Pemrograman Linear Logika Fuzzy Fuzzy Logic

7 sejumlah yang diperlukan setiap waktu tanpa khawatir ceknya ditolak atau mereka harus membayar denda cerukan overdraft penalty, 8 pinjaman komersial commercial loans, yaitu pinjaman yang diberikan kepada pengusaha, pedagang, atau pegawai yang digunakan untuk modal kerja atau modal usaha dengan jaminan benda bergerak atau benda tidak bergerak. BI 2010

2.2 Pemrograman Linear

Sebelum membahas pemrograman linear PL atau linear programming LP, terlebih dahulu akan dibahas fungsi linear yang didefinisikan sebagai berikut. Definisi 1 Fungsi Linear Suatu fungsi � 1 , � 2 , … , � dari � 1 , � 2 , … , � disebut sebagai fungsi linear jika dan hanya jika untuk beberapa kendala 1 , 2 , … , ; fungsi dapat dituliskan dengan � 1 , � 2 , … , � = 1 � 1 + 2 � 2 + ⋯ + � . Winston 2004 Pemrograman linear adalah suatu masalah optimasi yang memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut: a. Tujuan masalah tersebut adalah memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi linear dari sejumlah variabel keputusan. Fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan ini disebut fungsi objektif. b. Nilai variabel-variabel keputusan harus memenuhi suatu himpunan kendala. Setiap kendala harus berupa persamaan linear atau pertaksamaan linear. c. Ada pembatasan tanda untuk setiap variabel dalam masalah ini. Untuk sembarang variabel � , pembatasan tanda menentukan � harus taknegatif � atau tidak dibatasi tanda unrestricted sign. Winston 2004

2.3 Goal Programming GP

Goal programming adalah salah satu teknik yang dapat digunakan oleh pembuat keputusan untuk menyelesaikan masalah optimasi dengan tujuan lebih dari satu multiobjektif. Winston 2004 Model goal programming merupakan perluasan dari model pemrograman linear, sehingga dapat menggunakan asumsi, notasi, formulasi model, prosedur perumusan model dan penyelesaian yang sama. Model goal programming memiliki sepasang variabel deviasi − dan + yang taknegatif. Variabel − mendefinisikan sejumlah nilai yang menampung deviasi yang berada di bawah sasaran ke- j sedangkan variabel + mendefinisikan sejumlah nilai yang menampung deviasi yang berada di atas sasaran ke- j. Variabel-variabel deviasi ini harus diminimumkan pada model goal programming. Suatu tujuan ke- j dianggap berhasil bila variabel deviasi pada fungsi objektif tujuan ke- bernilai 0. Winston 2004

2.3.1 Preemptive Goal Programming

Preemptive goal programming adalah masalah goal programming dengan mengatur urutan prioritas peminimuman variabel deviasi. Preemptive goal programming digunakan jika pembuat keputusan dihadapkan pada masalah penentuan prioritas tujuan. Untuk mengaplikasikan model ini, pembuat keputusan harus menentukan peringkat tujuan mulai dari yang paling penting hingga tujuan yang tidak terlalu penting. Diasumsikan bahwa pembuat keputusan memiliki tujuan. Koefisien fungsi objektif untuk variabel yang merepresentasikan tujuan ke- i dinotasikan sebagai � . Diasumsikan bahwa � 1 ≫ � 2 ≫ � 3 ≫ ⋯ ≫ � , yang berarti bahwa