Pusat Wisata Kopi Sidikalang

(1)

( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

THOMMY JOHN PIETER SITEPU 08 0406 042

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2013


(2)

( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

THOMMY JOHN PIETER SITEPU 08 0406 042

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2013


(3)

( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )

Oleh :

THOMMY JOHN PIETER SITEPU 08 0406 042

Medan, April 2013

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur Ir. Basaria Talarosha, M.T.

NIP: 196501091995012001

Wahyu Abdillah, S.T.

NIP: 197308102002121001

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. N. Vinky Rahman, M.T.


(4)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A)

Nama : Thommy John Pieter Sitepu

Nim : 080406042

Judul Proyek Akhir : Pusat Wisata Kopi Sidikalang Tema Proyek Akhir : Arsitektur Tropis

Rekapitulasi Nilai :

Nilai A B+ B C+ C D E

`

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

Waktu Paraf Paraf Koordinator

TKA-490

No Status Pengumpulan

Laporan

Pembimbing I

Pembimbing II

1 LULUS

LANGSUNG

2 LULUS

MELENGKAPI

3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG

4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG 5 TIDAK LULUS

Medan, April 2013

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490

Ir.N.Vinky Rahman, M.T. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc


(5)

Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling lama berkembang adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek wisata oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sendiri sebagai negara agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Berbagai jenis hasil pertanian dapat dijumpai disetiap daerah, mengingat iklim tropis di Indonesia mendukung pertumbuhan komoditas pertanian. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata. Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata agro. Diantara berbagai jenis agrowisata yang ada di Indonesia salah satu yang paling menarik untuk dikembangkan adalah kopi. Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga merupakan komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu, kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor. Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, panorama yang indah, dan salah satu penghasil biji kopi terbaik didunia, Sidikalang mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan konsep agrowisata kopi. Manfaat lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata kopi ini adalah disamping dapat menjual jasa dari wisata agro kopi, daya tarik keindahan alam, seni dan budaya, sekaligus menuai hasil dari penjualan produk olahan kopi sehingga disamping memperoleh pendapatan dari sektor jasa dan penjualan produk olahan kopi sekaligus lebih menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang kopi.


(6)

Tourist attraction is the non-oil foreign exchange earner that is now being developed in various regions. Tourist attraction is the longest growing tourist attraction that features natural beauty, arts and culture. A tourist attraction by the Government has been recognized as the largest foreign exchange earner of the non-oil sector. Given the natural beauty to be a strong attraction for tourists, the potential is exciting to be tilled. Indonesia itself as an agricultural country has a vast farmland. Various types of agricultural products can be found in each area, given the tropical climate in Indonesia to support the growth of agricultural commodities. A series of agricultural activities to post-harvest cultivation can be used as a main attraction for tourism activity. By combining with many tourism activities agronomic large plantations in Indonesia developed into agro tourism. Among the various types of agro-tourism in Indonesia one of the most attractive for development is coffee. Coffee is one of the important commodity traded in the world wide. For Indonesia, coffee is one of the commodity trade has contributed to high. Commodity coffee is also a commodity that is consumed domestically. In addition, coffee is one of the export commodity that can create employment, involving many sectors. As a region that has fertile soil, beautiful scenery, and one of the biggest's best coffee beans in the world, Sidikalang has huge potential for the development of agro-tourism concept of coffee. Another benefit to be gained from developing agrotourism this coffee is in addition to selling the services of the coffee agro tourism, attraction natural beauty, arts and culture, as well as reap the proceeds from the sale of processed coffee products so that in addition to earn income from the service sector and refined product sales of coffee as well more to add insight, experience and knowledge about coffee.


(7)

i

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tersusun tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis yang berjudul “ Pusat Wisata Kopi Sidikalang “. Pada tahapan ini terdapat latar belakang, deskripsi proyek , elaborasi tema , analisa dan konsep dari perancangan

bangunan “Pusat Wisata Kopi Sidikalang“ ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen pembimbing I Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T., selaku dosen pembimbing 1 atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

2. Dosen pembimbing II Bapak Wahyu Abdillah, S.T., selaku dosen pembimbing 2 atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. selaku Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan bapak Imam Faisal Pane,S.T., M.T. selaku Sekretaris Departemen Arsitektur , Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah memfasilitasi Tugas Akhir penulis dari awal hingga akhir.

4. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mengkordinir seluruh peserta Tugas Akhir agar dapat tepat waktu menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

6. Orang tua saya yang tercinta, Bapak dr. D. Sitepu, Sp. PD dan Ibu S.S. Tarigan, atas segala doa, support, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini. 7. Kepada kakak-kakak saya, drg. Sylvia Fransisca Sitepu, drg. Meity O.H.

Sitepu,Sp.Ort dan Corry Julyanti Sitepu, S.Psi yang telah memberikan semangat dan motivasi yang luar biasa kepada saya.


(8)

ii sangat besar kepada saya dalam hal waktu, pikiran dan tenaga.

9. Kepada teman - teman stambuk 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah bersama dengan penulis melewati suka duka selama kurang lebih 5 tahun ini.

10.Semua teman – teman Studio Tugas Akhir Semester A TA 2012 / 2013, terutama bulsem, falex, eka, mora ndut, saprik, dan ite yang ikut mengalami penderitaan Tugas Akhir ini bersama-sama dengan penulis, semoga akan menjadi kenangan yang abadi dan tak terlupakan.

Penulis percaya laporan yang disusun masih jauh dari sempurna, namun inilah hasil yang telah di rangkum untuk laporan penulis, berisi berbagai pembahasan yang diperlukan untuk rancangan bangunan yang akan dibuat. Semoga dengan adanya laporan ini dapat memberikan informasi dan gambaran yang cukup jelas mengenai proyek dan tema yang dipilih. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, April 2013 Hormat saya,

Thommy John Pieter Sitepu NIM 0804060031


(9)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 3

1.3. Sasaran ... 4

1.4. Masalah Perancangan ... 4

1.5. Pendekatan ... 5

1.6. Lingkup dan Batasan ... 6

1.7. Asumsi ... 6

1.8. Kerangka Berfikir... 7

1.9 Sistematika Penulisan ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata ... 10

2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata ... 10

2.1.2. Prasyarat Kawasan Agrowisata ... 11

2.1.3. Prinsip-prinsip Pengembangan Agrowisata ... 11

2.2. Tinjauan tentang Kopi ... 13

2.2.1. Sejarah Kopi ... 13

2.2.2. Proses Pengolahan Kopi ... 15

2.2.3. Jenis Olahan Kopi ... 21

2.3. Studi Banding Agrowisata ... 22

2.3.1. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran ... 22

2.3.2. Taman Mekar Sari, Bogor ... 27


(10)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) iv

2.3.4. Britt Coffee Tour (Costa Rica) ... 31

2.3.5. Agrowisata Kopi Sailand, Bali ... 33

2.4. Tinjauan Tema : Arsitektur Tropis ... 36

2.4.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 36

2.4.2. Pengertian Tema ... 37

2.4.2.1. Pengertian Arsitektur ... 37

2.4.2.2. Pengertian Tropis ... 38

2.4.2.3. Pengertian Arsitektur Tropis ... 38

2.4.3. Studi Banding Tema Sejenis ... 40

2.4.3.1. Institutes of Higher Learning oleh Adrian Lo ... 40

2.4.3.2. Alam Sutra Residence / Wahana Cipta Selaras ... 42

2.4.3.3. Khayangan Villa/Estate ... 44

2.4.3.4. The Michael Resorts ... 45

BAB 3 TINJAUAN PROYEK 3.1. Deskripsi Proyek ... 48

3.1.1. Terminologi judul ... 48

3.2. Lokasi Proyek ... 49

3.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 50

3.2.2. Alternatif Pemilihan Lokasi ... 52

3.2.3. Penilaian Lokasi ... 53

3.3. Fungsi dan Kegiatan Proyek ... 55

3.3.1. Deskripsi Fungsi ... 55

3.3.2. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 56

3.3. Tema perancangan ... 68

3.3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 68

3.3.2. Interpretasi Tema ... 69

3.4. Program Ruang ... 75

BAB 4 ANALISA PUSAT WISATA KOPI SIDIKALANG 4.1. Analisa Tapak... 82


(11)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) v

4.3. Analisa View ... 90

4.4. Analisa Kawasan Sekitar Tapak... 91

4.5. Analisa Vegetasi, Angin, dan Matahari ... 92

4.6. Analisa Bentukan Massa ... 92

4.7. Struktur ... 97

4.8. Material ... 102

4.9. Utilitas ... 105

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Bentukan Massa ... 110

5.2. Zoning ... 110

5.3. Konsep Tata Ruang Luar ... 111

5.4. Konsep Sirkulasi dan Pencapaian ... 113

5.4.1. Enterance ... 113

5.4.2. Kendaraan roda 2 & 4 ... 114

5.4.3. Pejalan Kaki ... 114

5.5. Konsep Parkir ... 115

5.6. Konsep Vegetasi... 115

5.7. Konsep Perancangan Bangunan ... 116

5.7.1. Organisasi Ruang ... 116

5.7.2. Penerapan Tema terhadap Bangunan ... 117

5.8. Konsep Utilitas ... 119

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran


(12)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pengeringan alami ... 16

