Contoh Kasus Bank AXN Model Pemrograman Linear dengan Multiobjektif dari Kasus Bank AXN

dengan kendala 1 2700 + 20 − 1 � 20 + 1 − − 1 + = 1 2 2 � − 32 − 16 16 + 2 − − 2 + = 1 3 1 � − 300 + 50 50 + 3 − − 3 + = 1 4 300 + 25 − 1 � 25 + 4 − − 4 + = 1 5 2680 1 � 2720 6 16 2 � 48 7 250 1 � 325 8 � 1 125 � 2 100 � 3 150 � 4 120 9 � , − , + 0; − , + 1; − ⋅ + = 0, = 1,2, 3, 4; = 1, 2 Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal � 1 = 125, � 2 = 28, � 3 = 139.2, � 4 = 0, 1 − = 2 − = 0, 3 − = 0.156, 4 − = 0, 1 + = 2 + = 3 + = 0, 4 + = 0.312 dengan nilai fungsi objektif sebesar 0.156 detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 4. IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN Bank komersial adalah lembaga dengan multiproduk. Produk investasi yang ditawarkan bank komersial ada yang berisiko dan ada yang tidak berisiko. Semakin tinggi risiko suatu produk investasi, semakin besar tingkat pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu, bank komersial harus bisa mengalokasikan produk investasi sehingga memaksimumkan profit dan meminimumkan risiko secara bersamaan. Diasumsikan bahwa setiap bank komersial harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Paling sedikit 47 dari giro dan 36 dari deposito berjangka dan tabungan tetap dalam keadaan likuid liquid part. 2 Paling sedikit 14 dari giro dan 4 dari deposito berjangka dan tabungan dialokasikan dalam kategori kas. 3 Paling sedikit 5 dari total sumber dana diinvestasikan ke setiap kategori investasi. 4 Paling sedikit 40 dari total sumber dana diinvestasikan ke pinjaman komersial. Gupta dan Bhattacharya 2010b Selanjutnya akan digunakan tiga fungsi objektif, yaitu memaksimumkan profit, meminimumkan kecukupan modal, dan meminimumkan rasio aset berisiko jumlah investasi yang berisikomodal. Fungsi objektif profit diperoleh dari penjumlahan tingkat pendapatan setiap kategori investasi. Fungsi objektif kecukupan modal diperoleh dari rasio modal wajib untuk memenuhi kebutuhan investasi dapat dilihat pada Tabel 1 kolom kecukupan modal dengan modal sebenarnya dana sendiri. Fungsi objektif risiko diperoleh dari rasio jumlah investasi yang berisiko terhadap dana sendiri. Rasio aset berisiko yang rendah mengindikasikan bahwa suatu lembaga keuangan dalam keadaan aman. Kecukupan modal yang rendah mengindikasikan risiko yang minimum, karena kecukupan modal yang rendah memberikan makna bahwa selisih antara dana yang dibutuhkan untuk investasi dan dana sebenarnya modal sendiri juga rendah sehingga mengakibatkan risiko yang minimum. Dalam karya ilmiah ini, akan digunakan contoh kasus dari bank fiktif yang disebut sebagai “Bank AXN”. Perencanaan pengoptimalan investasi pada bank tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan metode goal programming dan fuzzy goal programming.

4.1 Contoh Kasus Bank AXN

Misalkan sumber dana Bank AXN berasal dari dana sendiri dan dana dari pihak ketiga. Sumber dana sendiri sebesar 250 juta rupiah, sumber dana dari pihak ketiga terdiri atas giro sebesar 125000 juta rupiah, dan deposito berjangka dan tabungan sebesar 225000 juta rupiah. Dana tersebut akan diinvestasikan ke dalam berbagai kategori investasi dengan tingkat pendapatan, bagian likuid, kecukupan modal, dan risiko aset, seperti yang terlihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Kategori investasi Bank AXN Kategori Investasi Tingkat Pendapatan Bagian Likuid Kecukupan Modal Aset Berisiko? YaTidak 1 Kas 100 Tidak 2 Investasi jangka pendek 4 99.5 1 Tidak 3 Surat berharga pemerintah jangka waktu 1 sampai 5 tahun 3.5 96 5 Tidak 4 Surat berharga pemerintah jangka waktu 5 sampai 10 tahun 7 90 6 Tidak 5 Pinjaman angsuran 11.5 17 Ya 6 Kredit tunai 12 19 Ya 7 Pinjaman komersial 10.5 11 Ya

