Perubahan suhu bulan Mei ke Juli menunjukkan kenaikan sebesar 2 ºC dimana kenaikan ini cukup signifikan sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan karang.
Studi yang dilakukan Coles Jokie 1978 dan Neudecker 1981 in Supriharyono 2007 menunjukkan perubahan suhu perairan secara mendadak sekitar 4-6 ºC dapat
mengurangi pertumbuhan karang, bahkan mematikannya. Penurunan suhu perairan dapat disebabkan oleh kurang optimalnya intensitas
penyinaran matahari. Curah hujan yang meningkat pada bulan Desember berpengaruh terhadap intensitas penyinaran matahari dan mempengaruhi kondisi
saat pengambilan data. Meningkatnya curah hujan juga dapat menyebabkan masuknya sedimen-sedimen dari daratan sehingga meningkatkan kekeruhan perairan
yang berakibat pada terhambatnya penetrasi cahaya matahari karena terhalang oleh sedimen. Berkurangnya cahaya matahari akan berpengaruh terhadap penurunan
suhu. Sebaliknya, pada bulan Juli curah hujan semakin berkurang sehingga penetrasi cahaya matahari menjadi optimal dan berakibat pada meningkatnya suhu perairan.
4.1.4. Kekeruhan
Kekeruhan terjadi karena banyaknya padatan tersuspensi atau sedimen dalam perairan, menurut Thamrin 2006 padatan tersuspensi ini akan mempengaruhi
sepanjang siklus hidup hewan karang. Anna 1999 in Sachoemar 2008
menyatakan Kepulauan Seribu juga sangat rentan terhadap ancaman pencemaran dari daratan, mengingat secara osenografis lokasinya berhubungan langsung dengan
Teluk Jakarta tempat bermuaranya 13 sungai yang melintasi Kota Jakarta yang padat
pemukiman dan industri Kekeruhan di perairan Pulau Kelapa selama pengamatan
September 2010 sampai Juli 2011 memiliki nilai yang berfluktuasi. Nilai kekeruhan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2011 dan terendah terjadi pada Mei 2011 dengan
kisaran antara 0,28 NTU-0,70 NTU Gambar 9. Kekeruhan yang tinggi pada bulan Januari 2011 diduga disebabkan oleh tingginya curah hujan sebagai efek dari musim
barat sehingga mengakibatkan terjadinya pengadukan partikel-partikel terlarut yang terdapat pada kolom perairan serta partikel yang mengendap di dasar perairan.
Selain itu, hujan yang turun juga menyebabkan partikel-partikel dari daratan run off terbawa ke perairan sehingga meningkatkan nilai kekeruhan perairan. Letak
Kepulauan Seribu seperti yang diungkapkan Anna 1999 in Sachoemar 2008 sangat rentan karena berhubungan langsung dengan teluk Jakarta yang merupakan
tempat bermuaranya 13 sungai yang melintasi Kota Jakarta. Hal ini memberikan pengaruh terhadap masukan sedimen ke perairan sehingga menyebabkan
meningkatnya kekeruhan di Kepulauan Seribu.
Gambar 9. Kekeruhan rata-rata n=3 perairan Pulau Kelapa Partikel tersuspensi atau sedimen ini dapat mempengaruhi kehidupan karang
baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pengaruh langsung sedimen adalah dengan menutupi polip karang sehingga menyebabkan kematian pada karang.
Sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu menghalangi penetrasi cahaya sehingga mengganggu fotosintesis Bak 1978 in Supriharyono 2007. Selain itu, sedimen
yang tinggi memaksa karang untuk mengeluarkan energi lebih guna menghalau sedimen tersebut yang mengakibatkan turunnya laju pertumbuhan karang Pastorok
dan Bilyard 1985 in Supriharyono 2007. 4.1.5. Kecepatan arus
Arus memiliki peranan penting terutama dalam menyuplai makanan bagi karang, oksigen serta membantu karang membersihkan diri dari sedimen Thamrin
2006; Stoecker 1978 in Estradivari at al. 2009. Kecepatan arus rata-rata di lokasi penelitian meningkat pada setiap pengambilan data dengan kisaran antara 0,12 ms
sampai 0,32 ms Gambar 10. Nilai kecepatan arus yang meningkat diduga disebabkan oleh pergantian musim yaitu dari musim barat ke musim timur. Musim
timur memiliki arus dan gelombang yang lebih besar dibandingkan pada musim barat sehingga kecepatan arus terus meningkat terutama memasuki bulan Juli 2011
yang memiliki kecepatan sebesar 0,32 ms naik sekitar 0,12 ms dibandingkan bulan Mei 2011 yang memiliki kecepatan 0,2 ms.
Gambar 10. Kecepatan arus rata-rata n=3 perairan Pulau Kelapa Kecepatan arus dan turbulensi akan berpengaruh terhadap morfologi dan
komposisi taksonomi ekosistem terumbu karang. Karang yang berada pada perairan dengan gelombang yang cukup kuat memiliki bentuk pertumbuhan masif atau
bercabang dengan cabang yang sangat tebal dan ujung yang datar. Sedangkan pada perairan yang tenang, koloni karang yang terbentuk cenderung memanjang dan
bercabang dengan cabang yang lebih ramping Rachmawati 2001 in Wibowo 2009.
4.1.6. Nutrien ammonia, nitrat, dan ortofosfat