Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLIN BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA
SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Namun terkadang terdapat kondisi dimana tuntutan lingkungan dapat menempatkan individu pada risiko gangguan meskipun tuntutan yang
dihadapi tidak menimbulkan persepsi stres ataupun respon emosi yang negatif pada individu. Hal ini ditandai dengan adanya panah langsung dari
tuntutan lingkungan ke respon fisiologis dan perilaku.
3. Sumber Stres
Lazarus, Folkman dan Cohen dalam Lazarus dan Folkman, 1984, menjelaskan bahwa terdapat tiga kelompok sumber stres. Pertama adalah
adanya perubahan besar yang memengaruhi seseorang ataupun beberapa orang seperti masalah sehari-hari. Sumber kedua adalah kejadian yang
memerlukan penyesuaian pada sebuah fenomena dengan hubungan orang yang lebih sedikit seperti respon terhadap penyakit, dan kematian. Sumber
ketiga adalah fenomena catalismic, yaitu hal ataupun peristiwa yang terjadi tiba-tiba yang menyangkut orang banyak seperti bencana alam.
Selain pendapat di atas, Carson, Butcher, dan Mineka 1998 juga mengemukakan pendapatnya mengenai jenis stressor. Para ahli ini
berpendapat bahwa terdapat tiga jenis stressor yaitu : a.
Frustrasi Frustrasi merupakan kondisi individu yang mengalami hambatan
ketika ingin mencapai tujuannya. Individu yang berusaha memenuhi motifnya terkadang terhambat oleh faktor-faktor yang muncul dari
internal ataupun eksternal. Misalnya faktor internal ketika seseorang ingin menjadi pemain sepak bola namun secara kondisi fisik tidak
memungkinkan karena individu tersebut memiliki kaki yang tidak sempurna, sedangkan eksternal ketika hambatan-hambatan tadi muncul
dari luar individu, misalnya individu tersebut dilarang oleh orang tuanya. b.
Konflik Konflik merupakan kondisi individu yang diharuskan memilih
salah satu dari tujuan ataupun kebutuhannya. Menurut Taylor dalam Carson, Butcher, dan Mineka, 1998 terdapat tiga jenis konflik:
Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLIN BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA
SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1 Approach-approach conflict, merupakan kondisi dimana individu
dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menarik bagi dirinya. 2
Avoidance-avoidance conflict, merupakan kondisi individu yang dihadapkan pada pilihan yang tidak dikehendaki oleh dirinya.
3 Approach-avoidance conflict, kondisi individu ketika dihadapkan
pada situasi yang menarik dan tidak menarik dalam satu waktu. c.
Tekanan Sumber stres yang terakhir adalah tekanan. Tekanan merupakan
kondisi yang memaksa dan menekan individu untuk mempercepat, mengusahakan secara intensif tujuan yang ingin dicapainya. Kondisi ini
mengakibatkan seseorang mengeluarkan energinya secara maksimal untuk dapat menyelesaikan hal yang dihadapinya.
Selain pendapat tersebut Greenberg 2008 menyebutkan bahwa sumber stres juga diuraikan dengan tiga teori, yaitu:
a. Life-Events Theory
Pandangan Life-Events Theory dikembangkan oleh Holmes dan Rahe yang menyebutkan bahwa stres dapat terjadi ketika suatu kondisi
membutuhkan sumber daya yang lebih daripada yang tersedia. Misalnya ketika individu akan melaksanakan suatu ujian dimana individu tersebut
belum melakukan persiapan, maka individu tersebut akan mengalami stres. Kondisi seperti ini sering kali terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
De Longis dan koleganya dalam Greenberg, 2008 mendukung pendekatan ini dengan menyebutkan keadaan yang tidak menyenangkan
dalam kehidupan sehari-hari akan sangat signifikan membuat individu mengalami stres.
b. Hardiness Theory
Peneliti lain menggambarkan stres dengan cara yang berbeda. Mereka tidak berfokus pada peristiwa stres yang dialami individu
melainkan pada sikap individu tersebut terhadap suatu kondisi. Sebagai contoh,
Kobasa dan
rekan-rekannya dalam
Greenberg, 2008
Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLIN BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA
SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
berpendapat bahwa jika individu menganggap suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan stres merupakan suatu tantangan, bukan sebagai
ancaman, maka tingkat stres akan berkurang. Misalnya saja individu yang menganggap kemacetan merupakan kondisi agar dia dapat
mengasah kemampuan
mengemudinya. Persepsi
seperti ini
akan mengurangi tingkat stres pada individu tersebut.
c. Social Support Theory
Teori lainnya mengatakan stres akan timbul karena tidak adanya dukungan sosial yang tersedia untuk membantu menghadapi stressor.
Dukungan sosial dapat dilakukan dengan bentuk apapun baik itu emosional, instrumental dan bentuk dukungan lainnya.
4. Bentuk Stres Berkendara