M enggali Potensi Hati

M enggali Potensi Hati

Jadi , keberhasilan di dalam menghadapi ujian pada tahap pertama adalah sebab adanya seluruh

Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, bahwa potensi kebaikan yang sudah didapatkan, sedangkan

ilmu laduni adalah ilmu yang terbit dari kekuatan kegagalan yang berikutnya adalah disebabkan potensi

ruhani atau dengan istilah ilmu rasa , sedang ilmu itu juga, akan tetapi kurang dapat ditempatkan di yang lain adalah dari kekuatan potensi akal dan tempat yang tepat. Oleh karena itu, potensi kebaikan potensi fikir atau dengan istilah ilmu rasio . Adalah itu sangat penting akan tetapi akan lebih menjadikan ibarat dua lautan yang tidak bertepi. Titik pertemuan bermanfa’at kalau potensi itu dapat ditempatkan pada dua ilmu tersebut—di dalam hati seorang hamba,— situasi dan kondisi yang tepat.

adalah dugaan tempat terbitnya ilmu laduni. Oleh karena itu, pertemuan kedua sosok tersebut (nabi Musa dan nabi Khidhir) sebagai sosok karakter— bukan sosok personal—adalah lambang sumber ilmu laduni yang harus digali oleh para salik di dalam karakternya sendiri. Karakter tersebut dibentuk dengan ilmu, iman, amal dan akhlakul karimah. Sebagaimana yang diisyaratkan Allah SWT. kepada Musa as. saat berdialog dengan-Nya, " Yaitu seseorang yang paling berilmu tinggi adalah ketika dia telah mampu menyampaikan ilmu orang lain kepada ilmunya sendiri" .

Seandainya—sebagai seorang murid—nabi Musa mau mengalah dan percaya kepada nabi Khidhir, membenarkan perbuatan gurunya, yang notabene menurut dirinya adalah salah, dengan diam tidak bertanya, sambil mencari rahasia kebenaran yang dikandungnya melalui proses pengaksesan kepada Seandainya—sebagai seorang murid—nabi Musa mau mengalah dan percaya kepada nabi Khidhir, membenarkan perbuatan gurunya, yang notabene menurut dirinya adalah salah, dengan diam tidak bertanya, sambil mencari rahasia kebenaran yang dikandungnya melalui proses pengaksesan kepada

terhadap gurunya, dia melanggar perjanjian yang dibuka di hatinya rahasia-rahasia dan hikmah urusan

sudah disepakati bersama, sehingga murid terlepas yang ghaib di balik kejadian-kejadian yang lahir

dari kesempatan emas untuk mendapatkan sumber tersebut, sehingga akan terbit suatu pemahaman yang

ilmu laduni yang sudah di depan mata. Bukan ilmu baru terhadap hal yang selama ini belum pernah

dan pengalaman yang sudah ada yang disalahkan dipahami sama sekali. Adalah proses yang datangnya

akan tetapi cara memanfa’atkannya yang harus lebih tidak terduga 3 , merupakan sebab-sebab pertama dari

mendapatkan perhatian.

terbukanya rahasia sumber ilmu laduni di dalam hati seorang hamba. Tidak dengan sebaliknya, yaitu

Seorang murid yang sudah bai’at (melaksanakan hanya memaksakan ilmunya supaya diterima oleh

janji untuk mengikuti) kepada grunya, sedikitpun ilmu orang lain, ketika terjadi konflik ilmiyah di

tidak boleh mempunyai prasangka jelek kepada dalam pikirannya.

gurunya, meski dihadapkan kepada perbuatan maksiat. Seorang guru mursyid, seperti seorang dokter, memang terkadang harus mampu berbuat jelek kepada muridnya. Itu seperti seorang Dokter

3 Keadaan tersebut, sebagaimana yang digambarkan Allah

ketika dia mengadakan pembedahan untuk

Ta’ala di dalam firman-Nya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran - Dan tidaklah urusan Kami kecuali

mengangkat penyakit yang ada dalam jasad pasien,

hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata . QS.al-Qomar/49-50.

guru mursyid pun demikian. Ketika guru mursyid

Dalam waktu yang kadang-kadang relatif kurang dari satu detik

harus menguji murid-muridnya dengan perbuatan

itu apa saja bisa terjadi, suatu pengertian yang selama ini belum diketahui, dapat terbit dalam hati yang luasnya tidak dapat

yang tidak masuk akal sehat, menyakiti perasaan

tertampung baik oleh ucapan maupun tulisan, bahkan kadang-

dengan menjatuhkannya di depan orang banyak

kadang dapat menghidupkan kemampuan daya kreasi yang

umpamanya, hal tersebut sejatinya semata-mata

selama ini belum pernah dimiliki oleh seseorang. Seperti orang bermimpi, yang kadang-kadang hanya sekejap tapi jalan

untuk mengangkat penyakit-penyakit ruhani yang

ceritanya mampu diceritakan sepanjang hari, bahkan tidak habis-

ada dalam karakter muridnya.

habis meski diceritakan sehari semalam, layaknya kejadian seumur hidup terulang kembali. Yang demikian itu adalah sunnatullah, siapapun berpotensi dapat memasukinya, asal

Yang demikian itu adalah bagian tarbiyah yang

terlatih dengan bimbingan yang benar.

harus mampu dilaksanakan oleh seorang guru mursyid kepada anak-anak asuhnya. Kejadian seperti harus mampu dilaksanakan oleh seorang guru mursyid kepada anak-anak asuhnya. Kejadian seperti

mampu membakar hijab-hijab. Hal tersebut as., padahal asy-Syekh, tidak mengenalnya, asy-Syekh

merupakan mujahadah “ bil hal” (mujahadah hati) diperintah untuk tinggal di suatu tempat selama tiga

yang harus dilaksanakan oleh murid. Saat itulah, tahun, dan hanya setahun sekali nabi Khidhir as.

ketika kristal-kristal hijab berhasil dilelehkan oleh mengunjunginya. Nabi Khidhir berkata kepadanya:

hawa panas yang membakar hati, lalu kristal itu larut “ Perbedaan pendapat (antara murid dan gurunya)

di dalam samudera ilmu Allah yang tidak terbatas, akan menjadi sebab perpisahan” . * Lujjainid dani *.

dengan izin Allah Ta’ala, pintu matahati seorang hamba akan terbuka, sehingga yang selama ini ghaib

Sebagai bagian bentuk pengabdian yang harus menjadi nyata dalam pandangan hati. Itulah dilakukan, suatu saat seorang murid harus mampu

pengendapan ilmu, ketika seorang hamba mampu mengosongkan akalnya dari ilmu yang sudah dimiliki

melaksanakannya, maka garis-garis urat wajah akan untuk membenarkan perbuatan gurunya walau

ikut tertata sehingga sinar wajah menjadi cemerlang menurut ilmunya perbuatan gurunya itu salah. Hal itu

dan menyejukkan.

bertujuan, ketika telah terjadi pengosongan supaya “ nur ilmu” yang dipancarkan seorang guru

Mujahadah di jalan Allah tidak selalu dengan mursyid—niat di balik ujian yang diberikan—mampu

melaksanakan wirid dan dzikir saja. Namun juga mengisi bilik akal yang sudah terkondisi tersebut.

menerima pendapat orang lain, memaafkan Seperti menanam bibit, kadang-kadang di tanam pada

kesalahan, membiarkan dirinya dihina dan difitnah, waktu yang tepat—setelah tanah siap tanam—adalah

adalah mujahadah yang jauh lebih berat, akan tetapi yang lebih menentukan kwalitas tanaman itu

juga dapat menghasilkan kemanfaatan yang lebih daripada bibit itu ditanam pada waktu yang tidak

utama: Dan orang-orang yang bermujahadah untuk tepat. Adalah urusan-urusan “ dalam” (ruhani) yang

(mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami harus dimengerti oleh seorang salik, seperti ilmu teori,

tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan supaya praktek yang dijalankan tidak salah jalan.

sesungguhnya A llah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik . Q S.al-A nkabut/69.

