Indeks Fagositik Gejala Klinis Kualitas Air

13 Berdasarkan penghitungan yang dilakukan diketahui bahwa jumlah sel hyaline yang tinggi terdapat pada perlakuan C dan D 38,1-39,77, serta menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan A, B, dan E 32,78- 35,06 p0,05; Lampiran 9. Sedangkan sel granular berbanding terbalik dengan hyaline. Sel granular dengan jumlah yang rendah terdapat pada perlakuan C dan D, serta menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan A, B, dan E p0,05; Lampiran 11. Keterangan: A kontrol +, B kontrol -, C pemberian pakan sinbiotik setiap hari, D pemberian pakan sinbiotik dua kali seminggu dan E pemberian pakan sinbiotik satu kali seminggu Gambar 7. Persentase sel granular udang vaname pada akhir perlakuan sinbiotik dan pasca infeksi IMNV

3.1.7 Indeks Fagositik

Nilai indeks fagositik selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 8. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa nilai indeks fagositik selama penelitian cukup bervariasi. Berdasarkan hasil uji statistik setelah 30 hari masa perlakuan sinbiotik, nilai indeks fagositik perlakuan C, D, dan E berbeda nyata dengan perlakuan A dan B p0,05; Lampiran 13. Keterangan: A kontrol +, B kontrol -, C pemberian pakan sinbiotik setiap hari, D pemberian pakan sinbiotik dua kali seminggu dan E pemberian pakan sinbiotik satu kali seminggu Gambar 8. Persentase indeks fagositik udang vaname pada akhir perlakuan sinbiotik dan pasca infeksi IMNV 66.67 76.71 67.22 69.23 60.23 61.39 61.9 62.15 64.94 67.5 20 40 60 80 100 Akhir perlakuan sinbiotik Pasca infeksi IMNV S el gr a n u la r Waktu A B C D E b b a a b c b a a b 28.5 22.34 28.74 30.14 64.76 56.12 56.82 42.54 52.96 40.68 20 40 60 80 Akhir perlakuan sinbiotik Pasca infeksi IMNV In d e k s F ago si ti k Waktu A B C D E b c a a b c d b a c 14 Nilai indeks fagositik pasca infeksi IMNV mengalami penurunan kecuali pada perlakuan B kontrol -. Namun nilai tertinggi tetap diperoleh pada perlakuan C dengan nilai 56,12, dan memberikan perbedaan yang nyata dengan perlakuan lainnya p0,05; Lampiran 14.

3.1.8 Gejala Klinis

Pengamatan gejala klinis dilakukan untuk mengetahui perkembangan infeksi IMNV terhadap udang uji. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa terjadi perubahan makro anatomi udang uji pasca infeksi. Perubahan awal yang terjadi adalah munculnya nekrosis pada bagian abdomen udang. Selain itu gejala klinis juga ditunjukkan dengan terbentuknya otot putih pada ruas-ruas tubuhnya, dan muncul warna kemerahan pada ekor udang Gambar 9. Udang normal Nekrosis pada ruas tubuh Nekrosis pada ruas tubuh dan warna kemerahan pada eko r Gambar 9. Perubahan makro anatomi udang uji setelah infeksi IMNV

3.1.9 Kualitas Air

Kualitas air selama masa pemeliharaan diukur pada awal dan akhir masa pemeliharaan. Parameter kualitas air yang diamati meliputi temperatur, pH, kandungan oksigen terlarut DO, salinitas, dan TAN selama pemeliharaan Tabel 2. 15 Tabel 2. Nilai kualitas air pada media pemeliharaan udang vaname Parameter Perlakuan Literatur SNI 01-7246-2006 Tandon awal A B C D E Suhu o C 27-30 28-30 28-30 28-30 28-30 28-30 28.5-31.5 o C pH 7,83 7,72 7,73 7,65 7,75 7,73 7.5-8.5 DO mgl 5,1 4,1 4,3 3,9 4,7 4,5 3.5 Salinitas ppt 26 24-26 24-26 24-26 24-26 24-26 15-35 TAN ppm 0,14 0,31 0,29 0,37 0,32 0,34 1 Nilai kualitas air selama masa pemeliharaan pada semua perlakuan masih berada pada kisaran untuk pertumbuhan udang vaname. Sehingga diasumsikan perubahan kelangsungan hidup, pertumbuhan, konversi pakan, dan respon imun yang terjadi pada udang uji bukan diakibatkan oleh kualitas air media pemeliharaan.

3.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda pada pakan udang vaname untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus)

0 8 88

Pemberian prebiotik, probiotik, dan sinbiotik untuk pengendalian ko-infeksi bakteri Vibrio harveyi dan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vanname

0 3 77

Aplikasi Probiotik dengan Dosis Berbeda untuk Pencegahan Infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei

4 10 74

Pemberian sinbiotik dengan dosis prebiotik berbeda untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada pemeliharaan udang vaname Litopenaeus vannamei

0 5 71

Efek Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik dengan Frekuensi Berbeda terhadap Infeksi Vibrio harveyi pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

0 3 65

Kajian pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda untuk pencegahan ko-infeksi infection myonecrosis virus dan vibrio harveyi pada udang vaname (Litopenaeus vannamei)

0 6 127

Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda melalui Pakan untuk Pencegahan Vibriosis pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

0 7 45

Sinbiotik untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vannamei

0 3 5

Prevalensi Dan Karakterisasi Molekuler Infectious Myonecrosis Virus (Imnv) Di Sentra Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Propinsi Banten

0 9 46

INSIDENSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI TELUK LAMPUNG INCIDENCE OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) OF WHITE LEG SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN LAMPUNG BAY

0 0 6