Mekanisme Kerja Antimikroba Uji Aktivitas Dari Estrak Etanol Daun Pala (Myristica fragrans) Asal Pulau Tomia Kab WAKATOBI Dengan Metode KLT-Bioautografi. By SRI ARISTA

Skripsi : Uji aktivitas AM dari ekstrak etanol daun pala dengan metode KLT-Bioautografi 2016 SRI ARISTA 150 2012 0368

C. Mekanisme Kerja Antimikroba

Antimikroba AM ialah obat pembasmi mikroba, khusunya mikroba yang merugikan manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik; dan ada yang diperlukan untuk membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya, masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal KHM dan kadar bunuh minimal KBM. Antimikroba tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar anti mikrobanya ditingkatkan melebihi KHM Ganiswara, 1995. Ada beberapa sifat antimikroba yang diinginkan anatara lain sangat toksik untuk mikroba, tetapi relative tidak toksik untuk hospes; mempunyai spectrum yang luas; tidak cepat menimbulkan resistensi; efektivitas antimikroba hendaknya tidak berkurang dengan adanya cairan tubuh, protein plasma dan enzim jaringan; sifat adsorpsi, distribudi, metabolisme, dan eliminasi ADME harus sedemikian rupa sehingga kadar dalam darah dapat dicapai dengan cepat dan dapat dipertahankan dalam jangka waktu lama; eksresi dalam ginjal tidak menyebabkan kerusakan ginjal Ganiswara, 1995; Mycek, 2001. Skripsi : Uji aktivitas AM dari ekstrak etanol daun pala dengan metode KLT-Bioautografi 2016 SRI ARISTA 150 2012 0368 Mekanisme kerja utama antimikroba Ganiswara, 1995; Katzung, 2004 : 1. Penghambatan metabolisme sel mikroba Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya, dimana bakteri patogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam para amino benzoate PABA. Apabila suatu zat antimikroba menang bersaing dengan asam para amino benzoate PABA untuk diikutsertakan dalam pembentukan asam folat maka terbentuk analog asam folat yang non fungsional. 2. Penghambatan sintesis dinding sel Dinding sel mikroba secara kimia adalah peptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida, struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat reaksi pembentukannya atau mengubahnya setelah dinding sel tersebut dibentuk. Antimikroba ini dapat menghambat sintesis atau menghambat aktivitas enzim seperti enzim transpeptidase yang dapat menimbulkan kerusakan dinding sel yang berakibat sel mengalami lisis. Contohnya: Basitrasin, Sefalosporin, Sikloserin, Penisilin, dan Vankomisin. 3. Penghambatan fungsi membran sel Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu didalam sel dan mengatur aliran keluar masuknya Skripsi : Uji aktivitas AM dari ekstrak etanol daun pala dengan metode KLT-Bioautografi 2016 SRI ARISTA 150 2012 0368 bahan-bahan tertentu. Membrane sel memelihara integritas komponen-komponen seluler, kerusakan pada membrane ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel, akibatnya mikroba akan mati. Jika fungsi integritas membrane sitoplasma dirusak, makromolekul dan ion keluar dari sel, kemudian sel akan rusak. Dalam hal ini antimikroba dapat berinteraksi dengan sterol sitoplasma pada jamur, dan merusak membrane sel bakteri Gram negative. Membrane sel bakteri dan fungi dapat dirusak oleh beberapa bahan tertentu tanpa merusak sel inang. Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah polimixin, amfoterisin, kolistin, imidazol dan golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik. 4. Penghambatan sintesis protein Hidup suatu sel tergantung pada terpeliharanya molekul- molekul dalam keadaan alamiah. Suatu kondisi atau substansi mengubah kondisi ini yaitumendenaturasikan protein dengan merusak sel tanpa dapat diperbaiki kembali. Beberapa antibiotic menghambat sintesi protein pada bakteri sebagai contoh adalah aminoglikosida, linkomisin, kloramfenikol, tetrasiklin, erythromycin. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan m-RNA dan t-RNA. Pada bakteri, Skripsi : Uji aktivitas AM dari ekstrak etanol daun pala dengan metode KLT-Bioautografi 2016 SRI ARISTA 150 2012 0368 ribosom terdiri atas dua sub unit yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. 5. Penghambatan sintesis asam nukleat DNA dan RNA memegang peranan penting dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan total pada sel. Dalam hal ini mempengaruhi metabolism asam nukleat, seperti berikatan dengan enzim DNA-dependen, RNA-polymerase bakteri dan memlokir helix DNA. Mekanisme kerja antibiotik kloramfenikol adalah dengan menghambat biosintesa protein pada siklus perpanjangan rantai asam amino, yaitu dengan menghambat pembentukan ikatan peptide. Setelah menembus sel bakteri, kloramfenikol mengikat sub unit ribosom 50S secara terpulihkan, menghambat enzim petidil transferase, sehingga mencegah penambahan asam amino pada rantai peptide. Akibatnya terjadi hambatan pembentukan ikatan peptide dan biosintesa protein, dan hal ini terjadi selama antibiotika tetap terikat oleh ribosom. Dengan kata lain kloramfenikol menghambat perpanjangan rantai peptide dan pergerakan ribosom sepanjang m-RNA. Penghambatan ini bersifat stereospesifik, hanaya isomer D-- treo yang aktif. Turunan amfenikol juga menghambat sintesis Skripsi : Uji aktivitas AM dari ekstrak etanol daun pala dengan metode KLT-Bioautografi 2016 SRI ARISTA 150 2012 0368 protein mitokondria mamalia, oleh karena itu ada persamaan antara ribosom 70S bakteri dan mamalia Rogers, 1988. Kloramfenikol merupakan antibiotic spectrum luas yang bersifat bakteriostatik, pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu dan merupakan derivate nitrobenzene sederhana Rogers, 1988.

D. Metode Ekstraksi 1. Defenisi ekstraksi Ansel, 1989