Gambar 2.2. Pengeringan buatan ... 17

Gambar 2.3. Tangki penerima ... 17

Gambar 2.4. Alat pulping ... 18

Gambar 2.5. Proses pencucian ... 19

Gambar2.6. Metode pengeringan ... 19

Gambar 2.7. Mesin huller... 20

Gambar 2.8. Proses sortasi ... 20

Gambar 2.9. Ruang penyimpanan ... 21

Gambar 2.10. Struktur pengolahan bubuk kopi ... 21

Gambar 2.11. Kereta wisata ... 23

Gambar 2.12. Flying Fox ... 23

Gambar 2.13. Kolam Renang ... 24

Gambar 2.14. Coffee House ... 24

Gambar 2.15. Taman Bermain ... 25

Gambar 2.16. Camping Ground ... 25

Gambar 2.17. Griya Robusta ... 25

Gambar 2.18. Wisata Mekar Sari ... 28

Gambar 2.19. Padang Buah INAGRO ... 30

Gambar 2.20. Workshop Britt Coffee Tour ... 31

Gambar 2.21. Workshop Britt Coffee Tour ... 32

Gambar 2.22. Jalan Setapak Britt Coffee Tour ... 32

Gambar 2.23. Agrowisata Kopi Bali ... 34

Gambar 2.24. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 34

Gambar 2.25. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 35

Gambar 2.26. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 35

Gambar 2.27. Intitutes Of Higher Learning ... 40

Gambar 2.28. Intitutes Of Higher Learning ... 40

Gambar 2.29. Intitutes Of Higher Learning ... 41


(13)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) vii

Gambar 2.31. Intitutes Of Higher Learning ... 41

Gambar 2.32. Intitutes Of Higher Learning ... 42

Gambar 2.33. Denah Alam Sutra Residence ... 43

Gambar 2.34. Interior Alam Sutra Residence ... 43

Gambar 2.35. Exterior Alam Sutra Residence ... 43

Gambar 2.36. suasana tropis pada kolam renang resort ... 44

Gambar 2.37. suasana tropis bangunan ... 45

Gambar 2.38. Bentuk Bangunan Hotel Resort Tropis. ... 46

Gambar 3.1. Peta Kabupaten Dairi ... 49

Gambar 3.2. Lokasi Site 1 ... 52

Gambar 3.3. Lokasi Site 2 ... 52

Gambar 3.4. Lokasi Site 3 ... 53

Gambar 4.1. Eksiting Tapak... 82

Gambar 4.2. Analisa eksisting tapak ... 83

Gambar 4.3. Analisa Sirkulasi kendaraan ... 84

Gambar 4.4. Konsep Sirkulasi kendaraan ... 85

Gambar 4.5. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 86

Gambar 4.6. Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki ... 86

Gambar 4.7. Streetscape ... 87

Gambar 4.8. Aplikasi Streetscape ... 88

Gambar 4.9. analisa pencapaian ... 89

Gambar 4.10. konsep pencapaian... 89

Gambar 4.11. analisa keluar tapak ... 90

Gambar 4.12. analisa view kedalam tapak ... 91

Gambar 4.13. analisa Vegetasi, Angin, dan Matahari ... 92

Gambar 4.14. analisa Bentuk ... 92

Gambar 4.15. Skema sun pocket pada siklus sinar matahari. ... 94

Gambar 4.16. Skematik desain berdasarkan potensi sinar matahari dan angin. 95 Gambar 4.17. konstruksi sistem bentuk struktur bangunan dan angin. ... 102

Gambar 4.18. Material dinding Batu Alam ... 103

Gambar 4.19. Material Beton Alam ... 104


(14)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) viii

Gambar 4.21. Material dinding Kayu ... 105

Gambar 5.1. Gubahan Massa ... 110

Gambar 5.2. Zoning tapak ... 111

Gambar 5.3. Konsep Tata Ruang Luar... 113

Gambar 5.4. Enterance ... 113

Gambar 5.5. Sirkulasi kendaraan 2 & 4 pengunjung ... 114

Gambar 5.6. Sirkulasi kendaraan 2 & 4 karyawan dan pengelola ... 114

Gambar 5.7. Sirkulasi manusia di enterance utama ... 114

Gambar 5.8. Sirkulasi manusia di enterance kedua ... 114

Gambar 5.9. konsep parkiran enterance utama ... 115

Gambar 5.10. konsep parkiran enterance kedua ... 115

Gambar 5.11. konsep vegetasi ... 115

Gambar 5.12. Denah Rancangan PWKS... 116

Gambar 5.13. detail penghawaan ... 117

Gambar 5.14. detail kemiringan atap ... 117

Gambar 5.15. Lebar teritisan Atap ... 118

Gambar 5.16. bukaan pada bangunan ... 118


(15)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) ix

DAFTA TABEL

Tabel 3.1. Syarat Pemilihan Lokasi ... 50

Tabel 3.2. Penilaian Lokasi ... 53

Tabel 3.3. Deskripsi Kegiatan Utama ... 56

Tabel 3.4. deskripsi kegiatan Penunjang ... 57

Tabel 3.5. Deskripsi kegiatan Utama yang terjadi di PWKS ... 58

Tabel 3.6. Deskripsi Kegiatan penunjang yang terjadi PWKS ... 59

Tabel 3.7 Deskripsi kebutuhan ruang PWKS ... 62

Tabel 3.8. Program Ruang unit Agrowisata ... 75

Tabel 3.9. Program Ruang Unit Rekreasi ... 76

Tabel 3.10. Program Ruang Unit Pengelola... 77


(16)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1. Struktur Kerangka Berfikir ... 7

Diagram 3.1. diagram tujuan utama Pengunjung PWKS ... 55

Diagram 3.2. diagram tujuan utama PWKS ... 55

Diagram 3.3. pola kegiatan pengunjung ... 60

Diagram 3.4. pola kegiatan pengelola ... 61

Diagram 3.5. pola kegiatan teknisi/karyawan ... 61

Diagram 4.1. Diagram Elektrikal ... 106

Diagram 4.2. Diagram air kotor ... 107

Diagram 4.3. Diagram air bersih ... 108


(17)

Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling lama berkembang adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek wisata oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sendiri sebagai negara agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Berbagai jenis hasil pertanian dapat dijumpai disetiap daerah, mengingat iklim tropis di Indonesia mendukung pertumbuhan komoditas pertanian. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata. Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata agro. Diantara berbagai jenis agrowisata yang ada di Indonesia salah satu yang paling menarik untuk dikembangkan adalah kopi. Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga merupakan komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu, kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor. Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, panorama yang indah, dan salah satu penghasil biji kopi terbaik didunia, Sidikalang mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan konsep agrowisata kopi. Manfaat lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata kopi ini adalah disamping dapat menjual jasa dari wisata agro kopi, daya tarik keindahan alam, seni dan budaya, sekaligus menuai hasil dari penjualan produk olahan kopi sehingga disamping memperoleh pendapatan dari sektor jasa dan penjualan produk olahan kopi sekaligus lebih menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang kopi.


(18)

Tourist attraction is the non-oil foreign exchange earner that is now being developed in various regions. Tourist attraction is the longest growing tourist attraction that features natural beauty, arts and culture. A tourist attraction by the Government has been recognized as the largest foreign exchange earner of the non-oil sector. Given the natural beauty to be a strong attraction for tourists, the potential is exciting to be tilled. Indonesia itself as an agricultural country has a vast farmland. Various types of agricultural products can be found in each area, given the tropical climate in Indonesia to support the growth of agricultural commodities. A series of agricultural activities to post-harvest cultivation can be used as a main attraction for tourism activity. By combining with many tourism activities agronomic large plantations in Indonesia developed into agro tourism. Among the various types of agro-tourism in Indonesia one of the most attractive for development is coffee. Coffee is one of the important commodity traded in the world wide. For Indonesia, coffee is one of the commodity trade has contributed to high. Commodity coffee is also a commodity that is consumed domestically. In addition, coffee is one of the export commodity that can create employment, involving many sectors. As a region that has fertile soil, beautiful scenery, and one of the biggest's best coffee beans in the world, Sidikalang has huge potential for the development of agro-tourism concept of coffee. Another benefit to be gained from developing agrotourism this coffee is in addition to selling the services of the coffee agro tourism, attraction natural beauty, arts and culture, as well as reap the proceeds from the sale of processed coffee products so that in addition to earn income from the service sector and refined product sales of coffee as well more to add insight, experience and knowledge about coffee.


(19)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga merupakan komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor.

Selama ini di Indonesia lebih dikenal sebagai penghasil Kopi Robusta terbesar didunia, meskipun kontribusi Kopi Arabika Indonesia dalam perdagangan kopi dunia secara kuantitatif kecil namun secara kualitatif sangat disukai konsumen dengan keanekaragaman jenis serta cita rasa yang spesifik. Menurut International Coffee Organization (ICO) konsumsi kopi di dunia meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke negara-negara pengonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Biji kopi Indonesia juga dipasok ke gerai-gerai penjual kopi (coffee shop) seperti Starbucks dan Quick Check yang berlokasi di Indonesia maupun yang berada di luar negeri.

Produksi kopi Indonesia sebagian besar diekspor yaitu antara 50%-80%. Ekspor kopi Indonesia hampir seluruhnya dalam bentuk biji kering dan hanya sebagian kecil (kurang dari 0,5%) dalam bentuk hasil olahan. Dalam data Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2004, negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia adalah Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Italia.

Perkembangan kegiatan perkebunan kopi di berbagai provinsi di Indonesia menunjukkan trend yang meningkat. Berdasarkan pusat data dan informasi pertanian, secara umum pola perkembangan luas areal kopi di Indonesia pada periode tahun 1970-2008 cenderung mengalami peningkatan sebesar 395 hektare setiap tahun. Bila dilihat dari sisi produksi kopi perprovinsi tahun 2004-2008


(20)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 2 terdapat enam provinsi sentra produksi kopi yang memberikan kontribusi besar terhadap total produksi kopi di Indonesia.

Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung merupakan provinsi sentra produksi kopi terbesar yang berkontribusi masing-masing sebesar 22,32% dan 21,65% terhadap total produksi kopi di Indonesia. Disusul berturut-turut provinsi Bengkulu, Sumatera Utara, Jawa Timur dan NAD. Hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap perkebunan kopi rakyat dan semakin luasnya pangsa pasar kopi.

Sumatera Utara yang berada pada posisi keempat sebagai provinsi sentra produksi kopi terdiri dari beberapa kabupaten yang menghasilkan kopi sebagai hasil perkebunan utama. Salah satunya adalah Kabupaten Dairi. Menurut Data BPS (2010) Kabupaten Dairi merupakan daerah dengan total produksi paling besar untuk Kopi Arabika. Tanaman Kopi Arabika dapat dengan mudah dijumpai hampir di seluruh daerah di Kabupaten Dairi. Sebagian besar penduduk yang ada di Kabupaten Dairi memiliki areal penanaman kopi di areal pemukimannya.

Di Kabupaten Dairi, kopi merupakan komoditas perkebunan rakyat yang cukup berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian rakyat setempat. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2007), Kabupaten Dairi berada di peringkat pertama sebagai penghasil kopi terbesar di Sumatera Utara dengan hasil produksi 9.437,80 ton . Luas lahan kopi yang menghasilkan biji kopi tanduk basah di daerah ini seluas 6.904 hektare dengan produktivitas 1,36 ton setiap hektarnya. Hal ini menunjukkan Kabupaten Dairi berkontribusi besar dalam peningkatan ekspor kopi ke berbagai negara dari Sumatera Utara.

Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah kabupaten di provinsi Sumatera Utara yang terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 250-1700 meter di atas permukaaan laut (mdpl). Topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu yang tergolong datar, miring, landai dan terjal (BPS, 2010). Berdasarkan letak geografis dan iklim ada beberapa jenis komoditas perkebunan rakyat yang dikelola masyarakat setempat seperti kopi, jagung, sayur-mayur, pisang, nangka jeruk, kentang, dan terong belanda.

Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling lama berkembang


(21)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 3 adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek wisata ini oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata. Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata agro.

Pengertian Agrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor: 204/KPTS/HK/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koordinasi Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan “sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian".

Sebagai daerah yang memiliki tanah subur, panorama indah, pengembangan agrowisata di Sidikalang akan mempunyai manfaat ganda apabila dibandingkan hanya mengembangkan pariwisata dengan obyek dan daya tarik keindahan alam, seni dan budaya. Manfaat lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata, yaitu disamping dapat menjual jasa dari obyek, daya tarik keindahan alam, seni dan budaya, sekaligus akan menuai hasil dari penjualan budidaya tanaman agro, sehingga disamping akan memperoleh pendapatan dari sektor jasa sekaligus akan memperoleh pendapatan dari penjualan komoditas pertanian.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan merancang Pusat Wisata Kopi Sidikalang adalah : 1. Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang kopi. 2. Sebagai salah satu tujuan wisata dari rangkaian wisata yang ada di

Kab. Dairi.


(22)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 4

1.3. Sasaran

Sasaran utama Pusat Wisata Kopi Sidikalang adalah : 1. Menjadi sarana rekreasi agro bagi wisatawan.

2. Membantu petani dan pengusaha kopi dalam upaya memasarkan produk kopi Sidikalang di dalam dan luar negeri.

1.4. Masalah Perancangan

Masalah perancangan adalah kendala atau hambatan yang akan dihadapi dalam perencanaan dan perancangan proyek. Dengan mengetahui masalah yang akan dihadapi, maka akan diupayakan untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang akan terjadi. Dengan demikian, diharapkan dalam proses perancangan dapat bejalan dengan baik dan lancar.

Dalam kasus proyek Agrowisata ini, masalah perancangan yang muncul adalah :  Bagaimana cara menata ruang luar dan ruang dalam kawasan Pusat

Wisata kopi Sidikalang, dimana manusia dapat berekreasi dengan cara melihat dan mengamati proses pengolahan kopi yang telah matang dan merasakan kenikmatan kopi hasil proses pengolahan kopi ini secara langsung sebelum dibawa pulang.

 Bagaimana menggabungkan fungsi-fungsi bangunan yang berbeda menjadi suatu komplek wisata bisnis, yang dapat mewadahi seluruh kegiatan pengunjung dan memberikan rasa nyaman bagi pengunjung.  Pusat Wisata Kopi merupakan penggabungan rekreasi ruang dalam dan

luar (indoor and outdoor recreation), dimana pengunjung menikmatinya sambil berjalan, sehingga diperlukan adanya pengaturan sirkulasi dan bagaimana penyelesaian sirkulasi terbaik didalam lokasi yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

 Bagaimana membedakan sirkulasi pengunjung dengan pegawai pabrik kopi yang berada dalam satu site.

 Bagaimana memadukan elemen lansekap pada kawasa Pusat Wisata Kopi yang sesuai dengan fungsinya


(23)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 5  Bagaimana penataan ruang luar dengan menggunakan pola, warna, bentuk yang mengarah pada kesan alami dan tidak menimbulkan perubahan total pada kondisi tapak eksistingnya.

 Bagaimana penataan ruang luar dengan ruang dalam sehingga tercipta suatu keterkaitan yang harmonis

 Bagaimana menemukan suatu bentuk arsitektur yang menarik yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.

 Penenerapan tema (Arsitektur Tropis) kedalam desain sehingga tema dapat mendukung fungsi-fungsi yang di buat menjadi lebih bagus.

1.5. Pendekatan

Untuk memberikan dan memperjelas gambaran serta pemahaman tentang kriteria perancangan Pusat Wisata Kopi Sidikalang ini, dilakukan metode pembahasan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut:

 Pusat Wisata Kopi sebagai wadah rekreasi, pengenalan, pengembangan, pengolahan, penjualan, pendidikan dan penelitian kopi yang konteks dengan lingkungan dan pengunjungnya

 Studi lokasi, data, wawancara dan survey untuk lebih memahami tentang karakteristik dan potensi lokasi, permasalahan dan lain-lain yang bermanfaat bagi proses perancangan Pusat Wisata Kopi ini.  Penerapan Arsitektur Hijau sebagai tema perancangan melalui Definisi

yang paling umum yaitu melibatkan adanya reduksi dari keseluruhan pengaruh dan proses dari desain melalui konstruksi serta operasional bangunan pada penggunakan kembali dari struktur dan elemen-elemennya, diantaranya : efisiensi penggunaan site, ruang, bahan-bahan dan energi. Mereduksi pencemaran baik internal maupun eksternal bangunan, pemborosan, kesehatan lingkungan, memperbaiki produktifitas pekerja, dan perlindungan kesehatan seluruh penghuni.  Literatur, mengambil data-data dari berbagai sumber bacaan sebagai


(24)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 6

1.6. Lingkup dan Batasan

Adapun batasan dan lingkup kajian perencanaan proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat Wisata Kopi.

Lingkup perencanaannya ialah :

 Memperkenalkan Wisata agro yang sepenuhnya belum berkembang di Kab. Dairi

 Mengembangkan potensi alam di Kab. Dairi, khususnya kota Sidikalang.

 Memperkenalkan salah satu hasil sumber daya alam unggulan Kab. Dairi yaitu Kopi Sidikalang.

 Menelusuri pengetahunan segala sesuatu yang berhubungan dengan Kopi.

Batasan Perencanaan ialah:

 Mencari solusi dari masalah-masalah perencanaan dan menjadikannya sebuah kriteria dalam merancang lansekap dan bangunan pendukung sebagai fasilitas rekreasi.

 Membahas peranan fasilitas-fasilitas yang akan dibangun sebagai bagian dari agrowisata kopi dan sebagai tempat rekreasi yang syarat dengan hiburan.

1.7. Asumsi

Dengan mempertimbangkan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek, diantaranya :

1. Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta

2. Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukkan lahan sesuai dengan RUTRK kota Sidikalang.


(25)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 7

1.8. Kerangka Berfikir

Diagram 1.1. Struktur Kerangka Berfikir

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan Landasan program Perencanaan dan Perancangan Pusat Wisata Kopi di kota Sidikalang adalah sebagai berikut :


(26)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 8

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, Maksud dan tujuan, manfaat, Perumusan Masalah, metode perumusan masalah , sistematika Laporan dan alur pikir.

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK

membahas mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB 3 ELABORASI TEMA

berisikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis.

BAB 4ANALISIS PERANCANGAN

Pendekatan Program Perencanaan Dan Perancangan Analisa-analisa yang berkaitan dengan pendekatan obyek fisik dan nonfisik, seperti analisa kegiatan, tapak, bangunan, ruang dan analisa sistem struktur.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. Konsep yang dibahas meliputi konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Wisata Kopi Sidikalang.

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

berisi akan hasil rancangan berupa site plan, denah, tampak, potongan, hingga suasana baik eksterior maupun interior.

LAMPIRAN

merupakan hasil keluaran berupa Gambar hasil Perancangan Arsitektur dan Dokumentasi dan Maket.


(27)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 9

DAFTAR PUSTAKA

berisi daftar pustaka yang dugunakan sebagai literature selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.


(28)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata

2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih kreatif mengelola usaha taninya sehingga mampu menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan) bisa diserap oleh hotel dan restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat membantu peningkatan pendapatan petani.

Yoeti (2000:143) dalam bukunya “Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup” mengatakan bahwa agrowisata merupakan salah satu alternatif potensial untuk dikembangkan di desa. Kemudian batasan mengenai agrowisata dinyatakan bahwa agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan.

Menurut Arifin (1992) agrowisata adalah salah satu bentuk aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas didalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan, dan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata juga ikut melibatkan wisatawan dalam aktivitas-aktivitas pertanian.

R.S. Damardjati (1995:5) dalam bukunya “Istilah-istilah Dunia Pariwisata” mengatakan bahwa yang dimaksud dengan agrowisata adalah wisata pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang sifatnya khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek


(29)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 11 yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek-aspek itu antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahannya, lingkungan alam dan juga sosial budaya disekelilingnya.

