Skripsi : Uji aktivitas AM dari ekstrak etanol daun pala dengan metode KLT-Bioautografi
2016
SRI ARISTA 150 2012 0368
mempunyai tekstur keras seperti kulit, biji, dan kayu. Yang termaksud metode ekstraksi secara panas adalah refluks dan
destilasi uap air.
E. Identifikasi Dengan Metode KLT
Kromatografi Lapis Tipis ialah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan yang memisahkan, yang terdiri atas bahan berbutir-butir fase
diam, ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah, berupa larutan,
ditotolkan berupa bercak atau pita. Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok
fase gerak,
pemisahan terjadi
selama perambatan
kapiler pengembangan. Selanjutnya, senyawa yang tidak berwarna harus
ditampakkan dideteksi Stahl, 1985. Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan senyawa-
senyawa yang sifatnya hidrofob seperti lipida-lipida dan hidrokarbon. Sebagai fase diam digunakan senyawa yang tak bereaksi seperti silica gel
atau alumina. Silica gel biasa diberi pengikat yang dimaksudkan untuk memberikan kekuatan pada lapisan dan menambah adhesi pada gelas
penyokong. Pengikat yang biasa digunakan adalah kalsium sulfat Sastrohamidjojo, 1991.
Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa lapisan tipis yang terdiri atas bahan padat yang dilapiskan pada permukaan penyangga
datar. Lapisan melekat pada permuakaan dengan bantuan bahan
Skripsi : Uji aktivitas AM dari ekstrak etanol daun pala dengan metode KLT-Bioautografi
2016
SRI ARISTA 150 2012 0368
pengikat. Dua sifat yang penting dari fase diam adalah ukuran partikel dan homogenitasnya, karena gaya adhesi pada penyokong sangat tergantung
pada kedua sifat trsebut. Partikel dengan bituran yang kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Salah satu cara untuk memperbaiki
hasil pemisahan adalah dengan menggunakan fase diam yang butirannya halus. Penyerap yang banyak dipakai untuk kromatografi lapis tipis
adalah silika gel, alumunium oksida, kieselgur, selulosa dan poliamida Sastrohamidjojo, 1991; Stahl, 1985.
Fase gerak ialah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut.
Ia bergerak didalam fase diam yaitu suatu lapisan berpori, karena ada gaya kapiler. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai
didarkan atas prinsip like dissolves like yaitu untuk memisahkan sampel yang bersifa non polar digunakan sistem pelarut yang bersifat non polar
dan untuk memisahkan sampel yang bersifat polar digunakan sistem
pelarut yang bersifat polar Stahl, 1985. Jarak pengembangan suatu senyawa pada
kromatogram dinyatakan dengan angka Rf Stahl, 1985.
Faktor – faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah Struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan, Sifat penyerap, Tebal dan kerataan dari
lapisan penyerap, Jenis pelarut dan derajat kemurnian pelarut, Jumlah cuplikan dan suhu Sastrohamidjojo, 1991.
Skripsi : Uji aktivitas AM dari ekstrak etanol daun pala dengan metode KLT-Bioautografi
2016
SRI ARISTA 150 2012 0368
F. Metode Pengujian Antimikroba 1. Metode dilusi Turbudimetri