tujuan ke-1 menjadi prioritas pertama, tujuan ke-2 menjadi prioritas kedua, tujuan ke-3 menjadi prioritas ketiga dan seterusnya. Oleh karena itu, pembuat keputusan akan memenuhi tujuan ke- 1 terlebih dahulu, kemudian tujuan ke-2 dan seterusnya sampai tujuan ke- . Winston 2004 Tahapan penyelesaian preemptive goal programming memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 ditentukan prioritas tujuan yang didasarkan pada tingkat kepentingan tujuan; tujuan yang menjadi prioritas pertama akan diselesaikan terlebih dahulu, kemudian tujuan kedua dan seterusnya sampai tujuan ke- , 2 setelah tujuan pertama terpenuhi, maka fungsi tujuan pada prioritas pertama akan menjadi kendala tambahan pada prioritas kedua, begitu seterusnya sampai prioritas ke- , 3 jika tujuan pada prioritas pertama adalah meminimumkan, maka fungsi tujuan pada prioritas pertama akan menjadi kendala tambahan pada prioritas kedua dengan tanda pertaksamaan , sedangkan jika tujuan pada prioritas pertama adalah memaksimumkan, maka fungsi tujuan pada prioritas pertama akan menjadi kendala tambahan pada prioritas kedua dengan tanda pertaksamaan , begitu seterusnya sampai prioritas ke- , 4 jika tidak diperoleh solusi fisibel pada prioritas ke- , maka solusi optimal yang digunakan adalah solusi yang diperoleh pada prioritas ke- − 1. Gupta dan Bhattacharya 2010b Ilustrasi model preemptive goal programming dan penyelesaiannya dapat dilihat pada Contoh 1. Contoh 1 Misalkan diberikan model pemrograman linear dengan tujuan lebih dari satu atau multiobjective linear programming MLP sebagai berikut: 1 Minimumkan � 1 ≔ 8� 1 + 11 � 2 + 10 � 3 + 12 � 4 2 Maksimumkan � 2 ≔ � 1 5 + � 2 4 dengan kendala � 1 + � 2 + � 3 + � 4 = 300 � 1 125 � 2 100 � 3 150 � 4 120 � 0, = 1,2, 3, 4. Diasumsikan bahwa tujuan pertama menjadi prioritas pertama dan tujuan kedua menjadi prioritas kedua, maka model preemptive goal programming menjadi: Prioritas pertama ` Minimumkan � 1 ≔ 8� 1 + 11 � 2 + 10 � 3 + 12 � 4 dengan kendala � 1 + � 2 + � 3 + � 4 = 300 � 1 125 � 2 100 � 3 150 � 4 120 � 0, = 1,2, 3, 4 Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal � 1 = 125, � 2 = 25, � 3 = 150, � 4 = 0 dengan nilai fungsi objektif � 1 = 2775 dan � 2 = 31.25 detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 1. Kemudian ditambahkan kendala baru � 1 2775 pada pemaksimuman fungsi objektif kedua, sehingga modelnya menjadi: Prioritas kedua Maksimumkan � 2 ≔ � 1 5 + � 2 4 dengan kendala � 1 + � 2 + � 3 + � 4 = 300 � 1 125 � 2 100 � 3 150 � 4 120 � 1 2775 � 0, = 1,2, 3, 4. Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal � 1 = 125, � 2 = 25, � 3 = 150, � 4 = 0 dengan total nilai fungsi objektif � 1 = 2775 dan � 2 = 31.25 detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 2. Dari hasil preemptive goal programming pada prioritas kedua, maka solusi optimal dari masalah pada Contoh 1 ialah � 1 = 125, � 2 = 25, � 3 = 150, � 4 = 0 dengan nilai fungsi objektif pada prioritas pertama sebesar 2775 dan total nilai fungsi objektif � 1 = 2775 dan � 2 = 31.25.

2.4 Logika Fuzzy Fuzzy Logic

Konsep fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Teori logika fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan tegas crisp yang menggunakan derajat keanggotaan {0, 1} menjadi selang [0, 1]. Pada teori himpunan klasik, keberadaan suatu elemen pada suatu himpunan hanya akan memiliki dua kemungkinan keanggotaan, yaitu 1, jika 0, jika A x A x x A        dengan � � menyatakan derajat keanggotaan dari � di himpunan . Chak et al. 1998 Pada teori logika fuzzy dikenal himpunan fuzzy fuzzy set yang mengelompokkan sesuatu berdasarkan variabel bahasa linguistic variable, yang dinyatakan dalam fungsi keanggotaan. Definisi 2 Himpunan Fuzzy Jika � adalah koleksi dari objek-objek yang dinotasikan dengan �, maka suatu himpunan fuzzy dalam � adalah suatu himpunan pasangan berurutan: = �,� � � ∈ � dengan � � : � → [0, 1] adalah fungsi keanggotaan dari suatu himpunan fuzzy yang memetakan � ke ruang keanggotaan yang terletak pada selang 0,1 . Nilai fungsi � � menyatakan derajat keanggotaan atau nilai keanggotaan dari � di himpunan . Zimmermann 1991 Fungsi keanggotaan dalam himpunan fuzzy adalah suatu pemetaan dari suatu objek ke dalam derajat keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Beberapa contoh fungsi keanggotaan dalam suatu himpunan fuzzy beserta grafiknya diberikan dalam Contoh 2 berikut ini. Contoh 2 1 Fungsi keanggotaan segitiga � � = 0, jika atau , jika 1, jika , jika x a x c x a a x b b a x b c x b x c c b                   � � 1 � Gambar 1 Grafik fungsi keanggotaan segitiga. 2 Fungsi keanggotaan segitiga kiri � � = 0, jika , jika 1, jika x a x a a x b b a x b            � � 1 � Gambar 2 Grafik fungsi keanggotaan segitiga kiri. 3 Fungsi keanggotaan segitiga kanan � � = 1, jika , jika 0, jika x b c x b x c c b x c            � � 1 � Gambar 3 Grafik fungsi keanggotaan segitiga kanan. 4 Fungsi keanggotaan trapesium � � = 0, jika atau , jika 1, jika , jika x a x d x a a x b b a b x c d x c x d d c                    � � 1 � Gambar 4 Grafik fungsi keanggotaan trapesium. Ilustrasi bentuk himpunan fuzzy dan fungsi keanggotaannya dapat dilihat pada Contoh 3. Contoh 3 Misalkan seseorang dikatakan sudah dewasa jika berumur 17 tahun atau lebih, maka dalam logika tegas, seseorang yang berumur kurang dari 17 tahun dikatakan tidak dewasa. Sedangkan pada logika fuzzy, seseorang yang berumur di bawah 17 tahun dapat dikategorikan dewasa tetapi tidak penuh. Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut: � � 1 � 10 17 Gambar 5 Grafik fungsi keanggotaan himpunan fuzzy dewasa. dengan � adalah umur tahun, ialah himpunan orang dewasa, dan � � adalah fungsi keanggotaan yang dapat ditulis sebagai berikut: � � = 0, jika 0 10 10 , jika 10 17 17 10 1, jika 17 x x x x             Dari fungsi keanggotaan tersebut dapat dilihat bahwa seseorang yang berumur 12 tahun termasuk dalam himpunan orang dewasa dengan derajat keanggotaan � 12 = 2 7 . Derajat keanggotaan menunjukkan seberapa besar eksistensi dari seseorang yang berumur 12 tahun dalam himpunan orang dewasa. III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING Konsep fuzzy linear programming untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear multiobjektif atau multiobjective linear programming MLP pertama kali diperkenalkan oleh Zimmerman pada tahun 1978. Pada tahun 1980, Narasimhan menggunakan teori himpunan fuzzy untuk metode goal programming. Selanjutnya pada tahun 1997, Mohamed mempelajari