yang kecil, sehingga tidak ada reaksi tarik menarik antar molekul.
c Konsentrasi Semakin tinggi konsentrasi partikel, maka kontak antara
adsorben dan absorbat juga semakin besar. Sehingga proses adsorpsinya semakin besar pula.
d Luas Permukaan Semakin luas permukaan adsorbennya, maka akan terjadi gaya
adsorpsi yang besar. Sebab zat yang diapsorpsi juga semakin luas. Sehingga semakin halus suatu adsorben, maka adsorpsinya
nya juga semakin besar.
e Temperatur Temperatur yang tinggi mengakibatkan molekul atau partikel
akan bergerak cepat. Sehingga kemungkinan menangkap atau mengadsorpsi partikel-partikel semakin sulit.
2.4.2. Absorsi
Absorpsi merupakan suatu proses pemisahan materi dari suatu campuran gas dengan cara mengikat materi tersebut pada
permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Gas yang melarut akan diserap sehingga terjadi suatu gaya fisik
absorpsi fisik atau selain gaya tersebut juga terdapat ikatan kimia absorpsi kimia. Komponen gas yang berikatan akan
dilarutkan terlebih dahulu dengan kecepatan yang tinggi. Oleh karena itu, absorpsi kimia lebih tinggi dari absorpsi fisik.
Contoh : absopsi gas CO, H2S
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh
gaya-gaya fisik pada absorpsi fisik atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia pada absorpsi kimia. Komponen gas
yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu
absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik. Berikut merupakan skema proses absorpsi yang dapat dilihat pada Gambar 2.6.
12
Gambar 2. 6. Skema Proses Absorpsi 2.5. Modul SHT11
Modul SHT11 merupakan salah satu sensor kelembaban dan temperatur yang diproduksi oleh Sensirion Corp, di Zurich,
Switzerland. Sensor ini telah terintegrasi dengan elemen sensor pemroses sinyal pada kaki-kakinya dan keluaran digitalnya
sudah terkalibrasi penuh. Untuk masalah daya, SHT11 mengkonsumsi daya yang rendah sekitar 3 mikroWatt. Stabilitas
sensor ini sangat baik digunakan untuk jangka yang waktu yang lama. Berikut ukuran SHT11 yang dapat dilihat pada gambar 2.7
Sensirion, 2011.
Gambar 2. 7. SHT11 dalam dimensi mm 1mm = 0,039inc. Koneksi yang bekerja seperti berikut, 1:GND, 2:Data, 3:SCK,
4:VDD dimodifikasi dari datasheet SHT11 Sensirion, 2011.
13
Gambar 2. 8. Modul SHT11 2.4.1.
Kemampuan Sensor
Kemampuan sensor dibagi menjadi dua parameter, yaitu kemampuan pada relatif kelembaban dan temperatur. Berikut
kemampuan sensor dapat dilihat pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 Sensirion, 2011.
Tabel 2. 2. Kemampuan sensor pada relatif kelembaban
dimodifikasi dari Sensirion, 2011 Parameter
Kondisi Min
Tipe Maks
Satuan Resolusi
0,4 0,05
0,05 RH
8 12
12 bit
Akurasi SHT11
Tipikal ±3,0
RH Maks
Lihat gambar 2.6 Repeatabilty
±0,1 RH
Histerisis ±1
RH Jarak operasi
100 RH
Gambar 2. 9. Toleransi Maks. RH pada suhu 25 °C tiap jenis
sensor
14
Tabel 2. 3. Kemampuan sensor pada temperature dimodifikasi dari Sensirion, 2011.
15 Parameter
Kondisi Min
Tipe Maks
Satuan Resolusi
0,04 0,01
0,01 °C
12 14
14 bit
Akurasi SHT11
Tipikal ±0,4
°C Maks
Lihat gambar 2.7 Repeatabilty
±0,1 °C
Histerisis ±1
°C Jarak operasi
-40 123,8
°C -40
254,9 °F
Gambar 2. 10. Toleransi maksimal temperatur tiap jenis sensor
Akurasi pengukuran kelembaban :
Untuk tipe SH11:
Pada 0RH H 20RH eror pengukuran ±5RH
Pada 20RH H 80RH eror pengukuran ±3RH
Pada 80RH H 100 eror pengukuran ±5RH
Akurasi pengukuran suhu :
Untuk tipe SHT11:
Pada -40 °C T 25°C eror pengukuran ±2,25°C
Pada 25
°C T 123,8°C eror pengukuran ±3°C
2.6. Arduino Uno