Objek Ilmu Negara Metode Pendekatan Ilmu Negara

- Hubungan ilmu negara dengan ilmu politik Kata politik berasal dari kata ‘polis’ dalam bahasa Yunani kuno. Polis adalah kota yang menyerupai negara. pada zaman yunani kuno terdapat suatu tempat tinggal bersama orang-orang di atas sebuah bukit dengan tembokbenteng yang kuat, yang mempunyai organisasi kekuasaan tertnggi. Maka polis adalah suatu negara, disebut negara kota city state, selanjutnya kata-kata yang berasal dari kata polispolitikpolice dll dapat dikatakan berkaitan dengan negara. Obyek penyelidikan ilmu politik adalah negara dalam arti umum. Yang diselidiki terutama adalah kekuatan-kekuatan sosial yang terdapat dalam masyarakat yang secara langsung dapat mempengaruhi pemerintahan negara, bahkan dapat ikut merubah dan menentukan struktur negara. Karenanya ilmu politik penyelidikannya berkaitan dengan faktor-faktor kekuasaan yang riil dalam masyarakat. Persamaan ilmu negara dengan ilmu politik terletak pada obyeknya, yaitu keduanya mempelajari negara sebagai pengertian ‘genus’umum. Bahkan dinegara Anglo-Amerika kedua ilmu tersebut tidak dibedakan. Ilmu tersebut identik. Perbedaan keduanya terletak pada ‘focus of interest’. Herman Heller menyatakan ilmu negara tugasnya terbatas pada usaha-usaha melukiskan lembaga-lembaga kenegaraan, sehingga sifatnya adalah deskriptif dan karenanya statis. Ilmu politik sebaliknya lapangan kerjanya lebih luas, karena juga meliputi usaha-usaha untuk mengadakan analisa dari peristiwa politik atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan negara, jadi sifatnya lebih dinamis.

B. Objek Ilmu Negara

Ilmu Negara menganggap Negara sebagai obey-obyek penyelidikannya antara lain meliputi pertumbuhan, sifat hakit dan bentuk- bentuk Negara. Hukum tata Negara juga mengganggap Negara sebagai obyeknya, terutama tentang hubungan antara alat-alat perlengkapan Negara. Pembahasan dalam ilmu Negara menitik beratkan pada hal-hal yang bersifat umum dengan menganggap Negara sebagai gema bentuk umum dan mengesampingkanmengabaikan sifat-sifat khusus dari Negara. Perbedaan antara hukum tata Negara dengan ilmu Negara ialah ilmu Negara menyelidiki atau membahas negara dalam teori-teori yang umum dengan mengesampingkan sifat-sifat khusus dari setiap Negara-negara sedangkan hukum Tata Negara positif menyelidiki atau membahas suatu system Hukum Tata Negara Indonesia, Hukum Tata Negara Inggris. Hukum Tata Negara Belanda, dan sebagainya. Jadi Hukum Tata Negara menguraikan pertumbuhan, perkembangan dan susunan suatu sistem alat-alat perlengkapan negara tertentu, sedangkan Ilmu Negara mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang bersifat menyeluruh yaitu berupa pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok Page | 6 kranenburg mempergunakan istilah pengertian-pengertian umum dan sifat- sifat umum dari Negara secara umum. Dengan demikian Ilmu Negara memberikan dasar-dasar teoretis kepada Hukum Tata Neagara positif. Dan Hukum Tata Negara merupakan kongkretisasi daripada teori-teori Ilmu Negara. Jika dikatakan Hukum Tata Negara lebih bersifat praktis maka Ilmu Negara lebih bersifat teoritis. Naka dengan demikian Ilmu Negara dianggap sebagai Ilmu pengantar untuk mempelajari Hukum Tata Negara. Aadapun gambaran mengenai objek kajian ilmu negara dan perbedaannya dengan cabang ilmu lainnya , yaitu sebagai berikut:

C. Metode Pendekatan Ilmu Negara

Metode mempelajari Ilmu Negara secara umum dapat terbagi dalam beberapa bentuk 1. Metode induktif: Metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaedah yang bersifat umum. 2. Metode deduktif: Metode yang dimulai dengan kaedah yang umum kemudian dipelajari dalam keadaan yang umum. 3. Metode history: Metode penelitian yang mencari gejala di masa lalu yang tentunya memiliki hubungan dengan keadaan di masa sekarang. 4. Metode perbandingan: Metode yang membandingkan antara dua obyek penyelidikan atau lebih, untuk menambah dan memperdalam tentang obyek yang diselidiki. Page | 7 5. Metode dialektis: Metode tanya-jawab, yang memiliki cara kerja, yaitu : - Theses, yaitu suatu dalil stelling - Antithese, yaitu suatu serangan terhadap dalil tersebut - Synthese, yaitu jalan tengah antara these dengan antithese 6. Metode empiris: Metode yang menyandarkan kepada kenyataan. 7. Metode rasionalitas: Metode yang mengutamakan pemikiran denga logika. 8. Metode sistematis: Metode yang didasarkan secara menghimpun bahan, lalu dilakukan pengolongan dalam suatu kesatuan dimana masing-masing selalu berhubungan, sistematik. 9. Metode hukum: Metode yang menitikberatkan kepada segi-segi yudiris. 10. Metode fungsional: Metode yang meninjau obyek penyelidikan dengan menggandengkan, sehingga obyek tersebut dapat mempengaruhi masyarakat dan sebaliknya. 11. Metode sinkretis: Metode yang menggabungkan factor yang bersifat juridis dan nonjuridis.

BAB II NEGARA

Page | 8

A. Istilah dan Pengertian Negara