Komposisi hasil tangkapan dengan lampu tabung bereflektor 1 Berdasarkan organisme

01.00-04.00 karena terdapat bawal yang mendomimasi pada waktu penangkapan tersebut. Penangkapan antara pukul 01.00-04.00 mendapatkan tembang yang masih cukup banyak dengan berat 7,3 kg. Pada waktu tersebut, organisme yang paling banyak tertangkap adalah cumi-cumi. Hal ini diduga bahwa waktu makan cumi adalah pada waktu tengah malam menjelang pagi hari. Cumi-cumi mendominasi hasil tangkapan karena terdapat habitat cumi di perairan sekitar bagan. Hasil tangkapan lainnya, yaitu teri, layur, rebon dan tongkol. Teri dan layur tertangkap pada pukul 19.00-22.00 dan 01.00-04.00. Dalam hal jumlah, teri mengalami peningkatan sedangkan layur menurun. Pada waktu pengangkatan jaring ke-2 antara pukul 22.00-01.00, teri dan layur tidak tertangkap. Jenis ikan yang tertangkap hanya tembang dan layur. Pada waktu penangkapan antara pukul 01.00-04.00 hasil tangkapan bertambah dengan kehadiran rebon. Rebon tertangkap hanya pada waktu tersebut.

4.2.3 Komposisi hasil tangkapan dengan lampu tabung bereflektor 1 Berdasarkan organisme

Perikanan bagan mensyaratkan cahaya yang terfokus ke dalam perairan. Dengan cahaya yang terfokus ke dalam perairan dapat meningkatkan efektifitas penangkapan ikan dengan bagan. Penggunaan reflektor kerucut berwarna perak pada lampu tabung mampu menghasilkan iluminasi cahaya yang maksimal dan terfokus ke arah bawah bagan, sehingga hasil tangkapan bagan apung meningkat. Jenis ikan yang tertangkap setelah menggunakan reflektor kerucut umumnya memiliki nilai ekonomis penting lebih tinggi seperti bawal. Bawal adalah jenis ikan dengan harga yang tinggi atau mahal di pasaran. Jumlah bawal dan jenis ikan lainnya yang tertangkap ditunjukkan pada Gambar 20. Penggunaan lampu tabung dengan reflektor pada bagan apung menghasilkan 4 jenis ikan dan cumi-cumi dengan berat total mencapai 95,9 kg. Rinciannya adalah kembung Rastreliger sp 14,4 kg atau sebesar 15 dari berat total hasil tangkapan, tembang Sardinella fimbriata 44 kg atau sebesar 46, tongkol Auxis thazard 9 kg atau sebesar 9, bawal Pampus argentus 20,5 kg atau sebesar 21, dan cumi-cumi Loligo sp 8 kg sebesar 8. Gambar 20 Komposisi berat hasil tangkapan bagan apung dengan lampu tabung Dari Gambar 20, jenis hasil tangkapan terberat adalah tembang. Tembang adalah ikan fototaksis positif yang tertangkap pada bagan menggunakan lampu tabung bereflektor. Tembang menyenangi cahaya yang datang dari arah dorsal tubuhnya. Parrish 1962 diacu dalam Gunarso 1988 menambahkan bahwa ikan akan cenderung berorientasi ke arah kanan dari arah datangnya cahaya. Lampu tabung tanpa reflektor memiliki nilai iluminasi cahaya yang tinggi sebesar 162,5 lux di permukaan air laut. Tembang adalah jenis hasil yang paling peka dan paling cepat mendekati bagan di sekitar areal bagan. Habitat tembang adalah di sepanjang perairan pantai dan merupakan spesies permukaan Gunarso 1988. Jenis kembung yang tertangkap adalah kembung perempuan dan kembung lelaki. Kedua jenis ikan tersebut termasuk dalam famili Scombridae, yaitu jenis ikan yang suka hidup bergerombol. Ikan jenis ini, menurut Gunarso 1988, biasanya hidup lebih mendekati pantai dan termasuk predator bagi ikan-ikan kecil lainnya, seperti teri dan rebon. Plankton adalah organisme laut yang dapat hidup dan berkembangbiak dengan bantuan cahaya Basmi 1995. Keberadaan plankton di sekitar cahaya mengundang teri dan rebon -- jenis ikan pemakan plankton -- untuk datang mencari makanan Gunarso 1988. Selanjutnya keberadaan teri dan rebon menyebabkan kembung mendekat ke arah bagan. Teri dan rebon sebagian termakan oleh kembung dan predator lainnya, sedangkan sebagian lainnya lagi menyebar menghindari predator. Hal inilah yang menyebabkan teri dan rebon 14,4 44 9 8 dapat tidak tertangkap sama sekali, sedangkan kembung tertangkap dalam jumlah banyak. Tongkol, bawal dan cumi-cumi adalah organisme predator yang tertangkap pada bagan apung bereflektor. Gunarso 1988 menggolongkan tongkol ke dalam kelompok spesies predator diurnal yang memburu mangsanya terlebih dahulu untuk dimakan. Bawal ikan buas, termasuk ikan karnivora pemakan daging, hidup bergerombol dalam jumlah yang kecil dan memangsa ikan-ikan kecil, siput dan udang. Hal ini dilihat dari susunan gigi-giginya yang tajam. Dirjend Perikanan Budidaya 2011. Cumi-cumi digolongkan