Pemeriksaan Panggul, Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Panggul Distantia Cristarum Conjugata Externa Pengkajian Emosional

Gambar 1.4 Leopold IV Penilaian Antenatal Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III Kunjungan IV Konseling umum √ Memperkuat Memperkuat Memperkuat Konseling khusus - Jika ada indikasi Jika ada indikasi Jika ada indikasi Perencanaan persalinan - - √ √ Perencanaan penaganan komplikasi √ √ √ √ Antigen Interval selang waktu Minimal Lama Perlindungan perlindungan TT 1 Pada kunjungan antenatal pertama TT 2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80 TT 3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 TT 4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 TT 5 1 tahun setelah TT4 25 tahunseumur hidup 99

4. Pemeriksaan Panggul, Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Panggul

a. Ukuran-ukuran panggul luar : 1 Distansia Cristarum : 28 – 30 cm 2 Distansia Spinarum : 24- 26 cm 3 Konjugata Eksterna Boudeloque : 18 – 20 cm 4 Lingkar Panggul : 80 – 90 cm 14 b. Ukuran-ukuran panggul luar Conjugata diagonalis jarak dari pinggir bawah sympisis ke poromontorium = 12,5 Conjugata vera jarak dari pinggir atas simpisis ke promontorium = 11 cm Conjugata transversa jarak antar tuberum = 12 – 13 cm Cojugata obliq jarak dari tengah simpisis ke promontorium = 13 cm Diameter anterio poterior jarak dari pinggir bawah simpisis ke coccyges = 11,5 cm Diameter interspinarum jarak antra spina isciadika kanan dan kiri = 10,5 cm c. Bentuk-bentuk Panggul 1 Panggul gynecoid a 45 pada wanita. b Diameter Anteroposterior 12,5 cm hampir sama dengan diameter tranversa 12 cm. 2 Panggul android a 15 pada wanita b Umumnya pada jenis panggul pria. c Diameter tranversa dekat dengan sacrum. 3 Panggul antropoid a 35 wanita b Bentuk lonjong seperti telur. c Diameter anteroposterior lebih besar dari diametar transver. 4 Panggul platipelloid a 5 pada wanita. b Diameter transversal lebih besar dari pada diameter anteroposterior. 15 Gambar 1.5 Gambar 1.6 Keterangan : Gambar 1.5 Gambar 1.6

1. Distantia Cristarum Conjugata Externa

2. Distantia Spinarum 3. Conjugata Externa

Pemeriksaan Laboraturium Tujuan dari pemeriksaan fisik dan tes laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan. Bukti diseluruh dunia menunjukkan bahwa pemeriksaan fisik dan laboratorium selama kunjungan antenatal harus difokuskan pada pemeriksaan-pemeriksaan yang didukung oleh riset ilmiah, dengan kata lain bidan harus melakukan pemeriksaan yang nyata dapat menurukan angka kematian ibu dan neonatus. Tes laboratorium adalah jenis tes berikut yang paling penting yang dapat dipakai untuk menilai adanya masalah pada ibu hamil dan jika tertangani maka akan mencegah kematian dan kesakitan pada ibu dan anak. Tes lain berguna hanya jika ada indikasi perlunya tes tersebut : haemoglobin, protein urine, 16 glukosa dalam urine, VDRLRPL, faktor rhesus, golongan darah, human immunodeficiency virus HIV, rubella, tinja untuk ovatelur cacing dan parasit. Table Pemeriksaan Laboratorium dan Nilainya Tes Laboratorium Nilai Normal Nilai Tidak Normal DiagnoseMasalah yang Terkait Haemoglobin 10,5 - 14,5 10,5 Anemia Protein urine Dipstick merebus Terlacaknegative Beningnegative atau = 2 + keruh positif Protein urine mungkin ada infeksi PIH Glukosa dalam urinie Benedict’s Diabetes VDRLKPR Tes pemeriksaan syphilis pertama Negative Positif Syphilis Faktor rhesus RH+ RH - RH sensitization Gol.darah A B O AB - Ketidakcocokan ABO HIV + AIDS Rubela Positif Negative Anomaly pada janin jika ibu mengalami infeksi Tinja ovatelur cacing dan parasit Negative Positif Anemia akibat cacing cacing tambang

a. Pemeriksaan Haemoglobin Pengertian :