Ketika terjadi pergolakan di dalam hati, sakit hati akibat terpaksa harus membenarkan orang lain yang

Kadang-kadang hanya sekedar untuk mencabut semestinya menurut ilmu syari’at salah, arus itu

rasa sombong yang sudah mengakar dalam karakter rasa sombong yang sudah mengakar dalam karakter

berita gembira kepada hamba-hamba-Ku (yaitu) orang Hal itu bertujuan supaya hatinya bersih dari sifat

yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang pengakuan diri yang dapat menerbitkan rasa

paling baik di antaranya. M ereka itulah orang-orang yang sombong dan kemudian supaya mampu bertaubat

telah diberi A llah petunjuk dan mereka itulah orang-orang kepada Allah Ta’ala dengan taubatan nasuha. Seperti

yang mempunyai akal . QS.az-Zumar/17-18. hutan ketika akan dibuka untuk lahan pertanian,

setelah tanaman-tanaman ditebang kemudian dibakar, Kadang-kadang datangnya sumber “ ilmu dan ketika hujan turun, baru kemudian tanah itu

laduni” tersebut dimulai dengan kejadian di alam menjadi subur dan siap ditanami.

mimpi-mimpi. Seorang murid bertemu dengan gurunya misalnya, baik yang masih hidup maupun

Oleh karena manusia tidak mampu sudah mati, dia mendapatkan perintah dengan isyarat melaksanakan pensucian (tazkiyah) dengan pilihan

yang masih samar. Akan tetapi setelah bangun dari hatinya sendiri, maka Allah Ta’ala membuka jalan

tidur, menjadikan tumbuhnya semangat yang kuat dengan pilihan-Nya. Asy-Syekh Abdul Qodir al-Jilani

untuk melaksanakan benah-benah diri dan ibadah. ra. berkata :

Setelah isyarat mimpi itu ditindaklanjuti dengan mendominasi kehidupan manusia tanpa adanya kemauan

A pabila kebiasaan (buruk) telah

mujahadah serta perjalanan ruhaniyah yang untuk mensucikannya, A llah mengujinya dengan

terencana, saat berikutnya, hatinya mendapatkan didatangkan berbagai penyakit (baik lahir maupun batin),

“ futuh” dari Tuhannya sehingga isyarat-isyarat yang sebagai peleburan dosa dan pensucian, supaya dia pantas

terdahulu masih samar tersebut kini menjadi menghadap (mujalasah) dan mendekatkan diri kepada

kenyataan.

A llah. Yang demikian itu dikehendaki maupun tidak . *Lujjainid Dani*

Sebagian besar para Nabi 4 juga diperjalankan dengan cara demikian : Sesungguhnya kamu telah Setelah hati menjadi bersih dari sifat basyariyah yang tidak terpuji, disadari maupun tidak, ilmu yang

4 Perintah kepada Nabi Ibrahim as. untuk menyembelih

didengar, walau sedikit akan tumbuh berkembang

putranya, Nabi Isma’il as. juga dimulai dengan datangnya mimpi

dalam ingatan. Sebab, seperti tanah, hati yang subur

yang berturut-turut sebanyak tiga kali (Muqotil-Tafsir Qurthubi). Demikian juga “ Futuh al-Makkah” . (kembalinya tanah kelahiran

itu akan mudah menerima ilmu serta mengembang-

Nabi Muhammad saw. tersebut kepangkuan baginda Nabi). Dengan mimpi-mimpi itu dijadikan sebagi isyarat dariNya, maka Nabi Muhammad saw. tersebut kepangkuan baginda Nabi). Dengan mimpi-mimpi itu dijadikan sebagi isyarat dariNya, maka

Tiga Jebakan yang M ematikan

para Nabi tidak pernah tidur walau matanya sedang tidur. Rasulullah saw. bersabda: “ Sesungguhnya

Sebelum murid harus mampu melewati tiga keadaan para Nabi, mata-mata kami tidur akan tetapi jebakan ini, terlebih dahulu dia telah mendapatkan hati-hati kami tidak tidur. (Tafsir Qurthubi) rambu-rambu—yang tidak boleh dilanggar—dari

gurunya; Dia (nabi Khidhir) berkata: " Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu . QS.18/65-70. Artinya

selama seseorang menjadi murid, batasan yang dapat diperbuat kepada gurunya harus ada dan jelas. Hati sang murid tidak boleh ada hal yang tidak sefaham dengan perilaku gurunya sehingga hati itu menjadi tidak bersih. Hal itu bukan untuk mengkultuskan individu gurunya, tetapi merupakan syarat khusus yang harus dipenuhi, supaya “ ilmu laduni” yang akan diwariskan seorang guru mursyid dapat terpancarkan ke dalam hati murid dengan lancar dan sempurna.

Dengan tidak bertanya berarti seorang murid telah membenarkan perilaku guru terhadap dirinya, apapun bentuknya. Dengan itu berarti murid telah mampu mengadakan pengosongan pada bilik akalnya. Oleh karena ilmu laduni adalah ilmu yang ada dalam hati, seperti sinar, maka cara

langkah-langkah perjuangan berikutnya dapat diselaraskan

memasukkannya juga dipancarkan dari hati ke hati

dengan isyarat tersebut.

sedangkan akal adalah pintunya. Dengan bertanya sedangkan akal adalah pintunya. Dengan bertanya

Ilmu itu dipancarkan melalui kasih sayang dan kendala bagi masuknya ilmu yang akan dipancarkan

kepeduliannya yang dikemas dengan segala aktifitas gurunya. Pertanyaan itu merupakan pelanggaran

hidupnya terutama melalui do’a-do’anya. Seperti seorang murid kepada gurunya, tetapi bukan

matahari yang sedang memancarkan sinarnya pada pelanggaran atas hak pribadi seorang guru secara

titik kulminasi, seorang murid tinggal menyiapkan umum, melainkan secara khusus, murid telah

diri untuk mendapatkan sinar itu, atau seperti hujan melanggar kesepakatannya sendiri. Oleh sebab itu,

yang diturunkan dari langit: M aka mengalirlah air di ketika tanda-tanda pelanggaran itu terbaca tiga kali,

lembah-lembah menurut ukurannya . QS.ar-Ra d/17. menunjukkan bahwa ruhani murid memang tidak mampu menerima pancaran “ ilmu ruhani” dari

Tiga ayat yang menjadi lambang ujian tersebut ruhani gurunya.

adalah sebagai berikut:

Sifat-sifat guru yang demikian itu (ada batasan

Jebakan Pertama : Firman A llah Ta’ala:

khusus) adalah sifat khusus yang hanya diterapkan kepada murid-murid khususnya sesuai tingkat

$ y g = n ÷ d r & - s Ì • ø ó ç F Ï 9 $ p k t J ø % t • y z r & A t $ s % ( $ g y % s • t z y Ï p u ZŠ Ï ÿ ¡ ¡ 9 # $ ’ û Î $ t 6 . Ï u ‘ # Œ s ) Î Ó # ¨ L y m $ s ) = n s Ü R $ $ s ù kesepakatan(bai’at) yang sudah dijalani, tidak

diterapkan kepada semua orang secara umum. Oleh ÇÐÊÈ # • \ ø B Î ) $ « º ‹ ø © x | M ¥ ÷ Å _ ‰ ô ) s 9 s

karena itu, ketika suatu saat guru keluar dari batasan

M aka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya

khusus tersebut dan bergaul kepada manusia secara

menaiki perahu lalu khidhir melubanginnya, M usa berkata:

umum, dia juga akan berperilaku dengan sifat-sifat

" M engapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu

umumnya. Dalam hal ini, seorang murid harus

menenggelamkan penumpangnya?. " Sesungguhnya kamu

mampu menyikapinya dengan benar pula, bagaimana

telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar .QS.al-Kahfi/71.

perlakuan gurunya kepada orang umum, dan bagaimana pula kepada dirinya secara khusus.

Diriwayatkan di dalam sebuah hadits Bukhori Muslim. Semula mereka berdua (nabi Musa dan nabi

Dalam hal memancarkan ilmu laduni, setiap saat Khidhir) berjalan di pinggir laut, ketika ada perahu seorang guru mursyid selalu memancarkannya,

mereka menumpang dengan tanpa membayar ongkos diminta maupun tidak, baik kepada murid-muridnya

jalan. Sesampainya di atas perahu, nabi Khidhir jalan. Sesampainya di atas perahu, nabi Khidhir

Dengan “ walayah” dari Allah Ta’ala, seorang hamba “ Suatu kaum telah membawa kita naik ke perahunya

yang sholeh(waliyullah)—bukan seorang nabi—akan dengan tanpa mendapatkan upah sedangkan engkau

mampu menjalankan hal yang demikian. Sebab,— merusakkan perahu itu sehingga penumpangnya

dengan w alayah itu—matahati mereka kadang- tenggelam. (Tafsir Qurthubi)

kadang menjadi tembus pandang sehingga mampu melihat hal yang ghaib di depan mata lahirnya.

