Kekoyakan Gigi

Kekoyakan Gigi

2015 (Diperbarui): Tidak terdapat bukti yang mendukung

Penyedia layanan pertolongan pemberian oksigen tambahan secara rutin oleh penyedia pertama mungkin tidak dapat melakukan implantasi layanan pertolongan pertama. Oksigen tambahan mungkin ulang gigi avulsi karena keterbatasan sarung tangan bermanfaat hanya dalam sejumlah situasi tertentu seperti medis pelindung, pelatihan dan keterampilan, atau takut cedera dekompresi dan bila diberikan oleh penyedia yang menimbulkan rasa sakit. Bila implantasi ulang langsung menerima pelatihan tentang penggunaannya. tidak mungkin dilakukan, mungkin akan bermanfaat

2015 (Diperbarui):

Fokus Utama Pembaruan Pedoman AHA 2015 untuk CPR dan ECC 31

2010 (Lama): Tidak terdapat bukti yang mendukung

Anafilaksis

maupun menentang penggunaan oksigen secara rutin sebagai tindakan pertolongan pertama bagi korban

Bila orang yang mengalami anailaksis yang mengalami sesak napas atau nyeri dada. Oksigen

2015 (Diperbarui):

tidak bereaksi terhadap dosis awal epinefrin dan mungkin bermanfaat untuk pertolongan pertama pada

kedatangan petugas medis tingkat lanjut akan terlambat penyelam yang mengalami cedera dekompresi.

5 hingga 10 menit, pemberian dosis yang diulang dapat dipertimbangkan.

Alasannya: Bukti menunjukkan adanya manfaat penggunaan oksigen untuk penyakit dekompresi oleh

Dalam kondisi yang tidak biasa, bila penyedia layanan pertolongan pertama yang telah

2010 (Lama):

bantuan medis lanjutan tidak tersedia, dosis kedua mengikuti kursus tentang oksigen pertolongan pertama

epinefrin dapat diberikan jika gejala anailaksis berlanjut. pada aktivitas menyelam. Bukti terbatas juga menunjukkan

Alasannya: Pedoman 2010 menyarankan bahwa oksigen tambahan efektif untuk meredakan sesak napas

penyedia pertolongan pertama menyediakan atau pada pasien kanker paru-paru tingkat lanjut dengan

memberikan epinefrin (milik korban sendiri) kepada orang kondisi sesak napas dan hipoksemia terkait, namun tidak

dengan gejala anailaksis. Bukti mendukung kebutuhan pada pasien serupa tanpa hipoksemia. Meskipun tidak

dosis kedua epinefrin untuk anailaksis akut pada pasien terdapat bukti yang teridentiikasi untuk mendukung

yang tidak merespons dosis pertama; revisi pedoman penggunaan oksigen, namun bila pasien yang terpapar

memberikan penjelasan terkait rentang waktu untuk karbon monoksida bernapas tiba-tiba, memberikan

mempertimbangkan dosis kedua epinefrin. oksigen mungkin perlu dilakukan sambil menunggu kedatangan petugas perawatan medis lanjutan.

Pembalutan Hemostatik

Nyeri Dada 2015 (Diperbarui):

Penyedia pertolongan pertama dapat mempertimbangkan penggunaan pembalutan 2015 (Diperbarui):

Sambil menunggu kedatangan EMS, hemostatik bila tindakan kontrol pendarahan standar penyedia pertolongan pertama dapat menganjurkan

(dengan tekanan langsung yang disertai maupun tidak orang dengan nyeri dada untuk mengunyah 1 aspirin

disertai balutan kasa atau kain tipis) tidak efektif untuk dosis dewasa atau 2 aspirin dosis ringan jika tanda dan

pendarahan parah atau yang mengancam jiwa. gejala menunjukkan bahwa orang tersebut mengalami infarksi miokardium, dan jika orang tersebut tidak

Penggunaan (agen hemostatik) secara memiliki alergi maupun kontraindikasi lain terhadap

2010 (Lama):

rutin dalam pertolongan pertama tidak dapat dianjurkan aspirin. Jika seseorang mengalami nyeri dada yang tidak

pada tahap ini karena adanya variasi yang signiikan menunjukkan bahwa penyebabnya adalah jantung pada

dalam efektivitas berdasarkan agen yang berbeda dan asal mulanya, atau jika penyedia pertolongan pertama

potensi efek sampingnya, termasuk pemusnahan jaringan tidak yakin tentang penyebab nyeri dada atau tidak

dengan induksi dari status proembolic dan potensi nyaman dengan pemberian aspirin, maka penyedia

cedera termal.