2.1.2. Prasyarat Kawasan Agrowisata

Pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS (2004) harus memenuhi beberapa prasyarat dasar yaitu :

1. Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian yang akan dijadikan komoditi unggulan.

2. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agrowisata, sepert: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya.

3. Memiliki sumberdaya manusia yang berkemauan dan berpotensi untuk mengembangkan kawasan agrowisata.

4. Pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-upaya konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara keseluruhan.

2.1.3. Prinsip-prinsip Pengembangan Agrowisata

Perencanaan pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS (2004) harus memenuhi prinsip-prinsip berikut :

1. Pengembangan kawasan agrowisata harus mempertimbangkan penataan dan pengelolaan wilayah dan tata ruang yang berkelanjutan baik dari sisi ekonomi, ekologi maupun sosial budaya setempat.


(30)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 12 a. Mempertimbangkan RTRWN yang lebih luas sebagai dasar

pengembangan kawasan.

b. Mendorong apresiasi yang lebih baik bagi masyarakat luas.

c. Pentingnya pelestarian sumber daya alam yang penting dan karakter social budaya.

d. Menghargai dan melestarikan keunikan budaya, lokasi dan bangunanbangunan bersejarah maupun tradisional.

2. Pengembangan fasilitas dan layanan wisata yang mampu memberikan kenyamanan pengunjung sekaligus memberikan benefit bagi masyarakat setempat.

a. Memberikan nilai tambah bagi produk-produk lokal dan meningkatkan pendapatan sektor agro.

b. Merangsang tumbuhnya investasi bagi kawasan agrowisata sehingga menghidupkan ekonomi lokal.

c. Merangsang tumbuhnya lapangan kerja baru bagi penduduk lokal. d. Menghidupkan gairah kegiatan ekonomi kawasan agrowisata dan

sekitarnya.

e. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya lokal.

3. Pengembangan kawasan agrowisata harus mampu melindungi sumber daya dan kekayaan alam, nilai-nilai budaya dan sejarah setempat. Pengembangan kawasan agrowisata ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar semata, tetapi harus dalam koridor melindungi dan melestarikan aset-aset yang menjadi komoditas utama pengembangan kawasan. Penggalian terhadap nilai-nilai, lokasi, kegiatan, atraksi wisata yang unik ditujukan untuk mendorong pertumbuhan kawasan agrowisata secara berkelanjutan.

4. Diperlukan studi dan kajian yang mendalam, berulang (repetitif) dan melibatkan pihak-pihak yang relefan baik dari unsur masyarakat, swasta maupun pemerintah. Dengan demikian diharapkan perencanaan & pengembangan kawasan semakin baik dari waktu ke waktu serta terdokumentasi dengan baik.


(31)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 13

2.2. Tinjauan tentang Kopi

2.2.1. Sejarah Kopi

Kopi dalam bahasa arab disebut sebagai “Qahwahin” yang berasal dari

bahasa Turki “Kahveh” yang kemudian menyebar ke daratan lainnya menjadi kata kopi yangsekarang kita kenal. Dalam bahasa Jerman disebut sebagai “Kaffee”,

Inggris “Coffee”,Perancis “Café”, Belanda “Koffie” dan Indonesia “Kopi”. Sejarah tentang kopi pada dasarnya memang belum bisa dipastikan. Beberapa ahli berusaha menelusuri jejak perjalanan kopi dan mereka mendapatkan bahwa kopi padaawalnya tumbuh di dataran Afrika Timur (Ethiopia). Pada masa itu, muncul legenda bahwa kopi ditemukan oleh para penggembala kambing yang mereka

sebut sebagai “Kaldi”. Mereka curiga dengan kotoran kambing yang memakan buah dan keluar bijinya. Akhirnya mereka mencoba sendiri memakan buah itu. Dan merasakan adanya tambahan energi, sehingga berita itu menyebar sampai ke mana-mana.

Kopi kemudian dibawa ke wilayah Arab, dan mulai ditanam pertama kali di Yaman. Setelah itu kopi mulai masuk ke Turki, dari sini kopi mulai di bakar dan di tumbuk untuk dibuat minuman seperti yang kita kenal sekarang ini. Beberapa ahli meyakini bahwa kopi berasal dari Ethiopia yang kemudian dibawa ke Arab, yang kemudian menjadi minuman para sultan untuk di minum malam hari sebagai pencegah rasa ngantuk di tenda-tenda. Mereka menyebut minuman

kopi sebagai “Qahwa” yang berarti pencegah rasa ngantuk.

Kopi setelah beratus-ratus tahun kemudian menyebar ke Konstantinopel (wilayah Turki sekarang) yang kemudian menjadi awal pembukaan kedai kopi di dunia. Penanaman kopi di Yaman dimulai pada sekitar abad 15 dan 16 Masehi di dekat Laut Merah. Konsumsi yang meningkat akhirnya menyebar sampai ke Eropa pada abad 17 dan mengilhami kerajaan Belanda untuk menanam kopi di wilayah jajahannya.

Pada tahun 1714 Perancis berhasil membawa potongan pohon kopi dan menanam kopi diwilayah India dan Asia selatan lainnya. Kopi yang dibawa dari Belanda pada awalnya ditanam di Sri Lanka, kemudian pedagang Belanda (VOC) menanam kopi di daerah Batavia (Jakarta), Sukabumi dan Bogor. Kopi kemudian


(32)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 14 menyebar ke semua wilayah jajahan Hindia Belanda di Indonesia. Sementara untuk wilayah Timor dan Flores, kopi dikembangkan oleh Portugis, karena pada saat itu wilayah ini masih dikuasai oleh Portugis.

Dalam sejarahnya, Indonesia bahkan pernah menjadi produsen kopi Arabika terbesar didunia, walaupun tidak lama akibat munculnya serangan hama karat daun. Serangan hama yang disebabkan cendawan hemileia vastatrix tersebut menyerang tanaman kopi di Indonesia sekitar abad ke-19. Serangan hama ini banyak terjadi di wilayah jajahan Hindia Belanda, sementara wilayah Jajahan Portugis (Flores dan Timor) tidak terkena serangan hama. Hal ini kemungkinan karena interaksi antara pihak Hindia Belanda dan Portugis yang kurang baik, sehingga tidak terjadi transfer hama akibat interaksi kedua belah pihak. Pemerintah Hindia Belanda mengganti kopi Arabika di Jawa dengan kopi Liberika, beberapa tanaman masih bisa ditemukan di wilayah Jawa Timur, kemudian setelah itu banyak tanaman kopi Liberika diganti dengan kopi Robusta.

Pada masa penjajahan sampai dengan perang kemerdekaan, peranan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, terutama pelabuhan dan jalur kereta api, sangat membantu dalam pengiriman komoditi, seperti teh, gula, tembakau, kopi dan merica untuk bisa diperdagangkan ke luar pulau. Perkebunan kopi peninggalan pemerintah Hindia Belanda bisa ditemukan di beberapa daerah, misalnya perkebunan kopi Kayumas, Blawan, Kalisat/Jampit di Bondowoso, Jawa Timur. Ngrangkah dan Pawon di Kediri, Bangelan di Malang, Malangsari dan Kali Selogiri di Banyuwangi, dan daerah pegunungan Jember sampai Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi Arabika dan Robusta.

Untuk wilayah di luar Jawa, sisa perkebunan kopi Arabika masih bisa dijumpai di tanah tinggi Tana Toraja (Sulsel), dan lereng bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing, Lintong dan Sidikalang (Sumut) serta dataran tinggi Gayo (Aceh)dan Papua. Dewasa ini perkebunan kopi terluas di Indonesia adalah di Sumatera, yang membentang mulai dari kawasan Gayo Aceh sampai ke wilayah Lampung. Kopi telah diproduksi disumatera sejak tahun 1700an. Pulau Sumatera sangat cocok untuk penanaman kopi, jenis Arabika bisa tumbuh dengan baik di daerah pegunungan di wilayah utara danbarat Sumatera,


(33)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 15 yang biasa disebut sebagai Bukit Barisan. Di bagian selatan kebanyakan ditanam di daerah gunung Kelinci dan di Bengkulu yang lebih dominan untuk kopiRobusta, karena wilayah yang lebih rendah.

Kopi adalah tanaman tropis, pada dasarnya ada sekitar 30 jenis spesies dari genus ini dan sampai saat hanya tiga jenis kopi, yaitu Robusta, Arabika dan Liberika. Tanaman kopi bisa mencapai 4-6 meter pada usia yang matang. Pada awal masa berbuah, bungaakan tumbuh selama sekitar 6 sampai 7 bulan yang kemudian menjadi buah kopi. Biji buah kopi yang hijau lama-kelamaan berubah menjadi merah dan siap untuk dipetik. Kopi bisa tumbuh baik di beberapa belahan dunia di Negara tropis seperti di AsiaSelatan, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika dan Indonesia. Di Indonesia, tanaman kopi banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara sampai Papua.

2.2.2. Proses Pengolahan Kopi

Menurut Ciptadi dan Nasution dalam buku yang berjudul “Pengolahan Kopi”, sebelum disajikan sebagai minuman, biji kopi harus menjalani serangkaian proses pengolahan yang dibagi atas dua bagian, yaitu metode pengolahan kering dan metode pengolahan basah. Berikut adalah penjelasannya.

1. Metode Pengolahan Kering

Metode pengolahan cara kering banyak dilakukan mengingat kapasitas olah kecil, mudah dilakukan, peralatan sederhana dan dapat dilakukan di rumah petani. Tahapan pengolahan kopi cara kering secara urut yaitu: panen, sortasi buah, pengeringan, pengupasan kopi, sortasi biji kering, pengemasan dan penyimpanan biji kopi

Metode ini sangat sederhana dan sering digunakan untuk kopi robusta dan juga 90 % kopi arabika di Brazil, buah kopi yang telah dipanen segera dikeringkan terutama buah yang telah matang. Pengeringan buah kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pengeringan Alami

Pengeringan alami yaitu pengeringan dengan menggunakan sinar matahari, caranya sangat sederhana tidak memerlukan


(34)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 16 peralatan dan biaya yang besar tetapi memerlukan tempat pengeringan yang luas dan waktu pengeringan yang lama karena buah kopi mengandung gula dan pectin.

