spritus.  Tabung  reaksi  dibakar  diatas lampu  spritus dengan  posisi  miring sambil goyang-goyangkan diatas api sampai mendidih, letakan tabung reaksi
pada rak yang sudah disiapkan. Diamkan sebentar kurang lebih 2-3 menit kemudian   bandingkan   dengan   tabung   yang   lain   dan   lihat   perbedaan
warnanya,  tulis hasil dalam buku catatan,  bersihkan dan bereskan alat-alat dan cuci tangan.
5. Pengkajian Emosional
a. Trimester I Selama bulan pertama hingga ke tiga, suasana emosi ibu hamil biasanya
gampang sekali berubah. Pergolakan emosi menyebabkan ibu hamil sensitif, mudah   menangis,   gampang   lelah,   takut   bila   terjadi   keguguran,   lebih
merasakan “sakit” daripada hamil. Perubahan emosi ibu lebih disebabkan oleh adanya aktivitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagai faktor
fisik.   Misalnya   kelelahan,   mual,   muntah,   perubahan   bentuk   tubuh,   dan morning sickness.
b. Trimester ke II Pada usia kehamilan ini, emosi ibu jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan
yang ibu rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bias disebut periode keemasan. Ibu mulai bisa menyesuaikan diri dengan
perubahan   hormonal   kehamailan.   Selain   itu,   tidak   banyak   keluh-keluhan fisik. Inilah yang membuat ibu menjalani kehamilan dengan lebih enak dan
tidak sedramatis sebelumnya. c. Trimester ke III
Memasuki  trimester  akhir  ini,  kondisi  perut  ibu  akan  semakin  besar  dan mengakibatkan ibu susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang
cemas. Emosi kembali sukar dikendalikan, bahkan ibu menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, ibu menjadi siap mental untuk
mempersiapkan persalinan dan kelahiranm buah hati yang dilahirkan. Cara untuk menghadapi perubahan emosi :
1 Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa
membantu. 2 Berbagi   pengalaman   dan   perasaan   dengan   pasangan   serta   menjalani
komunikasi yang lebih terbuka. 3 Makan-makanan   yang   bergizi   serta   berolahraga   teratur,   juga   bisa
membantu ibu untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi ibu. 4 Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan.
5 Berbagi   pengalaman   dengan   orangtua   atau   yang   pernah   mengalami kondisi serupa dengan ibu.
6 Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain.
6. Pengkajian Fetal Tujuan utama pemantauan kesehatan janin.
20
Guna   mengenal   sedini   mungkin   kapan   waktu   yang   tepat   untuk   terminasi kehamilan,   sehingga   bayi   bias   bertahan   hidup   lebih   baik   dibandingkan   bila
tetap berada dalam kandungan. Teknik-teknik pengkajian kesejahteraan janin : a. Teknologi canggih : biasanya dikota-kota besar atau RS yaitu, Ultasonografi
USG, Kardiotokografi KTG, Amnioskopi, Amniosentesis, dll. b. Teknik   sederhana   :   pengamatan   pertumbuhan  uterus,  Auskultasi   denyut
jantung janin DJJ, dan pengamatan pergerakan janin. c. Pada   dasarnya   tidak   ada   satupun   jenis   pemeriksaan   yang   lebih   unggul.
Tetapi, bila beberapa hasil pemeriksaan digabungkan, ketetapan penilaian kesejahtraan janin diharapkan mendekati keadaan yang sebenarnya.
TRIMESTER I
a. Pemeriksaan dilakukan sampai usia kehamilan 13 minggu. b. Informasi   yang   dikumpulkan   meliputi   riwayat   kesehatan   dan   pengkajian
fisik ibu : 1 Auskultasi DJJ
Dapat digunakan alat ultrasound steetoscopeDoppler. DJJ bisa terdengar dengan alat ini antara usia kehamilan 10-12 minggu. Normal frekuensi
DJJ adalah 120-160xmenit dan harus dibedakan dengan denyut nadi ibu. 2 Ultrasonografi USG
Adalah   suatu   pemeriksaan   yang   menggunakan   gelombang   ultrasonic untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta, dan uterus.
Secara umum USG digunakan untuk menilai : a Taksiran usia kehamilan.
b Lokasi plasenta. c Pengawasan pertumbuhan dan pergerakan janin.
d Deteksi kehamilan ganda. e Identifikasi kelainan bawaan.
f Menilai keadaan ukuran panggul dalam.
Selama trimester I, USG dapat digunakan untuk :
a Mengkaji usia kehamilan. b Mengevaluasi bdiagnosis perdarahan pervaginam.
c Memastikan dugaan kehamilan kembar. d Mengevaluasi pertumbuhan janin.
e Mengevaluasi massa pelvic.
Kandungan kemih yang penuh akan meningkatkan kepekaan ultrasonic, terutama pada usia kehamilan 20 minggu atau kurang. Kandung kemih yang
penuh akan dapat mengangkut uterus keluar dari rongga panggul, sehingga di dapatkan gambar yang baik. Selama pemeriksaan pasien terlentang   30
menit.   Jelly  akan   dioleskan   di   sekeliling   permukaan   kulit   perut   sebagai media konduktif bagi ultrasound, di samping untuk mengurangi gesekan dari
transduser selama digerakan-gerakan di permukaan kulit.
