IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI OLEH : WAWAN SUTRISNO
K4308124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
JULI 2012
commit to user
commit to user
IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI OLEH : WAWAN SUTRISNO K4308124
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam PROGRAN STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012
commit to user
commit to user
commit to user
Wawan Sutrisno. IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA
DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiatas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono; (2) Pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono; (3) Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment research ) menggunakan Posttest Only Control Design. Model pembelajaran sebagai variabel bebas. Motivasi belajar siswa dan hasil belajar biologi sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data hasil belajar biologi menggunakan angket, teknik tes dan lembar observasi. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan uji kruskal wallis.
Hasil uji hipotesis: 1) pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa diperoleh nilai sig. sebesar 0,042. 2) pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi diperoleh nilai sig. sebesar 0,754 (kognitif), 0,014 (afektif) dan 0,000 (psikomotor). 3) pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar biologi diperoleh nilai sig. sebesar 0,202 (kognitif), 0,000 (afektif) dan 0,045 (psikomotor). Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa 1) Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. 2) Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. 3) Ada pengaruh secara signifikan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono.
Kata kunci: Learning Cycle 7E, motivasi belajar siswa, hasil belajar biologi
commit to user
Wawan Sutrisno. THE IMPLEMENTATION OF LEARNING CYCLE 7E
MODEL ON THE STUDENT LEARNING MOTIVATION AND THE
RELATION OF IT TO BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. July. 2012.
The aims of this research are to find out: (1) the effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation of the XI Science Graders of SMA Negeri (Public Senior High School) 1 Banyudono; (2) the effect of Learning Cycle 7E model on the Biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono; and (3) the effect of student learning motivation on biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono.
This study was a quasi-experiment research and used was Posttest Only Control Design . Learning model as independent variable. Student learning motivation and biology learning achievement as dependent variable. The population of this research was all students in class XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in the school year of 2011/2012. The sampling technique used was cluster random sampling. Techniques of collecting data used for biology learning achievement were questionnaire, test and observation sheet. The student learning motivation was measured using questionnaire. Technique of analyzing data used was Kruskal Wallis test.
The result of hypothesis test: 1) the effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation have sig. value 0,042. 2) the effect of Learning Cycle 7E model on the biology learning achievement have sig. value 0,754 (cognitive), 0,014 (affective) and 0,000 (psychomotor). 3) the effect of student learning motivation on the biology learning achievement have sig. value 0,202 (cognitive), 0,000 (affective) and 0,045 (psychomotor). The result of hypothesis test can be concluded that 1) there was a significant effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono. 2) There was a significant effect of Learning Cycle 7E model on the Biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in affective and psychomotor domains, but not in cognitive domain. 3) There was a significant effect of student learning motivation on the biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in affective and psychomotor domains, but not in cognitive domain.
Keywords: Learning Cycle 7E, student learning motivation, biology learning achievement.
commit to user
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
(Mario Teguh)
Janganlah kamu berikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang beriman
(Surah Al-Imran Ayat 139)
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Surah Al-Baqarah Ayat 286)
Yakinlah, bahwa kehidupan yang anda kejar, cukup berharga untuk diperjuangkan sampai mati
(NN)
commit to user
Dalam naungan Ridho ALLAH SW T, kuper sembahkan kar ya ini unt uk:
“Bapak dan I bu”
Y a n g sen a n t i a sa m em ber i k a n d oa , d u k u n ga n , Ci n t a , K a si h Sa y a n g d a n p en gor ba n a n y a n g t i a d a h en t i .....
“Pak Puguh dan Bu Tut ik”
t er i m a k a si h a t a s bi m bi n ga n , k esa ba r a n d a n w a k t u y a n g
t el a h d i ber i k a n .....
“Bapak dan ibu dosen pendidikan biologi UNS” t er i m a k a si h a t a s i l m u n y a sem oga ber m a n f a a t .....
“I rma Y W ardhani, Teman –
t eman biologi 2008 sert a sahabat - sahabat ku” T er i m a k a si h a t a s d oa , d u k u n ga n , n a seh a t d a n k eber sa m a a n y a n g t i d a k a k a n p er n a h t er l u p a k a n .....
commit to user
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
”IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL
BELAJAR BIOLOGI” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Hj. Sri Dwiastuti, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Puguh Karyanto, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan saran.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banyudono yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Dra. Sri Haryanti selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA yang senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja samanya.
8. Siswa - siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 1 Banyudono
commit to user
maupun spriritual.
10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 58
A. .................................................................................................... Simp ulan ................................................................................................... 58
B. .................................................................................................... Impli kasi ................................................................................................... 58
C. .................................................................................................... Saran ...................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60 LAMPIRAN ................................................................................................. 63
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru .............................. 10 Tabel 2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Learning Cycle 7E .......................... 15 Tabel 3.1 Rangkuman Uji Validitas .............................................................. 31 Tabel 3.2 Rangkuman Uji Reliabilitas ........................................................... 33 Tabel 3.3 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Tes Kognitif .............................. 34 Tabel 3.4 Rangkuman Uji Daya Pembeda Tes Kognitif ................................. 35 Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Ramdomize Control Only Design ................ 36 Tabel 3.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan
Mengunakan Uji Kolmogorof-Smirnov .......................................... 38 Tabel 3.7 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal dengan Mengunakan Uji Levene’s ............................................................. 39 Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal dengan Menggunakan T-test.......................................................... 40 Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru .................................................... 41 Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa .................................................... 42 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ............................. 43 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif............................... 44 Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor ........................ 44 Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen. .................................................................................. 45 Tabel 4.7 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ...................... 46 Tabel 4.8 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ............... 46 Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa
Tinggi, Sedang dan Rendah ........................................................... 46
commit to user
Berdasarkan Model Pembelajaran ............................................... 48
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Hasil Belajar Biologi
Berdasarkan Model Pembelajaran ............................................... 48
Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar
Siswa Terhadap Hasil Belajar Biologi ...................................... 49
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan perubahan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E
Menjadi 7E ............................................................................... 13
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................... 23 Gambar 3.1 Waktu Penelitian ...................................................................... 26 Gambar 3.2 Skema Paradigma Penelitian .................................................... 37 Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif
dan Psikomotor Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ................ 44
Gambar 4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen .............................................................................. 45
Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif
dan Psikomotor Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi, Sedang dan Rendah............................................................................... 47
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ............................................................... 64 Lampiran 2. Analisis Instrumen ................................................................. 143 Lampiran 3. Data Hasil penelitian .............................................................. 162 Lampiran 4. Uji Prasyarat .......................................................................... 172 Lampiran 5. Uji Hipotesis .......................................................................... 175 Lampiran 6. Dokumentasi .......................................................................... 177 Lampiran 7. Perizinan ............................................................................... 182
commit to user
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencapai pembangunan. Salah satu wahana tersebut adalah peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dilakukannya pembaharuan dan perbaikan guna meningkatkan mutu pendidikan.
Terkait dengan perbaikan mutu pendidikan di atas terdapat tiga hal utama yang perlu dilakukan dalam pembaharuan pendidikan, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas model pembelajaran. Model pembelajaran yang baik dalam proses belajar mengajar berguna agar siswa belajar secara efektif, efisien dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pengembangan model pembelajaran tidak dilakukan secara asal, melainkan mempunyai tujuan yang hendak di capai yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevensi proses pembelajaran, memberikan kesempatan fungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual dan mendorong anak untuk belajar. Menurut Bloom proses belajar baik disekolah maupun diluar sekolah, menghasilkan menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2007:23). Inti utama dari pembelajaran adalah siswa yang belajar. Belajar dalam arti perubahan dan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
commit to user
adakalanya akan berbalik menjadi suatu yang tidak menyenangkan dan membosankan. Salah satu yang menyebabkan ketidaksenangan dan kebosanan siswa dalam mempelajari biologi adalah masih banyaknya guru yang menerapkan sistem pembelajaran yang menonton, baik dalam mengenal materi yang diajarkan maupun cara-cara pembelajaran serta media pembelajaran yang mendukung terlaksananya prosses pembelajaran. Ketidaksenangan dan kebosanan siswa akan mengakibatkan turunnya motivasi belajar siswa dan berujung pada menurunnya hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas menggambarkan bahwa motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi masih sangat rendah sehingga akan mengakibatkan prestasi belajar menurun. Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu (Sardiman, 2007:77). Oleh karena itu penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu termotivasi dan ingin terus belajar. Memandang situasi dan kondisi itu, maka seorang guru yang kreatif harus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari biologi dengan mengusahakan suatu cara atau metode lain yang dapat membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar biologi.
