Penentuan lokasi pengambilan sampel

3.3 Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama adalah penentuan tempat pengambilan sampel dan kondisi tempat pengambilan sampel sedimen pada tambak udang Ghangrekar et al. 2003. Tahap kedua adalah pengukuran kualitas air tambak udang serta analisis karakterisasi sedimen tambak udang yang ada mengacu Hong et al. 2009. Tahap ketiga adalah berupa pembuatan rangkaian SMFC yang mengacu pada penelitian Holmes et al.2004. Tahap keempat adalah pengukuran arus listrik dan tegangan yang dihasilkan SMFC dengan menggunakan multimeter masda DT830D Holmes et al. 2004. Tahap kelima adalah karakterisasi pada substrat hasil dari proses degradasi bahan organik melalui SMFC Hong et al. 2009, sehingga dapat dilihat adanya perubahan terhadap kadar akumulasi bahan organik pada sedimen tambak udang tersebut.

3.3.1 Penentuan lokasi pengambilan sampel

Tambak yang dijadikan tempat pengambilan sampel merupakan satu petak tambak udang milik warga peroranganrakyat dengan produktivitas yang sangat rendah ketetapan tersebut berdasarkan informasi dari kelompok petani tambak Desa Jayamukti. Lokasi tambak ini sangat dekat dengan aliran sungai sebagai sumber air laut dan air tawar. Pengambilan dilakukan pada 3 stasiun stasiun I pada daerah air masuk atau inlet, stasiun II di tengah tambak, stasiun III pada sekitar saluran pembuangan air atau outlet, masing-masing stasiun dilakukan pengambilan kembali ulangan sebanyak 3 kali pada area yang berlainan Ghangrekar et al. 2003. Gambaran lokasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengambilan sedimen dilakukan pada dasar tambak dengan kedalaman ± 130 cm menggunakan alat Eikmann Grab volume 1 liter. Sedimen yang telah diambil selanjutnya langsung dimasukkan ke dalam polybag dengan kondisi sampel masih terendam air. Kondisi lain yang dilakukan adalah udara yang masih terdapat di dalam polybag dikeluarkan terlebih lalu, baru kemudian diikat rapat Idham 2010. Semua sampel sedimen dan air tambak, selanjutnya disimpan pada cool box agar suhu sampel terjaga untuk kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengamatan. 3.3.2 Pengukuran kualitas air tambak udang serta analisis karakterisasi sedimen tambak udang Pengukuran parameter fisik terhadap kualitas air tambak, yaitu : suhu, DO, pH, salinitas dan kecerahan BSN 2009, dilakukan di lapangan pada pukul 10.00 WIB. Pengukuran suhu air tambak dilakukan dengan menggunakan termometer pada tiga titik inlet, tengah dan oulet masing-masing tiga kali ulangan. Pengukuran dissolved oxigen DO air tambak dilakukan dengan menggunakan alat portable waterproof dissolved oxygent meter HI 9142 pada tiga titik inlet, tengah dan oulet masing-masing tiga kali ulangan. Pengukuran pH air tambak dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus pada tiga titik inlet, tengah dan oulet masing-masing tiga kali ulangan. Pengukuran salinitas air tambak dilakukan dengan menggunakan refraktometer pada tiga titik inlet, tengah dan oulet masing-masing tiga kali ulangan. Adapun karakterisasi sedimen tambak udang yang dilakukan mengacu pada penelitian Hong et al. 2010, yaitu tekstur tanah, pH H 2 O dan KCl, daya hantar listrik DHL, jumlah karbon organik, jumlah nitrogen total, fosfor tersedia BSN 2009, kapasitas tukar kation KTK, K dapat ditukar K dd, Ca dapat ditukar Ca dd, dan Mg dapat ditukar Mg dd Wignyosukarto 1998.

3.3.3 Pembuatan rangkaian SMFC