pertolongan pertama tidak boleh menyarankan orang Alasannya: Aplikasi tekanan langsung yang stabil pada tersebut untuk meminum aspirin dan keputusan untuk

luka masih dipertimbangkan sebagai alat utama untuk memberikan aspirin dapat dialihkan kepada penyedia

mengontrol pendarahan. Bila tekanan langsung gagal layanan EMS.

mengontrol pendarahan parah atau yang mengancam 2010 (Lama):

Sambil menunggu kedatangan EMS, jiwa, penyedia pertolongan pertama yang mengikuti penyedia pertolongan pertama dapat menganjurkan

pelatihan khusus tentang indikasi dan penggunaannya korban untuk mengunyah dan menelan 1 aspirin dosis

dapat mempertimbangkan pembalutan hemostatik. dewasa (tidak berlapis enterik) atau 2 aspirin dosis

Pembalutan agen hemostatik terimpregnasi generasi ringan "bayi" jika pasien tidak memiliki alergi maupun

baru telah terbukti menyebabkan lebih sedikit komplikasi kontraindikasi lain terhadap aspirin, misalnya bukti

dan efek samping dibandingkan dengan agen hemostatik adanya stroke atau pendarahan baru-baru ini.

generasi sebelumnya, dan efektif dalam menyediakan hemostasis pada hampir 90% subjek.

Alasannya: Pemberian aspirin secara signiikan akan mengurangi angka kematian akibat infarksi miokardium,

Batasan Gerak Tulang Belakang

Dengan banyaknya bukti yang penggunaan aspirin pada pasien dengan nyeri dada yang menunjukkan bahaya dan tidak adanya bukti yang tidak terdiferensiasi. Penurunan angka kematian juga menunjukkan manfaat yang jelas, maka aplikasi kolar ditemukan bila pemberian aspirin secara "dini" (misalnya, servikal secara rutin oleh penyedia layanan pertolongan dalam beberapa jam pertama setelah dimulainya gejala pertama tidak disarankan. Penyedia pertolongan infarksi miokardium) dibandingkan dengan pemberian pertama yang menduga adanya cedera tulang belakang aspirin "nanti" (misalnya, setelah tiba di rumah sakit) untuk nyeri dada akibat infarksi miokardium akut. harus memastikan orang yang cedera tetap berada

namun tidak terdapat bukti untuk mendukung

2015 (Diperbarui):

dalam posisi yang sama sambil menunggu kedatangan Namun, tidak terdapat penjelasan apakah penyedia

penyedia layanan EMS.

pertolongan pertama dapat mengenali tanda-tanda dan gejala infarksi miokardium, dan penggunaan aspirin

Penyedia pertolongan pertama tidak boleh untuk penyebab nyeri dada selain jantung mungkin

2010 (Lama):

menggunakan perangkat penghentian karena manfaatnya dapat menimbulkan bahaya. Meskipun dosis dan bentuk

dalam kondisi pertolongan pertama belum terbukti, aspirin yang digunakan untuk nyeri dada tidak diperiksa

bahkan mungkin berbahaya. Pertahankan batasan gerak secara khusus oleh ILCOR First Aid Task Force, namun

tulang belakang dengan secara manual menstabilkan ketersediaan biologis aspirin berlapis enterik serupa

posisi kepala, sehingga gerakan kepala, leher, dan tulang dengan yang tidak berlapis enterik bila dikunyah dan

belakang diminimalkan.

ditelan. 36 Oleh karena itu, tidak terdapat lagi batasan Alasannya: Dalam pemeriksaan sistematis ILCOR terhadap penggunaan aspirin tidak berlapis enterik,

2015 tentang penggunaan kolar servikal sebagai selama aspirin dikunyah sebelum ditelan. komponen batasan gerak tulang belakang untuk

trauma tumpul, tidak terdapat bukti yang menunjukkan

32 32 American Heart Association American Heart Association 32 32 American Heart Association American Heart Association

16. Reder S, Cummings P, Quan L. Comparison of three instructional kolar servikal. Bahkan, penelitian yang menunjukkan adanya

methods for teaching cardiopulmonary resuscitation and use of an efek negatif atau potensi efek negatif seperti bertambahnya

automatic external defibrillator to high school students. Resuscitation. tekanan intrakranium dan saluran udara mempengaruhi

2006;69(3):443-453.

penggunaan kolar servikal. Teknik yang tepat untuk

17. Nishiyama C, Iwami T, Kawamura T, et al. Effectiveness of simplified menggunakan kolar servikal pada pasien berisiko tinggi

chest compression-only CPR training program with or without memerlukan pelatihan yang signiikan dan latihan agar

preparatory self-learning video: a randomized controlled trial. dapat dilakukan dengan benar. Penggunaan kolar servikal

Resuscitation. 2009;80(10):1164-1168.

bukan merupakan keterampilan pertolongan pertama.

18. Monsieurs KG, Vogels C, Bossaert LL, et al. Learning effect of a Revisi pedoman ini menunjukkan perubahan dalam kelas

novel interactive basic life support CD: the JUST system. Resuscitation. rekomendasi ke Kelas III: Berbahaya karena berpotensi

2004;62(2):159-165.

menimbulkan efek samping.

19. Ericsson KA. Deliberate practice and the acquisition and maintenance of expert performance in medicine and related domains. Acad Med.

Referensi

2004;79(10)(suppl):S70-S81.

20. Motola I, Devine LA, Chung HS, Sullivan JE, Issenberg SB.

1. Neumar RW, Shuster M, Callaway CW, et al. Part 1: executive Simulation in healthcare education: a best evidence practical guide. summary: 2015 American Heart Association Guidelines Update for

AMEE Guide No. 82. Med Teach. 2013;35(10):e1511-e1530. Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.

Circulation. 2015;132(18)(suppl 2). In press.

21. Hunt EA, Duval-Arnould JM, Nelson-McMillan KL, et al. Pediatric resident resuscitation skills improve after “rapid cycle deliberate

2. Hazinski MF, Nolan JP, Aicken R, et al. Part 1: executive summary: practice” training. Resuscitation. 2014;85(7):945-951. 2015 International Consensus on Cardiopulmonary Resuscitation

and Emergency Cardiovascular Care Science With Treatment

22. Cook DA, Hamstra SJ, Brydges R, et al. Comparative effectiveness of Recommendations. Circulation. 2015;132(16)(suppl 1). In press.

instructional design features in simulation-based education: systematic review and meta-analysis. Med Teach. 2013;35(1):e867-e898.

3. Nolan JP, Hazinski MF, Aicken R, et al. Part 1: executive summary: 2015 International Consensus on Cardiopulmonary Resuscitation

23. Bloom B, Englehart M. Furst E, Hill W, Krathwohl D. Taxonomy of and Emergency Cardiovascular Care Science With Treatment

Educational Objectives: The Classiication of Educational Goals. Recommendations. Resuscitation. In press.

Handbook I: Cognitive Domain. New York, NY: Longmans; 1956.

4. Institute of Medicine. Strategies to Improve Cardiac Arrest Survival:

24. Dave RH. Developing and Writing Behavioral Objectives. Tuscon,

A Time to Act. Washington, DC: National Academies Press; 2015.

AZ: Educational Innovators Press; 1970.

25. Krathwohl DR, Bloom BS. Taxonomy of Educational Objectives: Association response to the 2015 Institute of Medicine report

5. Neumar RW, Eigel B, Callaway CW, et al. The American Heart

The Classiication of Educational Goals. Handbook II: Affective Domain. on Strategies to Improve Cardiac Arrest Survival [published

New York, NY: David McKay Co; 1964.

26. Bloom BS. Mastery Learning. New York, NY: Holt Rinehart CIR.0000000000000233.

online ahead of print June 30, 2015]. Circulation. doi:10.1161/

& Winston; 1971.

27. Ericsson K, Krampe RT, Tesch-Römer C. The role of deliberate of laypersons for CPR in out-of-hospital cardiac arrest. N Engl J Med.

6. Ringh M, Rosenqvist M, Hollenberg J, et al. Mobile-phone dispatch

practice in the acquisition of expert performance. Psychol Rev. 2015;372(24):2316-2325.

1993;100(3):363-406.

