Keteguhan Patah Basah Keteguhan Patah Modulus Of Rupture

31

4.1.2.2.2 Keteguhan Patah Basah

Keteguhan patah basah dilakukan pada papan yang telah direndam selama 24 jam. Pengujian keteguhan patah pada kondisi basah bertujuan untuk menilai kemampuan OSB terhadap pengaruh pembasahan yang nantinya dapat menentukan layak tidaknya produk ini untuk digunakan sebagai bahan bangunan eksterior. Hasil pengujian keteguhan patah basah sejajar serat dan tegak lurus serat secara lengkap disajikan pada Lampiran 5, sedangkan nilai rata-ratanya dapat dilihat pada grafik di Gambar 13 dan 14. Gambar 13 Rata-rata nilai MOR basah sejajar serat OSB kecil. Gambar 14 Rata-rata nilai MOR basah tegak lurus serat OSB kecil. 50 100 150 200 250 M A C MOR Kgfcm ² Jenis Kayu Perekat 5 Perekat 7 M = Manii A = Akasia C = Campuran 20 40 60 80 100 120 M A C MOR Kgfcm ² Jenis Kayu Perekat 5 Perekat 7 M = Manii A = Akasia C = Campuran 32 Nilai rata-rata MOR basah sejajar serat OSB hasil penelitian berkisar antara 121,5-206,3 kgfcm 2 . Nilai rata-rata MOR basah sejajar serat terendah 121,5 kgfcm 2 terdapat pada OSB C5 kayu campuran dengan kadar perekat 5, sedangkan nilai rata-rata MOR basah sejajar serat tertinggi 206,3 kgfcm 2 terdapat pada OSB A7 kayu Akasia dengan kadar perekat 7. Nilai rata-rata MOR basah tegak lurus serat OSB hasil penelitian berkisar antara 42,7-90,9 kgfcm 2 . Nilai rata-rata MOR basah tegak lurus serat terendah 42,7 kgfcm 2 terdapat pada OSB A5 kayu Akasia dengan kadar perekat 5, sedangkan nilai rata-rata MOR basah tegak lurus serat tertinggi 90,9 kgfcm 2 terdapat pada OSB A7 kayu Akasia dengan kadar perekat 7. Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya mengenai keteguhan patah kering, seharusnya keteguhan patah OSB kayu Akasia akan lebih rendah daripada OSB kayu Manii, tetapi pada Gambar 14 dan 15 dapat kita lihat bahwa keteguhan patah OSB kayu Akasia cenderung lebih besar daripada OSB kayu Manii. Bila kita hubungkan kembali kejadian ini dengan pembahasan mengenai analisis daya serap air, yang menyatakan bahwa OSB kayu Akasia lebih sedikit menyerap air dibandingkan OSB kayu Manii, maka dapat kita simpulkan bahwa pada kondisi basah OSB kayu Manii akan lebih banyak mengalami kerusakan daripada OSB kayu Akasia sehingga keteguhan patah OSB kayu Manii menjadi lebih rendah. Hasil analisis keragaman untuk keteguhan patah basah sejajar serat menunjukkan bahwa faktor jenis kayu memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai keteguhan patah basah sejajar serat papan OSB. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa taraf jenis kayu Akasia berbeda nyata terhadap taraf jenis kayu Manii dan campuran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemakaian kayu Akasia sebagai bahan baku OSB cenderung akan menghasilkan keteguhan patah OSB yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan kayu Manii ataupun campuran pada kondisi basah. Pada pembahasan sebelumnya didapatkan bahwa kadar perekat yang lebih tinggi dapat menurunkan daya serap air dan pengembangan tebal, sehingga kerusakan papan pun menjadi lebih kecil. Oleh karena itu seharusnya OSB dengan kadar perekat 7 akan memiliki keteguhan patah yang lebih besar daripada OSB 33 dengan kadar perekat 5. Hal ini terbukti dari Gambar 13 dan 14 yang menunjukkan bahwa secara umum papan dengan kadar perekat 7 memiliki keteguhan patah yang lebih besar dibandingkan papan dengan kadar perekat 5. Tetapi dari hasil analisis keragaman didapatkan bahwa faktor kadar perekat memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap nilai keteguhan patah basah sejajar serat OSB, sedangkan interaksi antara faktor jenis kayu dan kadar perekat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai keteguhan patah basah sejajar serat dari OSB yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa faktor kadar perekat akan berpengaruh nyata jika dikombinasikan dengan jenis kayu yang tepat, sedangkan pengaruh mandirinya tidak akan menimbulkan perbedaan yang terlalu besar. Interaksi antara jenis kayu dan kadar perekat lah yang menentukan keteguhan patah sejajar serat OSB pada kondisi basah. Berbeda dengan hasil analisis pada pengujian keteguhan patah basah sejajar serat, pada pengujian keteguhan patah basah tegak lurus serat didapatkan bahwa faktor jenis kayu dan interaksi antara faktor jenis kayu dan faktor kadar perekat tidak memberikan pengaruh terhadap keteguhan patah basah tegak lurus serat OSB, sedangkan faktor kadar perekat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap keteguhan patah basah tegak lurus serat OSB. Pada kasus ini faktor kadar perekat menjadi lebih dominan.

4.1.2.3 Kekuatan Rekat Internal