Faktor Pembatas Pertumbuhan Karang

karang batu tersebut. Karang Acropora mempunyai axial dan radial koralit sedangkan karang non-Acropora hanya mempunyai radial saja. Selain itu, pengelompokkan ini didasarkan pada jumlah kelompok karang Acropora yang menurut Thamrin 2006 umumnya merupakan salah satu kelompok karang yang sangat dominan pada suatu perairan. Genera karang Acropora umumnya memiliki bentuk morfologi koloni yang bercabang dan salah satu komponen utama pembangun terumbu karang. Pertumbuhan karang bercabang berlangsung lebih cepat pada bagian ujung cabang tanpa zooxanthellae dibandingkan dengan bagian basal Goreau 1959; Pearse Muscatine 1971; Oliver 1984; dan Rinkevich Loya 1984 in Rani et al. 2005.

2.2. Faktor Pembatas Pertumbuhan Karang

Keanekaragaman, penyebaran, dan pertumbuhan hermatifik karang tergantung pada lingkungannya. Kondisi ini pada kenyataannya tidak selalu tetap, akan tetapi seringkali berubah karena adanya gangguan, baik yang berasal dari alam atau aktivitas manusia. Gangguan dapat berupa faktor fisika, kimia, maupun biologis. Faktor-faktor fisika-kimia yang diketahui dapat mempengaruhi kehidupan dan atau laju pertumbuhan karang antara lain cahaya matahari, suhu, salinitas, pH dan sedimen. Sedangkan faktor biologis, biasanya berupa predator atau pemangsanya Supriharyono 2007. Titik kompensasi binatang karang terhadap cahaya adalah pada intensitas cahaya antara 200-700 f.c. atau umumnya terletak antara 300-500 f.c. Kanswisher dan Wainwright 1967 in Iswara 2010. Birkeland 1997 menyatakan pada umumnya terumbu karang ditemukan pada perairan dengan suhu 18-36 °C, tetapi menurut Nybakken 1992 terumbu karang dapat mentolerir suhu sampai 36-40 °C. Pada daerah tropis suhu rata-rata tahunan untuk perkembangan optimal terumbu karang adalah 25-30 °C, sedangkan salinitas air laut yang normal untuk kehidupan karang hermatifik adalah 32-35 00 Nybakken 1992, meskipun menurut Suharsono 1996 pada salinitas ekstrem seperti di Teluk Persia 46 00 dan di Laut Hindia Selatan 26 00 terumbu karang masih dapat hidup. Padatan tersuspensi kekeruhan berhubungan dengan kecerahan perairan. Thamrin 2006 menyatakan bahwa padatan tersuspensi mempengaruhi sepanjang siklus hidup hewan karang. Sedimen berpengaruh terhadap pertumbuhan binatang karang baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung sedimen adalah dengan menutupi polip karang sehingga menyebabkan kematian pada karang. Sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu menghalangi penetrasi cahaya sehingga mengganggu fotosintesis Bak 1978 in Supriharyono 2007. Selain itu, sedimen yang tinggi memaksa karang untuk mengeluarkan energi lebih guna menghalau sedimen tersebut yang mengakibatkan turunnya laju pertumbuhan karang Pastorok dan Bilyard 1985 in Supriharyono 2007. Tingkat kekeruhan yang normal bagi terumbu karang berkisar antara 0-10 mgliter Rogers 1990, Larcombe et al. 1995 in Thamrin 2006. Arus diperlukan karang untuk memperoleh makanan dalam bentuk zooplankton, oksigen, serta dalam membersihkan permukaan karang dari sedimen Thamrin 2006; Stoecker 1978 in Estradivari at al. 2009. Rachmawati 2001 in Wibowo 2009 menyatakan bahwa gelombang yang cukup kuat akan menghalangi pengendapan sedimen pada koloni karang. Karang sendiri memiliki kemampuan dalam membersihkan permukaan tubuhnya koloninya dari sedimen, tetapi dalam jumlah yang sangat terbatas. sehingga jenis karang yang ditemukan dalam perairan yang memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi hanya terbatas pada jenis karang tertentu. Amonium tidak bersifat toksik innocuous namun pada suasana alkalis pH tinggi lebih banyak ditemukan amonia yang tak terionisasi unionized dan bersifat toksik Tebbut 1992 in Effendi 2003. Karang biasanya hidup pada perairan dengan nutrien anorganik yang rendah Grover 2003 in Wibowo 2009. Nutrien yang tinggi di perairan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman dan alga pada perairan tersebut juga meningkat. Biomassa makroalga yang besar dapat menutupi karang sehingga memiliki efek seperti halnya penutupan karang oleh partikel sedimen yang besar Rachmawati 2001 in Wibowo 2009.

2.3. Klasifikasi dan Ciri-Ciri Karang yang Diteliti

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Serta Keberhasilan Transplantasi Koral Terhadap Ukuran Fragmen dan Posisi Penanaman Pada Dua Spesies Karang Acropora micropthafma (Verrill, 1869) dan Acropora intermedia (Brook, 1891) di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu

0 11 112

Tingkat Kelangsungan Hidup, Laju Pertumbuhan Dan Rasio Pertumbuhan Beberapa Jenis Karang Batu Dan Karang Api Yang Ditransplantasikan Di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 8 99

Studi Pertumbuhan Dan Tingkat Keberhasilan Hidup Karang Batu Spesies Acropora Nobilis Dan Acropora Formosa Pada Dua Kedalaman Yang Berbeda Di Pulau Pari, Kepulauan Seribu

0 8 90

Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Karang Jenis Euphylia sp (Dana, 1846), Plerogyra sinuosa (Dana 1846) dan Cyarina lacrymallis (Edwards & Halima, 1848) yang Ditransplatasikan di Perairan Pulau Pari, Jakarta.

0 10 75

Tingkat keberhasilan hidup dan pertumbuhan karang batu jenis Acropora pulchra, Accropora iatistella, Acropora acuminata yang ditransplantasikan dengan menempelkan dua jenis karang di Pulau Payung, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 7 108

Analisis Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Karang Acropora spp., Hydnopora rigida, dan Pocillopora verrucosa yang Ditransplantasikan di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu

0 11 77

Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Karang Transplantasi Jenis Acropora humilis (Dana 1846), Acropora brueggemanni (Brook 1893), dan Acropora austera (Dana 1846) di Perairan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 3 1

Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Karang Acropora nobilis dan Montipora altasepta, Hasil Transplantasi di Pulau Karya, Kepulauan Seribu

0 7 103

Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Karang Pocillopora damicornis dan Acropora millepora yang Ditransplantasikan dengan Teknik Rubble Stabilization di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

0 8 31

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Karang Keras Acanthastrea echinata (Dana 1846) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

1 14 115