6
Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLIN BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA
SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Stres Berkendara
1. Definisi Stres Berkendara
Istilah stres merupakan istilah yang telah lama ada. Stres dalam bahasa latin disebut dengan kata “strictus” yang berarti sempit atau ketat.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia stres didefinisikan sebagai gangguan atau, kekacauan mental dan emosional: tekanan Yandianto,
1996. Kata stres pertama kali dipopulerkan oleh Hans Selye. Dalam
beberapa penelitiannya tentang stres, Selye lebih berfokus pada bidang faal karena dirinya merupakan mahasiswa kedokteran Selye, 1976. Peristiwa
yang sering Selye temui adalah adanya suatu penyakit di masyarakat yang menunjukkan gejala umum yang sama, sehingga pada saat itu stres lebih
berkembang dalam kajian ilmu faal dibandingkan dengan kajian ilmu lainnya.
Seiring dengan banyaknya penelitian mengenai stres dari berbagai bidang, menimbulkan banyaknya makna dari istilah stres tersebut. Menurut
Wolf dalam Lazarus dan Folkman, 1986, kata stres didefinisikan sebagai suatu kondisi yang merupakan hasil interaksi organisme dengan keadaan
ataupun stimulus yang berbahaya. Kondisi ini bersifat dinamis karena adanya upaya memelihara dan menjaga keseimbangan.
Menurut Lovallo dalam Sarafino dan Smith, 2010, terdapat dua komponen stres: pertama adalah fisik, melibatkan tantangan terhadap fisik;
kedua adalah psikologis, melibatkan bagaimana seorang individu melihat keadaan dalam kehidupan mereka. Sejalan dengan pendapat Lovallo, ahli
lainnya yaitu Dougall dan Baum, dua komponen di atas yaitu fisik dan psikologis dapat dilihat dengan tiga pendekatan. Pada pendekatan ini stres
dilihat sebagai stimulus dimana individu akan berada pada keadaan yang
Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLIN BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA
SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menantang secara fisik dan psikis yang kemudian dianggap sebagai stressor dalam Sarafino dan Smith, 2010.
Pendekatan kedua berfokus pada reaksi individu terhadap respon, sehingga stres dilihat sebagai suatu respon. Respon ini dapat dirasakan
secara fisik maupun psikis. Seperti dalam beberapa penelitian Hans Selye yang membuktikan bahwa terdapat reaksi adaptasi di dalam tubuh individu,
ketika individu tersebut memenuhi tuntutan dari lingkungannya. Definisi tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Santrock 1998 yang
mendefinisikan stres sebagai respon individu terhadap suatu keadaan atau kejadian yang menuntut dirinya, sehingga mengganggu dirinya dalam
melakukan coping kemampuan individu dalam menangani tuntutan. Pendekatan ketiga menggambarkan stres sebagai proses yang
melibatkan stressors dan strain. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lazarus dan Folkman 1986 bahwa stres tidak hanya
sekedar stimulus atau respon, melainkan proses dimana individu dapat dipengaruhi oleh kuatnya stressor melalui perilaku, kognitif dan emosi.
Dalam konteks berkendara, stres didefinisikan sebagai suatu respon dari adanya penilaian kognitif yang negatif ketika individu berkendara
Hennessy, Wiesenthal, dan Kohn, 2000. Definisi dengan inti yang sama diuraikan oleh Matthews 2002 yang menjelaskan, pengendara yang
mengalami stres merupakan hasil dari proses interaksi dinamis antara faktor personal dan lingkungan yang diperantarai proses kognitif.
Penilaian kognitif yang negatif dari pengendara, memicu timbulnya stres Hennessy, Wiesenthal, dan Kohn, 2000. Semakin besar penilaian
negatif pengendara terhadap suatu kondisi berkendara, akan meningkatkan tingkat stres pada dirinya. Penilaian negatif ini muncul karena adanya
kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan daily hassless seperti lalu lintas yang padat, cuaca yang panas dan lain sebagainya.
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa stres berkendara merupakan kondisi individu yang melakukan respon negatif
Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLIN BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA
SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
karena adanya penilaian terhadap situasi tidak menyenangkan sebagai upaya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Proses Terjadinya Stres