Pengeringan biasanya dilakukan di daerah yang bersih, kering dan permukaan lantai yang rata, yaitu berupa lantai plester semen atau tanah urug yang telah diratakan dan dibersihkan. Ketebalan pengeringan 30-40 mm, terutama pada awal kegiatan pengeringan untuk menghindari terjadinya proses fermentasi. Panas yang timbul pada proses ini akan mengakibatkan perubahan warna dan buah menjadi masak. Pada awal pengeringan buah kopi yang masih basah harus sering dibalik dengan blat penggaruk.

Gambar 2.1. pengeringan alami

b. Pengeringan buatan

Keuntungan pengeringan buatan dapat menghemat biaya dan juga tenaga kerja. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhunya. Pengeringan yang baik adalah pada suhu rendah yaitu 55°C karena akan menghasilkan buah kopi yang berwarna merah dan tidak terlalu keras. Untuk buah kopi kering dengan kadar air rendah dikeringkan dengan suhu tidak terlalu tinggi sehingga tidak akan terjadi perubahan rasa. Peralatan pengeringan yang biasa digunakan : mesin pengering static dengan alat penggaruk mekanik, mesin pengering dari drum yang berputar dan mesin pengering vertikal.


(35)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 17 Gambar 2.2. pengeringan buatan

2. Metode Pengolahan Basah

Metode pengolahan basah meliputi : penerimaan, pulping, klasifikasi, fermentasi, pencucian, pengeringan, pengawetan dan penyimpanan.

a. Penerimaan

Hasil panen harus secepat mungkin dipindahkan ke tempat pemerosesan untuk menghindari pemanasan langsung yang mengakibatkan kerusakan (seperti perubahan warna buah kopi dan pembusukan). Hasil panen dimasukkan kedalam tangki penerima yang dilengkapi dengan air untuk memindahkan buah kopi yang mengambang dan terkena penyakit (antestatia, stephanoderes) dan biasanya diproses dengan pengolahan kering. Sedangkan buah kopi yang tidak mengambang (non floating) dipindahkan menuju bagian pencacah (pulper).


(36)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 18 b. Pulping (Pemisahan)

Pulping bertujuan untuk memisahkan kopi dari kulit terluarnya. Prinsip kerjanya adalah melepaskan kulit buah dan selaput buah dengan proses yang dilakukan didalam air mengalir. Proses ini menghasilkan kopi hijau kering dengan jenis yang berbeda-beda. Alat yang sering digunakan di Indonesia adalah Vis Pulper dan Raung Pulper. Perbedaan pokok kedua alat ini adalah Vis Pulper berfungsi sebagai pengupas kulit sehingga hasilnya harus difermentasi dan dicuci lagi sedangkan Raung Pulper berfungsi sebagai pencuci sehingga kopi yang keluar dari mesin tidak perlu difermentasi dan dicuci lagi tetapi masuk ke tahap pengeringan.

Gambar 2.4. alat pulping

c. Fermentasi

Proses fermentasi bertujuan untuk melepaskan daging buah berlendir yang masih melekat pada kulit tanduk sehingga pada proses pencucian kulit akan mudah terlepas (terpisah) dan mempermudah proses pengeringan.

d. Pencucian

Pencucian secara manual dilakukan pada biji kopi dari bak fermentasi dilarkan dengan air melalui saluran dalam bak pencucian yang segera diaduk dengan tangan atau di injak-injak dengan kaki. Selama proses ini, air di dalam bak dibiarkan terus mengalir keluar dengan membawa bagian-bagian yang terapung berupa sisa-sisa lapisan lendir yang terlepas.


(37)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 19 Pencucian biji dengan mesin pencuci dilakukan dengan memasukkan biji kopi tersebut kedalam suatu mesin pengaduk yang berputar pada sumbu horizontal dan mendorong biji kopi dengan air mengalir. Pengaduk mekanik ini akan memisahkan lapisan lendir yang masih melekat pada biji dan lapisan lendir yang masih melekat pada biji dan lapisan lendir yang telah terpisah ini akan terbuang lewat aliran air yang mengalir.

Gambar 2.5. proses pencucian

e. Pengeringan

Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi dari 60 – 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya

Gambar2.6. metode pengeringan

f. Hulling (Pelepasan Kulit Tanduk)

Pelepasan biji dan kulit tanduk ada dua cara yaitu (Notodimedjo, 1989):

 Bila hasil kopi tersebut hanya sedikit, cukup ditumbuk seperti menumbuk padi, cara ini biasanya dilakukan oleh petani.  Dengan mesin yang disebut “Huller”, cara ini umumnya


(38)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 20 dipergunakan oleh perusahaan/perkebunan besar. Pada mesin Huller ini biji-biji itu dilepaskan dari kulit tanduk dan kulit ari, dimana biji dan kulit dapat dipisahkan.

Gambar 2.7. mesin huller g. Sortasi

Sortasi berarti memisah-misahkan kopi beras yang telah dikupas dari pesawat huller. Hal ini bertujuan untuk mengklasifikasikan : besar/kecilnya beras kopi, warnanya, yang pecah/remuk, yang kena hama bubuk dan yang kotor.

Gambar 2.8. proses sortasi h. Penyimpanan

Buah kopi disimpan dalam bentuk buah kopi kering dalam gudang penyimpanan dengan kadar air biji kopi 11 % dan RH udara tidak lebih dari 74 %, sehingga pada kondisi tersebut pertumbuhan jamur (Aspergilus niger, A. oucharaceous, dan Rhizopus sp) akan minimal.


(39)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 21 Gambar 2.9. ruang penyimpanan

Berikut secara singkat proses pengolahan bubuk kopi yang terrangkum pada bagan dibawah ini:

Gambar 2.10. struktur pengolahan bubuk kopi

2.2.3. Jenis Olahan Kopi

Kopi juga dapat diolah menjadi beberapa jenis minuman:

 Kopi hitam, merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.

 Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.

 Latte (coffee latte), merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.

 Café au lait, serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.


(40)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 22 dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.

 Cappuccino, merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.

 Dry cappuccino, merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.

 Frappé, merupakan espresso yang disajikan dingin.

 Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.  Kopi Irlandia (irish coffee), merupakan kopi yang dicampur dengan

wiski.

 Kopi tubruk, kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.

 Melya, sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.  Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan

penambahan sirup cokelat.

 Oleng, kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.

Selain itu, kopi juga telah diolah menjadi jajanan seperti permen, dipadukan dengan coklat menjadi coklat rasa kopi, dan kopi juga sudah diekstraksi untuk produk kecantikan, seperti body cream, body butter, masker rambut, dan produk kecantikan salon lainnya.

2.3. Studi Banding Agrowisata

2.3.1. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

Merupakan salah satu Wisata Agro yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero), Terletak di Areal Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling Assinan tepatnya Jl. Raya Semarang – Solo Km. 35 dengan ketinggian 480 – 600m dpl dengan suhu udara cukup sejuk antara 23ºC - 27º C.

Fasilitas utama berupa bangunan untuk menikmati sedapnya kopi

“Banaran Coffee” juga dibangun arena bermain anak – anak, lapangan tenis, Mushola, Meeting Room, Griya Robusta, Family Gathering, Corporate


(41)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 23 Gathering, Coffee Walk, Out Bound Games, Kolam Renang, Gasebo, Taman Buah, Gedung Pertemuan, Flying Fox, Jelajah Kebun dengan ATV.

Lokasi wisata agro ini di tengah areal perkebunan kopi robusta, persis di tepi jalan Semarang-Salatiga atau satu kilometer dari Terminal Bawen. Kopi robusta olahan Banaran sudah memasuki pasar ekspor sejak dulu, tidak hanya disukai di kawasan Asia, tetapi juga di Eropa.

Wisata unggulan di Kampoeng Kopi Banaran adalah:  Kereta Wisata

Mengelilingi hamparan kebun kopi diselingi pemandangan Rawa Pening yang dilatarbelakangi gugusan Gunung.

Gambar 2.11. kereta wisata

 Flying Fox

Meluncur bagaikan rubah dengan ketinggian 50 meter dan panjang 145 meter.


(42)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 24  Kolam Renang

Dengan 3 tipe kedalaman, masing-masing 30 cm, 50 cm, dan 150 cm. Nikmati kesegaran dan keakraban keluarga.

Gambar 2.13. Kolam Renang

 Coffee House

Resto yang menyajikan aneka makanan dan minuman segar. Disajikan panas maupun dingin dengan citarasa yang menggugah selera.


(43)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 25  Taman dan Gazebo

Tempat beristirahat dan bercengkrama dengan teman, kerabat, serta keluarga. Dilengkapi dengan sarana bermain untuk anak-anak.

Gambar 2.15. Taman Bermain

 Camping Ground

Hamparan rumput hijau nan sejuk selus 1 Hectare dilengkapi sarana penerangan untuk lokasi camping.

Gambar 2.16. Camping Ground

 Griya Robusta

Gedung pertemuan berkapasitas 750 orang. Dilengkapi dengan AC dan ruang yang lapang untuk berbagai macam acara.


(44)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 26 Berawal dari sebuah keresahan yang disebabkan oleh harga komoditi Kopi yang terus menurun mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Tahun 2002, direksi PTPN IX (persero) melakukan sebuah terobosan dengan menerapkan pola bisnis hulu hilir, komoditi Kopi tidak hanya saja dapat diperoleh hasilnya dengan menjual biji kopi (green bean) akan tetapi dapat juga memperoleh hasil / pendapatan yang lebih, dengan memberikan nilai tambah berupa perubahan bentuk ke arah hilir. Komoditi Kopi yang tadinya dijual dalam bentuk biji (green bean), diolah sebagian menjadi Kopi Bubuk dengan memberikan label/ nama dagang Banaran Coffee.