model fuzzy programming dengan menggunakan konsep goal programming Gupta dan Bhattacharya 2010b. Dalam karya ilmiah ini akan dikonstruksi masalah fuzzy goal programming FGP yang merupakan perluasan dari model goal programming. FGP adalah model goal programming dengan fungsi objektif dan fungsi kendala yang memiliki parameter dan pertaksamaan atau persamaan fuzzy. Parameter FGP memiliki derajat keanggotaan tertentu dalam selang [0, 1] dan dinyatakan dalam pertaksamaan fuzzy, yaitu mendekati lebih besar atau sama dengan, atau mendekati lebih kecil atau sama dengan atau persamaan fuzzy, yaitu ≅ mendekati sama dengan. Model fuzzy goal programming dapat diformulasikan sebagai berikut: Tentukan � = � 1 , � 2 , … , � � ∈ � sehingga memenuhi fungsi tujuan � , = 1, 2, … , �, terhadap kendala � ≅ , = 1 , 2 , … , � ∈ � dengan � = vektor variabel keputusan = ketidaktepatan level aspirasi nilai ruas kanan ke- k dari tujuan � = 1, 2, … , � = matriks koefisien berordo × = vektor nilai ruas kanan kendala � = tujuan fuzzy ke- Tanda merupakan bentuk fuzzy dari tujuan dan kendala tipe , tanda merupakan bentuk fuzzy dari tujuan dan kendala tipe , dan tanda ≅ merupakan bentuk fuzzy dari kendala tipe =. Gupta dan Bhattacharya 2010b Dalam suatu pengambilan keputusan, fungsi tujuan maupun kendala yang merupakan himpunan fuzzy dapat dicirikan dengan fungsi keanggotaan masing-masing. Selanjutnya ditetapkan derajat tertinggi sebagai level aspirasi dari tujuan fuzzy. Fungsi tujuan fuzzy menggunakan level aspirasi yang bersifat tidak tepat. Model fuzzy ini perlu diubah ke dalam persamaan tegas crips dengan menyubstitusikan fungsi tersebut pada fungsi keanggotaan fuzzy linear. Menurut Gupta dan Bhattacharya 2010b, jika mendefinisikan toleransi untuk tujuan fuzzy ke- , yaitu konstanta positif yang dipilih secara subjektif dari ketidaktepatan nilai yang masih dapat diterima, maka fungsi keanggotaan dari fungsi tujuan fuzzy �, dinyatakan dengan � � , dapat digunakan untuk mendefinisikan tujuan fuzzy � sebagai berikut:  Untuk tujuan fuzzy � , = 1,2, … , �, fungsi keanggotaannya didefinisikan sebagai berikut: 0, jika jika 1, jika , Z X g p k k k Z X g p k k k g p Z X g k k k k pk g Z X g k k p k k                Grafik fungsi keanggotaan � � diberikan pada Gambar 6 berikut. lihat Lampiran 3 � � 1 � − +    Gambar 6 Grafik fungsi keanggotaan tujuan fuzzy � .  Untuk tujuan fuzzy � , = 1,2, … , �, fungsi keanggotaannya didefinisikan sebagai berikut: 1, jika , jika 0, jika k k k k k k k k k k k k k k k g p Z X g g p Z X g Z X g p p Z X g p                Grafik fungsi keanggotaan � � diberikan pada Gambar 7 berikut. lihat Lampiran 3 � � 1 � − +    Gambar 7 Grafik fungsi keanggotaan tujuan fuzzy � . dengan − dan + masing-masing menunjukkan batas bawah toleransi dan batas atas toleransi untuk tujuan fuzzy � . Jika = 1, 2, … , mendefinisikan toleransi untuk kendala fuzzy ke- i, yaitu konstanta positif yang dipilih secara subjektif dari ketidaktepatan nilai yang masih dapat diterima, maka fungsi keanggotaan dari kendala fuzzy � adalah baris ke-i dari matriks � , dinyatakan dengan � � , dapat digunakan untuk mendefinisikan kendala fuzzy � sebagai berikut:  Untuk kendala fuzzy � , = 1,2, … , adalah baris ke- dari vektor , fungsi keanggotaannya didefinisikan sebagai berikut: 0, jika , jika 1, jika i i i i i i i i i i i i i i i a X b q a X b q b q a X b q b a X b q                Z X k   Z X k   i a X    Untuk kendala fuzzy � , = 1,2, … , , fungsi keanggotaannya didefinisikan sebagai berikut: 1, jika , jika 0, jika b q a X b i i i i b q a X i i i b a X b q i i i i qi a X b q i i i                dengan − dan + masing-masing menunjukkan batas bawah toleransi dan batas atas toleransi untuk kendala fuzzy pertaksamaan � .  