33 dengan kadar perekat 5. Hal ini terbukti dari Gambar 13 dan 14 yang
menunjukkan bahwa secara umum papan dengan kadar perekat 7 memiliki keteguhan patah yang lebih besar dibandingkan papan dengan kadar perekat 5.
Tetapi dari hasil analisis keragaman didapatkan bahwa faktor kadar perekat memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap nilai keteguhan patah basah
sejajar serat OSB, sedangkan interaksi antara faktor jenis kayu dan kadar perekat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai keteguhan patah basah
sejajar serat dari OSB yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa faktor kadar perekat akan
berpengaruh nyata jika dikombinasikan dengan jenis kayu yang tepat, sedangkan pengaruh mandirinya tidak akan menimbulkan perbedaan yang terlalu besar.
Interaksi antara jenis kayu dan kadar perekat lah yang menentukan keteguhan patah sejajar serat OSB pada kondisi basah.
Berbeda dengan hasil analisis pada pengujian keteguhan patah basah sejajar serat, pada pengujian keteguhan patah basah tegak lurus serat didapatkan bahwa
faktor jenis kayu dan interaksi antara faktor jenis kayu dan faktor kadar perekat tidak memberikan pengaruh terhadap keteguhan patah basah tegak lurus serat
OSB, sedangkan faktor kadar perekat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap keteguhan patah basah tegak lurus serat OSB. Pada kasus ini faktor
kadar perekat menjadi lebih dominan.
4.1.2.3 Kekuatan Rekat Internal
Keteguhan rekat internal merupakan keteguhan tarik tegak lurus terhadap permukaan panil yang menunjukkan ukuran kohesif ikatan antar strand. Beberapa
faktor yang mempengaruhi nilai kekuatan rekat internal adalah kerapatan, jenis kayu, dimensi strand, kualitas strand dan kadar air strand sebelum dicampur
dengan perekat Koch, 1985 dalam Nurhaida et al, 2008. Hasil pengujiian kekuatan rekat OSB sejajar serat dan tegak lurus serat secara lengkap disajikan
pada Lampiran 5, sedangkan nilai rata-ratanya tertera pada Gambar 15.
34
Gambar 15 Rata-rata nilai kekuatan rekat internal OSB kecil. Berdasarkan data pada Gambar 15 diketahui bahwa nilai rata-rata kekuatan
rekat OSB hasil penelitian berkisar antara 3,54-6,88 kgfcm
2
. Nilai rata-rata kekuatan rekat terendah 3,54 kgfcm
2
terdapat pada OSB C7 kayu campuran dengan kadar perekat 7, sedangkan nilai rata-rata kekuatan rekat tertinggi 6,88
kgfcm
2
terdapat pada OSB A5 kayu Akasia dengan kadar perekat 5. Pada Gambar 15 terlihat bahwa papan berkadar 5 memiliki kekuatan rekat
internal yang lebih tinggi dibandingkan papan dengan kadar perekat 7. Tetapi menurut analisis keragaman yang dilakukan, didapatkan bahwa faktor kadar
perekat dan interaksi antara jenis kayu dan kadar perekat memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kekuatan rekat internal OSB. Hal ini berarti kekuatan
rekat internal cenderung seragam meskipun kadar perekat berbeda. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor jenis kayu
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kekuatan rekat OSB. Dari Gambar 15 pun terlihat bahwa kekuatan rekat internal antara OSB kayu Manii dan
OSB kayu Akasia tidak terlalu berbeda jauh, sedangkan dengan OSB kayu campuran terdapat perbedaan yang cukup besar. Hasil uji lanjut memperlihatkan
bahwa taraf jenis kayu campuran berbeda dengan taraf jenis kayu Manii dan kayu Akasia. Nilai kekuatan yang rendah mungkin diakibatkan oleh kegagalan
perekatan antar jenis kayu. Seluruh papan yang dibuat memenuhi standar CSA 0437.0 Grade O-2.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
M A
C
Kek uatan Rek
a t
Internal k
gf
Jenis Kayu
Perekat 5 Perekat 7
CSA 0437.0 Grade O-2
M = Manii A = Akasia
C = Campuran
35
4.1.2.4 Kuat Pegang Sekrup