21
TRIMESTER II
Pengukuran TFU dapat dilakukan dengan: a. Menggunakan meteran, menurut Mc. Donalds.
Dianggap   akurat   bila   dilakukan   setelah   usia   kehamilan   20   minggu.  TFU dinyatakn   dengan   Centimeter   CM.   Bila   usia   kehamilan   di   bawah   20
minggu, digunakan dengan cara palpasi Leopold I. Cara pengukuran TFU dengan cm bisa  pula membantu pengukuran perkiraan berat janin, dengan
rumus dari Johnson Tausak ; TFU dalam cm-12 x 155 = TBJ dalam gram.
b. Bila TFU lebih besar dari usia kehamilan, bisa berarti : 1 Kehamilan ganda.
2 Polihidramnion. 3 Makrosomia janin.
4 Mola hydatidosa.
c. Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan, kemungkinan terdapat : 1 Gangguan pertumbuhan janin.
2 Kelainan bawaan.
3 Oligohydramnion. Selama   kehamilan   trimester   II,   pengkajian   DJJ   dilakukan   dengan
stethoscope monocularstethoscope Leanec.
Teknik pemeriksaan :
a. Tentukan letakposisi janin menggunakan teknik palpasi menurut Leopold II dan III.
b. Tempelkan  stestocope  pada lokasi dimana dipertkirakan terletak punggung atau dada janin
c. Bedakan DJJ dan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi di pergelangan tangan ibu
d. Hitung DJJ, kemudian jumlahkan dan dikalikan 4, didapatkan frekuensi DJJ permenit. Pada primigravida, gerak janin dirasakan pertama kali oleh ibu
pada usia kehamilan 18-20 minggu, sedang pada multigravida dapat lebih dirasakan awal, yaitu usia 16 minggu.
USG digunakan selama kehamilan trimester II untuk: a. Mengkaji usia kehamilan.
b. Mendiagnosis kehamilan ganda. c. Mengkaji pertumbuhan janin
d. Mengidentifikasi struktur abnormal janin. e. Mengkaji lokasi plasenta.
TRIMESTER III
a. Sebaiknya   ibu   hamil   mengamati   gerakan   janin   setiap   hari   setelah   usia kehamilan 28 minggu dengan cara setiap hari ibu di minta untuk berbaring
miring dan meraba perutnya untuk merasakan gerakan janin. Hitung berapa gerakan yang terjadi.
22
b. Pada umumnya 10 gerakakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit hingga 2 jam. Bila melebihi jangka waktu 3 jam, maka harus dicatat dan diadakan
pengawasan lebih cermat terhadap DJJ. c. Informasi yang diberikan pada ibu hamil:
1 Pergerakan janin akan bertambah setelah makan. 2 Pergerakan ibu dapat membuat pergerakan janin lebih aktif.
3 Janin yang normal akan tidur selama kurang lebih 20 menit.
4 Selama 2-3 minggu sebelum lahir, aktivitas normal janin berkurang. Selama trimester III, USG digunakan untuk mengetahui posisi janin dan
taksiran   ukuranberat   janin.   Lingkar   perut   dan   panjang   femur   merupakan patokan dalam menaksir berat janin interval pertumbuhan.
METODE PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN LAINNYA
a. Kardiotokografi KTG Dilakukan dengan alat karrdiotokograf. Dasar kerja KTG adalah gelombang
ultrasonik   untuk   mendeteksi   frekuensi   denyut   jantung   janin,  dan tokodynamometer  untuk   mendeteksi   kontraksi  uterus.   Keduanya   direkam
pada kertas yang bersamaan. Sehingga terlihat gambaran keadaan denyut jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama, biasanya dilakukan
pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih, dengan lama pemeriksaan sekitar 20-30 menit.
Tujuan perekaman : 1 Frekuensi dasar DJJ normal 120-160xmenit.
2 Variabilitas   atau   perubahan   frekuensi   DJJ   nilai   normal   ialah   5-
15xmenit. 3 Pola deselerasi adalah gambaran penurunan DJJ, terdapat 3 keadaan yang
diihubungkan dengan keadaan patologis tertentu yaitu : a Deselerasi dini
Yaitu  deselerasi  yang terjadi  tidak lama  30 detik dari  timbulnya kontraksi uterus. Pola ini dikaitkan dengan kemungkinan tekanan pada
kepala atau gejala dini hipoksia. b Deselerasi lambat
Yaitu   deselerasi   yang   terjadi   jauh   lebih   lama   setelah   timbulnya kontraksi  uterus.  Keadaan ini bisa disebabkan oleh adanya asidosis
akibat menurunnya fungsi plasenta. c Deselerasi variable
Yaitu deselerasi yang tidak teratur dan tidak mengikuti pola timbulnya kontraksi  uterus. Keadaan ini dikaitkan dengan kemungkinan dengan
tekanan tali pusat. b. Amnioskopi
Merupakan   pemeriksaan   yang   menggunakan   alat   teropong   yang   disebut amnioskop, untuk melihat keadaan air ketuban depan.
23
c. UltrasonografiUSG
7. Menentukan Diagnosa a. Menetapkan normalitas kehamilan.