sebagai hewan karnivora karena memakan udang dan ikan-ikan pelagis yang ditangkap dengan tentakelnya Barnes 1987 diacu dalam Tasywiruddin 1999. Ikan-ikan jenis predator adalah yang paling mendominasi hasil tangkapan. Adapun hasil tangkapan utamanya tidak tertangkap. Penggunaan cahaya yang terfokus ke arah bawah bagan mampu memanggil teri dan melakukan aktifitas di dalamya. Keberadaan predator seperti tongkol, bawal, kembung dan cumi-cumi dengan sifatnya yang buas mampu mendeteksi keberadaan mangsa di sekitar cahaya ke arah bawah bagan. Proses saling memakan terjadi setelah ikan-ikan predator datang, yaitu teri dan udang memakan plankton, tembang dan kembung memakan plankton dan ikan-ikan kecil ; cumi memakan teri ; tongkol dan bawal memakan tembang. Sebagian teri dan rebon lainnya menyebar untuk menghindari predator. Itulah sebabnya kenapa jenis ikan predator yang lebih banyak tertangkap dibandingkan dengan jenis organisme teri dan rebon. Tembang tertangkap dalam jumlah yang banyak karena keberadaanya yang melimpah. 2 Berdasarkan waktu penangkapan Hasil tangkapan bagan menggunakan lampu tabung bereflektor memiliki jenis dan berat yang berbeda. Waktu penangkapan antara pukul 19.00-22.00 memperoleh 3 jenis ikan, yaitu kembung, tembang, dan tongkol dengan berat total 21,4 kg.Waktu penangkapan antara pukul 22.00-01.00 menghasilkan kembung dan tembang dengan berat total 23,4 kg. Hasil tangkapan terbanyak diperoleh pada waktu penangkapan antara pukul 01.00-04.00 menghasilkan cumi- cumi seberat 20,5 kg dari 4 jenis ikan, yaitu kembung, tembang, tongkol, dan bawal seberat 30,6 kg. Gambar 21 menunjukkan hasil tangkapan bagan berdasarkan waktu penangkapan. Gambar 21 Komposisi berat hasil tangkapan bagan apung dengan lampu tabung Tembang merupakan jenis ikan yang tertangkap dengan persentase tertinggi sebesar 46 dari total hasil tangkapan. Ikan ini tertangkap di sepanjang malam. Hasil tangkapan tembang meningkat pada pukul 19.00-22.00 ke waktu 22.00- 01.00, namun pada penangkapan antara pukul 01.00-04.00 jenis tembang mengalami penurunan. Keberadaannya yang melimpah di perairan menyebabkan tembang banyak tertangkap. Selain itu, tembang merupakan hasil tangkapan utama pada perikanan bagan apung Subani 1989. Tembang juga merupakan ikan dengan fototaksis positif. Kembung tertangkap di sepanjang malam dan mengalami peningkatan jumlah dari waktu penangkapan antara pukul 19.00-22.00 ke waktu penangkapan pukul 22.00-01.00. Penurunan hasil tangkapan kembung cukup tinggi pada waktu penangkapan antara pukul 01.00-04.00. Kembung adalah ikan yang cukup dominan tertangkap selain tembang. Penurunan jumlah hasil tangkapan kembung dan tembang akibat bertambahnya jenis ikan predator di sekitar bagan. Bawal hanya tertangkap pada waktu antara pukul 01.00-04.00 seberat 20,5 kg. Pada waktu ini, bawal adalah hasil tangkapan terbanyak yang diperoleh dan menjadi hasil tangkapan dominan kedua setelah tembang. Waktu makan bawal diduga setelah malam menjelang pagi hari yaitu pukul 01.00-04.00. Kedatangan bawal pada area jaring karena kondisi lapar untuk mencari makanan berupa tembang, kembung, dan ikan kecil lainnya. Kondisi ini menyebabkan bawal menjadi dominan tertangkap. Perolehan hasil tangkapan yang sedikit adalah jenis tongkol dan cumi-cumi. Masing-masing berjumlah 9 kg dan 8 kg. Tongkol mengalami peningkatan jumlah, pada pukul 19.00-22.00 dan pukul 01.00-04.00. Adapun pada waktu penangkapan kedua antara pukul 22.00-01.00 jenis tongkol tidak tertangkap. Tupamahu 2003 menjelaskan bahwa indeks isi lambung tongkol berkisar antara 0,1-0,2 dengan variasi menonjol pada jam 05.00 periode waktu yang diamati pukul 20.00, 21.00, 22.00, 02.00, dan 05.00. Tongkol sebagai ikan predator mendekati bagan untuk mencari makanan. Keberadaan ikan-ikan kecil inilah yang menyebabkan tongkol tertangkap dan menurunkan hasil tangkapan utama bagan. Cumi-cumi merupakan hasil tangkapan terendah. Hasil tangkapan cumi-cumi diperoleh pada pukul 23.00-01.00 dan 01.00-04.00 dan jumlahnya meningkat. Waktu penangkapan pertama pada pukul 19.00-22.00, cumi-cumi tidak tertangkap. Hasil tangkapan meningkat dengan penambahan lampu tabung berfelektor. Berdasarkan jenis hasil tangkapan, penggunaan lampu tabung bereflektor lebih baik digunakan pada perairan yang letaknya jauh dari pantai.

4.3 Perbandingan komposisi hasil tangkapan