Rancangan Penelitian
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research ) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Kedua kelompok baik kontrol maupun eksperimen diberi perlakuan berupa strategi pembelajaran yang berbeda. Motivasi belajar digolongkan menjadi 3 tingkatan berdasarkan mean dan standar deviasi menurut Sudijono (2007:324) yaitu
commit to user
Tinggi : X > X + 1SD Keterangan: SD : standar deviasi
Sedang: X - 1SD X X + 1SD X : skor siswa
Rendah: X < X - 1SD
X : rerata skor seluruh siswa
Hasil perhitungan motivasi belajar siswa sebagai berikut:
a. Mean
c. X < 150,852
: Motivasi Belajar Siswa Rendah
d. 133,773 < X < 150,852 : Motivasi Belajar Siswa Sedang
e. X > 133,773
: Motivasi Belajar Siswa Tinggi
Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design. Adapun bentuk rancangannya disajikan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah Posttest Only Control
Post Test Eksperimen (R)
X T 2 Control (R)
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yaitu dengan penerapan Learning Cycle 7E T 2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelompok control (R)
: Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
(Sugiyono. 2009: 76)
Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa pendekatan pembelajaran Learning Cycle 7E dan pendekatan konvensional terhadap variabel terikat yang berupa motivasi dan hasil belajar tertuang dalam paradigma penelitian. Skema paradigma penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
commit to user
Gambar 3.2 Skema Paradigma Penelitian
Keterangan :
X = Model pembelajaran.
X 0 = Model pembelajaran Konvensional
X 1 = Model Pembelajaran Learning Cycle 7E
Ya
= Motivasi belajar siswa. Ya 1 = Motivasi belajar siswa tinggi. Ya 2 = Motivasi belajar siswa sedang.
Ya 3 = Motivasi belajar siswa rendah.
X 0 Ya 1 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar tinggi.
X 0 Ya 2 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar sedang.
X 0 Ya 3 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar rendah.
X 1 Ya 1 Yb = Hasil belajar biologi(ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar tinggi.
X 1 Ya 2 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar sedang.
X 1 Ya 3 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar rendah.
commit to user
1. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok sebelum dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Sebelum uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji kolmogorof-smirnov dengan SPSS untuk uji normalitas dan uji Levene’s dengan SPSS untuk uji homogenitas.
a. Uji normalitas
perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji kolmogorof-smirnov
1) Hipotesis
H 0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
H 1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal populasi yang terdistribusi normal)
2) Signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai Probabiiltas sigificance lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H 0 diterima.
4) Kesimpulan:
a) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H 0 diterima.
b) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H 0 ditolak. Hasil perhitungan uji normalitas kemampual awal dengan mengunakan
uji kolmogorof-smirnov secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan
Uji Kolmogorof-Smirnov Kemampuan Awal
Probabilitas sigificance
Kriteria Keputusan
Kontrol
Eksperimen
Tes Kognitif
0,207
0,937
Probabilitas sig. >0,05
H 0 diterima
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa untuk kelompok kontrol dan eksperimen memiliki nilai signifikasi lebih dari
commit to user
populasi yang terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s dari SPSS.
1) Hipotesis
H 0 : μ1 = μ2 (samua variansi homogen)
H 1 : μ1 ≠ μ2 (tidak semua variansi homogen)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai Probabilitas sigificance lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima
4) Kesimpulan:
a) Semua variasi sampel homogen jika H 0 diterima.
b) Tidak semua variasi homogen jika H 0 ditolak.
Hasil perhitungan uji homogenitas kemampual awal dengan mengunakan uji Levene’s secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan
Uji Levene’s Kemampuan
Keputusan Tes Kognitif
0,747
Probabilitas sig. >0,05
H 0 diterima
Berdasarkan Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa untuk kelompok kontrol dan eksperimen memiliki nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka H 0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan semua variansi homogen.
commit to user
Perhitungan uji keseimbangan sampel menggunakan T-test.
1) Hipotesis
H 0 : μ1 = μ2 (kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama) H1 : μ1 ≠ μ2 (kedua kelas memiliki kemampuan awal yang tidak sama)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai Probabilitas sigificance lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H 0 diterima.
4) Kesimpulan:
a) Kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama jika H 0 diterima.
b) Kedua kelas memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H 0 ditolak. Hasil perhitungan uji keseimbangan kemampuan awal dengan menggunakan T-test secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.8
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Dengan
Menggunakan T-test Kemampuan
Keputusan Tes kognitif
0,213
Probabilitas sig. >0,05 H 0 diterima
Berdasarkan Tabel 3.8 diketahui nilai signifikasi kemampuan awal siswa lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji kruskal-wallis. Perhitungan uji hipotesis dilakukan menggunakan SPSS 16. Uji kruskal-wallis merupakan uji non parametrik yang digunakan untuk menguji tiga atau lebih sampel independen.
commit to user