Untuk kendala fuzzy � ≅ , = 1,2, … , , fungsi keanggotaannya didefinisikan sebagai berikut: 1 2 1 1 1 2 2 2 jika 0, atau , jika 1, jika , jika i i a X b q i i i a X b q i i i a X b q i i b q a X b i i i i q a X b i i b q a X i i i b a X b q i i i i qi                         Grafik fungsi keanggotaan � � diberikan pada Gambar 8 berikut. � � 1 � − 1 + 2  1  2  Gambar 8 Grafik fungsi keanggotaan dari kendala fuzzy � ≅ . dengan − 1 dan + 2 masing-masing menunjukkan batas bawah toleransi dan batas atas toleransi untuk kendala fuzzy persamaan � dengan 1 dan 2 berturut-turut mendefinisikan toleransi dari kendala fuzzy ke- untuk kendala fuzzy persamaan ke-1 dan kendala fuzzy persamaan ke- 2. Nilai toleransi 1 dan 2 boleh berbeda. Pada metode fuzzy goal programming, derajat keanggotaan � � dari suatu tujuan ke- k berada pada selang 0, 1 , sehingga dengan menambahkan variabel deviasi − dan + , fungsi keanggotaan dari tujuan fuzzy dapat direpresentasikan sebagai berikut: � � + − − + = 1, untuk fungsi keanggotaan dari tujuan tipe dan dengan − , + 0, + ∙ − = 0, = 1, 2, … , �. Variabel − dan + berturut-turut merupakan variabel deviasi yang berada di bawah dan di atas dari derajat keanggotaan tujuan fuzzy ke- . Suatu tujuan ke- dikatakan berhasil dicapai bila nilai variabel deviasi − dan + kurang dari satu. Jika nilai variabel deviasi − 1, maka akan mengakibatkan derajat keanggotaan � � 0. Sedangkan jika + 1, maka akan mengakibatkan nilai fungsi objektif � melebihi batas toleransi yang diberikan oleh pembuat keputusan. Semakin nilai variabel deviasi − dan + dekat dengan 0, semakin besar tingkat keberhasilan tujuan ke- . Suatu kendala fuzzy ke- memiliki derajat keanggotaan pada selang 0, 1 , sehingga dengan menambahkan variabel deviasi − dan + , fungsi keanggotaan dari kendala tipe dan dapat direpresentasikan sebagai berikut: � � + − − + = 1 1 − , + 0, + ⋅ − = 0, = 1, 2, … , . − dan + merupakan variabel deviasi yang berada di bawah dan di atas dari derajat keanggotaan kendala fuzzy ke- . Suatu kendala ke- dikatakan berhasil dicapai bila nilai variabel deviasi − dan + kurang dari satu. Jika nilai variabel deviasi − 1, maka akan mengakibatkan derajat keanggotaan � � 0. Sedangkan jika + 1, maka akan mengakibatkan nilai fungsi objektif � melebihi batas toleransi yang diberikan oleh pembuat keputusan. Semakin nilai variabel deviasi − dan + dekat dengan 0, semakin besar tingkat keberhasilan kendala ke- . Fungsi keanggotaan untuk kendala fuzzy persamaan merupakan gabungan dari fungsi keanggotaan untuk kendala fuzzy i a X   i a X   pertaksamaan dan , maka fungsi keanggotaan dari kendala fuzzy persamaan dapat direpresentasikan seperti persamaan 1. Selanjutnya akan digunakan metode min sum fuzzy goal programming, yaitu suatu metode fuzzy goal programming yang menggunakan fungsi keanggotaan dari fungsi objektif dan fungsi kendala yang dianggap sebagai kendala fuzzy dengan menetapkan derajat tertinggi dari level aspirasi. Metode ini akan meminimumkan variabel deviasi yang berada di bawah tujuan dan kendala fuzzy. Gupta dan Bhattacharya 2010b Menurut Gupta dan Bhattacharya 2010b metode min sum fuzzy goal programming dapat diformulasikan sebagai