Analisis Hubungan antara Jenis Kegiatan dan Curahan Waktu Laki-laki dan Perempuan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Hubungan antara Jenis Kegiatan dan Curahan Waktu Laki-laki dan Perempuan

Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson terhadap hubungan antara jenis kegiatan produktif dengan kegiatan reproduktif pada curahan waktu laki-laki diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,117 yang berarti mempunyai hubungan sangat rendah dan berbanding terbalik dimana semakin besar curahan waktu kerja pada kegiatan produktif maka semakin kecil waktu yang digunakan pada kegiatan reproduktif. Pada hubungan kegiatan produktif dengan kegiatan reproduktif pada curahan waktu perempuan diperoleh koefesien korelasi sebesar 0,0456 yang berarti bahwa hubungan antara jenis kegiatan dengan curahan waktu kerja perempuan bernilai positif atau berbanding lurus namun sangat lemah sekali atau dapat dikatakan tanpa korelasi . 5.2.Analisis Hubungan antara Luas Lahan dan Curahan Waktu Kerja Menurut Jenis Kegiatan Berdasarkan hasil analisis korelasi terhadap hubungan antara jenis kegiatan produktif dalam kegiatan agroforestri dengan luas lahan pada laki-laki dan perempuan memperoleh nilai 0,442 dan 0,191. Yang dapat diartikan bahwa semakin luas lahan maka semakin besar pula curahan waktu kerja. Pernyataan tersebut senada dengan analisis hubungan kegiatan produktif diluar agrroforestri dimana laki-laki memperoleh nilai koefesien -0,123 dan perempuan -0,185, hal ini berarti bahwa semakin luas lahan agroforestri maka kegiatan di luar agroforestri semakin kecil, karena waktu mereka banyak digunakan untuk pengelolaan agroforestri. Besar luas lahan garapan tidak mempengaruhi pada jenis kegiatan reproduksi karena nilai korelasi yang diperoleh sangat kecil hanya sebesar -0,032 dan -0,045 pada laki-laki dan perempuan. 5.3. Peran Perempuan dan Laki-laki dalam Kegiatan Produktif 5.3.1. Curahan Waktu Kerja dalam Pengelolaan Agroforestri Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan agroforestri dapat dilihat dari dua kegiatan, yaitu kegiatan produktif dan reproduktif. Pada kegiatan produktif terbagi menjadi dua kegiatan lagi, yaitu kegiatan dalam pengelolaan agroforestri dan kegiatan yang dilakukan diluar pengelolaan agroforestri. Tanaman kehutanan yang ditanam adalah surian Toona sureni, cebreng Gliricidia sepium, kopi Coffea arabica, dan terong kori Salanun kabiu. Selama tanaman kopi belum panen, petani pengelola lahan PLN diperbolehkan menanam tanaman hortikultura selama tiga tahun diantara tanaman kehutanan tersebut. Tanaman surian ditanam dengan jarak tanam 15 meter x 6 meter, tanaman cebreng dan terong kori ditanam dengan jarak 15 meter x 2 meter dan tanaman kopi ditanam dengan jarak tanam 2,5 meter x 2 meter. Secara umum dalam pengelolaan agroforestri di Kecamatan Pangalengan melibatkan peran perempuan dan laki-laki, yang masing-masing mempunyai peran yang berbeda dan kapasitas waktu kerja yang berbeda pula. Untuk melihat perbedaan peran tersebut dapat dilihat dari curahan waktu kerja. Curahan waktu kerja adalah lamanya waktu yang dihabiskan dari dimulainya suatu pekerjaan hingga selesai pekerjaan tersebut, yang dinyatakan dalam satuan waktu tertentu. Pada pengelolaan agroforestri di Kecamatan Pangalengan curahan waktu kerja responden di hitung dalam satuan HOKbulan. Rata-rata curahan waktu kerja responden dapat dilihat di