Perpindahan Kalor secara Konveksi
2. Perpindahan Kalor secara Konveksi
Pada Gambar 4.8 ditunjukkan suatu contoh perpindahan kalor secara konveksi. Apabila air yang berada dalam suatu gelas dipanaskan maka partikel- partikel air pada dasar gelas menerima kalor lebih dulu sehingga menjadi panas dan suhunya naik. Partikel yang suhunya tinggi akan bergerak ke atas karena massa jenisnya lebih kecil di- bandingkan dengan massa jenis partikel yang suhunya lebih rendah, sedang
Gambar 4.8. Pemanasan air untuk menggambarkan partikel yang suhunya rendah akan perpindahan kalor secara konveksi.
turun dan mengisi tempat yang di- tinggalkan oleh air panas yang naik tersebut.
Partikel air yang turun akan menerima kalor dan menjadi panas. Demikian seterusnya akan terjadi perpindahan kalor. Perpindahan kalor yang demikian inilah yang disebut perpindahan kalor secara konveksi. Konveksi dapat didefinisikan sebagai berikut:
Konsep
Konveksi adalah proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut.
Fisika SMA/MA X
Perpindahan kalor secara konveksi terdiri dari perpindahan secara konveksi alami dan konveksi paksa.
a. Perpindahan kalor secara konveksi alami adalah proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut akibat perbedaan massa jenis.
Contoh dari perpindahan kalor secara konveksi alami ada- lah pemanasan air seperti ditunjukkan pada Gambar 4.8.
b. Perpindahan kalor secara konveksi paksa adalah proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan partikel- partikel zat tersebut akibat dari suatu paksaan terhadap partikel bersuhu tinggi tersebut.
Contoh dari perpindahan kalor secara konveksi paksa adalah sistem pen- dinginan mesin mobil ditunjukkan pada
Gambar 4. 9. Pendinginan mesin mobil untuk meng- Gambar 4.9 . gambarkan perpindahan kalor secara konveksi paksa.
Laju kalor konveksi sebanding dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida A, dan beda suhu antara benda dan fluida 'T yang dapat ditulis dalam bentuk:
dengan:
I = laju kalor konveksi, dalam satuan watt atau W (= J/s), 'Q = jumlah kalor yang dipindahkan dalam satuan joule
(J), 't = waktu terjadi aliran kalor, dalam satuan sekon (s), 'T = beda suhu antara benda dan fluida, dalam satuan o C
atau K,
h = koefisien konveksi, dalam satuan Wm -2 K -1 atau Wm -2
o C -1 .
A = luas permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida.
Fisika SMA/MA X
Contoh Soal
Suatu panci pemanas air terbuat dari bahan tertentu mempunyai luas
permukaan yang bersentuhan dengan air 200 cm 2 . Jika suhu bahan tersebut
C dan menghasilkan jumlah kalor yang dipindahkan secara konveksi per sekonnya sebesar 0,8 J/s maka hitunglah besar nilai koefisien konveksi bahan tersebut di atas.
90 o
C dan suhu air 80 o
Penyelesaian: Diketahui: A = 200 cm 2= 0,02 m 2
I = 0,8 J/s = 0,8 W Ditanyakan: h = ... ?
Jawab: Koefisien konveksi suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (4.13) yaitu:
Persamaan (4.13) dapat diubah menjadi: sehingga besar nilai koefisien konveksi bahan tersebut di atas:
Contoh Soal
Suatu radiator pendingin mobil mempunyai luas yang bersinggungan dengan
air adalah 500 cm 2 . Beda suhu antara bahan radiator dan air panas adalah
C. Jika bahan radiator adalah bahan logam tertentu yang mempunyai koefisien konveksi h = 8 Wm -2 o C -1 maka hitunglah laju perpindahan kalor pada sistem radiator ini.
20 o
Penyelesaian :
Diketahui: 2 A = 500 cm 0,05 m 'T = 20 o C
h -1 = 8 Wm C Ditanyakan: laju perpindahan kalor I = ...?
-2 o
Fisika SMA/MA X
Jawab: Laju perpindahan kalor I dapat dihitung dengan persamaan (4.13) yaitu:
I= =
=8W