berikut: Tentukan � = � 1 , � 2 , … , � ∈ � yang meminimumkan 1 1 K m k i k i z d d         dengan kendala 1 � − − + − − + = 1, untuk tujuan tipe 2 + − � + − − + = 1, untuk tujuan tipe 3 � − − + − − + = 1, untuk kendala tipe 4 + − � + − − + = 1, untuk kendala tipe 5 + 1 − � 1 + − − + = 1 � − − 2 2 + − − + = 1 untuk kendala tipe ≅ 6 �, − , + 0; − , + 1; + ⋅ − = 0; = 1,2, … , � − , + 0; − , + 1, + ⋅ − = 0; = 1, 2, … , . Dengan menambahkan kendala batas toleransi untuk setiap kendala fuzzy, maka model min sum fuzzy goal programming tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: Tentukan � = � 1 , � 2 , … , � ∈ � yang meminimumkan 1 1 K m k i k i z d d         dengan kendala 1 � − − + − − + = 1, untuk tujuan tipe 2 + − � + − − + = 1, untuk tujuan tipe 3 � − − + − − + = 1, untuk kendala tipe 4 + − � + − − + = 1, untuk kendala tipe 5 + 1 − � 1 + − − + = 1 � − − 2 2 + − − + = 1 untuk kendala tipe ≅ 6 − � + kendala batas toleransi untuk tujuan tipe dan 7 − � + kendala batas toleransi untuk kendala tipe dan 8 − 1 � + 2 kendala batas toleransi untuk kendala tipe ≅ 9 �, − , + 0, 0; − , + 1; + ⋅ − = 0; = 1,2, … , � − , + 0, , 1 , 2 0; − , + 1, + ⋅ − = 0; = 1, 2, … , . 3.1 Prosedur Pengoptimuman Tahapan dan diagram alir dari proses pengoptimuman dengan metode fuzzy goal programming dapat direpresentasikan sebagai berikut: Tahapan proses pengoptimuman memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 formulasikan model fuzzy goal programming, 2 identifikasi tipe fuzzy dari tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk kasus maksimisasi dan untuk kasus minimisasi. Kemudian tentukan level aspirasi untuk tujuan ke- , 3 ditentukan kendala yang akan menjadi kendala fuzzy, 4 ditentukan nilai toleransi untuk setiap tujuan dan kendala fuzzy kemudian konstruksi fungsi keanggotaan dari tujuan dan kendala fuzzy berdasarkan limit toleransi yang diperoleh, 5 aplikasikan ke dalam model min sum fuzzy goal programming sehingga semua tujuan fuzzy berhasil dicapai, 6 jika semua tujuan fuzzy belum berhasil dicapai, maka kembali ke tahap 2. Diagram alir untuk proses pengoptimuman diberikan pada Gambar 9 berikut: Tidak Ya Gambar 9 Diagram alir pengoptimuman MLP. Ilustrasi fuzzy goal programming dapat dilihat pada Contoh 4. Contoh 4 Berdasarkan MLP pada Contoh 1, maka diperoleh formulasi model fuzzy goal programming sebagai berikut: Tentukan � = � 1 , � 2 , � 3 , � 4 sehingga memenuhi fungsi tujuan 1 8� 1 + 11 � 2 + 10 � 3 + 12 � 4 2700 2 � 1 5 + � 2 4 32 terhadap kendala 1 � 1 + � 2 + � 3 + � 4 ≅ 300 2 � 1 125 3 � 2 100 4 � 3 150 5 � 4 120 6 � 0, = 1,2, 3, 4 Fungsi tujuan 1 dan 2 diperoleh dari fungsi tujuan masalah pada Contoh 1. Diasumsikan fungsi tujuan 1 dan 2 merupakan fungsi tujuan fuzzy dan kendala 1 merupakan kendala fuzzy. Misalkan dipilih batas toleransi 1 = 20 dan 2 = 16 berturut-turut untuk fungsi keanggotaan dari fungsi tujuan fuzzy 1 � kendala pertama dan 2 � kendala kedua dan 11 = 50, 12 = 25 untuk fungsi keanggotaan dari kendala fuzzy persamaan 1 � kendala ketiga, maka fungsi keanggotaan untuk setiap tujuan dan kendala fuzzy menjadi:  Fungsi keanggotaan untuk tujuan 1 1 Z X   1 1 1 1 1, jika 2680 2700 2720 , jika 2700 2720 20 0, jika 2720 Z X Z X Z X Z X            dengan 1 � = 8� 1 + 11 � 2 + 10 � 3 + 12 � 4  Fungsi keanggotaan untuk tujuan 2 2 Z X   2 2 2 2 0, jika 16 16 , jika 16 32 16 1, jika 32 48 Z X Z X Z X Z X            dengan 2 � = � 1 5 + � 2 4  Fungsi keanggotaan untuk kendala 