Teknik Pengumpulan Data

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan dua variabel terikat yaitu:

a. Variabel Bebas Penerapan model pembelajaran yaitu Learning Cycle 7E dan konvensional.

b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil belajar.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data antara lain :

a). Teknik Dokumentasi Fungsi dari teknik dokumentasi pada penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan nilai Ujian Mid Semester kelas XI semester gasal tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran biologi yang digunakan untuk uji keseimbangan.

b). Teknik Angket Angket digunakan untuk mengambil data motivasi belajar siswa dan hasil belajar afektif. Pengukuran motivasi dan hasil belajar pada ranah afektif

commit to user

pengisi angket tinggal memberi tanda cek ( √) pada kolom yang telah disediakan.

c). Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengambil data penguasaan konsep biologi pada ranah kognitif. Tes berbentuk tes objektif yaitu dalam bentuk pilihan ganda.

d). Metode observasi Metode observasi dimanfaatkan untuk mengukur keterlaksanaan sintak model Learning Cycle 7E yang diterapkan pada kelas eksperimen. Lembar observasi dinilai oleh observer yang berjumlah dua orang. Data tersebut digunakan sebagai penguat bahwa di kelas eksperimen benar-benar diterapkan model Learning Cycle 7E. Selain itu untuk pengukuran hasil belajar ranah psikomotor juga menggunakan lembar observasi yang dinilai oleh tiga observer.

3. Teknik Penyusunan Instrumen

a. Pengukuran Motivasi Belajar Siswa Pengukuran motivasi belajar menggunakan angket dalam bentuk ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam Arikunto (2009:180) sebagai berikut:

SS

: sangat setuju dengan skor 5

: setuju dengan skor 4

RR

: ragu-ragu dengan skor 3

TS

: tidak setuju dengan skor 2

STS

: sangat tidak setuju dengan skor 1

Uji kesahihan angket motivasi belajar diukur dengan uji validitas dan uji reliabilitas (Arikunto, 2009:64-113).

commit to user

Pengukuran ranah kognitif menggunakan teknik tes dengan langkah- langkah penyusunan sebagai berikut:

1. Pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan Kompetensi Dasar

2. Penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif

3. Pembuatan alat ukur sesuai indikator

4. Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan

5. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup 6 jenjang kemampuan yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (memakai), C4 (menganalisis), C5 (menilai), C6 (mencipta)

6. Penyusunan item soal ranah kognitif

7. Pengujian kesahihan item dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas menurut Arikunto (2009:64-82)

8. Item diuji lagi dengan uji tingkat kesukaran item dan uji daya pembeda item soal.

9. Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan, soal digunakan untuk postes.

c. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Afektif Pengukuran hasil belajar ranah afektif menggunakan angket dalam bentuk ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam Arikunto (2009:180) sebagai berikut:

SS

: sangat setuju dengan skor 5

: setuju dengan skor 4

RR

: ragu-ragu dengan skor 3

TS

: tidak setuju dengan skor 2

STS

: sangat tidak setuju dengan skor 1

Menurut Sudjana (2008:30) ada lima tingkatan bidang afektif yaitu: penerimaan (receiving), tanggapan (responding), penilaian (valuing), organisasi (organizing), karakterisasi (characterizing). Uji kesahihan angket ranah afektif diukur dengan uji validitas dan uji reliabilitas (Arikunto, 2009:64-113).

commit to user

Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan lembar observasi. Cara pemberian skor lembar observasi dengan Ya dan Tidak (1 dan 0). Pengukuran ranah psikomotorik dengan lembar observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar.

Hirarki ranah psikomotorik menurut Anita harrow dalam Yulaelawati (2004:63) meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu meliputi gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap (perceptual), kegiatan fisik dan komunikasi tidak berwacana. Uji kesahihan diukur dengan uji validitas dan reliabilitas menurut Arikunto (2009:64-113).