Jika persoalannya hanya sampai disitu, maka perbuatan nabi Khidhir tersebut merupakan bentuk

Seorang murid—dengan kesepakatan (bai’at) pengkhianatan kepada pemilik perahu, Beliau

yang sudah dilaksanakan dengan guru mursyidnya— membalas kebaikan dengan kejelekan. Dengan hanya

seharusnya mampu menanggalkan seluruh menggunakan pandangan ilmu lahir saja, maka

perasaannya, baik rasional maupun emosional. Dia menjadi maklum ketika nabi Musa harus

harus mampu mengedepankan menyangka baik menyalahkannya : " Sesungguhnya kamu telah berbuat

kepada gurunya, bahwa seorang guru yang sudah sesuatu kesalahan yang besar .QS.al-Kahfi/71. Akan

diyakini kebenarannya sehingga diikuti tidak tetapi ketika rahasia yang ada di balik perbuatan

mungkin berbuat jelek kepada dirinya, lebih-lebih tersebut terungkap, ternyata—tanpa dimengerti oleh

yang diperlihatkan di depan umum. Murid tidak pemilik perahu—yang demikian itu justru bentuk

seharusnya malah mempertanyakan perbuatan balas budi kebaikan seorang nabi kepada kebaikan

gurunya tersebut terlebih dengan menghukuminya pemilik perahu tersebut. Seandainya perahu itu tidak

“ berbuat salah” : " Sesungguhnya kamu telah berbuat ditenggelamkan, maka pemiliknya akan kehilangan

sesuatu kesalahan yang besar .QS.al-Kahfi/71. Itulah perahu itu untuk selama-lamanya, padahal pemilik

pelanggaran murid yang pertama terhadap perahu itu adalah orang miskin. Mengapa demikian?

ucapannya sendiri: Dan aku tidak akan menentangmu Karena di depan perahu itu ada penguasa yang akan

dalam sesuatu apapun .

merampas setiap perahu yang dijumpai. Walhasil, w alau seandainya yang disangka baik Seorang guru sejati, di depan muridnya—yang

ternyata jelek, maka yang akan menjadi baik adalah tertentu dan khusus—terkadang memang harus

dirinya sendiri, itulah keistimewaan dan keutamaan mampu berbuat jelek dan tidak peduli dianggap jelek,

menyangka baik. Ketika seorang murid harus mampu menyangka baik. Ketika seorang murid harus mampu

mengukur perbuatan gurunya dengan hukum adalah bagian fungsi seorang guru mursyid dalam

syari’at(hukum qishos). Yang demikian itu bukannya mentarbiyah murid-murid khususnya. Untuk yang

salah, justru demikianlah seharusnya, itu sebagai demikian itu, tidak semua orang dapat melaksanakan-

bentuk konsekwensi ilmu yang dimiliki. Akan tetapi nya kecuali para Nabi dan para w aliyullah yang

dengan dikaitkan kepada kesepakatan, maka yang sudah mendapatkan “ nubuwah” dan “ walayah” .

demikian itu menjadi salah besar, lebih-lebih sampai terulang dua kali.

Jebakan Kedua : Firman A llah SW T. :

Oleh karena menurut murid—dengan

$ g y = n d ÷ & r - s • Ì ó ø F ç 9 Ï $ k p J t % ø • t z y & r t A $ % s ( $ g y % s t • z y Ï p u ZŠ ÿ Ï ¡ ¡ 9 $ # ’ û Î $ t 6 . Ï ‘ u # Œ s ) Î Ó # L ¨ m y $ s ) n = Ü s R $ $ s ù

membunuh anak kecil tersebut—tingkat kesalahan guru lebih berat daripada yang pertama—

ÇÐÊÈ # • \ ø B ) Î $ º « ‹ ø © x M | ¥ ÷ _ Å ‰ ô ) s 9 s

menenggelamkan perahu,—maka tingkat sang murid menghukumi gurunya pun juga lebih berat, yaitu

M aka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya

mengatakan gurunya telah berbuat munkar:

berjumpa dengan seorang anak maka Khidhir membunuhnya. M usa berkata: " M engapa kamu membunuh jiwa yang bersih

“S esungguhnya kamu telah melakukan suatu yang

bukan karena ia membunuh orang lain? . Sesungguhnya kamu

munkar" . Gurunya menjawab: " Bukankah sudah

telah melakukan suatu yang munkar" .

kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku? " . Yang demikian itu

Pelanggaran murid atas kesepakatan dan merupakan peringatan keras dari seorang guru karena sekaligus dengan menghukumi “ salah” kepada

tingkat pelanggaran murid juga semakin berat. Akan gurunya terulang lagi pada jebakan yang kedua,

tetapi dengan kearifannya, seorang guru masih bahkan dengan tingkat pelanggaran yang lebih berat.

memberikan kesempatan lagi ketika guru melihat Ketika nabi Khidir as. menemui seorang anak kecil

tingkat penyesalan yang dalam dari muridnya: M usa kemudian anak kecil itu dibunuh, nabi Musa as.

berkata: " Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu berkata: " M engapa kamu membunuh jiwa yang bersih

sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan bukan karena ia membunuh orang lain? . Sesungguhnya

aku menyertaimu lagi, sesungguhnya kamu sudah cukup kamu telah melakukan suatu yang munkar" . Dikaitkannya

memberikan udzur padaku" .

membunuh orang dengan membunuh, itu

Hikmahnya, orang boleh berbuat salah, asal Dengan kesalahan itu boleh jadi mereka dapat dengan kesalahan itu—setelah dia menerima

menyesali kesalahannya sehingga dapat memperbaiki hukuman sebagai akibat dari perbuatan salah

hidupnya, yang demikian itu pasti akan membawa tersebut—kesalahan itu dapat membuahkan

kemanfaatan daripada orang tidak pernah merasa kemanfaatan baginya, yaitu menumbuhkan sifat jera

berbuat salah. Sebab, orang yang tidak pernah merasa dan menyesal kemudian bertaubat dengan taubatan

menyesal dengan dosa-dosanya akan lebih berpotensi nasuha. Seperti orang yang ketiadaan air, saat itu baru

berbuat dosa daripada orang yang sudah merasakan ia dapat merasakan kenikmatan air yang sudah tidak

sakitnya hukuman akibat dosa-dosa yang ada, selanjutnya dia akan menghargai keberadaan air.

diperbuatnya. Demikian itu pula yang diperjalankan Demikianlah, dengan kesalahan yang pertama dan

Allah Ta’ala kepada manusia pertama, nabi Adam as. kedua, murid masih mendapatkan kesempatan yang

Nabi pertama itu diturunkan dari kemuliaan di Surga terakhir, kesempatan ketiga.

untuk menjalani kesengsaraan di bumi. Dengan penyesalan yang diterima di sisi Allah Ta’ala,

Adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kemudian nabi Adam as. dikembalikan menjadi orang umat manusia, “ akhlak Qur’ani” yang telah

yang dimuliakan sepanjang zaman. Berbeda dengan diabadikan Allah Ta’ala dengan firman-firman-Nya,

putranya yang telah membunuh saudaranya sendiri, bahwa secara individu seorang tidak harus cepat-cepat

dengan itu dia akan mendapatkan bagian dosa setiap menghukumi “ salah atau munkar” kepada orang yang

kali ada orang yang membunuh orang lain karena berbuat salah dan berbuat munkar, kecuali bila sudah

dialah yang pertamakali memberikan contoh kelihatan jelas dengan mengulang-ulang kesalahan

perbuatan dosa tersebut.

dan kemunkaran tersebut. A kan tetapi, yang pasti setiap kesalahan akan membawa dampak dan

Jebakan Ketiga : Firman A llah SW T :

konsekwensi tersendiri. Apabila ada hukuman yang diberikan oleh yang berhak memberikan hukuman, maka bukan berarti orang itu menghukum orang, tapi kesalahannya sendirilah yang akan menghukum dirinya.

dengan susah payah. Hal itu bukannya guru

M aka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai

menghukum murid dengan kemauannya secara

kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada

individu, tetapi murid harus menerima hukuman

penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam

tersebut akibat kesalahannya sendiri: " Jika aku bertanya

negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka

menegakkan dinding itu, maka M usa berkata : " Jikalau kamu janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu" .

lagi .QS:18/76.

Skenario jebakan “ nubuwah” itu melanjutkan Ketidaksabaran itulah—sebagaimana yang sudah jalan cerita. Rombongan musafir itu datang ke suatu

berkali-kali dikatakan gurunya :

perkampungan penduduk dalam keadaan lapar, semula mereka bertujuan minta tolong kepada w arga

1. Dia menjawab: " Sesungguhnya kamu sekali-kali kampung tersebut untuk mengatasi penderitaan lapar

tidak akan sanggup sabar bersamaku - Dan yang mereka rasakan, tetapi permohonan itu ditolak.

bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang Orang kampung itu tidak mau memberikan

kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup pertolongan kepada mereka, namun sang guru malah

tentang hal itu? " .QS:18/67-68

memberikan pertolongan di kampung itu dengan

2. mendirikan rumah yang mau roboh dalam keadaan Dia (Khidhir) berkata: " Bukankah aku telah berkata: " Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak

lapar. Berkecamuk antara marah dan lapar akhirnya akan sabar bersama dengan aku" . QS:18/72. sang murid tidak sabar sehingga lupa lagi kepada 3. Khidhir berkata: " Bukankah sudah kukatakan kesepakatannya dan berkata kepada gurunya: Jika kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan

kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu . dapat sabar bersamaku? " . QS:18/75. QS:18/77.