Pemeriksaan Haemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer, untuk mengetahui kadar haemoglobin dalam darah. Tujuan dilakukan pemeriksaan haemoglobin : pemeriksaan HB secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan rutin untuk mendeteksi anemia, namun ada kecenderungan bahwa kegiatan ini tidak dilakukan secara optimal selama kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi dalam masa kehamilan mengakibatkan penurunan HB secara progresif sekitar minggu ke 30 yang secara fisiologis masih dianggap normal. Pemeriksaan HB secara sahli dilakukan pada ibu hamil pada kunjungan awal dan pada trimester III 28 mg dan bila didapatkan tanda-tanda anemia menjelang persalinannya sebagai tindakan antisipasi pada proses persalinan seandainya terjadi komplikasi. Pemeriksaan HB dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III. Selain menggunakan metode sahli, pemeriksaan HB dapat pula dilakukan dengan menggunakan kertas Talquis. 17 Hasil pemeriksaan HB sahli dapat diklasifikasikan sebagai berikut : HB 11gr dikatakan tidak anemia, 9-10gr anemia ringan, 7-8gr anemia sedang, 7gr anemia berat. Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan HB dengan cara sahli : 1 Peralatan : HB sahli set tabung, standar, pengaduk, pipet 20mm + slang, pipet biasa, blood lanset, bengkok. 2 Bahan : darah, alhkohol 70, Hcl 1 atau 0,1N, aquadest, kapas. 3 Perlengkapan : sarung tangan Cara kerja : Cara kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut : siapkan alat, bahan dan perlengkapan; cuci tangan sebelum melakukan tindakan keringkan dengan handuk bersih dan kering; minta ibu atau pasien untuk duduk ditempat yang telah disediakan; pakai sarung tangan; isilah tabung sahli dengan Hcl 1 sampai angka; antiseptic ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol, biarkan sebentar sampai kering. Letakkan kapas bekas antiseptic ke dalam bengkok, tusuk ujung jari dengan blood lanset bersihkan darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering; pencet ujung jari untuk mengeluarkan darah dan letakkan tangan pada posisi lebih rendah dari jantung; gunakan untuk menghisap darah sampai mencapai warna biru pada tabungtube atau 0,02ml; masukkan darah ke dalam larutan Hcl kedalam tabung sahli sampai semua darah keluar dan diamkan selama 2-3 menit; aduk Hcl dengan darah sampai benar-benar tercampur; masukkan aquades tetes demi tetes ke dalam tabung sahli, diaduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna standar; lihat diujung paling atas dan baca angka diujung tersebut; setelah selesai tindakan, cuci tangan dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik; bersihkan dan rapikan alat-alat; kemudian cuci tangan dibawah air mengalir; catat angka tersebut dan beritahu hasil pemeriksaannya.

b. Pemeriksaan protein urine Dasar teori:

Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya preeklamasi pada ibu hamil yang seringkali menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun persalinan yang terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila tidak segera di antisipasi. Pemeriksaan protein urine adalah pemeriksaan dengen menggunakan asam asetat 5, dan apabila setelah dipanaskan urine menjadi keruh berarti ada protei di dalam urine. Standar kadar kekeruhan kadar protein adalah : 1 Negatif :Urine jernih 18 2 Positif 1 + :Ada kekeruhan. 3 Positif 2 ++ :Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan. 4 Positif 3 +++ :Urine lebih keruh dan endapa yang lebih jelas. 5 Positif 4 ++++ :Urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal. Alat dan bahan yang digunakan antara lain: 1 Peralatan : tabung reaksi; penjepit tabung reaksi; lampu spritus Bunser Burner; pipet; spiut 5 cc; rak tabung. 2 Bahan : reagnisa asam asetat 5; urine; larutan klorin0,5. Prosedur kerja : Sapa klien dengan hangat dan ramah, dan beri tahu klien tentang pemeriksaan urine, persiapan alat dan bahan isi tabung reaksi dengan urine 2-3 cc dan menggunakan pipet takaran spuit 5 cc, panaskan urine di atas lampu spritus bumser bunrner dengan jarak 2-3 cm dari ujung lampu sampai mendidih, kalau urine keruh tambahkan 4 tetes asam asetat 5 kalau keruh menghilang setelah ditambahkan asmam asetat, hal ini menunjukkan tidak adanya protein urine, kalau urine tetap keruh, panaskan sekali lagi, kalau urine masih tetap keruh, berarti ada protein dalam urine, nilai kadar kekeruhan urine, buat catatan medik, bereskan alat dan rendam alat yang terkena urine dengan clorin, cucu tangan dengan air dan sabun hingga bersih kemudian lap dengan handuk hingga bersih.

c. Pemeriksaan Urine Reduksi Tujuan pemeriksaan :

Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adnya glukosa dalam urine. Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Dalam kasus tertentu urine mengandung glukosa seperti ibu yang memiliki riwayat penyakit DM. Cara Membaca Hasil Pemeriksaan Urine Reduksi: Dikatakan kadarnya 0 atau hasilnya negatif bila hasil pembakaran berwarna biruhijau, hijaukuning, hijau mempunyai kadar +1 atau 0,5, kuning kehijauan mempunyai kadar ++2, dengan kadar 0,5-1, jika hasil pembakaran urine berubah menjadi jingga maka hasilnya adalah +3, dengar kadar kuantitatif 1-2 , merah bata nilai +3, kadar 2 Alat dan Bahan yang Digunakan : 1 Alat : tabung reaksi, penjepit tabung reaaksi, pipet, semprit, lampu spritus 2 Bahan : pereaksi benedict, urine, kertas saring Prosedur kerja: Cuci tangan, urine terlebih dahulu disaring dengan kertas saring. Ambil semprit untuk menghisap reagen benedict. Isilah dua tabung dengan pereaksi benedict masing-masing 2,5 cc, ambil pipet untuk menghisap urine, masukan urine kedalam salah satu tabung reaksi sebanyak 4 tetes, nyalahkan lampu 19 spritus. Tabung reaksi dibakar diatas lampu spritus dengan posisi miring sambil goyang-goyangkan diatas api sampai mendidih, letakan tabung reaksi pada rak yang sudah disiapkan. Diamkan sebentar kurang lebih 2-3 menit kemudian bandingkan dengan tabung yang lain dan lihat perbedaan warnanya, tulis hasil dalam buku catatan, bersihkan dan bereskan alat-alat dan cuci tangan.

5. Pengkajian Emosional

a. Trimester I Selama bulan pertama hingga ke tiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali berubah. Pergolakan emosi menyebabkan ibu hamil sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” daripada hamil. Perubahan emosi ibu lebih disebabkan oleh adanya aktivitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah, perubahan bentuk tubuh, dan morning sickness. b. Trimester ke II Pada usia kehamilan ini, emosi ibu jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang ibu rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bias disebut periode keemasan. Ibu mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal kehamailan. Selain itu, tidak banyak keluh-keluhan fisik. Inilah yang membuat ibu menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebelumnya. c. Trimester ke III Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut ibu akan semakin besar dan mengakibatkan ibu susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar dikendalikan, bahkan ibu menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, ibu menjadi siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiranm buah hati yang dilahirkan. Cara untuk menghadapi perubahan emosi : 1 Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa membantu. 2 Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani komunikasi yang lebih terbuka. 3 Makan-makanan yang bergizi serta berolahraga teratur, juga bisa membantu ibu untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi ibu. 4 Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan. 5 Berbagi pengalaman dengan orangtua atau yang pernah mengalami kondisi serupa dengan ibu. 6 Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain.

6. Pengkajian Fetal Tujuan utama pemantauan kesehatan janin.