Paparan Data

b. Perkembangan SMA Sabilul Ihsan

Sampai saat ini SMA Sabilul Ihsan telah meluluskan 5 angkatan peserta didik dari dari tahun ke tahun jumlah peserta didik di SMA Sabilul Ihsan mengalami peningkatan. Beberapa peserta didik di SMA Sabilul Ihsan juga ada yang mukim (menetap) di asrama Pondok Pesantren Sabilul Ihsan. Mereka yang menetap ini sekaligus menjadi santri di Pondok Pesantren Sabilul Ihsan. Berikut data siswa SMA Sabilul Ihsan Tahun Pelajaran 2013-2014.

No Kelas

Laki-Laki

Perempuan Jumlah

Data Siswa SMA Sabilul Ihsan Tahun Pelajaran 2013-2014

Sedangkan pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Sabilul Ihsan berasal dari latar belakang pendidikan Sarjana dan Magister. Berikut data pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Sabilul Ihsan :

S2 Jumlah

1 Guru Tetap Yayasan

2 Guru Tidak Tetap Yayasan

3 Guru PNS diperbantukan

4 Staf Tata Usaha

5 Pustakawan

Jumlah Total

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Sabilul Ihsan Tahun Pelajaran 2013-2014

Pemamaparan data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara selama penelitian berlangsung.

1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMA Sabilul Ihsan yang terkait dengan sikap sosial

Dari hasil penelitian yang didapat peneliti melalui wawancara dan observasi tentang kepribadian siswa, didapat informasi sebagai berikut : Berbicara tentang kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMA yang terkait dengan sikap sosial, peneliti menanyakan tentang arti kurikulum menurut guru. Kemudian Ibu Fatim menyampaikan sebagai berikut:

“Kurikulum menurut saya adalah rencana, petunjuk dan pedoman yang digunakan dalam pendidikan. Kurikulum sebagai suatu ide/konsep, rencana yang menjadi panduan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar serta kurikulum sebagai hasil belajar yang menjadi ukuran keberhasilan pendidikan.” 51

Sumber bahan pelajaran secara formal dapat dituangkan dalam bentuk kurikulum yang hendaknya memiliki landasan filosofis yang jelas. Landasan filosofis yang digunakan seyogyanya melihat kondisi nyata yang terjadi di masyarakat. Seperti yang dikatakan Ibu Fatim, bahwa tujuan penyusunan naskah akademik Kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah :

“Tujuan penyusunan naskah akademik kurikulum mata pelajaran PAI yang saya tahu yaitu untuk memberikan pedoman yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi pengembang kurikulum masa depan mata pelajaran PAI, memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap pengembangan kurikulum masa depan, dan sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran PAI disatuan pendidikan dasar dan menengah. Naskah akademik ini mencakup kajian pelaksanaan Standar Isi mata pelajaran PAI satuan pendidikan dasar dan menengah dan

22 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 22 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28

pendidikan dalam pembelajaran tidak menggunakan kurikulum, maka : 53

a. Pendidikan tidak akan mampu menyesuaikan dengan lingkungan masyarakat. Dengan kurikulum akan mampu menciptakan individu yang bisa menyesuaikan dengan kondisi masyarakat.

b. Tidak akan terpadu antara individu atau individu dengan masyarakat, karena tanpa kurikulum tidak ada hubungan yang harmonis, kerjasama serta pemecahan masalah cenderung diselesaikan sendiri. Tak ada integrasi antara pendidikan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

c. Potensi yang ada dalam peserta didik kurang dapat dikembangkan, tanpa kurikulum keunikan peserta didik akan terabaikan. Dengan kurikulum akan mampu mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif.

d. Peserta didik tidak akan memiliki persiapan untuk hidup ditengah kehidupan sosial, pendidikan yang diperoleh tidak memeberikan pengalaman-pengalaman yang digunakan untuk bekal hidup bermasyarakat.

e. Tugas perkembangan peserta didik tidak berkembang dengan baik dan lancar. Pelayanan terhadap kebutuhan anak tidak akan bisa tepat

52 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 Maret 2014, pukul 10.10 WIB., di sekolah

53 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 53 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28

f. Pendidikan tidak akan mampu menemukan kelemahan yang dialami lewat ujian. Tanpa kurikulum akan menyebabkan peserta didik tidak mampu memahami dirinya, mengarahkan dirinya, mengembangkan diri dan menyesuaikan dengan masyarakat.

Menurut Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, fungsi dari kurikulum adalah: “untuk menuangkan ide atau konsep dan menjabarkan dalam bentuk yang lebih mudah dilaksanakan dan dipahami dalam proses pembelajaran.” 54

Kurikulum akan membantu pendidikan lebih terprogram dengan baik karena di dalamnya akan direncanakan dan ditentukan isi untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan pembelajaran sendiri menjadikan proses penentuan kurikulum yang lebih baik, karena dalam pembelajaran berarti ada praktek langsung dari kurikulum tersebut dan bisa dideteksi kelebihan dan kekurangannya. Dan bisa dicarikan jalan keluar untuk dapat memeperbaiki kurikulum tersebut agar menjadi lebih sempurna.

Maka seorang guru sebelum mengajar harus mempersiapkan perencanaan terlebih dahulu dengan baik. Mulai dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan silabus, membuat media pembelajaran, dan membuat soal evaluasi. Sehingga kegiatan belajar mengajar di

54 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 54 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28

Begitupun dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, ketika peneliti bertanya apakah guru membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum mengajar, maka Ibu Fatim menyampaikan sebagai berikut:

“Sudah menjadi kewajiban seorang guru untuk membuat RPP sebelum mengajar, karena dengan membuat RPP kegiatan belajar mengajar menjadi lebih teratur, tidak keluar jalur dengan apa yang akan diajarkan. Asalkan dalam menjelaskan materi, guru tetap berpedoman dengan perencanaan yang dibuatnya. Saya juga selalu membuat media pembelajaran, menggunakan metode-metode yang bervariasi dalam mengajar agar siswa tidak bosan dalam belajar. Dan yang terakhir saya membuat soal evaluasi yang harus siswa kerjakan di akhir, dengan tujuan agar guru mengetahui seberapa siswa mengerti dan paham mengenai materi yang disampaikan guru” 55

Bentuk penilaian yang digunakan hendaknya harus sesuai dengan tuntutan indikator dan tujuan. Pada umumnya guru melakukan penilaian lebih banyak menggunakan alat-alat penilaian yang masih konvensional yaitu tes tertulis. Tes yang digunakan pun masih banyak mengukur aspek kognitif. Padahal materi PAI mencakup segala aspek baik kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian menyeluruh dari setiap aspek ini harus dilakukan oleh guru.

Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus kreatif mengembangkan kurikulum yang ada menjadi suatu perencanaan belajar yang baik. Pembelajaran PAI memuat materi-materi yang membahas nilai-nilai sosial, tinggal bagaimana seorang guru berusaha mengaitkannya dengan sikap-sikap sosial sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

55 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28

Dalam penerapannya, pengembangan kurikulum sudah cukup efektif untuk digunakan atau dipakai sesuai dengan kebutuhan siswa disetiap sekolah. Namun, keberhasilannya sangat menuntut kreatifitas guru dalam menerapkannya dan mengembangkannya kembali di dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Interaksi Guru dan Siswa dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Sabilul Ihsan

Dari hasil penelitian yang didapat oleh peneliti melalui wawancara dan observasi tentang interaksi guru dan siswa dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Sabilul Ihsan, didapat informasi sebagai berikut: Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan proses komunikasi, yaitu proses menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan melalui media tertentu. Proses komunikasi di sini bukan dalam pengertian proses komunikasi searah melainkan proses komunikasi dua arah dalam bentuk interaksi edukatif antara guru dan siswa.