Ternyata ketidaksabaran itulah yang akhirnya Itulah pelanggaran terakhir dan batas perpisahan menjadi penyebab jatuhnya vonis guru kepada antara guru dan murid sehingga murid harus seorang murid. Dengan tanda-tanda yang terbaca, menerima hukuman, berpisah dengan gurunya ternyata murid memang tidak mempunyai potensi dengan tangan hampa tanpa mendapatkan ilmu untuk menerima ilmu laduni dari gurunya. Tanda- laduni yang diharapkan yang sudah diusahakan tanda itu adalah, adanya ketidakmampuan diri untuk Ternyata ketidaksabaran itulah yang akhirnya Itulah pelanggaran terakhir dan batas perpisahan menjadi penyebab jatuhnya vonis guru kepada antara guru dan murid sehingga murid harus seorang murid. Dengan tanda-tanda yang terbaca, menerima hukuman, berpisah dengan gurunya ternyata murid memang tidak mempunyai potensi dengan tangan hampa tanpa mendapatkan ilmu untuk menerima ilmu laduni dari gurunya. Tanda- laduni yang diharapkan yang sudah diusahakan tanda itu adalah, adanya ketidakmampuan diri untuk

dengan kesabaran itu berarti murid mengetahui sehingga mengakibatkan timbulnya ketidaksabaran

rahasia di balik kejadian yang dihadapi, hal itu tidak dalam hati.

mungkin dapat dilakukan kecuali oleh orang yang matahatinya sudah cemerlang. Kecemerlangan

Seorang murid harus mampu mengosongkan matahati seorang murid itu hanya bisa dilatih dengan perasaan di depan gurunya, mengedepankan ilmu

cara selalu menyangka baik kepada siapa saja gurunya daripada ilmunya sendiri. Yang demikian itu

terutama terhadap perilaku gurunya. Hanya Allah disamping merupakan mujahadah yang utama bagi

Ta’ala yang memberikan petunjuk dan pertolongan seorang murid untuk menjadi syarat utama bagi

agar semua harapan menjadi kenyataan. terbukanya sumber ilmu laduni dalam hatinya, juga sebagai pelaksanaan akhlak yang mulia seorang murid di hadapan gurunya. Ketika murid tidak mampu melaksanakannya, maka itulah yang menjadi penyebab terjadinya perpisahan dengan gurunya, dalam arti murid tidak mungkin dapat menerima pancaran ilmu laduni dari guru mursyidnya. Maka Khidhir berkata: " Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; A ku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya .QS:18/78.

Tidak cukup hanya ilmu, iman, dan amal saja sebagai modal seorang murid guna membekali dirinya dalam berguru kepada seorang guru mursyid, tetapi juga akhlak yang mulia serta kesabaran yang prima. Ternyata semua itu merupakan faktor penting keberhasilan murid untuk menerima ilmu laduni yang diharapkan dari rahasia ilmu gurunya tersebut.

kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran) dan ketiga adalah Allah Ta’ala (maka Tuhanmu

Rahasia Di Balik Tiga Jebakan menghendaki agar supaya mereka sampai kepada

kedewasaannya).

4. Ketiga-tiganya adalah perbuatan seorang guru Secara umum dari ketiga ayat tersebut dapat

mursyid yang sedang mengadakan ujian-ujian kita ambil beberapa pelajaran sebagai berikut:

dalam rangka mentarbiyah muridnya.

5. Yang demikian tersebut bukan hanya sekedar

1. Kejelekan secara lahir ternyata boleh jadi kejadian sejarah yang sudah berlalu dengan tanpa merupakan kebaikan secara batin, sebagaimana

tujuan yang berarti, tapi yang lebih penting dari yang ditampilkan contoh kejadian pertama dan

itu adalah sebagai pelajaran bagi umat kedua. Sedang contoh kejadian ketiga ialah: Secara

Muhammad saw. yang mau mengambil pelajaran lahir merupakan sesuatu yang tidak berguna

darinya.

(memperbaiki rumah yang mau roboh) ternyata secara batin untuk kemanfaatan jangka panjang

Rahasia Pertama :

(menjaga harta warisan anak yatim). Sedangkan Rahasia pertama itu ialah menyakiti bagian secara khusus apabila dikaitkan dengan ilmu

yang kecil untuk menyelamatkan bagian yang besar. laduni, ternyata dengan Al-Qur’an Allah Ta’ala

Yaitu untuk sementara perahu itu harus mengajarkan kepada hamba-Nya dua jenis ilmu,

ditenggelamkan namun dengan tujuan untuk yaitu ilmu lahir (ilmu syari’at) dan ilmu batin

diselamatkan dari kehilangan. Yang demikian itu (ilmu hakikat).

adalah bagian tugas “ nubuwah” dan “ walayah” , agar

2. Tujuan dari ketiga contoh kejadian tersebut adalah hati seorang hamba tidak mudah terjebak dengan menolong orang lain. Pertama; sekelompok orang

tipudaya kehidupan dunia.

miskin, kedua; dua orang beriman(suami istri), ketiga; dua anak yatim.

Firman A llah Ta’ala:

3. Pelaku dari ketiga contoh kejadian tersebut berbeda-beda. Contoh kejadian pertama nabi Khidhir sendiri secara individu ( aku bertujuan merusakkan bahtera itu) , kedua nabi Khidir secara kelompok (kami khawatir bahwa dia akan mendorong

A dapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang

kepangkuannya dengan berlipat ganda sebagai pahala

miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan

dari kesabaran yang dilakukan.

merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera .

Jika proses kejadian seperti tersebut mampu

QS:18/79.

dijalani oleh seorang salik dengan arif dan sabar, memadukan ayat yang tersurat dengan ayat yang

Perahu itu milik sekelompok orang miskin yang tersirat, akan membentuk kedewasaan jiwa secara mencari sumber kehidupan di laut. Perahu itu sempurna, jiwa seorang hamba yang ma’rifat kepada ditenggelamkan oleh sang guru untuk diselamatkan Tuhannya. Allah telah menegaskan yang demikian itu dari perbuatan penguasa dholim yang ada di hadapan dengan firman-Nya: Dan sungguh akan Kami berikan mereka yang sedang merampas setiap perahu yang cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, keadaannya baik. Seperti itulah filosofinya perbuatan kekurangan harta, jiw a dan buah-buahan. Dan seorang dokter kepada pasiennya. Dokter tersebut berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang menyakiti anggota tubuh yang sedikit untuk

sabar .QS.al-Baqoroh/155.

menyelamatkan penderitaan secara luas. Oleh karena urusan tersebut hanya berkaitan kehidupan ekonomi

Rahasia Kedua :

( orang-orang miskin yang bekerja di laut) , maka cukup Rahasia yang kedua, hakikatnya sama dengan hanya nabi Khidir as. secara individu sebagai pelaku

rahasia ujian yang pertama, hanya saja yang kedua ini utama serta yang bertanggung jawab atas perbuatan

berkaitan dengan jiwa manusia. Bentuk ujian yang tersebut.

berkaitan dengan jiwa manusia ( kekurangan harta, jiw a) . Oleh karena itu, jiwa (anak kecil) yang dicintai

Supaya seorang hamba tidak terlalu cinta kepada oleh kedua orang tua yang beriman itu—oleh contoh

kehidupan dunia—tahap pertama dari jebakan kejadian yang ditampilkan proses pengajaran ilmu

tersebut—untuk sementara kadang-kadang dunia itu laduni ini—dicabut dari hati kedua orang tuanya. Hati

harus dijauhkan dahulu dari kekuasaan tangannya. yang beriman itu diselamatkan dari kesesatan dan

Diselamatkan dari keangkaramurkaan hawa kekafiran. Dalam hal ini sang guru tidak berbuat

nafsunya, supaya dia bisa menguasai pemilikannya sendiri, melainkan dengan “ rahasia alam nubuwah” 5 bukan sebaliknya. Ketika ternyata mereka mampu

menjalani ujian-ujian hidup tersebut dengan arif dan

5 Disebut “ rahasia alam nubuwah” karena pelakunya adalah

sabar, baru kemudian dunia itu dikembalikan

seorang nabi, apabila pelakunya seorang waliyullah maka

Oleh karena itu, nabi Khidir—sebagai pelaku Qotadah ra . berkata: Dengan cinta yang kejadian—berkata dalam ayat itu dengan kalimat

berlebihan, menyebabkan kedua orang tua tersebut “ kami” : (kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua

menjadi sangat bergembira dengan kelahiran orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran) .

anaknya, juga akan menjadi sangat susah ketika menghadapi kematian anaknya. Kalau yang demikian

Firman A llah Ta’ala:

itu dibiarkan, bisa-bisa akan menjadi penyebab kehancuran kehidupan mereka berdua.

ÇÑÉÈ # \ • ÿ ø à 2 r u $ Z» Y ‹ u ó ø Û è $ J y ß g s ) d Ï • ö ƒ ã b & r ! $ u ZŠ Ï ± ‚ y s ù È û ÷ ü Z u B Ï s ÷ B ã n ç # q u / t & r b t % 3 s ù s Þ O» n = ó ä 9 ø $ # $ ¨ B r & u r

Dari cinta yang berlebih-lebihan tersebut

" Dan adapun anak itu, maka kedua orang tuanya adalah

dikhawatirkan kedua orang tuanya akan mengikuti

orang-orang mu'min dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya kepada kesesatan dan

tabi’at anaknya yang cenderung kepada kekafiran,

padahal kedua orang tua itu adalah orang yang beriman. Allah Ta’ala tidak menghendaki yang

kekafiran" . QS. 18/80

Diriwayatkan, “ al-Ghulam” , anak kecil yang demikian, maka anak itu dihilangkan dari belahan dibunuh nabi Khidhir as. Anak itu bernama “ Hitsur” .

hati mereka berdua.

