BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemampuan atau daya tahan suatu bibit tumbuhan ditunjukkan oleh persentase hidup bibit tersebut. Apabila persentase hidup bibit tumbuhan tinggi,
maka bibit tersebut mempunyai daya tahan yang baik. Persentase hidup bibit tumbuhan Pulai A. scholaris, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Persentase Hidup Bibit Tumbuhan Pulai No
Perlakuan Jumlah Ulangan Bibit Tumbuhan Bibit
Persentase Hidup
Hidup dengan ∆P=0
Hidup dengan ∆P0
Mati 1
A 9
1 90
2 B
10 100
3 C
9 1
90 4
D 10
100 5
E 10
100
Keterangan : ∆P adalah Pertambahan tumbuh bibit untuk tinggi tunas, diameter, dan jumlah daun.
Pada dua perlakuan, yaitu perlakuan A kontrol dan C konsentrasi 1,0 mgliter mengalami kehilangan data sebanyak satu ulangan yang disebabkan oleh
kematian bibit tumbuhan tersebut pada pertengahan waktu penelitian, sehingga untuk dua perlakuan tersebut pada analisis data hanya digunakan sembilan data
ulangan. Jumlah ulangan yang hidup pada setiap perlakuan menunjukkan pertambahan tumbuh tinggi tunas, diameter, dan jumlah daun yang lebih besar
dari nol ∆P0.
4.1. Tinggi Tunas
Pengambilan data tinggi tunas bibit tumbuhan pulai diambil dari pertambahan tinggi tunas apikal. Hasil analisis sidik ragam untuk pertambahan
tinggi tunas menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih kecil dari nilai F 0,05, sehingga keputusan yang diambil adalah menerima hipotesis nol, yang berarti
tidak ada pengaruh pemberian konsentrasi colchicine terhadap pertambahan tinggi tunas tumbuhan pulai dan tidak ada perbedaan respon diantara taraf faktor
pemberian konsentrasi colchicine yang dicobakan. Hal ini juga menjelaskan
bahwa semua perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang sama terhadap pertambahan tinggi tunas. Menurut Gasperz 1991 hal tersebut
memberikan konsekuensi pengujian lanjutan tidak perlu dilakukan. Hasil analisis sidik ragam pertambahan tinggi tunas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Analisis Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Tunas Sumber
Keragaman Derajat
Bebas Jumlah
Kuadrat Kuadrat
Tengah F Hitung
F 0.05 Perlakuan
4 5,696
1,424 0,59
2,589 Error
43 102,947
2,394 Total
47 108,643
Koefisien keragaman : 25,08 .
Koefisien keragaman dari hasil analisis sidik ragam pertambahan tinggi tunas tumbuhan pulai ini sebesar 25,08 . Menurut Mattjik dan Sumertajaya
2006 besaran koefisien keragaman dianggap wajar dan mencerminkan unit-unit percobaan yang digunakan homogen.
Gambar 1 menunjukkan adanya kecenderungan bahwa bibit yang diberikan perlakuan memberikan hasil rata
–rata pertambahan tinggi tunas yang lebih besar dibandingkan tanpa perlakuankontrol.
Gambar 1 Histogram Rata –rata Pertambahan Tinggi Tunas.
5.656 6.390
6.522 5.840
6.420
0.000 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
A B
C D
E
Rata- rat
a T
inggi c
m
Perlakuan
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa pada pemberian konsentrasi colchicine 1,0 mgL perlakuan C memberikan hasil yang lebih tinggi dengan nilai rata
–rata pertambahan tinggi tunas sebesar 6,522 cm, sedangkan hasil terendah
diperlihatkan oleh bibit yang tidak diberikan perlakuankontrol A, yaitu sebesar 5,656 cm. Rata-rata pertambahan tinggi tunas antar perlakuan atau terhadap
kontrol cukup bervariasi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kepekaan bibit terhadap perlakuan colchicine. Menurut Poespodarsono 1988 kepekaan terhadap
perlakuan colchicine amat berbeda di antara spesies tanaman.
4.2. Diameter