Berbicara tentang interaksi guru dan siswa dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Sabilul Ihsan, peneliti bertanya kepada guru Pendidikan Agama Islam SMA Sabilul Ihsan Ibu Fatim, mengenai arti dari interaksi, kemudian Ibu Fatim menyampaikan sebagai berikut: “Menurut saya, interaksi adalah suatu bentuk proses komunikasi baik verbal maupun non verbal yang menimbulkan hubungan timbal balik.” 56

Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Banyak komponen-komponen yang mempengaruhi proses belajar mengajar diantaranya penggunaan media dan metode pembelajaran. Selain

56 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 56 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28

Untuk menciptakan interaksi antara guru dan siswa dalam melakukan proses komunikasi yang harmonis sehingga tercapai suatu hasil yang diinginkan dapat dilakukan jam-jam bertemu antara guru dan siswa, dimana guru dapat menanyai dan mengungkapkan keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan persoalan-persoalan dan hambatan-hambatan yang dihadapinya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Fatim, bahwa terdapat macam-macam interaksi dalam pembelajaran yang dapat dilakukan, menurutnya adalah:

“Interaksi satu arah, dimana guru bertindak sebagai penyampai pesan dan siswa penerima pesan, interaksi dua arah antara siswa dan guru dimana guru memperoleh balikan dari siswa, interaksi dua arah antara guru dan siswa dimana guru mendapat balikan dari siswa selain itu saling berinteraksi atau saling belajar satu dengan yang lainnya, interaksi optimal antara guru, siswa dan antara siswa-siswa.” 57

Guru dan siswa adalah dua sosok yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Di sekolah, guru adalah orang tua kedua bagi anak didik. Tugas dan tanggung jawab guru adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan anak didik yang kurang baik, yang di bawahnya dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa anak didik. Guru dan anak didik berada dalam suatu relasi kejiwaan. Interaksi antara guru dan anak didik terjadi karena saling membutuhkan. Anak didik ingin belajar dengan menimba sejumlah ilmu dari guru dan guru ingin

57 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 Maret 2014, pukul 10.10 WIB., di sekolah 57 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 Maret 2014, pukul 10.10 WIB., di sekolah

Dalam interaksi edukatif, guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan anak didik. Untuk terciptanya suatu hubungan yang harmonis, guru memiliki beberapa cara salah satunya yaitu dengan melakukan berbagai pendekatan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Fatim, pendekatan yang Ibu Fatim lakukan adalah:

“Ada 4 pendekatan yang saya lakukan agar tercipta hubungan dua arah yang harmonis, pertama: pendekatan individual, pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual karena perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru, bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual. Kedua: pendekatan kelompok, pendekatan kelompok memang suatu waktu guru terapkan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Siswa dibina untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Ketiga: pendekatan bervariasi, dalam mengajar, guru tidak hanya menggunakan satu metode saja karena permasalahan yang dicapai oleh setiap anak didik biasanya bervariasi dan yang terakhir adalah pendekatan edukatif: setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma-norma yang ada.” 58

Di luar kelas interaksi antara guru dan siswa cukup terjalin dengan baik, walaupun pada jam istirahat guru dan siswa mempunyai kesibukan masing- masing. Dimana guru lebih memilih menhabiskan waktunya di dalam kantor

58 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 58 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28

3. Peningkatan Sikap Sosial Siswa SMA Sabilul Ihsan Pamekasan Melalui Pendidikan Agama Islam

Dari hasil penelitian yang didapat peneliti melalui wawancara dan observasi tentang Peningkatan Sikap Sosial Siswa SMA Sabilul Ihsan Teja Timur Pamekasan Melalui Pendidikan Agama Islam, didapat informasi sebagai berikut: peneliti bertanya kepada guru PAI SMA Sabilul Ihsan Ibu Fatim mengenai arti dari sikap sosial yang guru ketahui dan contohnya seperti apa. Kemudian Ibu Fatim menjawab sebagai berikut: “Sikap sosial adalah perilaku atau tindakan seseorang yang menunjukan perbuatan yang baik atau positif sehingga terjalin suatu interaksi, contohnya itu adalah sikap setia kawan, saling tolong-menolong, saling memberi, saling menghargai dan lain-lain.” 59

Sikap sosial menurut Ibu Durriyatul Millah, Kepala Sekolah SMA Sabilul Ihsan adalah :

59 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28

“Menurut saya sikap sosial itu adalah tingkah laku atau perbuatan seseorang yang mencerminkan perbuatan yang baik dan peduli dengan orang lain.” 60

Sikap sosial sangat penting di tanamkan dalam diri siswa, oleh karena itu seorang guru harus paham dan mampu dalam menanamkan sikap sosial ke dalam diri siswa. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan sikap sosial dalam diri siswa, salah satunya adalah dengan melalui kegiatan belajar di sekolah. Kegiatan belajar di sekolah merupakan kegiatan yang bisa menjadikan siswa belajar banyak hal, terutama belajar dari figur seorang guru, karena itu guru dituntut untuk bisa selalu memberikan contoh yang baik untuk siswa.