4. Analisis Instrumen

Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dan ranah afektif siswa digunakan angket tertutup. Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen yang berupa tes dan angket diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas instrumen. Untuk mengetahui kualitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian maka instrumen diuji dengan statistik sebagai berikut:

a. Validitas Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009:60). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk, isi, dan butir soal. Instrumen yang akan dibuat terlebih dulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya dituangkan dalam instrumen berupa angket dan tes. Sebelum try out angket dan tes divalidasi konstruk dan isi (konten) oleh ahli yaitu dosen pembimbing maupun dosen ahli. Validitas butir soal dan butir angket dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

commit to user

r xy =

  



 }{ { }{ 2 2 2 2 y N x x N x

Keterangan :

r xy : koefisien korelasi antara x dan y, dua variable yang dikorelasikan N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) x : skor untuk butir ke-i y : skor total (dari subyek uji coba)

Jika harga r xy < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika r xy > r tabel maka item pertanyaan dinyatakan valid. Dari perhitungan uji validitas try out soal kognitif didapatkan 21 item valid, untuk try out angket afektif didapatkan 29 item valid, sedangkan try out angket motivasi belajar didapatkan 37 item valid. Secara ringkas hasil try out disajikan dalam Tabel 3.1 selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Jumlah Item

Keputusan Valid

Invalid Kognitif

40 21 19 Afektif

35 29 6 Motivasi Belajar

37 37 0

b. Reliabilitas Reliabel memiliki arti tingkat kepercayaan. Berasal dari dua suku kata Rely dan Ability atau dapat dipercaya (Agus dan Islandscript, 2011:37). Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar kognitif diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut:

commit to user

Dengan : reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ( q = 1 - p )

∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians )

Sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket motivasi belajar dan ranah afektif digunakan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:

= indeks reliabilitas instrumen

= cacah butir instrumen

= variansi total

= variansi butir ke-i

(Riduwan, 2009:108-115) Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal atau item menurut Riduwan (2004: 98) adalah:

0,8 – 1,00

: Sangat Tinggi (ST)

0,6 – 0,799

: Tinggi (T)

0,4 – 0,599

: Cukup (C)

0,2 – 0,399

: Rendah (R)

0,00 – 0,199

: Sangat Rendah (SR)

Hasil uji reliabilitas tes try out kognitif, afektif, psikomotorik, dan aktivitas belajar siswa secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.2 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

commit to user

Instrumen Penelitian

Jumlah Item Valid

No Item

Indeks Reliabilitas

Keputusan Uji Kognitif

21 1-14

0,723

Reliabilitas tinggi

15-21

0,652

Reliabilitas tinggi Afektif

29 1-29

0,904

Reliabilitas sangat tinggi Motivasi

37 1-37

0,936

Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 3.2 hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif pertama (No. item 1-14) dan kedua (No. item 15-21) masing-masing diperoleh r 11 = 0.723 dan r 11 = 0.652 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif diperoleh r 11 = 0.902 hal ini berarti koefisien reliabilitas angket afektif sangat tinggi. Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar siswa diperoleh r 11 = 0.937 hal ini berarti koefisien reliabilitas angket motivasi belajar siswa sangat tinggi.

c. Analisis Butir soal

a. Uji Taraf Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut :

P=

Keterangan : P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul J S = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut : 0,10 – 0,30 : Sukar

0,30 – 0,70 : Sedang 0,70 – 1,00 : Mudah

(Arikunto, 2009:207-210)

commit to user

disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya pada Lampiran 2

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Tes Kognitif

Instrumen Penelitian

Jumlah Butir Soal Valid

Kriteria Mudah Sedang Sukar Kognitif

21 10 9 2

Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah sebanyak 10 soal, sedang 9 soal, dan sukar sebanyak 2 soal.

b. Daya Pembeda Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok siswa yang kurang pandai. Arikunto (2009:213-214) mengemukakan bahwa untuk mengetahui daya beda butir soal digunakan rumus indeks diskriminasi sebagai berikut:

D=

Keterangan : J

Jumlah peserta tes : Banyaknya peserta kelompok atas

: Banyaknya peserta kelompok bawah

B A : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

B B : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

commit to user

sebagai berikut:

D : 0.00 – 0.20

: Jelek (poor)

D: 0.20 – 0.40

: Cukup (satisfactory)

D: 0.40 – 0.70

: Baik (good)

D: 0.70 – 1.00

: Baik sekali (excellent).

D: Negatif

: Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif

dibuang

Butir soal yang baik memiliki indeks diskriminasi 0,4 – 0,7. Hasil analisis uji daya pembeda try out tes kognitif secara ringkas disajikan pada Tabel 3.4 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Daya Pembeda Tes Kognitif Instrumen

Penelitian

Jumlah Butir

Soal Valid

Kriteria

Negatif Jelek Cukup Baik

Baik Sekali Kognitif

21 0 6 10 5 0

Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari hasil uji daya beda diperoleh soal yang mempunyai indeks deskriminasi baik sebanyak 5 soal, cukup sebanyak 10 soal, jelek sebanyak 6 soal. Untuk soal yang mempunyai indeks deskriminasi jelek direvisi secara redaksional.