Metode Pengambilan Data Studi Pendahuluan Penggunaan Lampu Tabung Bereflektor terhadap Hasil Tangkapan Bagan Apung

Gambar 6 Lampu tabung tubular lamp bereflektor

3.3 Metode Pengambilan Data

Penelitian menggunakan metode eksperimental fishing, yaitu percobaan dengan mengoperasikan bagan di perairan Teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu 1. survei penelitian, 2. perancangan dan pembuatan reflektor, 3. pengukuran iluminasi cahaya pada medium udara, 4. operasi penangkapan dengan bagan apung di Palabuhanratu, 5. pengolahan data, dan 6. penulisan laporan. Pengukuran iluminasi cahaya pada medium udara dan air menggunakan luxmeter. Range atau kisaran pengukuran yang digunakan adalah 2000 lux. Artinya, cahaya yang diukur adalah pada kisaran kurang dari 2000 lux atau antara 0-1999 lux. Gambar 7 menunjukkan model pengukuran iluminasi cahaya pada medium udara dan luxmeter yang digunakan sebagai alat pengukur iluminasi. Gambar 7 Luxmeter dan posisi pengukuran iluminasi cahaya lampu tabung tanpa Sensor cahaya Cahaya Tombol onoff Tombol range Layar panel Gambar 8 Sudut pengukuran iluminasi cahaya dengan luxmeter pada medium Pengoperasian bagan dalam penelitian ini menggunakan dua perlakuan. Pada pengoperasian pertama dilakukan operasi penangkapan dengan lampu tabung tanpa reflektor sebagai pembanding. Pada pengoperasian kedua dilakukan operasi penangkapan dengan lampu tabung dilengkapi dengan reflektor. Hasil tangkapan diidentifikasi dan ditimbang bobot totalnya berdasarkan jenis tangkapan. Selanjutnya ikan hasil tangkapan menggunakan reflektor dan tanpa reflektor dibandingkan. Pengujian lampu dilakukan secara bergantian disetiap waktu penangkapan. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa data iluminasi cahaya dalam air, iluminasi cahaya di udara, dan hasil tangkapan Lampiran 1-7. Adapun data sekunder yaitu kondisi laut, suhu, dan arus. Data-data tersebut akan digunakan sebagai bahan pembahasan dalam penelitian ini. Operasi penangkapan bagan dapat diilustrasikan pada Gambar 9 serta posisi pemasangan lampu ditunjukkan pada Gambar 10. 1 m Gambar 9 Ilustrasi operasi penangkapan bagan apung Keterangan : a : Titik tengah kerangka bagan posisi 0 pengukuran ; b : Posisi pengukuran 1,3 m; c : Posisi pengukuran 2,6 m; d : Posisi pengukuran 3,9 m; e : Posisi penempatan 4 buah lampu; dan f : Kerangka bagan. Gambar 10 Posisi pemasangan lampu dan pengukuran luminasi cahaya pada 1,3 m 8 m 3,9 8 m 2,6 m b a d c f e 50 cm 1 m 8 m 8 m Tahapan operasi penangkapan bagan apung sebagai berikut : Persiapan Persiapan sebelum melakukan operasi penangkapan yaitu membeli bahan bakar solar sebanyak 1 jerigen atau kurang lebih 6 liter, makanan serta perlengkapan penelitian yaitu 4 reflektor kerucut berwarna perak, 4 lampu tabung merek Philips 24 Watt, luxmeter, serok, termometer, penggaris, meteran, timbangan digital, dan keranjang tempat hasil tangkapan. Nelayan berangkat menuju bagan secara berkelompok yang terdiri sekitar 20 orang. Tiba di bagan Setelah tiba di bagan, alat-alat yang akan dioperasikan disiapkan. Pengecekan mesin genset dan pemeriksaan lampu tabung serta reflektor dilakukan. Lampu tabung dipasang pada reflektor yang telah dibuat. Jaring diturunkan ke dalam perairan. Jaraknya 8 m dari rumah bagan. Pemasangan lampu tabung Lampu tabung dengan atau tanpa reflektor diletakkan di bawah rumah bagan dengan jarak 1 m dari permukaan air laut. Pengujian lampu dilakukan secara bergantian pada setiap malamnya. Lampu tabung dan reflector yang digunakan sebanyak 4 buah. Posisi pemasangan lampu pada bagan ditunjukkan pada Gambar 10. Setting dan Hauling Waktu setting dan hauling pada penelitian bagan apung dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada waktu antara 19.00-22.00 WIB, 22.00-01.00 WIB, dan 01.00- 03.00 WIB. Jaring dipasang di perairan selama tiga jam. Setelah tiga jam, dilakukan pengangkatan jaring. Pengangkatan jaring dilakukan ketika ikan-ikan sudah banyak berkumpul di areal jaring. Tandanya adalah di areal sekitar jaring terdapat lingkaran air yang menandakan schooling ikan. Apabila lingkaran yang terlihat kecil berarti ikan yang berkumpul sedikit. Sebaliknya apabila yang terlihat lingkaran besar maka ikan yang berkumpul banyak. Pengangkatan jaring dilakukan secara pelan-pelan dan bertahap agar ikan tetap tenang berada di areal jaring. Penggunaan lampu tabung tanpa reflektor dan lampu tabung bereflektor dilakukan bergantian seiring dengan kelompok waktu penangkapan dalam satu malam operasi. Urutan penggunaan lampu tabung dengan dan tanpa reflektor, berbeda disetiap malamnya. Pengukuran iluminasi cahaya dalam air Pengukuran iluminasi cahaya secara horizontal dilakukan dengan menentukan titik yang berjarak 0 m, 1,3 m, 2,6 m dan 3,9 m. Ketiga titik tersebut diukur dari titik tengah kerangka jaring bagan Gambar 10. Iluminasi cahaya diukur pada setiap kedalaman 1 m hingga kedalaman 9 m di bawah permukaan air pada posisi titik pengukuran iluminasi secara horizontal. Pengukuran iluminasi menggunakan luxmeter dengan skala 2000 lux atau 0-19999 lux. Lampu tabung tanpa atau dengan reflektor digantungkan pada ketinggian 1 m di atas permukaan air laut. Pengujian lampu tabung bereflektor dan lampu tabung tanpa reflektor dilakukan secara bergantian pada saat operasi penangkapan dalam waktu satu malam dan diulangi lagi pada malam-malam berikutnya. Pengujian lampu dilakukan dengan tenik dan posisi pengukuran yang sama setiap malamnya pada saat operasi penangkapan. Pendataan hasil tangkapan Hasil tangkapan pada setiap perlakuan dictat berdasarkan waktu hauling yang berbeda. Bobot total hasil tangkapan pada setiap perlakuan ditimbang dan diidentifikasi jenisnya. Data yang didapat berupa jenis dan berat total hasil tangkapan, jenis dan berat hasil tangkapan perlampu, dan berat berdasarkan spesies. Selanjutnya hasil tangkapan menggunakan reflektor dan tanpa reflektor dibandingkan. 3.4 Asumsi Penelitian Asumsi dalam penelitian ini adalah suhu, arus, tingkat kecerahan dianggap sama untuk setiap malamnya. Penggunaan lampu tabung tanpa reflektor dan lampu tabung bereflektor diujicobakan secara bergantian dengan urutan berbeda pada setiap malam dengan menggunakan satu unit bagan apung. Penggunaan satu unit bagan apung diasumsikan sama dalam hal kondisi alam yang terjadi pada saat operasi penangkapan, sumberdaya ikan yang tersedia, serta metode pengoperasian bagan apung yang digunakan.

3.5 Metode Analisis Data