Tabel 4. Tabel 4 Rata-rata curahan waktu kerja responden laki-laki L dan perempuan P dalam pengelolaan agroforestri Kegiatan Pengelolaan Agroforestri Curahan waktu kerja HOKbulan Rata-rata Strata I Strata II Strata III L P L P L P L P Pemeliharaan tanaman Kopi 12,9 8,5 6,4 5,4 3,8 3,8 7,7 5,9 Tanaman Pangan 18,9 11,5 20,9 11,5 5,6 5,6 15,1 9,5 Jumlah 31,8 20,0 27,3 16,9 9,4 9,4 22,8 15,4 Pembagian kerja pada pengelolaan agroforestri mempengaruhi besarnya curahan waktu pada kegiatan tersebut. Pada tabel 5 menunjukan bahwa rata-rata curahan waktu laki-laki memiliki nilai 22,8 HOKbulan yang berarti lebih besar dibandingkan curahan waktu perempuan dengan nilai 15,5 HOKbulan. Hal ini dikarenakan laki-laki mempunyai tanggung jawab dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Selain itu masyarakat masih menganggap pekerjaan yang berat mengeluarkan banyak tenaga merupakan pekerjaan laki- laki. Perempuan hanya dilibatkan dalam kegiatan yang ringan saja seperti saat pemanenan sayuran dan kopi. Sebagian kecil lainnya ikut membantu dalam kegiatan penanaman seperti memasang ajir dan menanam. Berdasarkan curahan waktu kerja rata-rata di kegiatan pemeliharaan kopi lebih kecil dibandingkan tanaman pangan, dimana untuk pengelolaan tanaman kopi 7,7 HOKbulan untuk laki-laki, dan pada perempuan 5,9 HOKbulan. Sedangkan pada pemeliharaan tanaman pangan rata-rata HOK untuk kaum lelaki 15,1 HOKbulan, pada perempuan 9,5 HOKbulan. Sehingga terdapat selisih curahan waktu dalam pemeliharaan tanaman kopi dan tanaman pangan 7,4 HOKbulan dan 3,6 HOKbulan pada laki-laki dan perempuan berturut-turut. Hal ini dikarenakan bududaya kopi tidak memerlukan pemeliharaan intensif. Hampir setiap hari responden melakukan kegiatan berkebun. Pekerjaan yang dilakukan dimulai dari persiapan lahan hingga waktu panen. Kegiatan persiapan lahan umumnya dilakukan oleh kaum lelaki, walau ada beberapa lahan yang dikerjakan oleh perempuan. Pada umumnya penanaman sayuran dilakukan oleh kaum perempuan, karena perempuan lebih teliti. Sedangkan kegiatan seperti pemupukan dan penyiangan dilakukan bersama-sama. Curahan waktu kerja yang paling banyak terdapat pada penguasaan lahan strata I yaitu laki-laki 31,8 HOKbulan dan perempuan 20 HOKbulan. Dan yang terkecil terdapat pada strata III yaitu 9,4 HOKbulan baik pada laki-laki dan perempuan. Menurut hasil penelitian Bahriyah 2006 menunjukan bahwa semakin luas pemilikan lahan oleh suatu rumah tangga maka cenderung makin rendah tingkat pencurahan waktu kerja laki-laki dan perempuan. Golongan rumah tangga yang menguasai tanah luas, lebih banyak bekerja sebagai manager daripada bekerja secara langsung pada pekerjaannya, sehingga tenaga kerja yang dicurahkan menjadi lebih rendah. Sedangkan pada golongan yang penguasaan lahannya sempit terpaksa harus bekerja lebih banyak supaya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil yang sama pun ditunjukan pada petani agroforestri dilahan PLN. Dimana semakin luas lahan yang digarap, maka semakin sedikit curahan waktu yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa petani pad strata III memperkerjakan buruh tani sebanyak 6-7 orang setiap harinya, sehingga petani hanya membutuhkan waktu sebentar untuk melakukan pekerjaannya, biasanya responden meghabiskan waktu rata-rata maksimal hanya 1 jam saja perharinya. Sedangkan responden pada strata I dan II umunnya menghabiskan waktu 5-7 jam setiap harinya.

