Keteguhan Patah Kering Keteguhan Patah Modulus Of Rupture

28

4.1.2.2.1 Keteguhan Patah Kering

Pengujian keteguhan patah kering dilakukan pada kondisi kering, pengujian terbagi menjadi dua yaitu pengujian keteguhan patah kering sejajar serat dan pengujian keteguhan patah kering tegak lurus serat. Hasil pengujian keteguhan patah OSB disajikan pada Lampiran 5, sedangkan rata-rata nilainya disajikan pada grafik di Gambar 11 dan 12. Gambar 11 Rata-rata nilai MOR kering sejajar serat OSB kecil. Gambar 12 Rata-rata MOR kering tegak lurus serat OSB kecil. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 M A C MOR Kgfcm ² Jenis Kayu Perekat 5 Perekat 7 CSA 0437.0 Grade O-2 M = Manii A = Akasia C = Campuran 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 M A C MOR Kgfcm ² Jenis Kayu Perekat 5 Perekat 7 CSA 0437.0 Grade O-2 M = Manii A = Akasia C = Campuran 29 Nilai rata-rata MOR kering sejajar serat OSB hasil penelitian berkisar antara 222,7-388,5 kgfcm 2 . Nilai rata-rata MOR kering sejajar serat terendah 222,7 kgfcm 2 terdapat pada OSB A7 kayu Akasia dengan kadar perekat 7, sedangkan nilai rata-rata MOR kering sejajar serat tertinggi 388,5 kgfcm 2 terdapat pada OSB M7 kayu Manii dengan kadar perekat 7. Nilai rata-rata MOR kering tegak lurus serat OSB hasil penelitian berkisar antara 100,4-178,7 kgfcm 2 . Nilai rata-rata MOR kering tegak lurus serat terendah 100,4 kgfcm 2 terdapat pada OSB A5 kayu Akasia dengan kadar perekat 5, sedangkan nilai rata-rata MOR kering tegak lurus serat tertinggi 178,7 kgfcm 2 terdapat pada OSB M5 kayu Manii dengan kadar perekat 5. Pada grafik dalam Gambar 11 dan 12 dapat dilihat bahwa nilai keteguhan patah pada papan dengan bahan baku kayu Manii lebih besar dibandingkan papan dengan bahan baku kayu Akasia dan campuran. Hal ini disebabkan karena BJ kayu Manii lebih rendah jika dibandingkan dengan BJ kayu Akasia. BJ kayu Akasia berkisar antara 0,43-0,66 dengan rata-rata sebesar 0,61, sedangkan BJ kayu Manii berkisar antara 0,34-0,46 dengan rata-rata 0,43 Nurhaida 2008. Untuk menghasilkan papan dengan kualitas ikatan antar strand yang baik, diperlukan pengempaan dengan rasio kompresi sebesar 1,2-1,6 Bowyer et al. 2003. Kerapatan kayu yang rendah lebih mudah dipadatkan pada saat dikempa sehingga ikatan dan kontak antar strand menjadi lebih baik akibatnya papan yang dihasilkan memiliki kekuatan yang tinggi. Menurut Maloney 1993, kayu dengan BJ rendah lebih baik jika digunakan sebagai bahan baku OSB karena strand yang terbuat dari kayu ber-BJ rendah cenderung memiliki compression ratio CR yang lebih tinggi ketika diberi tekanan kempa yang sama. Compression ratio merupakan perbandingan antara kerapatan produk yang dihasilkan dengan kerapatan bahan baku yang digunakan. Nilai compression ratio yang disarankan oleh Maloney 1993 adalah sebesar 1,30. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai compression ratio OSB kayu Manii adalah sebesar 1,27 sedangkan OSB kayu Akasia sebesar 0,85. Nilai compression ratio OSB kayu Manii yang mendekati nilai 1,30 menjadikan OSB ini memiliki keteguhan patah yang lebih baik dibandingkan OSB yang terbuat dari kayu Akasia dan campuran. 30 Hal ini didukung oleh hasil analisis keragaman dengan menggunakan uji F, yang menyatakan bahwa pengaruh mandiri faktor jenis kayu memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai keteguhan patah kering sejajar serat OSB. Uji lanjut Duncan pun menunjukkan bahwa taraf jenis kayu Manii berbeda nyata dengan taraf jenis kayu Akasia dan kayu campuran. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi nilai keteguhan patah OSB adalah jenis kayu yang digunakan. Faktor kadar perekat secara umum menunjukkan bahwa dengan kadar perekat 7 nilai keteguhan patah OSB akan lebih besar dibandingkan papan dengan kadar 5. Tetapi hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor kadar perekat dan interaksi antara faktor jenis kayu dan kadar perekat menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap nilai kekuatan patah kering sejajar serat OSB. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan kadar perekat yang berbeda, nilai keteguhan patah OSB cenderung seragam. Interaksi antara jenis kayu dan kadar perekat pun tidak mempengaruhi nilai keteguhan patah papan. Sama halnya dengan keteguhan patah kering sejajar serat, pengujian kekuatan patah kering tegak lurus serat pun menunjukkan bahwa faktor jenis kayu memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap keteguhan patah kering tegak lurus serat OSB, faktor kadar perekat memberikan pengaruh yang nyata sedangkan interaksi antara faktor jenis kayu dan kadar perekat memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kekuatan patah kering tegak lurus serat OSB. Pada pengujian keteguhan patah tegak lurus faktor yang mempengaruhinya sama dengan pada pengujian keteguhan patah sejajar serat, yaitu jenis kayu yang digunakan. Uji lanjutnya pun menyatakan bahwa taraf jenis kayu Manii berbeda nyata dengan taraf jenis kayu Akasia dan campuran. Berdasarkan grafik pada Gambar 11, terlihat bahwa menurut standar CSA 0437.0 Grade O-2 hanya terdapat dua papan yang memenuhi standar nilai 295,72 kgfcm 2 yaitu papan M5 kayu Manii dengan kadar perekat 5 dan M7 kayu Manii dengan kadar perekat 7. Sedangkan pada Gambar 12 papan yang yang memenuhi standar CSA 0437.0 Grade O-2 adalah papan M5 kayu Manii dengan kadar perekat 5 dan M7 kayu Manii dengan kadar perekat 7 karena memiliki nilai diatas keteguhan patah diatas 126,44 kgfcm 2 . 31

4.1.2.2.2 Keteguhan Patah Basah