Sosok seorang guru merupakan sosok yang penting, karena dari guru siswa banyak belajar tentang berbagai pengetahuan. Dari seorang guru pula siswa meniru dan belajar tentang bersikap, berperilaku karena seorang guru akan selalu menjadi contoh bagi siswanya, baik di kelas, di sekolah, dan di luar lingkungan sekolah pun seorang guru akan menjadi pusat perhatian bagi siswanya

Menurut guru dalam menanamkan sikap sosial dalam diri siswa, yang paling berperan adalah Keluarga di rumah, karena keluargalah yang memiliki banyak waktu bersama siswa di rumah dan selanjutnya adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang penting setelah keluarga untuk bisa membentuk dan menumbuhkan sikap sosial siswa karena di lingkungan sekolah siswa banyak melakukan interaksi baik dengan teman sebayanya, guru, penjaga sekolah dan anggota masyarakat sekolah lainnya sehingga siswa banyak

60 Dari hasil wawancara dengan Ibu Durriyatul Millah, Kepala Sekolah SMA SMA Sabilul Ihsan, 60 Dari hasil wawancara dengan Ibu Durriyatul Millah, Kepala Sekolah SMA SMA Sabilul Ihsan,

Cara atau upaya yang di lakukan oleh orang tua saat ini untuk menanamkan sikap sosial dalam diri siswa adalah dengan memberikan contoh kepada putra-putrinya dengan perilaku yang baik di dalam keseharian orang tua atau anggota keluarga di rumah, seperti sikap saling tolong menolong dengan anggota keluarga di rumah, sikap jujur, menanamkan nilai-nilai agama di rumah, saling bekerja sama, saling memberi, saling menghargai dan lain sebagainya. Cara tersebut dilakukan secara terus menerus oleh anggota keluarga di rumah agar siswa terbiasa dengan sikap sosial yang ditanamkan di rumah. Memang, awalnya siswa hanya meniru sikap anggota keluarganya yang berada di rumah namun nantinya akan tertanam dalam diri siswa sehingga siswa memiliki sikap sosial yang baik.

Dari pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Ibu Durriyatul Millah selaku Kepala Sekolah SMA Sabilul Ihsan mengenai sikap sosial seperti apa yang diinginkan ada dalam diri siswa. Ibu Durriyatul Millah menginginkan siswa

61 Dari hasil wawancara dengan Ibu Durriyatul Millah, Kepala Sekolah SMA SMA Sabilul Ihsan, 61 Dari hasil wawancara dengan Ibu Durriyatul Millah, Kepala Sekolah SMA SMA Sabilul Ihsan,

Hal ini dipertegas oleh salah satu informan dari Staf TU SMA Sabilul Ihsan yaitu Bapak Armadin, yang mengataka bahwa: “Kami menginginkan siswa SMA Sabilul Ihsan memiliki sikap sosial yang

baik, karena sudah jarang orang memiliki sikap yang baik seperti mau menolong orang lain yang mengalami kesusahan dengan ikhlas, bisa menghargai orang lain dalam hal apa pun apalagi dalam menghadapi perbedaan yang ada, padahal sikap seperti itu sangat penting dimiliki semua orang agar bisa berperilaku baik di manapun ia berada.” 63

Menanamkan sikap sosial dalam diri siswa memang tidaklah mudah, upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menanamkan sikap sosial siswa antara lain dengan memberikan bimbingan, mendidik, mengarahkan serta mencontohkan kepada siswa sikap sosial yang baik dari seorang guru, contohnya jika guru menginginkan siswa memiliki sikap disiplin, maka guru harus memberi contoh dengan disiplin pula misalnya datang ke sekolah tepat waktu. Guru juga bisa menanamkan nilai-nilai positif yang akan didapat jika siswa memiliki sikap sosial dalam diri, contohnya pentingnya sikap tolong menolong dengan sesama teman karena dengan saling tolong-menolong akan mendapatkan manfaat, seperti dapat meringankan beban orang yang telah siswa tolong, akan terjalin tali silaturahmi, sehingga dengan upaya-upaya itu siswa bisa lebih termotivasi untuk memiliki sikap yang baik.

