Rumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat Penelitian Udara

bahwa kayu yang baru dipotong memiliki kandungan air sebesar 50, dan untuk kayu yang sudah dikeringkan masih menyisahkan air sekitar 15-20. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan air biomassa berperan penting dalam proses pembakaran. Menurut Li dkk, 2016 menyimpulkan bahwa pembakaran biomassa melepaskan sebagian besar partikel ultrafine dengan ukuran diameter sekitar 100 sampai 300. Partikel ultrafine dalam jumlah banyak dapat menimbulkan berbagai permasalahan bagi kesehatan manusia Yamamoto, 2006, karena dapat mengendap di paru-paru hingga ujung alveolus serta mengikuti aliran darah Oberdorster dkk, 2005. Lebih lanjut, partikel ultrafine yang tersimpan dalam sistem pernapasan manusia dapat menimbulkan beberapa penyakit diantaranya seperti asma, brongkitis, kanker paru-paru, dan faringtis kronis Chen, 2017. Berbagai tekonologi telah dikembangkan untuk meminimalisir sifat higroskopis partikulat seperti yang dilakukan oleh Li dkk, 2016 telah merancang sebuah sistem pemanas dengan ukuran 4,5 m 3 . Namun sistem tersebut belum terkendali. Untuk penelitian lainnya juga dilakukan oleh Chen, 2017 dengan merancang sistem pemanas dengan dimensi p x l x t = 0.8 m x 0.4 m x 0.4 m dengan inlet dan outlet berukuran 0.04 m x 0.04 m. Berbagai kajian dari banyak literature yang mengacu dari penelitian sebelumnya muncul ide untuk merancang sistem pemanas dengan dimensi yang tidak besar dan temperatur dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu sistem pemanas partikulat ini dibuat untuk tugas akhir.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana desain sistem pemanas partikulat tekendali? 2. Bagaimanakah konsentrasi partikulat PM 0.1 setelah melewati sistem pemanas terhadap suhu dan laju udara? 2

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Merancang sistem pemanas partikulat terkendali, 2. Mengkarakterisasi konsentrasi partikulat PM 0.1 setelah melewati sistem pemanas terhadap suhu dan laju udara.

1.4. Batasan Masalah

1. Alat yang dikarakterisasi hanya alat Sistem Pemanas Partikulat tidak menggunakan alat lain, 2. Hanya membahas RH dan konsentrasi partikel ultrafine tidak ada variable lain, 3. Hanya menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno dan sensor SHT11, 4. Hanya menggunakan partikulat PM 0.1 yang ada di udara.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukan penelitian ini adalah merancang sebuah piranti yang dapat meminimalisir sifat higroskopis dari partikulat PM 0.1 . 1.6. Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Air Quality and Astro Imaging Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. 3 Halaman ini sengaja dikosongkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Udara

Udara merupakan suatu unsur dari berbagai campuran gas yang ada di permukaan bumi dengan komposisi yang tidak selalu konstan. Menurut Iswantoro, 2013 udara ambien atau biasanya disebut udara bebas yang ada di lingkungan sekitar memiliki mutu udara yang mudah berubah. Hal itu disebabkan oleh faktor cuaca dan suhu. Kandungan udara terdiri dari berbagai komponen salah satunya H 2 O dalam bentuk uap dan partikulat yakni padatan solid atau likuid yang tersuspensi di udara Wardoyo, 2016. Udara kering cenderung memiliki komposisi yang relatif tetap ketika molekul uap air dihilangkan. Untuk total kandungan gas dan partikulat di udara, umumnya dinyatakan dalam persen atau ppm. Berikut kandungan gas yang terdapat di udara dapat dilihat pada gambar 2.1 dan tabel 2.1. Nitrogen; 78.00 Oksigen; 21.00 Gas Lain; 1.00 Udara Gambar 2. 1. Kandungan udara di atmosfer dimodifikasi dari Sforza, 2016. 5 Tabel 2. 1. Komposisi udara kering dan bersih dimodifikasi dari Wardoyo, 2016 Komponen Formula Volume Ppm Nitrogen N 2 78,08 780,840 Oksigen O 2 21,95 209,460 Argon Ar 0,93 9,340 Karbondioksida CO 2 0,03 384 Neon Ne 0,008 18,18 Helium He 0,0005 5,24 Metana CH 4 0,0002 1,774 Kripton Kr 0,0001 1,14

2.2. Particulate Matter PM