Preemptive Goal Programming Goal Programming GP

7 sejumlah yang diperlukan setiap waktu tanpa khawatir ceknya ditolak atau mereka harus membayar denda cerukan overdraft penalty, 8 pinjaman komersial commercial loans, yaitu pinjaman yang diberikan kepada pengusaha, pedagang, atau pegawai yang digunakan untuk modal kerja atau modal usaha dengan jaminan benda bergerak atau benda tidak bergerak. BI 2010

2.2 Pemrograman Linear

Sebelum membahas pemrograman linear PL atau linear programming LP, terlebih dahulu akan dibahas fungsi linear yang didefinisikan sebagai berikut. Definisi 1 Fungsi Linear Suatu fungsi � 1 , � 2 , … , � dari � 1 , � 2 , … , � disebut sebagai fungsi linear jika dan hanya jika untuk beberapa kendala 1 , 2 , … , ; fungsi dapat dituliskan dengan � 1 , � 2 , … , � = 1 � 1 + 2 � 2 + ⋯ + � . Winston 2004 Pemrograman linear adalah suatu masalah optimasi yang memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut: a. Tujuan masalah tersebut adalah memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi linear dari sejumlah variabel keputusan. Fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan ini disebut fungsi objektif. b. Nilai variabel-variabel keputusan harus memenuhi suatu himpunan kendala. Setiap kendala harus berupa persamaan linear atau pertaksamaan linear. c. Ada pembatasan tanda untuk setiap variabel dalam masalah ini. Untuk sembarang variabel � , pembatasan tanda menentukan � harus taknegatif � atau tidak dibatasi tanda unrestricted sign. Winston 2004

2.3 Goal Programming GP

Goal programming adalah salah satu teknik yang dapat digunakan oleh pembuat keputusan untuk menyelesaikan masalah optimasi dengan tujuan lebih dari satu multiobjektif. Winston 2004 Model goal programming merupakan perluasan dari model pemrograman linear, sehingga dapat menggunakan asumsi, notasi, formulasi model, prosedur perumusan model dan penyelesaian yang sama. Model goal programming memiliki sepasang variabel deviasi − dan + yang taknegatif. Variabel − mendefinisikan sejumlah nilai yang menampung deviasi yang berada di bawah sasaran ke- j sedangkan variabel + mendefinisikan sejumlah nilai yang menampung deviasi yang berada di atas sasaran ke- j. Variabel-variabel deviasi ini harus diminimumkan pada model goal programming. Suatu tujuan ke- j dianggap berhasil bila variabel deviasi pada fungsi objektif tujuan ke- bernilai 0. Winston 2004

2.3.1 Preemptive Goal Programming

Preemptive goal programming adalah masalah goal programming dengan mengatur urutan prioritas peminimuman variabel deviasi. Preemptive goal programming digunakan jika pembuat keputusan dihadapkan pada masalah penentuan prioritas tujuan. Untuk mengaplikasikan model ini, pembuat keputusan harus menentukan peringkat tujuan mulai dari yang paling penting hingga tujuan yang tidak terlalu penting. Diasumsikan bahwa pembuat keputusan memiliki tujuan. Koefisien fungsi objektif untuk variabel yang merepresentasikan tujuan ke- i dinotasikan sebagai � . Diasumsikan bahwa � 1 ≫ � 2 ≫ � 3 ≫ ⋯ ≫ � , yang berarti bahwa tujuan ke-1 menjadi prioritas pertama, tujuan ke-2 menjadi prioritas kedua, tujuan ke-3 menjadi prioritas ketiga dan seterusnya. Oleh karena itu, pembuat keputusan akan memenuhi tujuan ke- 1 terlebih dahulu, kemudian tujuan ke-2 dan seterusnya sampai tujuan ke- . Winston 2004 Tahapan penyelesaian preemptive goal programming memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 ditentukan prioritas tujuan yang didasarkan pada tingkat kepentingan tujuan; tujuan yang menjadi prioritas pertama akan diselesaikan terlebih dahulu, kemudian tujuan kedua dan seterusnya sampai tujuan ke- , 2 setelah tujuan pertama terpenuhi, maka fungsi tujuan pada prioritas pertama akan menjadi kendala tambahan pada prioritas kedua, begitu seterusnya sampai prioritas ke- , 3 jika tujuan pada prioritas pertama adalah meminimumkan, maka fungsi tujuan pada prioritas pertama akan menjadi kendala tambahan pada prioritas kedua dengan tanda pertaksamaan , sedangkan jika tujuan pada prioritas pertama adalah memaksimumkan, maka fungsi tujuan pada prioritas pertama akan menjadi kendala tambahan pada prioritas kedua dengan tanda pertaksamaan , begitu seterusnya sampai prioritas ke- , 4 jika tidak diperoleh solusi fisibel pada prioritas ke- , maka solusi optimal yang digunakan adalah solusi yang diperoleh pada prioritas ke- − 1. Gupta dan Bhattacharya 2010b Ilustrasi model preemptive goal programming dan penyelesaiannya dapat dilihat pada Contoh 1. Contoh 1 Misalkan diberikan model pemrograman linear dengan tujuan lebih dari satu atau multiobjective linear programming MLP sebagai berikut: 1 Minimumkan � 1 ≔ 8� 1 + 11 � 2 + 10 � 3 + 12 � 4 2 Maksimumkan � 2 ≔ � 1 5 + � 2 4 dengan kendala � 1 + � 2 + � 3 + � 4 = 300 � 1 125 � 2 100 � 3 150 � 4 120 � 0, = 1,2, 3, 4. Diasumsikan bahwa tujuan pertama menjadi prioritas pertama dan tujuan kedua menjadi prioritas kedua, maka model preemptive goal programming menjadi: Prioritas pertama ` Minimumkan � 1 ≔ 8� 1 + 11 � 2 + 10 � 3 + 12 � 4 dengan kendala � 1 + � 2 + � 3 + � 4 = 300 � 1 125 � 2 100 � 3 150 � 4 120 � 0, = 1,2, 3, 4 Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal � 1 = 125, � 2 = 25, � 3 = 150, � 4 = 0 dengan nilai fungsi objektif � 1 = 2775 dan � 2 = 31.25 detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 1. Kemudian ditambahkan kendala baru � 1 2775 pada pemaksimuman fungsi objektif kedua, sehingga modelnya menjadi: Prioritas kedua Maksimumkan � 2 ≔ � 1 5 + � 2 4 dengan kendala � 1 + � 2 + � 3 + � 4 = 300 � 1 125 � 2 100 � 3 150 � 4 120 � 1 2775 � 0, = 1,2, 3, 4. Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal � 1 = 125, � 2 = 25, � 3 = 150, � 4 = 0 dengan total nilai fungsi objektif � 1 = 2775 dan � 2 = 31.25 detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 2. Dari hasil preemptive goal programming pada prioritas kedua, maka solusi optimal dari masalah pada Contoh 1 ialah � 1 = 125, � 2 = 25, � 3 = 150, � 4 = 0 dengan nilai fungsi objektif pada prioritas pertama sebesar 2775 dan total nilai fungsi objektif � 1 = 2775 dan � 2 = 31.25.

2.4 Logika Fuzzy Fuzzy Logic