Pendidikan Akhlak terhadap Orang Lain

2. Pendidikan Akhlak terhadap Orang Lain

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Maka manusia selalu membutuhkan bantun orang lain. Untuk itu, dalam menjaga hubungan antara sesama dibutuhkan akhlak mulia.

a. Meminta Maaf dan Memaafkan Manusia tidak dapat luput dari kehilafan karena manusia dianugrahi Allah nafsu.Ketika berbuat salah sangat dianjurkan untuk meminta maaf dan ketika ada seseorang yang meminta maaf juga dianjurkan untuk memaafkan.Pentingnya meminta maaf yaitu untuk menghindari pertikaian dan perselisihan, sehingga seseorang lebih lapang dalam menyikapi suatu masalah. Selain itu.Memaafkan juga memiliki faedah yaitu membebaskan rasa negatif seperti amarah, dendam dan rasa bersalah untuk kehidupan yang lebih bahagia dan tentram.

“Maafkan atas sikapku yang kemarin, ya Vinka?”Sakina memulai berbaikan.Dia ingat nasihat Mama, untuk menjadi orang yang mudah meminta maaf atau memberi maaf. Benar aja, setelah mengucapkan kata maaf, Sakina merasakan hatinya semakin ringan. ……......... “Sama-sama, Sakina.Maafkan aku juga,” bisik Vinka sambil menrpuk punggung Sakina (SCUS, 39).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa tokoh Sakina yang meminta maaf atas pertengkaran yang terjadi dan tokoh Vinka memaafkan.Sikap yang ditunjukkan oleh kedua tokoh tersebut wajib dicontoh untuk menghidarkan diri dari pertengkaran yang menceraiberaikan suatu ikatan persaudaraan.Fenomena yang ada yaitu banyak anak yang kurang dapat menerima permintaan maaf maupun memaafkan orang lain. Hal tersebut dapat menyulut rasa dendam dan berakibat pada pertikaian maupun perkelahian.

b. Peduli Sesama Muslim dan sikap tolong menolong Kepedulian terhadap sesama yang terkena musibah merupakan perintah Allah mengingat manusia membutuhkan bantuan orang lain. Sikap peduli sesama dan sikap tolong menolong memiliki keterkaitan sebab seseorang yang peduli terhadap orang lain secara otomatis akan menolong orang tersebut.Sikap peduli dan tolong menolong melatih anak untuk saling berbagi sehingga memperkuat tali silaturhami dan persaudaraan anak.Selain itu dapat melatih anak menjadi anak yang dermawan dan murah hati.

Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI

1) “Inggit, bisa tolong aku untuk menjenguk seorang anak yang sakit?” pinta Umi Haya pada Mama. “Iya, kenapa-kenapa?Siapa yang sakit?” Mama terbawa panik saat melihat wajah Umi Haya yang tampak sedih. “Lana, dia anak yatim piatu. Melihat teman-teman sekamarnya yang sakit dan dijenguk keluarga, dia tak berhenti menangis,” Umi Haya menarik napas panjang (SCUS, 84)

2) Sebuah kecelakaan hebat sore itu terjadi di jalanan sepi. Cacha yang sedang mengayuh sepeda bersama Ria dan Armi, tiba-tiba terserempet mobil yang melaju dengan agak kencang. Sepeda Cacha terlempar dan Chaca jatuh pingsan dengan luka di hampir seluruh tubuhnya. Melati dan Ningsih yang saat itu melihat kejadian itu, segera berlari menolongnya. Tidak banyak orang yang mengetahui kejadian itu (LPS, 82)

Sikap peduli sesama ditunjukkan oleh tokoh Umi Haya pada kutipan pertama yaitu ia merasa iba atas hal yang dialami oleh Tokoh Lana. Tokoh Lana sakit dan tidak ada satu keluargapun yang mengunjungi Lana, maka ia meminta Mama Sakina untuk menjenguknya. Tokoh Mama Sakina menolong Umi Haya dengan menenangkan hati tokoh Lana. Selain itu, pada kutipan kedua, sikap peduli dan tolong menolong ditunjukkan oleh tokoh Melati dan tokoh Ningsih yaitu dengan menolong tokoh Cacha yang terkena musibah kecelakaan. Di sini letak kemuliaan hati tokoh Ningsih karena ia mau menolong orang yang selalu menjahatinya dan berusaha mencelakainya. Ia tidak mendendam atas sikap tokoh Cacha yang tidak bersahabat kepadanya.

Pada novel Surat Cinta untuk Sakina danLovely Pink Shoes, persahabatan menjadi tema pokok yang di dalamnya diajarkan sikap-sikap tolong menolong dan kepedulian terhadap sesama.Kedua novel tersebut menggambarkan bahwa persahabatan harus dipupuk dengan akhlak yang mulia agar tidak tercerai berai dan tidak terjadi pertikaian.Namun, realitasnya banyak anak yang mengabaikan itu, banyak dari generasi muda yang sudah kehilangan akhlak mulia sehingga persingan-persaingan yang terjadi menimbulkan banyak konflik dan pertikaian.maka banyak terjadi tawuran antarpelajar bahkan saling membunuh antarpelajar.

c. Khusnuzhon Sikap khusnuzon yaitu sikap berprasangka baik, Sikap ini melatih sikap sabar dalam menghadapi cobaan sehingga orang tidak mudah putus asa dalam menjalani kehidupan.Selain itu, khusnuzhon merupakan upaya menghindarkan diri dari fitnah yang dapat menimbulkan

pertikaian.Sikap khusnuzon melatih diri untuk menjalani hidup dengan perspektif positif dan jauh dari rasa putus asa.

1) “Allah bukannya tidak mengabulkan doa kamu, Ningsih. Tapi mungkin belum saatnya,” kata ayah suatu hari menasehati Ningsih, ketika Ningsih mulai putus asa karena doanya belum dikabulkan oleh Allah. Mulai saat itu, Ningsih tidak lagi protes. Dia percaya pada kata-kata Ayah bahwa Allah MahaAdil dan MahaBijaksana. Allah akan mendengar dia dari hambanya (LPS, 13)

2) “Pasti ini perbuatan si anak bandel itu,” geram Melati yakin. Siapa lagi kalau bukan Handoko. Dia kan anak yang paling iseng di kelas. Ada-ada saja perbuatannya.

“Hus! Jangan suka menuduh orang sembarangan tanpa bukti,” kata Ningsih mengingatkan Melati (LPS, 8)

Pada kutipan pertama, ditunjukkan mengenai sikap tokoh Ningsih yang positif dalam memandang bahwa sesuatu yang belum tercapai bukan semata-mata ditentukan oleh usaha namun doa juga memiliki peranan penting. Doa yang khusyuk dan continue merupakan factor yang mendukung doa dikabulkan. Sedangkan kutipan kedua mengajarkan mengenai khusnuzon terhadap sesama yaitu tokoh Ningsih yang tidak mendengarkan kata- kata sahabatnya yang menuduh orang lain mencelakai tokoh Ningsih. Namun iatidak ingin su’udzan kepada orang yang dimaksud.Khusnuzhon berkaitan erat dengan sikap berfikir positif. Berfikir positif memberikan peranan dalam pembentukan akhlak individu karena dapat menghilangkan stress dan menghadirkan sikap optimis, sehingga menjadi sehat dalam

Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI