Dibawah ini dapat dilihat perbedaan sifat morfologi dari daun, batang dan akar dari masing-masing species pada ketianggian 1600 m dpl.
Gambar 1. Bagian Daun D.winterii. Forst, D. beccariana. Gibbs, D.piperita Hook
Gambar 2. Bagian Batang D. winterii. Forst, D. piperita. Hook, D. beccariana.
Gibbs
Gambar 3. Bagian Akar D. winterii, Forst, D. beccariana. Gibbs., D. piperita Hook,
1.3. Sifat Kimia Tanah dan Iklim tempat tumbuh
Drymis sp
Tumbuhan Dymis sp. tumbuh di hutan primer dengan ketinggian humus ± 1 m. Humus yang merupakan hasil dekomposisi dedaunan sangat bermanfaat bagi
tumbuhan Drymis sp yaitu menyediakan hara yang dibutuhkan baik makro maupun mikro, maupun menyimpan air pada saat musim kering.
Hasil analisis tanah yang telah diperoleh dari lokasi penelitian rata-rata kandungan unsur hara makro antara lain pH
H2O
4,89; pH
KCl
3,93; C-organik
3,95; N Total 0,34 dan Phospor 13,16 ppm Lampiran 4. Kandungan unsur hara makro tersebut sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan Drymis
sp. Dari hasil analisis tanah diketahui pula Kapasitas Tukar Kation KTK dengan nilai rata-rata 18,33 me100g yang berarti bahwa KTK pada tanah tempat Drymis
sp. tersebut tumbuh sangat baik dimana proses pertukaran kation sedang. Demikian pula halnya unsur hara mikro yang tersedia pada tanah tersebut sangat
mendukung dalam proses pertumbuhan. Iklim daerah tersebut juga sangat mempengaruhi pertumbuhan Drymis sp.
Tumbuhan ini terdapat di dataran tinggi dimana suhu rata-ratanya adalah 18,5
o
C dan Kelembaban relatifnya RH adalah 70 dengan jumlah intesitas matahari
sebesar 898 candle lampiran 5. Suhu rata-rata pada lokasi penelitian adalah sebesar 18,4
o
C, suhu ini sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan Drimys
sp. Hal ini sesuai dengan pernyataan Højgaard, A., J. Jóhansen, and S. Ødum eds 1989, yang menyebutkan bahwa Drymis Winterii. J. Forst hidup pada
suhu dibawah 20
o
C Menurut Marzuki I, 2007, variasi karakter agronomi yang terjadi antar
species dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, penyinaran matahari, suhu udara dan ketersediaan lengas tanah
adalah faktor yang dominan yang secara langsung berhubungan dengan produksi tanaman. Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa faktor lingkungan
ekologis bersama-sama dengan faktor genetik tanaman membentuk fenotipe dengan karakteristik tertentu tanaman.
1.4. Asosiasi Drymis sp dengan Tumbuhan lain