Untuk lebih meningkatkan proses penetrasi/ pengenalan produk kepada khalayak umum, Pada tahun 2002, tepatnya tanggal 20 Agustus, dibangunlah sebuah coffeeshop dengan tujuan sebagai etalase dari produk hilir yang berfungsi untuk memperkenalkan produk hilir yang diproduksi oleh PTPN IX (persero). Pengenalan produk hilir dilakukan dengan memajang produk dalam bentuk kemasan siap saji. Selain itu, proses penetrasi dilakukan dengan bentuk sajian kopi maupun yang disajikan hangat maupun dingin.

Seiring dengan bergulirnya waktu, minat konsumen pun semakin bertambah, berbagai masukan dari konsumen ditanggapi secara positif oleh direksi, penambahan variasi menu berbahan dasar kopi dan teh terus dilakukan. Tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Tahun 2005, tepatnya tanggal 28 Agustus direksi melakukan terobosan dengan merubah kebun percontohan aneka tanaman perkebunan dan buah koleksi di Afdeling Assinan, tepatnya dipinggir jalan Raya Bawen – Solo Km 1,5 Bawen Kabupaten Semarang menjadi sebuah Kawasan Agrowisata yang kemudian lebih dikenal sebagai Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran. Kawasan Agrowisata ini terus dikembangkan dengan memberikan berbagai macam tambahan fasilitas penunjang, difrensiasi produk dan jasa terus dihasilkan melalui inovasi baik produk maupun jasa.

Kawasan Agrowisata Kampoeng Kopi merupakan sebuah kawasan yang unik, dimana tidak ada sebuah kawasan dimuka bumi ini yang memiliki keindahan pemandangan kebun Kopi yang terawat dengan baik, bahkan dapat dikatakan kebun Kopi terbaik di Asia, mungkin untuk Jenis Kopi Robusta terbaik di dunia, jika ditilik melalui aspek tanaman dan produktivitas tanaman.


(45)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 27 Nama Kampoeng Kopi Banaran merupakan sebuah nama yang dihasilkan dari pemikiran yang dalam dan panjang. Pengambilan nama Kampoeng Kopi Banaran didasarkan oleh proses dasar kopi, Banaran merupakan sebuah dusun di sebuah desa, tepatnya di desa Gemawang kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, yaitu tempat dimana berdiri Pabrik Pengolahan Kopi tempat buah kopi merah diolah menjadi biji kopi siap ekspor (green bean). Sedangkan Kampoeng Kopi merupakan kawasan perkebunan Kopi yang terletak di Desa Assinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

2.3.2. Taman Mekar Sari, Bogor

 Data Fisik Nama : Taman Buah Mekarsari  Pemilik : Yayasan Purna Bhakti Pertiwi  Pengelola : PT Mekar Unggul Sari Pemrakarsa  Pembangunan : Ibu Tien Soeharto ( Ketua YPBP )  Pelaksana Pembangunan : PT. Exotica, Jakarta  Mulai Pembangunan : 1991

 Peresmian : 14 Oktober 1995 ( Hari Pangan Sedunia )  Diresmikan Oleh : Presiden RI ke-2 Bpk. H. M. Soeharto

 Lokasi : Kecamatan Cileungsi, Kab. Bogor-Jawa Barat ( Meliputi desa Mekarsari, Cileungsi Kidul, Gandoang, Dayeuh, dan Mampir )

 Luas : 264 Ha  Kebun Buah : 88 Ha  Lansekap : 20 Ha

 Kebun Sayur dan Sawah : 10 Ha

 Kebun Bibit : 5 Ha - Rumah Plastik 12 unit : 2 Ha

 Bangunan dan Sarana Jalan : 20 Ha - Danau Cipicung : 20 Ha  Areal Pengembangan : 99 Ha

 Ketinggian Tempat : + 70 meter di atas permukaan laut

 Kesesuaian Lahan : Tanah tapak mengandung latosol sehingga kesuburan tanah sesuai untuk perkebunan.


(46)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 28 Gambar 2.18. Wisata Mekar Sari

Koleksi Plasma Nutfah : Terdiri dari 43 Famili, 200 Spesies, dan 669 Varietas tanaman. ( Tidak termasuk tanaman hias yang berada di Landscape dan tanaman sayur-sayuran dan palawija di areal Sawah dan Pengembangan ).

Keistimewaan : -Kebun koleksi buah-buahan terbesar di dunia -Koleksi Plasma Nutfah terbanyak -Diresmikan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia dan sebagai persembahan pada HUT Emas ( 50 tahun ) Republik Indonesia ( The Golden Anniversary ).

Fasilitas yang disediakan antara lain:

 Gerbang Candi Bentar Gerbang Selamat Datang yang berbentuk candi dengan gaya arsitektur Bali.

 Gerbang Lamtoro Gerbang yang berbentuk daun Lamtoro, tanaman yang mendasari falsafah Taman Buah Mekarsari. Pada tiap kaki gerbang terdapat ornamen buah-buahan sehingga menjadi sebuah Monumen Buah Tropis.

 Graha Krida Sari Gedung pengelola, dimana Divisi Agrowisata yang melayani pengunjung berada. Di gedung ini terdapat Information Center dan hall tempat memajang foto-foto kegiatan.

 Shelter Kereta Di tempat ini Anda dapat naik kereta untuk menikmati tamasya keliling kebun buah, berakhir di Danau Cipicung, dan kembali lagi. Anda cukup menunjukkan tiket tanda masuk.

 Kebun Buah Di areal kebun buah ditanam sekitar 650 varietas tanaman buah, sebuah koleksi yang besar yang menjadi pelestarian plasma nutfah tanaman buah tropis. Kebun buah terdiri dari 5 blok yang menempati lahan lebih kurang 80 Ha.


(47)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 29  Menara Pandang Dari menara setinggi lebih kurang 30 m Anda dapat menikmati pemandangan alam Taman Buah Mekarsari. Selain tangga, disediakan pula elevator (lift) untuk menuju ke puncak menara.

 Teater Dewi Sri Di Teater dewi Sri Anda dapat menyaksikan penayangan film dokumenter tentang Taman Buah Mekarsari dengan masa tayang lebih kurang 30 menit.

 Rumah Plastik dan Hidroponik Rumah Plastik adalah tempat budidaya tanaman yang sebenarnya tidak sesuai dengan agroklimat di Taman Buah Mekarsari, sedangkan Hidroponik adalah suatu teknologi budidaya yang tidak menggunakan media tanah, melainkan air.

 Jembatan Gantung Jembatan untuk menuju ke pulau kecil di tengah Danau Cipicung. Lokasi jembatan ini sangat bagus untuk membuat foto kenang-kenangan di Taman Buah Mekarsari.

 Arena Bermain Arena bermain yang luas untuk anak-anak, dilengkapi dengan peralatan luncuran, setimbang, ayunan, dan lain-lain. Lokasi ini dapat juga digunakan sebagai arena perlombaan atau festival.

 Plaza Air Mancur Sebuah taman bermain yang luas dengan air mancur berbentuk bunga Lamtoro Gung di tengah-tengah. Di sekeliling taman terdapat berbagai pola tanam-tanaman hias.

 Puri Tirto Sari Disebut juga Bangunan Air Terjun (BAT). Bangunan ini melambangkan suatu keindahan alam yang sekaligus memberikan rezeki dengan adanya air untuk kehidupan.

2.3.3. Padang Buah INAGRO

 Deskripsi Proyek :

 Pengelola : PT INTIDAYA AGROLESTARI

 Lokasi : Jl. Raya Jampang Karihkil Km 7, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

 Fasilitas : menara pandang, kolam pemancingan, akomodasi ( Guest House ), parking space, Mesjid, Telekomunikasi, tennis court, jogging track, tour guide


(48)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 30 Gambar 2.19. Padang Buah INAGRO

Berangkat dari komitmen, mengembangkan pertanian yang berteknologi, padat karya, berwawasan lingkungan dan menyehatkan. PT INAGRO memadukan berbagai aktivitas yang ada dengan keindahan serta keasrian lingkungan dalam satu paket Agrowisata Ilmiah. Didukung dengan fasilitas yang lengkap dan pelayanan yang profesional, kegiatan wisata Anda lebih bernilai tambah karena Anda sekaligus dapat mengetahui perkembangan bioteknologi di dunia pertanian nasional. Semua fasilitas yang dimiliki dapat juga digunakan untuk seminar, rapat kerja, atau pertemuan formal dan informal lainnya.

Pemancingan dan Sarana Olahraga

Bagi yang gemar memancing, tersedia juga kolam pemancingan, lapangan tenis dan jogging track yang disediakan bagi Anda yang ingin berolahraga sambil berwisata.

Laboratorium

Laboratorium produksi dengan bioteknologi dapat Anda kunjungi untuk menambah wawasan Anda tentang dunia pertanian.

Auditorium

Auditorium berkapasitas 200 orang dengan interior yang nyaman dan fasilitas lengkap dapat Anda gunakan untuk seminar atau pertemuan lainnya.

Pendopo

Pendopo dengan kapasitas 150 orang memberikan keleluasaan bagi Anda untuk menerima tamu sambil beramah tamah.


(49)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 31 Penginapan berkapasitas 150 orang dengan nuansa alam dilengkapi fasilitas dan pelayanan yang profesional menambah kenyamanan Anda.

Padang Buah

Padang buah seluas 75 Ha memberikan kepuasan bagi Anda untuk melihat dan mencicipi aneka ragam buah-buahan.