Sedangkan di dalam sebuah hadits, dari Ibnu Abbas, dari Abi bin Ka’ab ra. dari Nabi saw. bersabda :

Hal itu disebabkan, disamping Allah Ta’ala adalah Dzat yang paling cemburu kepada hamba yang dicintai-Nya, Dia juga tidak menghendaki kepada orang-orang yang beriman kecuali hanya kebaikan.

Anak kecil yang Khidhir membunuhnya,

Rasulullah saw. telah bersabda dalam sebuah hadits

tabi at kesehariannya adalah tabi at kafir .

shoheh: yang artinya: ” A llah tidak menetapkan ketetapan kepada orang yang beriman kecuali ketetapan yang baik baginya .

disebut “ rahasia alam kewaliyan” yaitu cara kerja secara rahasia

Kecintaan yang berlebihan kepada dunia (harta,

dari alam “ kewalian” . Allah Ta’ ala memberikan isyarat dengan firman-Nya: Dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan

tahta, isteri dan anak-anak) akan menutup kecintaan

Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu

manusia kepada kehidupan akhirat dan kepada Allah

pula) Jibril dan orang-orang mu'min yang baik; dan selain dari itu

Ta’ala. Yang demikian itu dapat menjadi muassal

malaikat-malaikat adalah penolongnya pula . QS.at-Tahrim/4.

terbitnya sumber penyebab kesalahan kepada Walhasil, hukum-hukum syari’at yang sudah manusia. Sebab, hati manusia pasti tidak cenderung

ditetapkan Allah Ta’ala dan rasul-Nya serta hasil kecuali kepada yang dicintai. Ketika kecintaan kepada

“ ij’tihad” para Ulama ahlinya adalah sungguh sudah dunia melebihi kecintaannya kepada akhirat,

benar, apabila itu dilanggar berarti manusia berbuat kecintaan itu akan menjebak manusia kepada

kesalahan. Akan tetapi cara menyikapi kesalahan- perbuatan salah, yakni apa saja yang dapat diperbuat,

kesalahan itu, apabila seorang hamba mampu meski itu adalah urusan agama, ujung-ujungnya pasti

mendasari ilmu syari’atnya dengan penguasaan “ ilmu akan bermuarakan kepada kepentingan duniawi.

hikmah” 6 , dengan matahati yang cemerlang, seorang Kalau yang demikian itu terjadi, maka kesalahan itu

salik dapat menemukan mutiara yang tersembunyi di akan menjadi semakin dalam, karena manusia

baliknya.

terjebak kepada perbuatan munafiq, mereka suka mengatasnamakan agama, golongan, jama’ah dan

Seorang hamba yang beriman harus senantiasa lembaga, padahal ujung-ujungnya adalah mencari

mengetahui, sadar, yakin, istiqomah dan thuma’ninah, keuntungan pribadi.

bahwa apapun yang terjadi di dalam kehidupan ini, terlebih yang berkaitan urusan keimanan, baik untuk

Dalam kaitan peristiwa ini, oleh karena dirinya maupun untuk orang lain, itu pasti datangnya kemampuan murid masih hanya sebatas ilmu syari’ at

dari Allah Ta’ala untuk kebaikan. Berangkat dari sini, dan belum mampu melihat rahasia yang tersembunyi

kemudian rahasia-rahasia dibalik kejadian itu dapat di balik kejadian tersebut, menjadi maklum ketika

terkuak di dalam pandangan matahati mereka, itu nabi Musa menyalahkan nabi Khidhir: M usa berkata:

ketika seorang salik telah mendapatkan kunci sumber " M engapa kamu membunuh jiwa yang bersih bukan karena ia membunuh orang lain? . QS. al-Kahfi/74. Akan tetapi

6 “Ilmu Hikmah” bukan ilmu kanuragan, kesaktian, hizib, dan

yang menjadi persoalan besar adalah cara menyikapi

wifiq, akan tetapi ilmu yang mampu mengantarkan pemiliknya

kesalahan itu dengan menghukumi gurunya berbuat

ma’rifat kepada A llah Ta’ ala. Karena dengan ilmu hikmah itu

munkar seorang hamba mampu membaca rahasia di balik kejadian lahir Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang

yang sedang - dihadapi: Allah menganugrahkan al hikmah

munkar" . QS. al-Kahfi/74. Yang demikian itu berarti

(kefahaman yang dalam tentang Al- Qur'an dan As-Sunnah) kepada

seorang murid telah membangkang kepada gurunya.

siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya para Ulul albab yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah) . QS.al-Baqoroh/269.

ilmu laduni dalam hatinya. Mereka itu tidak yang sholeh) . Warisan tersebut seperti yang diwariskan seharusnya hanya mampu melihat kejadian dan

nabi Dawud kepada nabi Sulaiman, bukan berupa keadaan secara lahir saja, tetapi juga rahasia dan

kerajaannya tapi “ ilmu dan kemampuan” sehingga kemungkinan yang bisa terjadi dibalik kejadian itu.

nabi Sulaiman mampu menguasai kerajaannya: Dan Barangkali disitu ada mutiara-mutiara hikmah yang

Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: " Hai lebih bermanfaat dan berdaya guna untuk dirinya.

M anusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya

Rahasia Ketiga :

(semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata" . QS.an- Rahasia ketiga itu adalah menjaga “ warisan”

Naml/16.

orang tua yang sholeh kepada dua orang anak yatim. Warisan leluhur itu boleh jadi harta benda, ilmu, amal

Kalau warisan tersebut dii’tibarkan sebagai dan kelebihan-kelebihan (karomah). Allah Ta’ala

bentuk pelaksanaan amal ibadah (thoriqoh) misalnya, berfirman :

maka tembok yang sedang ndoyong itu ibarat sistem kepemimpinan yang keadaannya kurang terkondisi.

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang

Kepemimpinan yang tidak jelas dan kabur sehingga

yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami.

antara urusan lahir dan batin menjadi bercampur

QS.Fathir/35. dan " Sesungguhnya tanda ia akan

baur. Pimpinan yang perilakunya hanya mengatur

menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa

murid-muridnya dengan aturan lahir dengan

dari peninggalan keluarga M usa dan keluarga Harun .

mengaburkan aturan yang batin. Hanya dominan

QS.al-Baqoroh/248.

mengikuti aturan organisasi secara lahir dengan mengesampingkan rahasia kinerja walayah secara

Oleh rahasia kinerja “ nubuwah” dan “ walayah” ,

ruhani.

warisan tersebut harus dijaga dan dilestarikan, itu tidak boleh terputus di tengah jalan, maka tembok

Oleh karena thoriqoh adalah amalan lahir dan yang akan roboh itu diperbaiki. Oleh karena itu,

batin, maka cara mengaturnya, seharusnya juga penafsiran tentang “ warisan” di dalam ayat ini tidak

dengan aturan lahir dan batin yang seimbang pula. seharusnya condong kepada urusan dunia (harta

Dengan ilmu “ nubuwah dan walayah” , sistem benda) saja, karena yang mewarisi adalah kedua

kepemimpinan yang kurang terkondisi itu orang tua yang sholeh: (sedang ayahnya adalah seorang

dikondisikan lagi. Yang demikian itu adalah tugas dikondisikan lagi. Yang demikian itu adalah tugas

adalah seorang yang sholeh, maka Tuhanmu menghendaki

menyuburkan amal ibadah umat, walau dia bukan

agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan

“ guru mursyid” amal ibadah (thoriqoh) tersebut. mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat dari Mereka juga bertugas membantu dan mendukung Tuhanmu" . QS. 18/82.

perjuangan para guru mursyid dalam membina amal

dan aqidah murid-murid dan anak asuhnya namun W akaana Tahtahuu Kanzun lahumaa , (dan di bawahnya ada

Firman A llah SW T. :

dengan tanpa harus berambisi menjadi pemimpin. harta benda simpanan bagi mereka berdua .18/82). Al- Aufi

ra. berkata, dari Ibnu Abbas ra ., “ Sesungguhnya yang Untuk tugas yang demikian berat tersebut—di dimaksud simpanan itu adalah simpanan ilmu dalam ayat di atas—dikatakan oleh nabi Khidhir as. pengetahuan” . Ibnu Jarir ra. di dalam tafsirnya pelaksananya adalah hanya Allah Ta’ala : (maka

Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada berkata : dari Al- Hasan al- Basy ri ra. berkata: “ Bahwa

kedewasaannya) simpanan itu berupa Lauh (atau papan tulis dari

. Urusan yang demikian itu adalah emas yang di dalamnya ada tulisan: Bismillaahi A r-

urusan hidayah di dalam hati seorang hamba, maka Rahmaani A R-Rahiimi, M engherankan bagi orang yang hanya Allah Ta’ala yang menentukan: Sesungguhnya yakin akan Qodar (taqdir), tapi mengapa mereka menjadi kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang susah karenanya. M engherankan bagi orang yang percaya

kamu kasihi, tetapi A llah memberi hidayah kepada orang dengan mati, mengapa mereka dapat bergembira yang dikehendaki-Nya, dan A llah lebih mengetahui orang- dengannya. Dan mengherankan keadaan orang yang

orang yang mau menerima petunjuk . QS.al-Qashash/56. mengenal dunia dan penguasaannya kepada pemiliknya,

bagaimana dia bisa tenang-tenang dengannya. Laailaaha

Firman A llah Ta’ala:

illa A llah, Muhammadar Rosuulullaah .