5.3.2. Curahan Waktu Kerja di Luar Pengelolaan Agroforestri

Selain sebagai petani agroforestri, responden mempunyai kegiatan di luar pengelolaan agroforestri. Hal ini dilakukan untuk menambah penghasilan rumah tangga. Kegiatan yang dilakukan di luar pengelolaan agroforestri adalah berdagang, berternak, buruh, jasa transportasi, dan guru. Sama seperti halnya pada kegiatan pengelolaan agroforestri, curahan waktu kerja laki-laki dan perempuan berbeda. Rata-rata curahan waktu kerja responden di luar pengelolaan agroforestri dapat di lihat pada Tabel 5. Tabel 5 Rata-rata curahan waktu kerja responden laki-laki L dan perempuan P di luar pengelolaan agroforestri Kegiatan Pengelolaan Agroforestri Curahan waktu kerja HOKbulan Rata-rata Strata I Strata II Strata III L P L P L P L P Berternak 11,3 5,7 20,9 4,3 5,6 0,0 12,6 3,3 Berdagang 1,3 4,6 0,0 0,5 11,3 5,6 4,2 3,6 Buruh 5,4 4,5 5,9 5,4 0,0 0,0 3,8 3,3 Jasa Transportasi 2,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,7 0,0 Guru 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 9,4 0,0 3,1 Jumlah 20,0 14,8 26,8 10,2 16,9 15,0 21,2 13,3 Rata-rata curahan waktu kerja kegiatan di luar pengelolaan agroforestri lebih kecil bila dibandingkan dengan kegiatan yang terdapat dalam pengelolaan agroforestri. Curahan waktu kerja yang kecil disebabkan tidak semua responden berperan dalam pekerjaan di luar pengelolaan agroforestri. Bila melihat rata-rata curahan waktu kerja pada tabel 6, kegiatan di luar pengelolaan agroforestri yang paling banyak dilakukan oleh petani adalah berternak. Rata-rata curahan waktu berternak 12,6 HOKbulan pada laki-laki, pada perempuan sebesar 3,3 HOKbulan. Kegiatan berternak yang dilakukan oleh responden adalah mencari pakan ternak, memberi makan, serta membersihkan kandang. Rata-rata para petani mencurahkan waktu mereka untuk mengurus hewan ternaknya selama 2 sampai dengan 6 jam. Hewan ternak yang dimiliki para petani rata-rata adalah sapi perah, domba, kelinci, serta ayam. Kegiatan berternak sangatlah penting bagi petani, karena dari hasil berternak mereka dapat menambah pendapatan mereka setiap bulannya. Kegiatan berternak dilakukan oleh petani umumnya setelah para petani pulang dari kebun. Alasan itulah yang menjadikan berternak lebih banyak dilakukan para lelaki, karena kaum perempuan setelah pulang dari kebun harus melakukan kegiatan reproduktif. Kecilnya rata-rata curahan waktu kegiatan berdagang, buruh, guru dan menyediakan jasa transportasi, karena waktu mereka yang banyak digunakan untuk bertani, atau tidak memiliki modal untuk melakukan pekerjaan lain. Pada umumnya kegiatan berdagang yang dilakukan oleh para petani dengan cara membuka warung depan rumah mereka, atau menyewa tempat. Berdagang umumnya dilakukan oleh kaum perempuan, karena dapat dilakukan dirumah sehingga dalam satu waktu dapat melakukan kegiatan reproduktif. Namun tak sedikit juga laki-laki yang melakukan kegiatan berdagang, umumnya kaum lelaki melakukan jual beli hasil panen. Pada semua strata terdapat responden yang berprofesi sebagai pedagang. Curahan rata-rata waktu kerja berdagang pada laki-laki dan perempuan masing- masing 4,2 HOKbulan dan 3,6 HOKbulan. Rata-rata curahan waktu kerja buruh yaitu laki-laki 3,8 HOKbulan dan perempuan 3,3 HOKbulan. Sedangkan responden yang berprofesi sebagai penyedia jasa transportasi hanya terdapat pada strata I saja dan tidak ada responden perempuan yang bekerja sebagai penyedia jasa transportasi. Curahan waktu rata-ratanya adalah 0,7 HOKbulan. Sama halnya seperti profesi yang menyediakan jasa transportasi, petani yang berprofesi sebagai guru hanya terdapat satu orang hanya saja profesi guru ini dilakoni seorang perempuan sehingga rata-rata curahan waktu kerjanya hanya 3,1 HOKbulan.

5.4. Peran Perempuan dan Laki-laki dalam Kegiatan Reproduktif