Situ

Beberapa buah situ ( danau ) melengkapi keindahan dan kesejukan padang buah.

2.3.4. Britt Coffee Tour (Costa Rica)

Terletak didaerah san jose, Negara Kosta Rika, Britt Coffee Tour menawarkan beberapa paket tur wisata kopi untuk wisatawan,diantaranya :

1. Classic Coffee Tour

Paket ini memandu wisatawan tentang bagaimana siklus hidup kopi, mulai dari pembibitan, tumbuh kembang hingga pemilihan biji kopi terbaik. Juga mempelajari tentang iklim kosta rika yang unik sehingga memberikan kondisi pertumbuhan yang sempurna bagi biji kopi.

Wisatawan juga diajari cara dan teknik memanggang biji kopi yang berbeda untuk menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda dan juga teknik mencium aroma kopi untuk mengidentifikasi karaktersitik dan kelas kopi.

Wisatawan juga dimanjakan dengan panorama alam yang indah yang digabung dengan musik tradisional sembari menikmati makanan dan kopi terbaik kami. Begitu juga tersedia beberapa souvenir dan kopi segar yang mengingatkan anda untuk kembali lagi kesini.


(50)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 32 2. Coffee Lovers Tour

Paket ini ditawarkan kepada wisatawan fanatik kopi yang ingin menambah pengalaman dan menikmati pendidikan kopi lebih luas. Paket ini meliputi semua manfaat coffee tour classic dengan tambahan informasi dari para ahli kopi kami dan sesi tentang proses penanaman kopi dan menyeduh. Wisatawan akan diajak ke pabrik kopi sehingga wisatawan dapat melihat secara langsung proses produksi kopi kami.

gambar 2.21. workshop Britt Coffee Tour

3. Coffe and Nature Tour

Paket ini menggabungkan paket coffee classic dengan tur wisata alam, dimana belajar tentang flora dan fauna, spesies endemik Negara Kosta Rika. Tur ini juga mengajak wisatawan untk mempelajari spesifikasi tanaman kopi, sifat-sifat tanaman kopi dan kebudayaan Kosta Rika.

gambar 2.22. jalan setapak Britt Coffee Tour

Ruangan-ruangan yang terdapat di Britt Coffee Tour :


(51)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 33  Semua jalan dan fasilitas ramah kepada orang-orang dari segala usia dan

kondisi.

 Restoran dikelilingi oleh taman tropis dan dapat menampung hingga 120 orang. Sebuah podium dan WiFi juga termasuk di lokasi ini. Khusus, disesuaikan menu yang tersedia untuk acara Anda.

 parkir dapat menampung 65 mobil.

 Fitur Amphitheatre meliputi: kursi untuk 180 orang, panggung besar (7m x 2.8m x9m tinggi), surround sound dengan film-jenis akustik, WiFi dan peralatan proyeksi video.

 Semua tamu yang diundang ke toko roastery dimana mereka dapat menikmati harga pabrik, coklat kopi dan souvenir.

2.3.5. Agrowisata Kopi Sailand, Bali

Serombongan turis dari Jerman, Spanyol dan beberapa negara Eropa sangat antusias mencoba kopi yang ditawarkan di agrowisata perkebunan kopi Sailand di kawasan Bangli atau jalan yang menuju ke Tampaksiring/Kintamani. I wayan Murtika, pengelola di Sailand menjelaskan dengan telaten mengenai produk kopi di perkebunannya dan mempersilakan para turis mencicipi kopi dan cacao olahan mereka. Tidak perlu mengeluarkan uang bila sekedar ingin menikmati segelas kopi hitam, tapi bila berminat perkebunan ini menjual bubuk kopi Bali dan Luwak hasil dari dua hektar lahan perkebunan yang terletak 1200 meter di atas permukaan laut. Udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah di sepanjang perjalanan ke lokasi agro wisata ini menjadi daya tarik para wisatawan yang banyak berkunjung ke kawasan Bangli, Kintamani.


(52)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 34 Gambar 2.23. agrowisata kopi bali

Pulau Bali merupakan salah satu penghasil kopi di Indonesia walau dari sejarahnya agak tertinggal dengan perkebunan kopi daerah karena perlawanan masyarakat terhadap pemerintah kolonial Belanda. Secara tradisi, Bali merupakan penghasil kopi robusta dan dikembangkan secara secara organik karena ketimpangan harga jual dengan biaya pemupukan modern. Perkebunan kopi biasanya dimiliki oleh para petani kecil dengan lahan terbatas dan dikelola secara kolektif dalam sistem koperasi khas masyarakat Bali. Beberapa perkebunan sudah dikembangkan secara modern dan banyak yang sudah dijadikan obyek wisata para turis manca negara.


(53)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 35 Pada saat ramai, biasanya ratusan turis yang datang secara berombongan dengan seorang pramuwisata yang fasih berbagai bahasa asing. Para tamu yang datang bisa mencicipi kopi hasil olahan mereka dalam atmosfir perkebunan yang sejuk karena berada di atas 1000 meter permukaan laut. Beberapa turis tampak antusias memperhatikan penjelasan pemilik perkebunan sambil sesekali menikmati suguhan kopi hitam robusta. Banyak juga yang tertarik langsung membeli kopi hasil olahan perkebunan di toko khusus yang juga menjual berbagai produk termasuk suvenir. Tidak mengherankan jika banyak wisatawan sengaja datang untuk mencicipi kopi luwak yang eksotis itu dan dijual dengan harga 50 hingga 100 ribu per gelas. Selain kopi beberapa perkebunan menyediakan berbagai produk lain seperti buah2an, rempah, cocoa, perawatan kecantikan, aroma therapy, dan tentu saja suvernir berupa kerajinan tangan seniman Bali.

Gambar 2.25. Agrowisata kopi Sailand,Bali


(54)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 36 Pemandangan serupa terlihat di berbagai lokasi agro wisata lain seperti perkebunan Buana Amertha Sari (BAS) yang luasnya 10 hektar, atau Trisna Bali Agriculture, hingga satu dua perkebunan kopi kecil lainnya di daerah Kayuamba. Banyak faktor yang menarik dari kunjungan ke perkebunan kopi terutama bagi siapa saja yang belum pernah merasakan suasana agrowisata di sini. Pengelolalan yang masih tradisional terutama dalam proses roasting yang hanya mengandalkan tungku api dari kayu bakar merupakan kekhasan yang ditawarkan di beberapa perkebunan di sini. Jadi kalau bosan dengan wisata mainstream, mengapa tidak mencoba agrowisata perkebunan kopi di kawasan Kintamani yang mempunyai pemandangan menakjubkan ini.

2.4. Tinjauan Tema : Arsitektur Tropis

2.4.1. Latar Belakang Pemilihan Tema

Tujuan utama seseorang berwisata adalah untuk berekreasi atau bersenang-senang menikmati sesuatu yang menarik, baik itu dalam hal menambah pengetahuan maupun menikmari keindahan alam.

Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah terpenuhi. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Definisi yang lebih tepat lagi dari rekreasi adalah "kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka kegiatan wisata dan rekreasi tersebut sebaiknya dilakukan di tempat yang aman dan nyaman. Menghasilkan kondisi lingkungan yang sehat dan nyaman di dalam bangunan adalah merupakan salah satu tujuan dari pembuatan suatu bangunan. Bangunan yang merupakan selubung yang memisahkan ruangan di dalam bangunan dengan lingkungan di luarnya, diharapkan dapat mengubah pengaruh langsung dari iklim seperti temperatur udara, radiasi matahari, angin dan kelembaban udara.


(55)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 37 Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengantisipasi panas yang tidak menyenangkan, memperkecil tingkat penguapan, menata pencahayaan di dalam ruangan, mengantisipasi tempiasan air hujan, laju angin, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini penulis memilih arsitektur tropis untuk membantu memecahkan permasalahan perancangan dalam suatu kondisi lingkungan beriklim tropis, dengan tujuan menciptakan suatu tingkat kenyamanan yang optimal. Karna pada dasarnya arsitektur tropis hadir untuk mengurangi atau meniadakan faktor-faktor yang merugikan, seperti radiasi matahari yang kuat dan memanfaatkan faktor-faktor yang menguntungkan, seperti cahaya langit dan aliran udara sampai jumlah tertentu.

2.4.2. Pengertian Tema

2.4.2.1. Pengertian Arsitektur

1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresifdari manusia-manusia beradab.

2. Menurut A.C. Antoniades Poetics of Architecture: Theory of Design  Arsitektur adalah indeks budaya yang mempunyai wujud berbeda

pada masyarakat yang berbeda

 Arsitektur berkaitan dengan proses dan kreasi dari lingkungan buatan manusia yang mengacu pada aspek fungsi, ekonomi dan emosi pemakai atau pengamat.

 Arsitektur adalah disiplin ilmu yang mengorganisir dan menciptakan keteraturan dari aspek-aspek lingkungan yang belum terkait.

 Arsitektur yang baik merupakan sintesa dari serangkaian persyaratan / elemen - elemen yang diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru.


(56)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 38  Arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling sederhana

hingga yang paling rumit.

 Arsitektur adalah lingkungan binaan (built environment) yang berfungsi untuk perlindungan dari bahaya dan untuk menampung kegiatan manusia serta sebagai identitas status sosial.

 Arsitektur berkaitan dengan perancangan, yakni suatu konstruksi yang dibuat dengan sengaja untuk menggubah lingkungan fisik melalui suatu cara/system penataan tertentu.

 Arsitektur berkaitan dengan budaya, memiliki system lambang, makna serta skema kognitif.

4. Menurut Djauhari Sumintardja

Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketengangan,dll).

5. Yb. Mangunwijay

Arsitektur tidak boleh terlepas dari unsur guna dan unsur citra.

2.4.2.2. Pengertian Tropis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Tropis adalah daerah di yang terletak di sekitar garis khatulistiwa dan beriklim panas. Kata tropis berasal dari bahasa Yunani, yaitu tropos yang berarti berputar, karena posisi Matahari yang berubah antara dua garis balik dan area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5° LS.

2.4.2.3. Pengertian Arsitektur Tropis

1. Menurut Tri Harso Karyono, pakar bangunan tropis dari Universitas Tarumanagara, Jakarta :

wujud arsitektur tropis lebih mengarah pada pemecahan persoalan yang ditimbulkan iklim tropis, seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan, dan kelembaban tinggi. Bangunan dapat bercorak, bergaya, atau berwarna apa saja. Tapi dengan syarat, desain bangunan itu dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman menjadi kondisi


(57)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 39 yang nyaman bagi manusia. Kriterianya yaitu fluktuasi suhu ruang, fluktuasi kelembaban, intensitas cahaya, aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan masuk bangunan, serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam bangunan.

2. Menurut Corsini (1997) :

konsep bangunan yang fleksibel terhadap perubahan suhu dan kelembaban udara adalah menghindari pemancaran dan pemantulan panas matahari serta utilitas mesin bangunan, melalui penentuan bahan bangunan yang tepat, ventilasi dalam bangunan yang sempurna dan menyeluruh ke semua sudut ruangan, pemakaian bahan bangunan alami, tata tanaman yang mencukupi guna mendinginkan panas udara dan produksi oksigen serta atap dan langit-langit cukup tinggi untuk menaikkan udara panas di samping perhatian pada organisasi ruang yang dapat mengefisienkan gerakan di dalam bangunan. Meletakkan 4 ventilasi angin pada dinding di atas lantai, pada jendela, pada dinding atas dan pada langit-langit. Tujuannya adalah ventilasi yang bergerak teratur, lurus dan menyeluruh ke sudut ruangan.

Dari kedua defenisi di atas maka dapat diambil pengertian arsitektur tropis adalah lingkungan buatan manusia sebagai tempat bernaung dan melakukan kegiatan-kegiatan dan dirancang dengan melakukan penyesuaian terhadap daerah khatulistiwa yang beriklim panas.


(58)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 40

2.4.3. Studi Banding Tema Sejenis

2.4.3.1. Institutes of Higher Learning oleh Adrian Lo

Gambar 2.27. Intitutes Of Higher Learning

Desain Arsitektur Tropis untuk Lembaga Higher Learning. Konsepnya, Architoptoe, didefinisikan sebagai arsitektur yang dirancang agar sesuai dengan spesifik sosial-urban-lingkungan biotop. Yaitu desain dengan pemahaman sebuah kota atau daerah makro sebagai sistem ekologi. Arsitek bangunan ini membuat sebuah lingkuangan skala kecil dengan hal yang unik (sistem alami yang berkembang melalui seperangkat aturan budaya, sosial, ekonomi, sejarah dan lingkungan).

Gambar 2.28. Intitutes Of Higher Learning

Desain dengan konsep archiotope ini diprogram untuk beradaptasi dengan lingkungan baik secara sosial maupun ekonomis. Unit-unit asrama dibuat dengan modular plug-in yang dapat dimasukan dan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan. Penempatan asrama tersebut membuat arsitektur banguanan ini menjadi interface dan interaktif untuk komunitas pemuda.


(59)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 41 Gambar 2.29. Intitutes Of Higher Learning

Seluruh arsitektur dibuat dengan konsep 3R, Reduce, Reuse, Recycle, dalam hal pertimbangan bahan. Desain ini mengutamakan penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi, dengan mempromosikan gaya hidup rendah karbon dalam lingkungan sekitarnya.

Gambar 2.30. Intitutes Of Higher Learning

Iklim Tropis:

Arsitek banguan ini merancang dengan hati-hati untuk dapat beradaptasi dengan iklim tropis, karena berlokasi dengan curah hujan yang tinggi. Dengan pertimbangan iklim tropis, bangunan ini sangat mempertimbangkan kelembabab dan cahaya alami .


(60)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 42 Bangunan dibuat berorientasi terhadap iklim tropis dengan bantuan bahan berteknologi tinggi. Yaitu dengan pemilihan bahan yang hemat energy dan ramah lingkungan dan mempertimbangan aspek material yang digunakan pada banguan, sehingga mewujudkan suatu bangunan yang ideal untuk iklim tropis.

Gambar 2.32. Intitutes Of Higher Learning

Dalam konteks tropis banguan ini di harapkan dapat beradaptasi dengan baik dengan memperhatikan desain lasekap terhadap fungsi bangunan . selain itu banguan ini di rancang dengan sirkulasi yang baik untuk akses dari satu fungsi ke fungsi yang lain.

2.4.3.2. Alam Sutra Residence / Wahana Cipta Selaras

 Arsitek: Wahana Cipta Selaras

 Lokasi: Serpong, Tangerang, Indonesia  Desain & Arsitek Proyek: Matheus R.  Struktur Konsultan: Ricky Theo  Kontraktor Utama: Neria Oendang  Proyek Tahun: 2010

 Proyek Area: 524 sqm  Foto: Fernando Gomulya

Dalam gaya hidup perkotaan, konsep perumahan biasanya fokus pada aktivitas penduduk. Ini merupakan konsep utama yang digunakan di bangunan ini.


(61)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 43 Bangunan ini terletak di daerah pinggiran kota dengan lingkungan yang berinteraksi dengan lanskap dengan baik.

Pemandangan pada bagian bangunan ini di desain dengan inspirasi untuk menciptakan sebuah rancangan yang dapat berkomunikasi antara ruang dalam dengan ruang luar. Massa bangunan di buat dengan banyak lubang kecil untuk mengekspos pandangan ke lanskap. 380 meter persegi ini dioptimalkan untuk dapat memenuhi semua fungsi yang dibutuhkan penghuni.

Gaya arsitektur tropis modern, dipilih untuk beradaptasi dengan iklim tropis Indonesia. Modernitas tercermin pada fasad depan dengan kotak kayu yang menonjol dari atap miring, dan memberikan kesan bahwa ada dua massa bangunan. Dengan bukaan yang banyak untuk pencahayaan alami dan sirkulasi udara, kayu dan material batu alam, kolam untuk mencerminkan cahaya dan fitur air vertikal yang mencerminkan gaya tropis.

Di bagian interior, bangunan ini dapat mengkamodasi semua aktivitas penghuni dalam ruangan yang relatif kecil, dengan tata letak yang

Gambar 2.33. Denah Alam Sutra Residence Gambar 2.34. Interior Alam Sutra Residence


(62)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 44 sederhana. Dengan tiga zona vertikal yang mewakili area pribadi untuk daerah kamar tidur , perpustakaan dengan konsep semi ruangan, ruang publik dan ruangan servis berada di lantai bawah . Area semi publik diletakan sebagai transisi antara area publik dengan area private , Pada bagian ini dibuat mezzanine seperti mengambang di atas lantai ruangan.

2.4.3.3. Khayangan Villa/Estate

Lokasinya ada di Uluwatu Bali, di Bukit semenanjung bersebelahan dengan Bulgari Bali Resort. Khayangan terletak atas 1,5 hektar magnificently atas taman clifftop, 170 meter di atas Selonding pantai. Villa ini menawarkan salah satu pemandangan terbaik di Bali dengan 180 derajat panorama-vista dari Samudera Hindia.

Gambar 2.36. suasana tropis pada kolam renang resort

Khayangan Villa/Estate akan membawa Anda ke sebuah kediaman / tempat di mana Tuhan sendiri mungkin memilih untuk diam, dengan mengkombinasikan antara kenyamanan modern dan teknologi masa kini di Bali. Khayangan berada dalam 1,5 hektar hijau taman tropis, berdekatan dengan Bulgari Resort dan Spa, 170 meter di atas pasir putih Selonding dari pantai, di bagian selatan paling ujung Bali Bukit semenanjung.


(63)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 45 Gambar 2.37. suasana tropis bangunan

Memanfaatkan campuran desain kontemporer dan pengaruh Eropa, J klaster dari sebelas antik Indonesia joglos – setelah rumah tradisional Jawa yang aristokrasi – telah diselamatkan dari kehancuran dan dgn penuh kasih sayang dan dikembalikan refitted kontemporer dengan interior mewah dan negara-of-the-art Fixtures dan perlengkapan untuk membawa Anda yang eksklusif dan pemurah libur sama sekali pengalaman.

Khayangan Estate yang juga banyak fitur yang dirancang untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Taman yang ada adalah sawah menggunakan sistem underground meter air yang digunakan pada waktu otomatis. Ada juga tanaman air, yang menghasilkan kualitas air minum di semua PDAM. Sebuah sistem daur ulang limbah air telah pula direncanakan. Pernikahan dan acara spesial dapat dirayakan di Khayangan Estate dimana villa ini menyajikan tepat untuk pernikahan, pesta dan acara khusus lainnya. Dan masih banyak berbagai fasilitas hiburan dan komunikasi, bersama dengan semua kenyamanan dan layanan yang akan Anda harapkan dari sebuah resor bintang lima.

2.4.3.4. The Michael Resorts

Tersembunyi di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Kecamatan Pamijahan Bogor, The Michael Resorts yang ada di tanah seluas 2,7 hektar benar-benar membuat Anda seperti berada di dunia yang lain.

Lanskap Cantik di Atas Jurang The Michael Resorts memang menawarkan kenikmatan yang berbeda. Area bangunan hanya menggunakan 20-30 persen dari


(1)

Pusat Wisata Kopi Sidikalang

Sketsa Prespektif Interior :

Sketsa Pabrik Kopi


(2)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042)

Sketsa Ruang Demo

Sketsa Ruang Demo

Sketsa Ruang Demo


(3)

Pusat Wisata Kopi Sidikalang


(4)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042)


(5)

(6)

Thommy John Pieter Sitepu (080406042)