Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” Penjelasan umum ayat diatas
[3] adalah bahwa adanya sebuah seruan dari Allah kepada orang-
orang yang beriman yaitu mereka yang membenarkan Allah dan rasulNya. Seruan itu berupa pemberitahuan bahwa khamr setiap yang menghilangkan kesadaran akal, berjudi, mengundi
nasib dengan murahanah, berkorban untuk anshab [4]
adalah termasuk dosa karena perbuatan tazayyun bujuk rayu syetan. Dalam ayat ini juga ada perintah untuk menjauhi perbuatan-
perbuatan tersebut. Beberapa metodologi yang terkandung dalam ayat ini adalah; seorang pendidik dianjurkan untuk
memberikan data lengkap untuk kemudian dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tema materi pembelajaran. Termasuk metode pendidikan juga adalah seorang pendidik  dianjurkan untuk
menjelaskan manfaat dan tujuan sebuah pembelajaran sehingga peserta didik tidak memperoleh ambiguitas maksud sebuah pembelajaran.
5.      QS. AL AHZAB : 21 ]
[ ارميسثذكق هقللقلا رقكقذقوق رقخذلاا مقوسيقلساوق هقللقلا وجمرسيق نقاكق نسمقلذ ةكنقسقحق ةكوقسسأم هذللقلا لذوسسمرق يسفذ مسكملق نقاكق دسققلق
Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” Penjelasan umum ayat diatas adalah Allah SWT telah mengabarkan bahwa wahai kaum
muslimin ketahuilah bahwa dalam diri rasulullah SAW itu terdapat banyak qudwah shalihah sisi keteladanan yang layak seperti dalam perjuangannya, kesabarannya dan keteguhan diatas
prinsip Islam, oleh karena itu contohlah beliau wahai orang yang selalu berharap rahmat Allah, dan kedatangan hari akhir  serta selalu banyak berdzikir kepadaNya.
Metodologi pendidikan dengan keteladanan berarti pendidikan dilakukan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan
yang berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode pendidikan yang paling berhasil guna. Hal itu karena dalam belajar, orang pada umumnya, lebih mudah menangkap yang
kongkrit ketimbang yang abstrak. Penggunaan keteladanan sebagai sebuah metodologi pendidikan juga terlihat dari teguran Allah terhadap orang-orang yang menyampaikan pesan,
memberikan pendidikan kepada orang lain akan tetapi tidak mengamalkan muatan pesan pendidikan itu sendiri sebagai mana terdapat dalam Quran surat Ash Shaff : 2-3.
1.  QS. Aali Imran Ali Imran [3] : ayat 7 huwa alladzii   anzala   alayka alkitaaba   minhu aayaatun   muhkamaatun   hunna   ummualkitaabi
waukharu   mutasyaabihaatun   fa-ammaa alladziina   fii   quluubihim   zayghun   fayattabiuuna maa tasyaabaha   minhu   ibtighaa-a alfitnati   waibtighaa-a   tawiilihi   wamaa yalamu   tawiilahu
illaa allaahu   waalrraasikhuuna   fii alilmi   yaquuluunaaamannaa bihi   kullun   min   indi rabbinaa wamaa yadzdzakkaru illaa uluu al-albaabi
[3:7] Dia-lah yang menurunkan Al Kitab Al Quran kepada kamu. Di antara isi nya ada ayat- ayat   yang   muhkamaat,   itulah   pokok-pokok   isi   Al   quran   dan   yang   lain   ayat-ayat   mu-
tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk
mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang   yang   mendalam   ilmunya   berkata:   Kami   beriman   kepada   ayat-ayat   yang
mutasyaabihaat,   semuanya   itu   dari   sisi  Tuhan   kami.   Dan   tidak   dapat   mengambil   pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal.
2.  QS. Aali Imran Ali Imran [3] : ayat 18 syahida allaahu annahu laa ilaaha illaa huwa waalmalaa-ikatu wauluu alilmi qaa-iman bialqisthi
laa ilaaha illaa huwa alaziizu alhakiimu [3:18] Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah,
Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
3.  QS. An-Nisaa An-Nisa [4] : ayat 83 wa-idzaa jaa-ahum   amrun   mina al-amni   awi alkhawfi   adzaauu   bihi   walaw   radduuhu
ilaa alrrasuuli   wa-ilaa ulii al-amri   minhum   laalimahu alladziina   yastanbithuunahu   minhum walawlaa fadhlu allaahi alaykum warahmatuhu laittabatumu alsysyaythaana illaa qaliilaan
[4:83] Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di
antara   mereka,   tentulah   orang-orang   yang   ingin   mengetahui   kebenarannya   akan   dapat mengetahuinya dari mereka Rasul dan Ulil Amri. Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat
Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebagian kecil saja di antaramu.
4.  QS. Huud Hud [11] : ayat 24 matsalu alfariiqayni   kaal-amaa waal-ashammi   waalbashiiri   waalssamiii   hal   yastawiyaani
matsalan afalaa tadzakkaruuna
[11:24] Perbandingan kedua golongan itu orang-orang kafir dan orang-orang mukmin, seperti orang   buta   dan   tuli   dengan   orang   yang   dapat   melihat   dan  dapat   mendengar.  Adakah   kedua
golongan itu sama keadaan dan sifatnya?. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran daripada perbandingan itu?.
5.  QS. Ar-Rad [13] : ayat 16 qul man rabbu alssamaawaati waal-ardhi quli allaahu qul afaittakhadztum min duunihi awliyaa-a
laa yamlikuuna li-anfusihim nafan walaa dharran qul hal yastawii al-amaa waalbashiiru am hal tastawii alzhzhulumaatu   waalnnuuru   am   jaaluu   lillaahi   syurakaa-a   khalaquu   kakhalqihi
fatasyaabahaalkhalqu alayhim quli allaahu khaaliqu kulli syay-in wahuwa alwaahidualqahhaaru
[13:16] Katakanlah: Siapakah Tuhan langit dan bumi? Jawabnya: Allah. Katakanlah: Maka patutkah   kamu   mengambil   pelindung-pelindungmu   dari   selain  Allah,   padahal   mereka   tidak
menguasai kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan bagi diri mereka sendiri?. Katakanlah: Adakah   sama   orang   buta   dan   yang   dapat   melihat,   atau   samakah   gelap   gulita   dan   terang
benderang;   apakah   mereka   menjadikan   beberapa   sekutu   bagi  Allah   yang  dapat   menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka? Katakanlah:
Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
6.  QS. Al-Ankabuut Al-Ankabut [29] : ayat 43