28. McGaghie WC, Issenberg SB, Cohen ER, Barsuk JH, Wayne DB. [news release]. Silver Spring, MD: US Food and Drug Administration;

7. FDA approves new hand-held auto-injector to reverse opioid overdose

Medical education featuring mastery learning with deliberate April 3, 2014. http://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/

practice can lead to better health for individuals and populations. PressAnnouncements/ucm391465.htm . Accessed July 27, 2015.

Acad Med. 2011;86(11):e8-e9.

29. McGaghie WC, Issenberg SB, Cohen ER, Barsuk JH, Wayne DB. Does elevation myocardial infarction. Circulation. 2015;131(24):2143-2150.

8. Stub D, Smith K, Bernard S, et al. Air versus oxygen in ST-segment-

simulation-based medical education with deliberate practice yield

9. Wheeler E, Jones TS, Gilbert MK, Davidson PJ. Opioid overdose better results than traditional clinical education? A meta-analytic prevention programs providing naloxone to laypersons—United States,

comparative review of the evidence. Acad Med. 2011;86(6):706-711. 2014. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2015;64(23):631-635.

30. Roppolo LP, Pepe PE, Campbell L, et al. Prospective, randomized trial

10. Nishiyama C, Iwami T, Murakami Y, et al. Effectiveness of simplified of the effectiveness and retention of 30-min layperson training for 15-min refresher BLS training program: a randomized controlled trial.

cardiopulmonary resuscitation and automated external defibrillators: Resuscitation. 2015;90:56-60.

the American Airlines Study. Resuscitation. 2007;74(2):276-285.

31. Cheng A, Eppich W, Grant V, Sherbino J, Zendejas B, Cook DA. Idris A. Effectiveness of a 30-min CPR self-instruction program

11. Lynch B, Einspruch EL, Nichol G, Becker LB, Aufderheide TP,

Debriefing for technology-enhanced simulation: a systematic review for lay responders: a controlled randomized study. Resuscitation.

and meta-analysis. Med Educ. 2014;48(7):657-666. 2005;67(1):31-43.

32. Cheng A, Rodgers DL, van der Jagt E, Eppich W, O’Donnell J. Evolution

12. Einspruch EL, Lynch B, Aufderheide TP, Nichol G, Becker L. Retention of the Pediatric Advanced Life Support course: enhanced learning with of CPR skills learned in a traditional AHA Heartsaver course

a new debriefing tool and Web-based module for Pediatric Advanced versus 30-min video self-training: a controlled randomized study.

Life Support instructors. Pediatr Crit Care Med. 2012;13(5):589-595. Resuscitation. 2007;74(3):476-486.

33. Mager RF. Preparing Instructional Objectives: A Critical Tool in the

13. Mancini ME, Cazzell M, Kardong-Edgren S, Cason CL. Improving Development of Effective Instruction. 3rd ed. Atlanta, GA: Center for workplace safety training using a self-directed CPR-AED learning

Effective Performance; 1997.

program. AAOHN J. 2009;57(4):159-167.

34. Kirkpatrick D, Kirkpatrick J. Implementing the Four Levels: A Practical

14. Roppolo LP, Heymann R, Pepe P, et al. A randomized controlled trial Guide for the Evaluation of Training Programs. San Francisco, CA: comparing traditional training in cardiopulmonary resuscitation (CPR)

Berrett-Koehler; 2007.

to self-directed CPR learning in first year medical students: the two-

35. Wall HK, Beagan BM, O’Neill J, Foell KM, Boddie-Willis CL. Addressing person CPR study. Resuscitation. 2011;82(3):319-325.

stroke signs and symptoms through public education: the Stroke

15. Knowles MS, Holton EF III, Swanson RA. The Adult Learner. Woburn, Heroes Act FAST campaign. Prev Chronic Dis. 2008;5(2):A49. MA: Butterworth-Heinemann; 1998.

36. Sai Y, Kusaka A, Imanishi K, et al. A randomized, quadruple crossover single-blind study on immediate action of chewed and unchewed low-dose acetylsalicylic acid tablets in healthy volunteers. J Pharma Sci. 2011;100(9):3884-3891.

Fokus Utama Pembaruan Pedoman AHA 2015 untuk CPR dan ECC Fokus Utama Pembaruan Pedoman AHA 2015 untuk CPR dan ECC 33 33

7272 Greenville Avenue Dallas, Texas 75231-4596, USA www.heart.org

Untuk informasi selengkapnya tentang program dan pelatihan P3K dari American Heart Association, kunjungi:

www.international.heart.org

JN-0288 10/15