ASPEK DAN SENDI-SENDI OPERASI DAN PEMELIHARAAN
3. ASPEK DAN SENDI-SENDI OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pelestarian prasarana dan sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan memelihara
A. Pengelolaan
Pengelolaan pada dasarnya merupakan aspek dan sendi utama pelestarian hasil fisik terbangun. Pengelola prasarana dan sarana perlu memperhatikan beberapa hal:
Kinerja prasarana yang dikelola Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia Jumlah prasarana dan sarana yang digunakanTarget/sasaran perencanaan Standar prosedur operasional dan pemeliharaan Standar kriteria teknis
prasarana dan sarana Rencana pengembangan sarana di masa datang
Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan, Badan Pengelola harus melakukan langkah- langkah berikut:
Melakukan pemantauan rutin untuk mengetahui kondisi prasarana dan sarana. Mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana perawatan
dan pemeliharaan yang baik. Melakukan rehabilitasi tepat waktu.
Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala. Melakukan pengelolaan sesuai standar operasional prosedur.
B. Penyuluhan
Dari hal-hal di atas, kelompok pengguna diharapkan mampu menindaklanjuti operasi dan pemeliharaan (O&P) secara tepat. Melalui kegiatan O&P diharapkan dapat mencapai umur teknis prasarana dan sarana sesuai dengan target dan standar perencanaan.
Dalam pelaksanaan pelestarian prasarana & sarana, diharapkan pemerintah kabupaten/ kota dapat berperan aktif memberikan dukungan teknis kepada masyarakat (penyuluhan) agar mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan prasarana dan sarana yang ada.
C. Pedoman
Badan pengelola perlu menyusun pedoman, yang akan menjadi acuan dalam melakukan kegiatannya. Selain pedoman untuk operasional kegiatan, juga diperlukan aturan untuk organisasi badan pengelola itu sendiri, yang di dalamnya mengatur hak dan kewajiban anggota serta pengurusnya, lama periode kepengurusan dan mekanisme pemilihannya, musyawarah berkala untuk pertanggungjawaban pengurus, dan sebagainya.
Pedoman ini disusun oleh pengurus bersama Kelompok pemanfaat, dimusyawarahkan bersama dalam forum musyawarah desa, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh Kepala Lurah. Setiap Kampung dapat mengembangkan pedoman kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi, kemampuan dan budaya yang ada di daerahnya masing-masing.
Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung organisasi yang handal, dimana organisasi tersebut harus:
Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja yang telah dibuat;
Dapat menjamin kepentingan pemanfaat dan mencarikan alternative pemecahan permasalahan yang dihadapi;
Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain di luar Badan pengelola;
Mampu menerapkan sanksi organisasi bagi anggota yang melanggar peraturan. Selain itu dalam upaya melestarikan prasarana dan sarana terbangun perlu adanya dukungan
kemampuan teknis, seperti : Kemampuan menyusun rencana operasional dan Pemeliharaan;
Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja prasarana terbangun,
dan melakukan inventarisasi kerusakan serta usulan perbaikannya;
Kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&P) serta pelaksanaannya.
D. Pendanaan
Sumber dana berasal dari masyarakat, berupa iuran yang dihitung berdasarkan kesepakatan bersama akan kebutuhan operasional dan pemeliharaan serta rencana pengembangan sarana di masa datang. Pendanaan diperuntukkan bagi operasional dan pemeliharaan ditambah honorarium pengelola untuk melakukan operasional dan pemeliharaan serta orang yang bertugas untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan.
Komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya pengoperasian dan pemeliharaan meliputi:
Biaya penggantian komponen yang rusak sesuai dengan sistem sarana yang dibangun; Biaya perbaikan sarana; Biaya Operasional (solar, listrik, dll) Honorarium pengelola.
Depresiasi alat / sarana Sesuai dengan tipe dan jenis prasarana dan sarana, dapat disusun mekanisme pendanaan
pengelolaannya. Pendanaan untuk prasarana dan sarana kelompok dapat dilakukan dengan mekanisme penarikan pembayaran atas penggunaan/ pemanfaatan prasarana dan sarana atau iuran bersama masyarakat. Sedangkan pendanaan untuk prasarana umum, yang dimanfaatkan oleh orang banyak dapat dilakukan melalui pengenaan tarif kepada pegguna.
Pada dasarnya yang membiayai Badan Pengelola adalah warga pemanfaat prasarana berlandaskan
gotong-royong dan kesadaran bahwa pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan prasarana adalah tugas bersama. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan pengurus Badan Pengelola untuk mencari sumber dana di luar iuran warga pemanfaat, diantaranya adalah:
Bantuan Pemerintah Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan kepada Badan Pengelola yang
bersumber dari APBD yang sudah dituangkan dalam peraturan kampung, dimana hal ini disesuai- kan dengan kemampuan Daerah masing-masing.
Orsospol, Perusahaan Swasta atau Yayasan selama bantuan ini tidak bersifat mengikat.
Usaha lain yang sesuai dengan peraturan yang ada.