Begitupun cara yang guru lakukan dalam menanamkan sikap sosial siswa di dalam Pendidikan Agama Islam. Cara yang guru lakukan yaitu, guru

62 Dari hasil wawancara dengan Ibu Durriyatul Millah, Kepala Sekolah SMA SMA Sabilul Ihsan, pada hari Sabtu, 29 Maret 2014, pukul 07.30 WIB., di sekolah

63 Dari hasil wawancara dengan Bapak Armadin, Staf TU SMA Sabilul Ihsan, pada hari Sabtu, 29 63 Dari hasil wawancara dengan Bapak Armadin, Staf TU SMA Sabilul Ihsan, pada hari Sabtu, 29

Dalam Pendidikan Agama Islam, siswa banyak mendapatkan pelajaran dan masukan tentang sikap sosial yang harus siswa miliki. Materi yang terdapat dalam Pendidikan Agama Islam sudah terkait dengan sikap sosial misalnya materi tentang tolong menolong dalam kebaikan, silaturahmi, dan lain-lain. Guru hanya mengembangkan kembali materi tersebut dengan rangkaian kata-kata guru agar siswa mengerti, memahami, semangat serta rasa sikap sosialnya akan tumbuh dengan sendirinya dalam diri siswa.

Dengan memberikan kalimat-kalimat positif, penyemangat di awal pembelajaran Pendidikan Agama Islam, bisa memberikan motivasi kepada siswa, sehingga siswa bisa berfikir dan meresapi apa yang dikatakan oleh guru. Terbentuklah di dalam hati dan diri siswa mengenai sikap sosial yang guru tanamkan, sehingga siswa akan terbiasa dan mempunyai keinginan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Selain itu, guru juga selalu memberikan contoh sikap yang baik ketika dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di kelas. Contohnya, saat diadakan kerja kelompok di kelas guru selalu menanamkan sikap kepada Selain itu, guru juga selalu memberikan contoh sikap yang baik ketika dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di kelas. Contohnya, saat diadakan kerja kelompok di kelas guru selalu menanamkan sikap kepada

Di dalam kelas, guru juga pernah mendapati anak yang memiliki sikap sosial yag kurang baik yaitu, ketika ada temannya yang sakit saat belajar, maka guru meminta tolong kepada salah seorang siswa tetapi siswa tersebut tidak mau menolongnya dengan alasan malas. Memang dalam kesehariannya di kelas, siswa tersebut bisa dikatakan nakal karena sering mengganggu temannya yang sedang belajar. Namun guru tidak diam begitu saja, guru menanyakan kepada siswa yang lainnya tentang sikap siswa tersebut. Dari hasil informasi yang didapat oleh guru, ternyata siswa tersebut memang sedikit dijauhi temannya karena memang suka menjahili temannya dan menggangu temannya ketika sedang belajar atau bermain saat jam istirahat. Untuk lebih jelasnya, guru pun bertanya kepada orang tua siswa tersebut mengenai kesehariaanya di rumah. Akhirnya didapat informasi bahwa siswa tersebut memiliki sikap yang kurang baik di rumah seperti menyetel TV dengan volume yang keras untuk mencari perhatian orang tuanya karena memang siswa tersebut kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua disebabkan karena kedua orang tuanya sibuk bekerja. Guru pun lalu berupaya Di dalam kelas, guru juga pernah mendapati anak yang memiliki sikap sosial yag kurang baik yaitu, ketika ada temannya yang sakit saat belajar, maka guru meminta tolong kepada salah seorang siswa tetapi siswa tersebut tidak mau menolongnya dengan alasan malas. Memang dalam kesehariannya di kelas, siswa tersebut bisa dikatakan nakal karena sering mengganggu temannya yang sedang belajar. Namun guru tidak diam begitu saja, guru menanyakan kepada siswa yang lainnya tentang sikap siswa tersebut. Dari hasil informasi yang didapat oleh guru, ternyata siswa tersebut memang sedikit dijauhi temannya karena memang suka menjahili temannya dan menggangu temannya ketika sedang belajar atau bermain saat jam istirahat. Untuk lebih jelasnya, guru pun bertanya kepada orang tua siswa tersebut mengenai kesehariaanya di rumah. Akhirnya didapat informasi bahwa siswa tersebut memiliki sikap yang kurang baik di rumah seperti menyetel TV dengan volume yang keras untuk mencari perhatian orang tuanya karena memang siswa tersebut kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua disebabkan karena kedua orang tuanya sibuk bekerja. Guru pun lalu berupaya

