinding box pengering, kkaljam Q lv = energi yang hilang dari ventilasi, kkaljam N = lama pengeringan Kehilangan energi melalui dinding box pengering Q lw menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut : 1 Aliran panas berlangsung tunak steady dan temperatur tiap jam dianggap konstan dan harganya diperoleh dengan merata-ratakan temperatur selama pengujian untuk tiap tingkat dan tiap titik pengujian. 2 Konduktifitas thermal bahan plat dan karet dianggap konstan. 3 Tidak ada pembangkit kalor sepanjang dinding. 4 Kehilangan kalor melalui dinding hanya diperhitungkan melalui dinding samping kanan dan kiri dan dinding belakang. Universitas Sumatera Utara Kehilangan energi melalui dinding box alat pengering dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.11 dan 2.12. 2 2 1 1 1 k x k x U ∆ + ∆ = menyeluruh T A U Qlw ∆ ⋅ ⋅ = Dimana : U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh kkalm 2 h o C A = Luas penampang m 2 ∆T = T d = 70 °C k 1 = koefisien perpindahan kalor konduksi plat kkalmh o C k 2 = koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi kkalmh o C ∆x 1 = tebal dinding alat pengering m = 2 mm = 0.002 m ∆x 2 = tebal lapisan isolasi m =10 mm = 0.01 m 1 , 1 011 , 01 , 36 , 45 002 , 1 = + = U C h m kkal o 2 Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang satu A 1 adalah : A 1 = 40 cm × 100 cm = 4000 cm 2 = 0,4 m 2 C 70 4 , 1 , 1 2 2 1  ⋅ ⋅ = m C h m kkal Qlw o 8 , 30 1 = Qlw kkaljam Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang dua A 2 A 1 = A 2 = 40 cm × 100 cm = 4000 cm 2 = 0,4 m 2 8 , 30 2 1 = = Qlw Qlw kkaljam Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang tiga A 3 A 3 = 60 cm × 100 cm = 6000 cm 2 = 0,6 m 2 C 70 6 , 1 , 1 2 2 3  ⋅ ⋅ = m C h m kkal Qlw o 2 , 46 3 = Qlw kkaljam Maka total kehilangan energi melalui dinding box pengering Q lw adalah Q lw = 30,8 + 30,8 + 46,2 = 107,8 kkaljam Universitas Sumatera Utara Kehilangan energi melalui ventilasi Q lv , dihitung dengan menggunakan persamaan 2.13. N Ta Td xcpw V Qlv − = • dimana; • V = Debit udara ventilasi, dihitung dengan menggunakan persamaan 2.14. ar 1000 ρ Wr x V = • Massa jenis uap air ventilasi ρ ar , dihitung dengan menggunakan persamaan 2.15. RHa RHd sa sd ar ⋅ − ⋅ = ρ ρ ρ 73 31 , 28 80 67 , 198 x x ar − = ρ 27 , 138 = ar ρ grm 3 Debit udara ventilasi • V , m 3 s 3 27 , 138 258 , 4 1000 m gr kg x V = • 82 , 30794 = • V m 3 s Kehilangan energi melalui ventilasi Q lv jam C C C m kkal x m Qlv o o o 10 5 , 28 70 281 , 82 , 30794 3 3 − = 38 , 35911 = Qlv kkaljam Karena ventilasi ruang pengering dibuka selama 10 menit tiap jamnya, maka untuk 10 jam pengeringan ventilasi ruang pengering dibuka selama 100 menit atau 1,67 jam. Jadi kehilangan energi melalui ventilasi selama pengeringan per siklus adalah : 38 , 35911 = Qlv kkaljam × 1,67 jam , 59972 = Qlv kkal Maka energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering Q lt Q lt = Q lw × N + Q lv = 8 , 107 kkaljam × 10 jam + , 59972 kkal Universitas Sumatera Utara = 61050 kkal Jadi energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering Q lt adalah 61050 kkal. c Total Energi yang Dibutuhkan untuk Mengeringkan Kakao Per Siklus Q T , dihitung dengan menggunakan persamaan 2.16. Q T = Q d + Q lt = 2868,512 kkal + 61050 kkal = 63918,512 kkalsiklus Jadi total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan kakao per siklus Q T adalah 63918,512 kkalsiklus. 3. Kebutuhan bahan bakar - Kebutuhan bahan bakar kerosin selama proses pengeringan kakao dapat dihitung dengan persamaan 2.17. Kebutuhan bahan bakar k NKB QT = dimana; NKB k = Nilai kalor bakar kerosin = 11000 kkalkg 1 kg = 1,224 liter maka kebutuhan bahan bakar kerosin selama pengeringan kakao adalah Kebutuhan bahan bakar kg kkal 11000 kal 63918,512k = = 5,81 kg = 7,11 liter Jadi total kebutuhan bahan bakar kerosin selama proses pengeringan kakao adalah 7,11 liter. Kebutuhan kerosin tiap jam literjam, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.18. Kebutuhan kerosinjam N bakar bahan total Kebutuhan = jam 10 liter 7,11 = 711 , = literjam Jadi kebutuhan kerosin tiap jamnya adalah 0,711 literjam. Universitas Sumatera Utara - Kebutuhan bahan bakar kayu bakar selama proses pengeringan kakao Kebutuhan bahan bakar k NKB QT = dimana; NKB k = Nilai kalor bakar kayu = 4000 kkalkg maka kebutuhan bahan bakar kayu bakar selama pengeringan kakao adalah Kebutuhan bahan bakar kg kkal 4000 kal 63918,512k = = 15,98 kg Jadi total kebutuhan bahan bakar kayu bakar selama proses pengeringan kakao adalah 15,98 kg. Kebutuhan kayu bakar tiap jam kgjam Kebutuhan kayu bakarjam N bakar bahan total Kebutuhan = jam 10 15,98kg = 598 , 1 = kgjam ≈ 1,6 kgjam Jadi kebutuhan kayu bakar tiap jamnya adalah 1,6 kgjam.

3.8. Material yang Digunakan dalam Perancangan Alat Pengering