43
4.5 Pengujian Parameter
Pengujian secara statistik terhadap model perlu dilakukan dengan cara:
4.5.1 Pengujian Regresi Linier Berganda
1 Uji Keandalan
Uji ini dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan CVM dilihat dengan nilai R-squares R
2
dari OLS Ordinary Least SquareWTP. Koefisien determinasi adalah suatu nilai statistik yang dapat mengetahui besarnya
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dari suatu persamaan regresi Firdaus, 2004. Mitchell dan Carson 1989 dalam Hanley dan
Spash 1993 merekomendasikan 15 persen sebagai batas mínimum dari R
2
yang realibel. Nilai R
2
yang lebih besar dari 15 persen menunjukkan tingkat realibilitas yang baik dalam penggunaan CVM.
2 Uji Statistik t
Uji statistik t adalah uji untuk mengetahui masing-masing variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Pengujian koefisien regresi
secara individual dilakukan untuk membuktikan bahwa koefisien regresi suatu model regresi tersebut secara statistik signifikan atau tidak. Prosedur
pengujian uji statistik t adalah Ramanathan, 1997: H
0 :
β
i
= 0 atau variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
H
1
: β
i
≠ 0 atau varibel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
44 Jika t
hitn-k
t
α2
maka terima H , artinya variabel bebas X
i
tidak berpengaruh nyata terhadap Y. Jika t
hitn-k
t
α2
, maka terima H
1
artinya variabel bebas X
i
berpengaruh nyata terhadap Y
.
3 Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Prosedur pengujian menurut
Ramanathan 1997 adalah: H
= β
1=
β
2
= β
3 = …
β = 0 atau tidak ada satupun variabel yang berpengaruh
H
1
= β
1 =
β
2
= β
3 = …
β ≠ 0 atau minimal ada satu variabel yang berpengaruh
dimana: JKK = jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom
JKG = jumlah kuadrat galat n
= jumlah sampel k
= jumlah peubah Jika F
hit
F
tabel
maka terima H
0,
artinya secara serentak variabel X
i
tidak berpengaruh nyata terhadap Y. Jika F
hit
F
tabel,
maka terima H
1,
yang artinya variabel X
i
secara serentak berpengaruh nyata terhadap Y.
4 Uji Terhadap Kolinear Ganda
Model dengan banyak peubah sering terjadi masalah multikolinier yaitu terjadinya korelasi yang kuat antar peubah-peubah bebas. Cara yang paling
mudah untuk mengungkapkan apakah multikolinieritas menyebabkan masalah adalah dengan mengkaji simpangan baku koefisiennya. Jika
beberapa koefisien mempunyai simpangan baku yang tinggi, dan kemudian mengeluarkan satu atau lebih peubah bebas dari model
menyebabkan simpangan bakunya rendah, maka biasanya sumber
45 masalahnya adalah multikolinieritas. Masalah tersebut dapat dilihat
langsung melalui hasil komputer, jika Varian Inflation Factor VIF 10, maka tidak ada masalah multikolinier Gujarati, 2003.
5 Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi metode pendugaan kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan.
Pelanggaran atas asumsi ini disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah
yang homoskedastisitas
atau tidak
terjadi heteroskedastisitas
Ghozali, 2006.
Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah
di-studentized Ghozali, 2006. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar analisis uji heteroskedastisitas Ghozali, 2006:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas. Penelitian ini menggunakan uji white seperti yang disarankan oleh
Goldfeld dan Quandt Ramanathan, 1997. Prosedur pengujiannya adalah: H
= tidak ada heteroskedastisitas
46 H
1
= ada masalah heteroskedastisitas Terima H
jika probability obsR square lebih besar dari α. Artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas.
6 Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal
sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Data pada penelitian ini jumlahnya lebih dari 30, oleh sebab itu diduga data telah mendekati
sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Penerapan uji ini adalah bahwa
jika signifikasi dibawah 5 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, artinya data tersebut
tidak normal Suliyanto, 2005.
7 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan diantara galat dalam persamaan regresi yang diperoleh. Autokorelasi
cenderung akan mengestimasi standar error lebih kecil daripada nilai sebenarnya, sehingga nilai statistic-t akan lebih besar. Uji yang digunakan
untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji DW Durbin Watson test. Nilai statistik DW berada diantara 1,55 dan 2,46 maka menunjukkan tidak ada
autokorelasi Firdaus, 2004.
47
4.5.2 Pengujian Regresi Logit