“saya lebih mendekatkan diri kepada siswa tersebut dan memberikan perhatian yang lebih, kemudian saya beri siswa tersebut pengertian bahwa sikap yang siswa miliki itu tidaklah bagus karena apabila memiliki sikap yang seperti itu maka lama-kelamaan teman-teman akan menjauhi dan akhirnya kamu tidak memiliki teman lagi. Lalu siapa nanti yang akan menemani kamu bermain atau siapa yang akan menolongmu nanti di kelas dan di sekolah jika kamu mengalami kesulitan dan kamu tidak mempunyai teman” 65

Setelah diberi pengertian oleh guru, sikap siswa di kelas pun semakin hari semakin lebih baik. Siswa tersebut tidak lagi nakal, tidak suka mengganggu temannya yang sedang belajar atau bermain pada saat jam istirahat dan mau menolong teman yang mengalami kesulitan. Teman-temannya pun mau bergaul dengannya dan tidak lagi menjauhinya.

Kejadian tersebut merupakan salah satu kejadian yang guru temui mengenai sikap siswa yang kurang baik. Akan tetapi kejadian atau masalah yang guru hadapi selama ini tidak pernah membuat guru jera ataupun lelah dan sulit dalam menghadapinya dan mencari jalan keluarnya atau pemecahan masalahnya.

Guru adalah contoh untuk siswa di sekolah, maka seorang guru harus bisa menjadi contoh yang baik untuk siswanya. Sikap dan perilaku guru juga harus sesuai dengan apa yang guru ajarkan kepada siswanya.

Menurut beberapa siswa dari hasil wawancara yang peneliti peroleh, mengenai sikap guru kelas mereka sehari-hari, beberapa dari siswa menjawab bahwa guru-guru mereka memiliki sikap yang baik, sangat disiplin, tegas, bertanggungjawab, dan tidak membeda-bedakan siswa. Seperti yang diungkapkan

65 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28 65 Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatim, guru PAI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Jumat, 28

Saat peneliti bertanya kepada beberapa siswa, mengenai apa saja sikap yang patut dicontoh oleh siswa dari guru-guru di SMA Sabilul Ihsan khususnya guru Pendidikan Agama Islam, maka mereka menjawab bahwa sikap yang patut dicontoh adalah sikap disiplin, ramah, tanggungjawab, suka menolong, sabar, dan tegas.

Menurut Bu Fatim penanaman sikap sosial seperti saling menghargai, tolong-menolong, rasa setia kawan, bekerja sama, disiplin, jujur harus ditanamkan sejak dini. Guru harus mengarahkan dan memberikan contoh yang baik kepada siswa dan guru harus memiliki sikap tersebut agar siswa bisa mencontoh sikap dan perilaku gurunya sehingga siswa bisa meniru sikap dan perilaku guru tersebut. 67

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, didapatkan hasil bahwa sikap sosial siswa SMA Sabilul Ihsan sudah baik, mereka bisa saling menghargai, saling tolong menolong antar teman dan guru, jika ada teman atau guru yang mengalami kesulitan maka siswa menolongnya begitupun sebaliknya jika ada siswa yang mengalami kesulitan, guru pun akan selalu siap menolong, pada saat piket anggota piket saling bahu-membahu dalam menjalankan tugasnya, saat ada kerja bakti di sekolah, siswa bergotong royong dan membagi tugas contohnya ada

66 Dari hasil wawancara dengan Putri, Siswa kelas XI SMA Sabilul Ihsan, pada hari Sabtu, 29 Maret 2014, pukul 10.00 WIB., di sekolah