40 45
50 55
60 65
70 40.0
45.0 50.0
55.0 60.0
65.0 70.0
75.0 fx = 0.91x + 7.5
R² = 1
Q-Trak RH S
H T
1 1
R H
Gambar 3. 22. Grafik perbandingan output RH dari SHT11 dan Q-Trak.
Pada Gambar 3.22 dapat dilihat grafik perbandingan RH dari SHT11 dan Q-Trak yang tidak jauh beda nilainya.
Perbedaan hasil dari pengukuran kelembaban disebabkan pada SHT11 kelembaban diukur dengan memperhitungkan
kompensasi dari suhu ruang, selain itu untuk alat Q-Trak sensornya sudah terbungkus oleh probe, sehingga untuk
memasukan kedalam chamber diperlukan selang yang dihubungkan ke probe sensor Q-Trak. Sehingga sensor dari
SHT11 dan Q-Trak dapat disejajarkan.
SHT11 berfungsi untuk mengukur kelembaban ruang. Karena output-nya yang digital, maka eror tergantung internal
chip sensor. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Gambar 2.9. Akurasi kelembaban SHT11.
3.5. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
3.5.1. Metode Pengumpulan Data
Sebelum pengambilan data, pompa hisap komersil dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran pompa
40
dapat diatur. Kecepatan yang diinginkan yakni ±5ms, ±10ms, dan ±15ms. Nilai tersebut merupakan batas kecepatan minimal
dan maksimal dari pompa hisap. Kemudian udara dihisap dimasukkan kedalam chamber 1 dengan kecepatan minimal
terlebih dahulu selama 1 menit atau 60 detik. Udara yang dimasukkan ke chamber berfungsi agar udara dapat terisolasi.
Hal yang sama juga diterapkan untuk kecepatan ±10ms, dan ±15ms seperti Gambar 3.20.
Gambar 3. 23. Perilaku pengambilan udara ambien
Dengan waktu yang sama sistem pemanas partikulat dinyalakan dan diset point ke suhu 200
°C. Untuk memantau suhu didalam sistem, dimasukkan sensor termokopel yang
sebelumnya sudah terintegrasi dengan multimeter. Termokopel dimasukkan melalui inlet valve dan ditutup. Sembari menunggu
suhu dari sistem mencapai 200 °C, persiapkan rangkaian
penelitian seperti Gambar 3.21. Kemudian disiapkan alat PTrak UPC 8525 yang sebelum itu catridge isopropyl dimasukkan
kedalam alat ukur dengan memutar 18 searah jarum jam untuk menutupnya. Selanjutnya fitting dipasang dibagian inlet. Setelah
siap semuanya, adaptor AC dihubungkan kedalam jack dan ditekan tombol onoff untuk menyalakannya. Ketika alat dalam
keadaan menyala, dilakukan pengkalibrasian dengan memasang HEPA-ZERO filter di fitting. Partikel yang masuk ke p-trak
dicacah hingga menunjukkan nilai nol.
41 Konsentra
si udara ambient
Sea l
7 6
Keterangan: 1. Chamber 1
2. Sensor SHT11 3. Pompa Hisap
4. Sistem Pemanas Partikulat 5. Chamber 2
6. Termokopel dan Multimeter 7. P-Trak UPC 8525
Gambar 3. 24. Skema Sistem Pengukuran
Sebelum suhu sistem mencapai nilai ±200 °C, mula-mula
suhu dan kelembaban RH yang ada di chamber 1 dan chamber 2 diukur dengan melihat sensor SHT11 yang sudah terpasang di
chamber dan konsentrasi udara ambient juga diukur dengan p- trak. Ketika suhu sistem pemanas mencapai nilai ±200
°C, maka pemanas akan otomatis mati. Pengambilan data dimulai dari
suhu 200 °C hingga 60°C. Hal tersebut diasumsikan bahwa suhu
yang turun tidak langsung fluktuasi secara drastis yang mana nantinya pengambilan data mudah diamati.
Konsentrasi awal Ci yang ada di chamber 1 diukur dengan p-trak terlebih dahulu dengan interval 60 detik tiap pergantian
suhu. Kemudian pompa dinyalakan dengan kecepatan berurutan mulai v1; v2; dan v3. Selanjutnya udara yang keluar dari sistem
diukur konsentrasi akhirnya Co dengan p-trak serta dicatat juga perubahan suhu dan kelembaban RH yang ada di
chamber 2. Tidak lupa juga suhu sistem juga dicatat tiap penurunan 20
°C. 42
3.5.2. Gain Penguat