3.7 Definisi Operasional
3.7.1. Analisis gender dalam pengelolaan agroforestri adalah analisis sosial di sekitar lahan agroforestri yang melihat perbedaan perempuan dan laki-laki
dari segi kondisi situasi dan kedudukan posisi di dalam keluarga dan atau masyarakat. Fokus utama analisis gender adalah pembagian kerja atau
peran dan partisipasi dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga. 3.7.2. Lahan agroforestri adalah suatu daerah atau tempat yang digunakan untuk
kegiatan pengelolaan tepat guna di bidang kehutanan yang memadukan tanaman yang berjangka panjang dengan tanaman yang berjangka pendek
dan atau dengan hewan ternak. Lahan agroforestri yang digunakan penggarap di kawasan PLN Pangalengan. Luas lahan agroforestri
dikelompokkan menurut luasnya, sebagai berikut: Strata I
: lahan yang digarap 0 – 0.10 hektar
Strata II : lahan yang digarap 0.10 - 0.25 hektar
Strata III : lahan yang digarap 0.25 hektar.
3.7.3. Peranan perempuan dan laki-laki Peranan perempuan dan laki-laki dapat diukur dari curahan waktu
kerja. Terdapat dua jenis kegiatan untuk menentukan curahan waktu kerja, yaitu:
1. Kegiatan produktif, terdiri dari kegiatan agroforestri
diantaranya : penyiapan lahan, pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengangkutan. Sedangkan kegiatan
diluar agroforestri adalah beternak, berdagang, berkebun, pegawai dan jasa.
2. Kegiatan reproduktif, kegiatan yang dilakukannya adalah
memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak, dan berbelanja.
Curahan waktu kerja untuk satu hari kerja dihitung berdasarkan Hari Orang Kerja HOK, dimana 1 HOK adalah 8 jamhari. Curahan kerja
seseorang dalam perharinya dapat diperoleh dengan cara membagi
banyaknya waktu kerja yang dihabiskan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu dalam 1 hari jam kerja dengan 1 HOK 8 jamhari.
3.7.3 Pengambilan Keputusan: proses untuk memilih cara atau tindakan dari berbagai pilihan agar mencapai suatu tujuan.
Pengambilan keputusan dalam rumah tangga memiliki lima macam pola, yaitu:
i. Pengambilan keputusan hanya oleh istri saja: proses mengambil
tindakan yang diambil berdasarkan pemikiran oleh seorang istri sendiri.
ii. Pengambilan keputusan hanya oleh suami saja: proses mengambil
tindakan yang diambil berdasarkan pemikiran oleh seorang suami sendiri.
iii. Pengambilan keputusan oleh suami dan isteri bersama dengan
didominasi oleh istri: proses mengambil tindakan yang diambil secara bersamaan namun tindakan yang diambil lebih berdasarkan
pemikiran pada istri. iv.
Pengambilan keputusan oleh suami dan isteri bersama dengan didominasi oleh suami: proses mengambil tindakan yang diambil
secara bersamaan namun tindakan yang diambil lebih berdasarkan pemikiran pada suami.
v. Pengambilan keputusan secara bersama dan setara: proses
mengambil tindakan yang diambil secara bersamaan dengan pemikiran yang saling melengkapi tanpa da yang lebih dominan.
Proses pengambilan keputusan dibagi dilakukan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan keluarga dalam kegiatan produksi
pengelolaan agroforestry: a.
Penentuan jenis tanaman selain tanaman pokok b.
Investasi peralatan untuk bertani c.
Kegiatan pemeliharaan tanaman d.
Kegiatan pemupukan tanaman
2. Pengambilan keputusan dalam kegiatan pasca produksi
pengelolaan agroforestry: a.
Kegiatan penentuan pemanfaatan hasil panen b.
Penentuan pelaku kegiatan penjualan hasil panen 3.
Pengambilan keputusan dalam keuangan pengelolaan agroforestry:
a. Merencanakan biaya usaha dalam pengelolaan agroforestry
b. Mengelola uang untuk usaha agroforestry
4. Pengambilan keputusan dalam keuangan keluarga:
a. Merencanakan uang keluarga
b. Mengelola uang keluarga
c. Memutuskan untuk membelanjakan uang keluarga
d. Meminjam uang untuk keperluan keluarga
e. Mencari jalan pemecahan masalah keuangan
5. Pengambilan keputusan dalam kegiatan sosial:
a. Penentuan jumlah anak
b. Penentuan pendidikan anak dalam keluarga
c. Penentuan dan pembelian makanan
d. Pembelian alat-alat rumah tangga
e. Pemeliharaan kesehatan.
3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data