Firman Allah SW T.

W akaana

Abuuhumaa Shoolihan (Dan kedua orang tuanya adalah sholeh). Dengan ayat ini menjadi dalil bahwa seorang hamba yang sholeh dapat menjaga keadaan anak

" A dapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang

turunnya dan menyampaikan berkah kepada mereka

anak yatim di dalam kota itu, yang di bawahnya ada harta

dari rahasia buah ibadah yang dilakukan, baik untuk

benda simpanan bagi mereka berdua sedang ayahnya

kepentingan urusan dunia maupun akhirat, dengan kepentingan urusan dunia maupun akhirat, dengan

anak-anaknya di surga karena kemanisan pandangan

A buuhumaa Shoolihan" , (adalah kedua orang tuanya mata kepada mereka atau pancaran do’a-do’a yang

sholeh). Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut

ditujukan kepada mereka , (M in Q urroti A y unin),

diatas, dari ayat ini dapat diambil pengertian : Bahwa sebagaimana yang telah diabadikan Allah Ta’ala di

orang tua yang sholeh, dapat memberikan kemanfa atan dalam Al-Quran al-Karim : Dan orang-orang yang

pertolongan atau syafa at dari sebab kesholehannya guna berkata: " Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami

pembentukan perilaku atau karakter anak-anaknya bahkan isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang

sampai dengan tujuh turunan . * Tafsir Fahrur Rozi hati ( M in Qurroti A yunin ) , dan jadikanlah kami

imam(pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa . QS.al- Furqon/74. Said Bin Jabir berkata, dari Ibnu Abbas ra.

Walhasil, siapapun tidak akan mampu

Orang tua yang dapat menyampaikan sy afa at

mendapatkan kelebihan-kelebihan melebihi orang lain kepada anak turunnya dari rahasia amal ibadah yang

pada umumnya, baik aspek ilmu pengetahuan, amal dikerjakan tersebut adalah para orang tua sampai

ibadah maupun kelebihan-kelebihan (karomah), tingkat ke tujuh.

kecuali akan diberikan Allah Ta’ala melalui proses panjang yang berkaitan dengan rahasia kesholehan

Firman Allah SWT. kedua orang tuanya, atau dari rahasia ilmu yang

diw ariskan oleh para pendahulunya. Sejarah telah menghendaki kepada sampainya usia keduanya dan

(dan Tuhanmu

mencatat bahwa setiap terlahir Ulama’ besar pada mengeluarkan simpanannya). Ayat ini menunjukkan

kurun zaman tertentu, sering kali Ulama’ tersebut semuanya itu berjalan atas urusan dan ketetapan

dilahirkan dari keturunan Ulama’ besar pula dari Allah semata. *(Tafsir Ibnu Katsir , ayat 86. Surat al-

kurun zaman sebelumnya. Disini ada rahasia besar Kahfi)*

yang harus menjadi pusat perhatian dan kajian bagi orang yang mempunyai hati yang selamat.

A sy-Syekh Ja’far bin M uhammad ra . berkata: Ulama' telah berbeda pendapat di dalam menafsirkan

Hal tersebut bisa terjadi, karena do’a-do’a yang lafad Kanzun, (harta simpanan), sebagian mengatakan

setiap saat dipancarkan kedua orang tua kepada anak- yang dimaksud adalah harta benda, dan sebagian lagi

anaknya menjadi bagaikan “ nur” yang menerangi

berpendapat adalah simpanan " ilmu pengetahuan" ,

jalan kehidupan dan jalan ibadah yang dilalui anak- jalan kehidupan dan jalan ibadah yang dilalui anak-

Muhammad saw. yang diturunkan melalui rahasia kemauan manusia untuk benah-benah telah tumbuh

amal ibadah para pendahulu yang terlebih dahulu dari dalam hatinya : Dan apakah orang yang sudah mati

mendapatkan “ syafa’at” itu dari para pendahulunya. kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat

Syafaat Nabi itu ibarat kunci segala pintu berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia . QS.al-

keberhasilan hidup bagi seorang hamba yang A n am/122.

mengabdi kepada Tuhannya. Juga untuk meningkatkan derajat kemanusiaan dari tingkat

Dua hal penting pada diri manusia yang tidak kehinaan alam kebinatangan kembali kepada tingkat dapat dipisahkan antara salah satunya.

kemuliaan yang dahulu pernah ditinggalkan nenek moyangnya di Surga. Yakni sebagai kholifah bumi

Pertama : Kemauan dan kemampuan untuk yang sempat menjadikan iblis cemburu kepada menempuh jalan hidup yang dipilih. Dengan apa saja,

manusia. Sebagai kholifah bumi 7 tersebut manusia sebagai apa saja dan dimana saja, seorang hamba

tidak hanya menjadi makhluk yang mulia saja, tetapi harus bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah dan

juga akan mendapatkan fasilitas hidup yang telah pengabdian yang hakiki. Mereka harus membongkar

tersedia baginya. Fasilitas itu berupa kemampuan diri barak-barak setan yang telah membelenggu jiwanya

untuk menjinakkan sistem kehidupan alam semesta sendiri, melebur hijab-hijab yang menutupi

yang memang diciptakan dapat dijinakkan manusia: mataharinya, itulah “ mujahadah di jalan Allah” yang

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit harus dijalani setiap individu tanpa kecuali.

dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya . QS.al-Jaatsiyah/13. Itulah tujuan hidup

Kedua : Ketika tabir-tabir penutup rahasia ketuhanan yang ideal, hanya manusia yang mendapatkan telah disingkapkan baginya—buah ibadah yang

kesempatan menggapainya.

dilakukan—seorang hamba membutuhkan “ Nur Ilahiyah” untuk menerangi sorot matahati yang sudah cemerlang itu. Seperti sinar matahari menyinari persada maka mata yang sehat dapat melihat alam nyata. Sinar matahari itu ibarat “ syafa’at di dunia”

7 Baca buku Kholifah Bumi 7 Baca buku Kholifah Bumi

Kunci Pembuka Tabir Rahasia rahmat qodim yang azaliah.

Itu merupakan tingkat penyatuan dua kehendak

Firman Allah SW T. :

secara sempurna. Ketika hati seorang hamba telah " Sebagai rahmat dari Tuhanmu dan bukanlah aku fana di hadapan Tuhannya maka kehendaknya juga melakukannya itu menurut kemauanku sendiri" . QS. 18/82 menjadi fana di dalam kehendak tuhan-Nya, dengan Artinya, bahw a ketiga perbuatan yang telah dilakukan itu maka dua kehendak yang semestinya berbeda

nabi Khidhir as. tersebut ternyata merupakan rahmat

menyatu dan memancarkan dua rahmat secara

dari Tuhanmu

untuk ketiga golongan yang

bersamaan. Dua rahmat yang semestinya berbeda, disebutkan dalam ayat tersebut. Pertama orang-orang

yang satu rahmat hadits yang satunya rahmat qodim , miskin pemilik perahu, kedua orang tua anak kecil

namun oleh karena disampaiakan oleh sumber yang dan ketiga dua orang anak yatim yang kedua orang

sama, maka yang berbeda itu menjadi sama: Dan tuanya orang yang sholeh. Dalam kaitan urusan ini

rahmat-Ku meliputi segala sesuatu . QS.al-A raaf/156. nabi Khidir as. berkata; (yang demikian itu) tidak aku

Seperti air yang mengalir di anak sungai, ketika air itu perbuat dengan dasar kehendak nafsuku. telah mencapai muara dan bersatu dengan air

samudera, maka air sungai itu menjadi air samudera. Ayat ini merupakan jawaban dari segala misteri

dan keajaiban yang ditampilkan ayat-ayat Itulah “ rahmat ilahiyat” , ketika dipancarkan dari

sebelumnya. Mengapa nabi Khidhir dapat mengetahui hati seorang hamba—yang telah dipenuhi rahmat,

apa-apa yang tidak diketahui nabi Musa sehingga maka sinarnya akan mampu menembus segala

Beliau mampu berbuat di luar batas nalar manusia. dinding pembatas. Seperti itulah hati para kekasih

Ketika nabi Khidhir as. berkata: " Dan tidaklah semua itu Allah Ta’ala dari para Nabi, ash-Shiddiq, asy-

aku lakukan menuruti kemauanku sendiri" , berarti ada Syuhada, ash-Sholihin, sehingga keberadaan mereka

kemauan lain yang mendorong kemaunnya itu: Dan di mana-mana selalu menjadi rahmatan lil alamin .

kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila Rasulullah saw. menyatakan di dalam sebuah dikehendaki A llah. Sesungguhnya A llah adalah M aha

haditsnya:

M engetahui lagi M aha Bijaksana . QS.al-Insan/30. Itulah kehendak ketuhanan yang telah mampu dileburkan di

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra berkata: “ Kami sedang berada di sisi Rasulullah saw. ketika salah seorang puteri baginda menyuruh seseorang untuk memanggil baginda dan memberitahu bahwa anak lelaki puteri (cucu) baginda berada dalam

keadaan nazak. Lalu Rasulullah saw. bersabda kepada lni adalah rahmat yang diletakkan oleh A llah di hati

hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya A llah mengasihi

orang suruhan tersebut: “ Kembalilah kepadanya dan

hamba-hamba-Nya yang mempunyai rasa belas-

katakan bahwa yang diambil oleh Allah adalah

kasihan (507) - HR. Bukhori. M uslim. Nasa i. A bu

milikNya dan apa yang diberi oleh Allah juga

Dawud. Ibnu Majah. A hmad Ibnu Hambal.

milikNya. Segala sesuatu di sisiNya akan berakhir, mintalah supaya dia bersabar dan berserah kepada

Walhasil, oleh karena yang penting dari setiap Allah” .

kejadian adalah hasil akhirnya, maka datangnya rahmat ilahiyat itu sering kali tidak diawali dalam Orang suruhan itu kemudian kembali lagi

bentuk kesenangan nafsu syahwat: Karena menghadap Rasulullah saw. dan berkata: “ Dia berjanji

sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, akan melaksanakan pesanan tersebut” . Kemudian

kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku . Nabi saw. berdiri diikuti oleh Saad bin Ubadah dan

QS.Yusuf/53. melainkan kadang-kadang datang dalam Muaz bin Jabal r.a. Akupun (Usamah bin Zaid) turut

bentuk kesakitan-kesakitan bagi orang yang berbuat berangkat bersama-sama di dalam rombongan itu.

kesalahan. Mereka dicaci, difitnah, dihina, didenda, Lalu, anak (dari puteri baginda) yang nafasnya masih

dihukum di dunia, bahkan dengan musibah-musibah bergerak-gerak (tersendat-sendat), seolah-olah berada

yang menimpa dirinya.

di dalam satu “ qirbah” (kubangan air) keruh, diangkat dan diserahkan kepada Rasulullah saw. Kedua mata

Semua itu sejatinya merupakan pelaksanaan Rasulullah saw. mulai berlinang. Saad bertanya: “ Apa

kafarot dan tazkiyah (peleburan dosa dan persucian) artinya ini w ahai Rasulullah?” , Rasulullah saw.

baginya, dengan itu supaya mendorong orang menjawab:

tersebut untuk menyesali perbuatannya dan mau bertaubat dengan taubatan nasuha sehingga perjalanan hidupnya nanti di akhirat terbebas dari siksa neraka untuk selama-lamanya. Rasulullah saw.

menyatakan yang demikian (dalam bentuk do’a yang

Dua Sifat yang Berbeda

dipanjatkan) dalam haditsnya: Sifat ilmu laduni pada contoh pertama, yaitu

ilmu laduni yang didatangkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Ilmu tersebut adalah ilmu laduni yang didatangkan Allah Ta’ala tidak melalui (wasilah) manusia, tapi melalui malaikat Jibril. Ilmu tersebut diturunkan dengan wahyu secara berangsur-angsur

Diriwayatkan dari A bu Hurairah ra berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: Ya A llah, sesungguhnya aku hanyalah

selama dua puluh tiga tahun masa terutusnya beliau

manusia. Setiap orang muslim yang aku caci maki atau

sebagai Rasul. Adapun sifat ilmu laduni pada contoh

aku kutuk atau aku pukul, maka jadikanlah itu sebagai

kejadian kedua, yaitu ilmu laduni yang dicari nabi

pensucian dan rahmat baginya . (1526)*

Musa as. dari nabi Khidhir as., ilmu itu adalah ilmu laduni yang didatangkan melalui (wasilah) manusia,

Riwayat Bukhori di dalam Kitab Do’a Hadits No 5884

hal itu sebagai buah perjalanannya (thoriqoh) dengan

Riwayat M uslim di dalam kebaikan Hadits No 4706

bimbingan guru mursyid yang sejati. Dalam kaitan ilmu laduni , kesabaran murid

Dengan demikian itu menunjukkan, meski yang dalam menghadapi rahmat awal yang didatangkan

dimaksud ilmu laduni adalah ilmu yang didatangkan seorang guru mursyid kepada dirinya—yang

dari Allah Ta’ala, tapi ilmu itu tidak didatangkan seringkali datang dalam bentuk jebakan dan ujian—

kepada seorang hamba kecuali melalui perantara adalah hal yang sangat penting, sedangkan untuk

(wasilah), yaitu dari seorang hamba Allah (guru mencapai kesabaran itu, kunci utamanya adalah

mursyid, apabila guru itu seorang manusia). Guru husnudh-dhon , atau menyangka baik kepada segala

tersebut harus dikenal dengan jelas oleh penerimanya, perilaku gurunya, baik yang ditujukan kepada dirinya

seperti contoh baginda Nabi dari malaikat Jibril dan maupun orang lain.

perjalanan nabi Musa dengan nabi Khidhir. Guru- guru tersebut adalah seorang hamba Allah yang mulia yang terlebih dahulu telah mendapatkan ilmu laduni dariNya.

Oleh karena itu, apabila ada kelebihan-kelebihan sudah dapat merasakan hasilnya maka yang diberikan kepada manusia yang datangnya tidak

pelaksanaan thoriqoh itu adalah kebutuhan. melalui proses sebagaimana yang dicontohkan Al-

3. Bagi yang belum kenal sama sekali tentang ilmu Qur’an al-Karim tersebut di atas, berarti kemampuan

thoriqoh, maka mereka wajib mengenalinya itu—meski berbentuk ilmu pengetahuan—adalah

sebagai bentuk kewajiban bagi setiap pribadi bukan ilmu laduni , akan tetapi boleh jadi hanya

muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan. kelebihan-kelebihan yang sifatnya sementara (istidroj) yang datangnya dari setan. Istidroj tersebut, ketika

Adapun yang dimaksud Thoriqoh, itu bisa masa tangguhnya telah berakhir akan hilang sama

berarti hanya sekedar pengamalan ilmu dan iman, sekali dengan tanpa membawa kemanfaatan

seperti melaksanakan sholat dhuha supaya rizkinya sedikitpun, bahkan akan menarik pemiliknya kepada

menjadi lapang atau membaca surat Waqi’ah yang kehancuran baik di dunia maupun di akhirat: Orang-

diyakini dapat mendatangkan rizki umpamanya, dan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami

bisa juga berarti melaksanakan thoriqoh secara berikan istidroj (Kemanjaan yang berangsur-angsur akan

kelompok (jama’ah), seperti thoriqoh Qodiriyah wan menarik ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak

Naqsyabandiyah atau kelompok thoriqoh yang mereka ketahui - Dan A ku memberi tangguh kepada mereka.

lainnya.

Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh .QS.al-A raaf/182- 183.

Orang mengerti dan percaya(iman) bahwa sholat dhuha dapat melapangkan rizki, kemudian

Kalau demikian maka timbul pertanyaan: mereka menjalankanya dengan dawam (istiqomah), “ Apakah melaksanakan thoriqoh—di dalam agama

dengan harapan (tujuan) supaya rizkinya mendapat- Islam—bagi umat Islam, merupakan suatu keharusan

kan kelapangan dari Allah Ta’ ala, maka pelaksanaan atau kebutuhan ?” . Jawabannya :

amal tersebut namanya thoriqoh (jalan). Yang

1. Bagi orang yang sudah mengenal thoriqoh tetapi demikian itu, supaya amal tersebut dapat belum dapat merasakan hasilnya maka

menghasilkan kemanfaatan yang optimal pelaksanaan thoriqoh itu merupakan suatu

sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, bagi keharusan.

orang yang sudah membutuhkan “ hasil yang

2. Bagi orang yang sudah menyadari akan diharapkan” dari pelaksanaan sholat dhuha tersebut, keharusan untuk berthoriqoh, karena mereka

maka pelaksanaan sholat dhuha itu menjadi maka pelaksanaan sholat dhuha itu menjadi

hidupnya sendiri, ironisnya, mereka bahkan apa yang diharapkan dari Allah Ta’ala.

menganggap orang yang melaksanakan thoriqoh adalah kelompok yang berbuat bid’ah dan syirik.