1 � 1 � = 1 1 1 1 1 1 1 jika 250 0, atau 325 250 , jika 250 300 50 1, jika 300 325 , jika 300 325 25 a X a X a X a X a X a X a X                   dengan 1 � = � 1 + � 2 + � 3 + � 4 Selanjutnya dengan melakukan substitusi setiap fungsi tujuan dan kendala fuzzy ke dalam fungsi keanggotaannya, maka permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan metode min sum fuzzy goal programming yang diformulasikan menjadi: Tentukan � = � 1 , � 2 , � 3 , � 4 yang meminimumkan � = 1 − + 2 − + 3 − + 4 − Model fuzzy goal programming Tentukan tipe fuzzy dan nilai untuk tujuan ke- Tentukan kendala fuzzy Konstruksi fungsi keanggotaan Model min sum fuzzy goal programming Apakah semua tujuan berhasil dicapai? Solusi terbaik dengan kendala 1 2700 + 20 − 1 � 20 + 1 − − 1 + = 1 2 2 � − 32 − 16 16 + 2 − − 2 + = 1 3 1 � − 300 + 50 50 + 3 − − 3 + = 1 4 300 + 25 − 1 � 25 + 4 − − 4 + = 1 5 2680 1 � 2720 6 16 2 � 48 7 250 1 � 325 8 � 1 125 � 2 100 � 3 150 � 4 120 9 � , − , + 0; − , + 1; − ⋅ + = 0, = 1,2, 3, 4; = 1, 2 Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal � 1 = 125, � 2 = 28, � 3 = 139.2, � 4 = 0, 1 − = 2 − = 0, 3 − = 0.156, 4 − = 0, 1 + = 2 + = 3 + = 0, 4 + = 0.312 dengan nilai fungsi objektif sebesar 0.156 detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 4. IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN Bank komersial adalah lembaga dengan multiproduk. Produk investasi yang ditawarkan bank komersial ada yang berisiko dan ada yang tidak berisiko. Semakin tinggi risiko suatu produk investasi, semakin besar tingkat pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu, bank komersial harus bisa mengalokasikan produk investasi sehingga memaksimumkan profit dan meminimumkan risiko secara bersamaan. Diasumsikan bahwa setiap bank komersial harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Paling sedikit 47 dari giro dan 36 dari deposito berjangka dan tabungan tetap dalam keadaan likuid liquid part. 2 Paling sedikit 14 dari giro dan 4 dari deposito berjangka dan tabungan dialokasikan dalam kategori kas. 3 Paling sedikit 5 dari total sumber dana diinvestasikan ke setiap kategori investasi. 4 Paling sedikit 40 dari total sumber dana diinvestasikan ke pinjaman komersial. Gupta dan Bhattacharya 2010b Selanjutnya akan digunakan tiga fungsi objektif, yaitu memaksimumkan profit, meminimumkan kecukupan modal, dan meminimumkan rasio aset berisiko jumlah investasi yang berisikomodal. Fungsi objektif profit diperoleh dari penjumlahan tingkat pendapatan setiap kategori investasi. Fungsi objektif kecukupan modal diperoleh dari rasio modal wajib untuk memenuhi kebutuhan investasi dapat dilihat pada Tabel 1 kolom kecukupan modal dengan modal sebenarnya dana sendiri. Fungsi objektif risiko diperoleh dari rasio jumlah investasi yang berisiko terhadap dana sendiri. Rasio aset berisiko yang rendah mengindikasikan bahwa suatu lembaga keuangan dalam keadaan aman. Kecukupan modal yang rendah mengindikasikan risiko yang minimum, karena kecukupan modal yang rendah memberikan makna bahwa selisih antara dana yang dibutuhkan untuk investasi dan dana sebenarnya modal sendiri juga rendah sehingga mengakibatkan risiko yang minimum. Dalam karya ilmiah ini, akan digunakan contoh kasus dari bank fiktif yang disebut sebagai “Bank AXN”. Perencanaan pengoptimalan investasi pada bank tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan metode goal programming dan fuzzy goal programming.

4.1 Contoh Kasus Bank AXN