Tabel 2 Batas areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri
Sumber : RKUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri 2011
4.2.2 Topografi dan Kelerengan
Menurut peta garis bentuk areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri skala 1:50.000 yang dibuat secara fotogrametris dari potret udara
skala 1:50.000 hasil pemotretan tahun 1986 dan 1987, menginformasikan bahwa hamparan areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri bervariasi dari datar
sampai bergelombang dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 100-648
mdpl.
Kelas lereng di areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri terdiri atas kelereng A 8 sampai kelas lereng E 40. Luas masing-masing kelas
lereng disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kelerengan lahan areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri
Satuan Peta
Kelerengan LUAS
Hektar Persen
L.1 8 Datar
A 202.658
29,9 L.2
8-15 Landai B
185.784 27,4
L.3 15-25 Agak curam
C 215.920
31,9 L.4
25-40 Curam D
60.106 8,9
L.5 40 Sangat Curam
E 12.843
1,9 Jumlah
677.310 100
Sumber : Peta garis bentuk areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri yang dibuat secara fotogrametris Potret udara skala 1:50.000 hasil pemotretan tahun 1986 dan
1987 PT Mamberamo Alasmandiri 2011
4.3 Tanah dan Geologi
Jenis tanah di IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri didominasi jenis tanah yang antara lain : latosol, podsolik, dan alluvial. Sedangkan struktur geologi
khususnya di Areal Kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri adalah sesar
No Arah Lokasi
Batas Areal 1.
Utara Batas buatan belum ditata batas
2. Timur
S. Mamberamo, hutan Suaka Alam Wisata Pegunungan Foja, dan HL 3.
Selatan Hutan Suaka Alam Wisata dan Habitat Buaya
4. Barat
PT Semey Matoa Timber, PT Kayu Ekaria, dan Hutan Lindung
sesar naik dan geser dan lipatan. Sesar naik utama pada bagian tersebut membatasi Cekungan Wapoga dan Cekungan Mamberamo. Struktur lipatan terdiri
dari antikilin dan sinklin. Antikilin penting dikenal sebagai antiklin Gesa yang memotong aliran Sungai Gesa yang mengalir ke utara. Perkembangan struktur
tersebut adalah dampak kompresi pemekaran lempeng Samudra Pasifik. Pergerakan tersebut merupakan penyebab utama poton, endapan campur aduk dan
pengungkit satuan lebih muda, satuan fanglomerat.
4.4 Keadaan Hutan
Penutupan lahan areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri terdiri atas hutan primer, hutan bekas tebangan, non hutan, hutan rawa primer, hutan
rawa bekas tebangan tebangan, non rawa hutan, tubuh airdanau, tertutup awan.
Luasan areal hutan tersebut disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Penutupan vegetasi pada fungsi hutan IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri
Sumber : RKUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri 2011
4.5 Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Lokasi areal kerja PT Mamberamo Alasmandiri termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Mamberamo Raya yang meliputi tiga distrik, yaitu :
Mamberamo Hulu, Mamberamo Atas, Mamberamo Tengah dan Waropen Atas. Mamberamo Raya merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten
Sarmi dan Kabupaten Waropen Atas berdasarkan undang-undang No. 19 Tahun 2007 yang disahkan tanggal 15 Maret 2007.
Penutupan Lahan Fungsi Hutan Ha
BZ Jumlah
Persen HPT
HP HPK
1. Hutan Primer 287.203
66.966 6.176
12.230 372.575 55,0
2. Hutan Bekas Tebangan 105.825
40.100 30.651
1.948 178.524
26,4 3. Non Hutan
6.209 5.169
592 127
12.097 1,8
4. Hutan Rawa Primer -
1.890 10.951
- 12.841
1,9 5. Hutan Rawa Bekas Tebangan
8.268 783
- -
9.051 1,3
6. Non Hutan Rawa -
71 1.111
- 1.182
0,2 7. Tubuh Air Danau
- 636
- 12
648 0,1
8. Tertutup Awan 74.295
10.511 -
5.586 90.392
13,3 Jumlah
481.800 126.126 49.481 19.903 677.310 100,0
Penduduk asli disekitar kelompok hutan S.Mamberamo –S.Gesa, yaitu :
suku Baudi Bira, Kerema, Obagui Dai, Kapso Apawer, Birara Noso, Bodo dan suku Haya. Hubungan suku-suku yang berbeda wilayah masih bersifat tradisional
dan masing-masing suku masih memegang kuat adat istiadatnya. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh penduduk di sekitar kelompok hutan ini adalah bahasa
sukunya masing-masing, sedangkan bahasa Indonesia hanya dimengerti oleh sebagian kecil saja dari mereka.
Budaya masyarakat di dalam dan di sekitar areal IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri merupakan gambaran kecil dari budaya Papua.
Kebudayaan di Papua menunjukkan gejala aneka ekstrim, disebabkan oleh suku atau bangsa yang berdatangan dari berbagai daerah menduduki pulau-pulau yang
ada secara terpisah satu dari yang lainnya karena isolasi geografis. Pola pemilikan tanah di kawasan areal kerja IUPHHK PT Mamberamo
Alasmandiri terdiri atas tanah negara, tanah adat dan tanah ulayat. Walaupun demikian masyarakat masih berpegangan pada hukum adat dimana pemilikan
terhadap sebidang tanah didasarkan “pemilik pertama”, artinya jika pemilikan terhadap tanah yang digarap tersebut dan diwariskan turun temurun kepada
keturunannya dan setiap anggota keluarga memiliki hak garap atas tanah keluarga tadi. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa hutan merupakan tempat
mereka meramu mencari sagu, umbi, dan berburu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Umumnya penduduk yang tinggal di sepanjang Sungai Mamberamo dan Danau Bira memiliki mata pencaharian sebagai pencari ikan untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani sehari-hari dan jika ada kelebihan dari hasil tangkapan, dipertukarkan barter dengan bahan makanan seperti umbi-umbian, jagung dan
talas. Pendapatan masyarakat di sekitar areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri umumya tidak menentu. Hasil pertanian di desa-desa sekitar areal
kerja belum berkembang dengan baik sehingga kadang-kadang petani kesulitan dalam memasarkan hasil-hasil pertaniannya.
Tabel 5 Distribusi komoditas utama di sekitar IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri
No Sub Sektor
Jenis Komoditi 1.
2. 3.
Pertanian Peternakan
Perikanan Padi sawah, Padi lading, Jagung, Ubi kayu, Ubi jalur, Kacang Tanah,
Kacang Kedelai, Kacang Ijo, Sayuran dan Buah-buahan serta Perkebunan Rakyat Kelapa, Cengkeh, Coklat, Jambu, Mete, dan Kopi
Babi, Ayam, Sapi, Kambing, dan Itik Ikan Tawar dan Ikan Air Laut
Sumber : RKUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri 2011
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengumpulan Data