Demikian pula orang yang melaksanakan thoriqoh secara berkelompok. Ketika mereka

Akibatnya, orang yang demikian itu hidupnya membutuhkan dari hasil thoriqoh yang dijalani

selalu dalam keraguan. Sedikitpun mereka tidak tersebut, yakni cemerlangnya matahati supaya dapat

mempunyai keyakinan, baik dalam bicaranya, amal bermusyahadah kepada Allah Ta’ala, supaya dapat

perbuatannya dan juga prinsip-prinsip hidupnya. berma’rifat dan mencintaiNya, maka pelaksanaan

Sebagian dari mereka bisanya hanya menyalahkan thoriqoh baginya adalah keharusan. Mereka harus

perilaku orang lain tanpa tahu bahwa jalan hidupnya melaksanakan thoriqoh itu supaya apa-apa yang

sendiri sesungguhnya salah.

dicita-citakan dapat terwujud. Apakah orang dapat mencapai kepada yang Adapun orang yang sadar akan keharusannya

diharapkan tanpa harus berusaha?, padahal semua untuk melaksanakan thoriqoh. Karena mereka

orang memaklumi bahwa setiap usaha pasti ada mengetahui bahwa satu-satunya jalan untuk

jalannya, maka yang dimaksud “ jalan usaha” itulah meningkatkan syari’at yang dimiliki supaya dapat

yang dinamakan thoriqoh. Rasulullah bersabda dalam mencapai hakikat yang diharapkan—menghasilkan

satu haditsnya: Syari at itu adalah ucapanku, thoriqoh keyakinan dari apa-apa yang sudah diimani dalam

itu adalah perbuatanku dan hakikat itu adalah keadaan hatinya—hanyalah dengan jalan berthoriqoh, maka

hatiku .

berthoriqoh merupakan kebutuhan yang mutlak baginya. Oleh karena itu, hanya orang-orang yang

Oleh karena itu, syari’at, thoriqoh dan hakikat tidak mengerti tentang thoriqoh saja, mereka tidak

seharusnya menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat mengerti bahw a untuk mencapai segala harapan

dipisahkan dalam hidup manusia. Ilmu syari’at hidupnya harus dengan jalan amal—seperti sebuah

adalah ibarat bibit tumbuhan, pelaksanaan thoriqoh pepatah mengatakan, tidak kenal maka tidak

dan mujahadah ibarat menanam bibit-bibit dan sayang—kadang-kadang malah mereka menolak

menggarap tanah, sedangkan ilmu laduni atau berthoriqoh. Mereka menolak sesuatu yang

ma’rifatullah adalah buah yang setiap saat dapat ma’rifatullah adalah buah yang setiap saat dapat

RIW A YA T PENULIS

membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit - pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim

M uhammad Luthfi Ghozali , lahir di dengan seizin Tuhannya. A llah membuat perumpamaan-

Gresik Tahun 1954. Sejak terpaksa harus perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu

drop out dari pendidikan formal, ingat. . QS.Ibrahim/24-25.

pertengahan kelas II SMP Darul Ulum Jombang tahun 1971, disebabkan karena

Walhasil, bagi orang yang mengenal dirinya orang tuanya tidak mampu lagi sendiri, mengenal hak dan kew ajibannya sebagai

membiayai kebutuhan hidup di Ponpes tersebut, penulis seorang hamba yang harus mengabdi kepada

mulai melanglang buana untuk belajar hidup mandiri. Tuhannya, mengenal kebutuhan hidupnya, mengenal Untuk tujuan tersebut, pertama penulis belajar jahit menjahit, sehingga th 1973 pernah membuka penjahit di

tujuan hidup yang harus ditempuh dan dijalani, Bogor dan 1978 di Situbondo. Selanjutnya dunia jahit

mengenal harus bagaimana dan untuk apa hidup dan menjahit itu ditinggalkan dan beralih belajar usaha dagang,

mati ini diciptakan, mengenal tahapan-tahapan sehingga sejak tahun 1979 sampai 1993 menjadi seorang kehidupan yang sudah dan akan dijalani, maka

pengusaha dari tingkat menengah ke bawah boleh dibilang pelaksanaan thoriqoh—baik sebagai pelaksanaan ilmu

sukses.

dan iman maupun secara kelompok—adalah kewajiban dan sekaligus kebutuhan hidup yang harus

Namun sejak tahun 1994, kegiatan usaha dan dagang dijalankan bagi setiap individu orang yang beriman,

itu benar-benar dikalahkan oleh orientasi ruhaniah yang baik untuk keberhasilan hidupnya di dunia maupun

didapat dari perjalanan panjang dan pengalaman spiritual di akhirat. Orang yang demikian itu dinamakan orang

hidupnya yaitu total mengabdi kepada masyarakat dengan yang wadah Ponpes AL-FITHRAH Gunungpati yang diasuhnya

ma rifatullah , ma’rifat (mengenal) dirinya sampai sekarang. Di antara laku yang paling disukai sendiri dan mengenal urusan Tuhannya. penulis, bahkan sejak dia kelas 5 SD adalah mengadakan

perjalanan ruhani yang dipadukan antara mujahadah, riyadhah dan perjalanan spiritual antara kuburan yang satu kepada kuburan yang lain, sebelum kemudian mengikuti thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsabandiyah Al-

Utsmaniyah dengan mengikuti bai’at kepada al-`Alamah, al-‘Arif billah, Asy-Syeikh Ahmad Asrori Al-Ishaqi ra. Seorang mursyid thoriqoh meneruskan gurunya yang juga bapaknya, Asy-Syeikh Muhammad Utsman al-Ishaqi ra. Dibawah kepemimpinannya thoriqoh itu kini telah

DAFTAR PUSTAKA

berkembang pesat, khususnya di tanah Jawa, umumnya di Indonesia terutama di Jawa tengah.

A l-Qur an al-Karim (Holy Qur an) • Hadits Nabi saw. (al-Bayan)

Sebagai salah satu Imam Khususi di dalam thoriqoh

• Kutubut Tis ah (Hadits Syarif)

tersebut, dia juga ahli dalam bidang meditasi Islam,

• Tafsir Qurthubi

sebagaimana yang diadakan setiap tahun setiap tanggal

• Tafsir Ibnu Katsir

satu bulan rajab selama 40 hari. Mujahadah dan riyadhah yang diikuti para jama`ah baik santri pesantren maupun

• Imam M uhammad al Razy, Tarsir Fahrur Rozi ,

Beirut : Dar al Fikr, 1985

masyarakat umum. Di samping itu, setiap waktunya dia juga melayani para tamu yang datang untuk sekedar

• Khulashatul W afiyyah A sy Syaikh Utsman Bin Nadi

berdiskusi mengenai tasawuf, bahkan ia juga melayani

al Ishaqi ra.

• M anba ul Fadhail- A sy Syaikh Utsman Bin Nadi

umat dengan metode “ charge ruhani” guna merecovery

ruhani, maupun terapi non-medik secara kuratif maupun

al Ishaqi ra.

preventif. Banyak pasien dari segala penjuru datang untuk

A l Imla - A sy Syaikh Utsman Bin Nadi al Ishaqi ra., mondok, guna meyembuhkan penyakitnya, baik penyakit

Surabaya : Al-Khidmah

ekonomi, penyakit akibat gangguan jin, penyakit akibat

A l Iklil A sy Syaikh Ahmad A srory A l Ishaqi ra. kecanduan Narkoba maupun penyakit lainnya.

Surabaya : Al-Khidmah, 1998. Faidhur Rahmaani A sy Syaikh A hmad A srari al-

Ia juga aktif dalam berbagai seminar dan tergolong

produktif menulis diberbagai media lokal dan nasional. Surabaya : Al-Khidmah, 2001.

Ishaqi ra.

Perhatiannya pada umat telah menghasilkan beberapa

A li A sh Shabuny, Shafwatut Tafasir , Beirut : Dar al karya yang telah diterbitkan, di antaranya, Tawasul, Ilmu

Fikr, tt.

Laduni, Lailatul Qadr di Luar Ramadhan, Khalifah Bumi,

A li A sh Shobuny, Rawai’ al Bayan , Beirut : Dar al Ruqyah, Syarah al-Hikam, Lembayung Senja dan lain

Fikr, tt.

sebagainya.

A li A sh Shabuny, Al Thibyan fi al ‘Ulum al Qur’an , Beirut : Dar al Fikr, tt.

A bdul Qadir al Jilani, Al-Ghunyah , Beirut : Dar al Fikr, Cet. 3, 1980.

A l-Ghazali, Ihya ‘Ulum al Din , Beirut : Dar al Fikr, tt.

• Ibnu al Qayyim, Al Ruh , Beirut : Dar al Jiil, 1988. • Habib A li Bin M uhammad al Habsyi, Futuhat al

Ilahiyyat, tp, 1413 H. • Habib A li Bin M uhammad al Habsyi, Simtud Durar,

tp, 1405 H. • Tawasul Luthfi Ghazali • Percikan Samudera hikam - Luthfi Ghazali

• Lailatul Qadar di luar Ramadhan Luthfi Ghazali • Khalifah Bumi Luthfi Ghazali • “ RUQYAH” dampak dan bahayannya Luthfi

Ghazali • M enyatukan Qada dan Qadar dalam Satu A mal

Luthfi Ghazali