4.2 Model Pemrograman Linear dengan Multiobjektif dari Kasus Bank AXN

Keputusan investasi dari Bank AXN dapat dimodelkan dengan variabel keputusan untuk setiap kategori investasi yang ada dalam Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dan asumsi- asumsi yang diberikan, maka model pemrograman linear dengan multiobjektif atau multiobjective linear programming MLP dapat diformulasikan menjadi: Misalkan � = banyaknya uang dalam jutaan rupiah yang akan diinvestasikan ke dalam kategori investasi ke- , = 1,2, … , 7. Formulasi pemrograman linear multiobjektif adalah sebagai berikut: 1 Minimumkan aset berisiko 1 � ≔ 1 250 � 5 + � 6 + � 7 2 Maksimumkan profit 2 � ≔ 0.04 � 2 + 0.035 � 3 + 0.07 � 4 +0.115 � 5 + 0.12 � 6 + 0.105 � 7 3 Minimumkan kecukupan modal 3 � ≔ 1 250 0.01� 2 + 0.05 � 3 +0.06 � 4 + 0.17 � 5 + 0.19 � 6 + 0.11 � 7 dengan kendala 1 Semua dana dana sendiri dan dana pihak ketiga diinvestasikan ke setiap kategori investasi � 1 + ⋯ + � 7 = 350250 2 Kendala likuiditas � 1 + 0.995 � 2 + 0.96 � 3 + 0.9 � 4 0.47 × 125000 + 0.36 × 225000 asumsi 1 3 Kendala diversifikasi � 1 0.14 × 125000 + 0.04 × 225000 asumsi 2 � 0.05 × 350250, = 2, … ,7 asumsi 3 4 Kendala untuk aset komersial � 7 0.4 250 + 125000 + 225000 asumsi 4 MLP 1 Penyelesaian masalah investasi Bank AXN dengan preemptive goal programming dapat diselesaikan dengan menggunakan software LINGO 11.0. Tahap pertama untuk menyelesaikan masalah ini ialah dengan membagi fungsi objektif menjadi tiga bagian sesuai dengan urutan prioritas. Berdasarkan tingkat kepentingan setiap fungsi objektif, maka misalkan prioritas pertama adalah meminimumkan aset berisiko, prioritas kedua adalah memaksimumkan profit, dan prioritas ketiga adalah meminimumkan kecukupan modal. Prioritas pertama Minimumkan aset berisiko 1 � ≔ 1 250 � 5 + � 6 + � 7 dengan kendala 1 � 1 + ⋯ + � 7 = 350250 2 � 1 + 0.995 � 2 + 0.96 � 3 + 0.9 � 4 139750 3 � 1 26500 � 17512.5, = 2, … ,7 4 � 7 140100 Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal dalam juta rupiah � 1 = 26500, � 2 = � 3 = � 5 = � 6 = 17512.5, � 4 = 113600, � 7 = 140100 dengan 1 = 700.5, 2 = 28091.38 juta rupiah dan 3 = 118.329 detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 5. Kemudian nilai fungsi objektif risiko 1 700.5 ditambahkan pada kendala di prioritas kedua, sehingga modelnya menjadi: Prioritas kedua Maksimumkan profit 2 � ≔ 0.04 � 2 + 0.035 � 3 + 0.07 � 4 +0.115 � 5 + 0.12 � 6 + 0.105 � 7 dengan kendala 1 � 1 + ⋯ + � 7 = 350250 2 � 1 + 0.995 � 2 + 0.96 � 3 + 0.9 � 4 139750 3 � 1 26500 � 17512.5, = 2, … ,7 4 � 7 140100 5 1 700.5 Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal dalam juta rupiah � 1 = 26500, � 2 = � 3 = � 5 = � 6 = 17512.5, � 4 = 113600, � 7 = 140100 dengan 1 = 700.5, 2 = 28091.38 juta rupiah dan 3 = 118.329 detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 6. Kemudian nilai fungsi objektif profit 2 28091.38 juta rupiah ditambahkan pada kendala di prioritas ketiga, sehingga modelnya menjadi: Prioritas ketiga Minimumkan kecukupan modal 3 � ≔ 1 250 0.01� 2 + 0.05 � 3 + 0.06 � 4 +0.17 � 5 + 0.19 � 6 + 0.11 � 7 dengan kendala 1 � 1 + ⋯ + � 7 = 350250 2 � 1 + 0.995 � 2 + 0.96 � 3 + 0.9 � 4 139750 3 � 1 26500 � 17512.5, = 2, … ,7 4 � 7 140100 5 1 700.5 6 2 28091.38 Masalah ini tidak mempunyai solusi fisibel detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 7. Meskipun solusi pada prioritas ketiga tidak fisibel, tetapi tetap diperoleh solusi optimal dengan nilai yang sama dengan solusi optimal yang diperoleh pada prioritas kedua. Hal ini dikarenakan solusi optimal pada prioritas ketiga hampir memenuhi kendala 6, yaitu 2 = 28091.375 ≅ 28091.38. Dalam kasus ini, solusi optimal dengan menggunakan metode preemptive goal programming hanya diperoleh sampai prioritas kedua, yaitu � 1 = 26500, � 2 = � 3 = � 5 = � 6 = 17512.5, � 4 = 113600, dan � 7 = 140100 masing-masing dalam juta rupiah. Selanjutnya dilakukan substitusi dari solusi optimal tersebut ke dalam fungsi objektif aset berisiko, profit, dan kecukupan modal, maka diperoleh total aset berisiko sebesar 700.5, total profit sebesar 28091.38 juta rupiah, dan total kecukupan modal sebesar 118.329. Solusi optimal menunjukkan bahwa Bank AXN akan memperoleh profit sebesar 28091.38 juta rupiah dengan total risiko 700.5 dan kecukupan modal sebesar 118.329 jika menginvestasikan dana sebesar 26500 juta rupiah untuk kategori kas, sebesar 17512.5 juta rupiah untuk masing-masing kategori investasi jangka pendek, surat berharga pemerintah jangka waktu 1 sampai 5 tahun, pinjaman angsuran, dan kredit tunai, sebesar 113600 juta rupiah untuk kategori investasi surat berharga pemerintah jangka waktu 5 sampai 10 tahun, dan sebesar 140100 juta rupiah untuk kategori investasi pinjaman komersial. Selanjutnya akan digunakan metode goal programming dengan menetapkan secara subjektif tiga level aspirasi dari fungsi objektif aset berisiko, profit, dan kecukupan modal, yaitu 1 = 700, 2 = 28100 juta rupiah, dan 3 = 118. Penetapan level aspirasi tersebut didasarkan pada solusi nilai fungsi objektif yang diperoleh dari metode preemptive goal programming.

4.3 Model Goal Programming