Sehubungan dengan hal di atas maka alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah dengan mengimplementasikan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dimana siswa diajak lebih aktif mempresentasikan atau mengkomunikasikan pemahamannya dalam beberapa langkah atau siklus melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Tahapan model Learning Cycle 7E terdiri dari Elicit, Engage, Exploration, Explaination, Elaboration, Evaluation dan Extend . Dalam penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E memiliki kelebihan antara lain merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya: memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa ingin tahu siswa; melatih siswa belajar
commit to user
secara lisan konsep yang telah mereka pelajari; memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.; guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lainnya. Learning Cycle 7E merupakan perwujudan dari filosofi konstruktivisme, dimana pengetahuan dibangun dalam pikiran pebelajar. Learning Cycle 7E pada dasarnya sesuai dengan teori konstruktivis Vigostky yang menyatakan bahwa pengetahuan melekat pada tindakan interaksi lingkungan budaya. Jadi kerja sama yang menjadi dasar dari belajar. Vigostky juga menekankan adanya hakikat sosial dari belajar dan menyarankan menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual (Mujis dan Reynolds, 2008:27).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Implementasi Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar Siswa Serta Kaitannya Dengan Hasil Belajar Biologi”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan umum dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Permasalahan umum tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012?
commit to user
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Secara khusus tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
2. Pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
3. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
D. Manfaat Penelitian
1. Model Learning Cycle 7E dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
2. Meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi bekal untuk terjun langsung ke dunia pendidikan sebagai seorang calon pendidik.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi sebagai acuan penelitian berikutnya
commit to user
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
Belajar menurut Yamin (2008:120) merupakan proses seseorang memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian yang umum, belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Menurut Sardiman (2007:3) belajar yang dilakukan siswa yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan kemampuan. Hal senada juga diungkapkan oleh Uno (2010:194) belajar merupakan proses perubahan perilaku setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau keterampilan) tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan kemampuan. Perubahan tingkah laku dan kemampuan siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap pengertian dan harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Selain itu belajar juga dikatakan sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan ajar.
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar bagi manusia dan merupakan proses yang tidak ada henti-hentinya. Belajar merupakan sebuah proses yang kesinambungan yang mengubah pebelajar dalam berbagai cara (Suparno, 2001:4). Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan- kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, yang dibelajarkan dengan bahan ajar
commit to user
adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan diriya. Hal ini akan memperkuat keinginan seseorang untuk semakin mandiri.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Slameto (2003:54-72) membagi faktor–faktor yang mempengaruhi proses belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal dibagi lagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan siswa. Faktor kelelahan meliputi kelelahan fisik dan kelelahan rohani. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang keluarga. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar. Pengelolaan lingkungan yang tepat tentunya memberikan hasil belajar yang maksimal. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa dan teman bergaul. Faktor eksternal khususnya faktor sekolah mengindikasikan bahwa pembelajaran yang kurang mampu mengelola lingkungan kelas untuk menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan akan menyebabkan hasil belajar kurang dapat dicapai secara maksimal.
3. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Brophy (1998:3) Motivation is a theorical construct used to explain the initiation, direction, intensity, and persistence of
commit to user
membangun yang digunakan untuk menjelaskan permulaan, pengarahan, intensitas dan ketekunan perilaku, khususnya perilaku yang mengarah tujuan. Selanjutnya, Santrock (2009:199) mengemukakan bahwa motivasi melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan. Dengan demikian, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi, memiliki arah dan dapat dipertahankan. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Yamin (2008:95) motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan (needs) atau wujud perilaku tujuan. Needs merupakan kecenderungan dalam diri seseorang yang bersifat relatif permanen bagi orang-orang yang termotivasi dan ia merupakan perubahan internal dalam diri akibat stimulus -stimulus yang didapat dari lingkungannya. Motivasi juga dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Sebagai alat motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi hasil belajar yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu
Ditinjau dari tipe motivasi, para ahli membagi motivasi menjadi dua jenis yaitu motivasi ekstrinsik dan m otivasi intrinsik . Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan keinginan dalam diri siswa untuk belajar. Tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak diluar aktivitas belajar itu sendiri atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar.
Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarakan suatu penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Kebutuhan- kebutuhan yang timbul dari dalam diri subyek yang belajar ini yang disebut motivasi intrinsik. Akan tetapi bukan berarti motivasi instrisik dapat berdiri sendiri tanpa sokongan dari luar seperti peran guru, orang tua dalam menyadari anak didiknya untuk belajar, dan
commit to user
seseorang dalam menanamkan kesadaran dalam belajar. Pada intinya motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai suatu tujuan yang dapat dilalui dengan belajar, dorongan belajar itu tumbuh dari dalam diri subyek belajar. Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik (Wena, 2011:34).
Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2008:23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi penguatan, sokongan, arahan, pada perilaku yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam belajar. Memberikan motivasi kepada siswa berarti memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan langsung (eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan diri sendiri. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Keller (1983) mendefinisikan motivasi sebagai intensitas dan arah suatu perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk mengerjakan atau menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat usaha yang dilakukannya. Secara operasional motivasi belajar ditentukan oleh indikator- indikator sebagai berikut. a) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, b) tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, c) tingkat keyakinan siswa terhadap kemempuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, d) tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jadi, untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dapat diketahui dari seberapa jauh perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, seberapa jauh siswa merasakan ada kaitan atau relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhannya, seberapa jauh siswa merasa yakin terhadap kemampuan dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, serta seberapa jauh siswa merasa puas terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan. Keempat variabel tersebut merupakan kondisi-kondisi yang nampak dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran (Wena, 2011:33).
commit to user
seorang guru agar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar pada peserta didik. Apabila mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan menujukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang dilaksanakan. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan-ketrampilan (Suprijono, 2011:5). Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
a) Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir dan pemecahan masalah. Menurut Taksonomi Bloom yang direvisi pada tahun 2001 dalam Yamin (2008:33) mengungkapkan bahwa tujuan belajar ranah kognitif membedakan antara proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari enam aspek dan disusun secara berjenjang meliputi mengingat (remember), mengerti (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate) dan mencipta (create). Dimensi pengetahuan adalah fakta, konsep, prosedur dan metakognisi.
Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berpikir”, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang
commit to user
adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat “mengingat” sampai ke tingkat paling tinggi yaitu “ mencipta”. Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan (mengingat), memahami dan menerapkan hanya membutuhkan proses berfikir rendah (lower level of thinking process ), sedangkan menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan membutuhkan proses berfikir tingkat tinggi (higher level of thinking process ). Perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru ditunjukkan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru Tingkatan
Lama
Baru/dimensi proses kognitif C1 Pengetahuan (Knowlwdge) Ingatan (Remember) C2 Pemahaman (Understand) Pemahaman (Understand) C3 Penerapan (Apply)
Penerapan (Apply)
C4 Analisis (Analyze)
Analisis (Analyze)
C5 Sintesis (Synthesis)
Evaluasi (Evaluate)
C6 Evaluasi (Evaluate)
Cipta (Create)
b) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan sikap dan nilai. tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya dalam pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.
Menurut Sudjana (2008:30) ada beberapa jenis ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yaang kompleks.
a. Receving (attending) yakni semacam kepekaan yang dalam menerima rangsang (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
commit to user
terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimiulus tadi. Dalam evaluasi ini temasuk di dalamnya ketersediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d. Organisasi yakni pengembangan dari pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas yang telah dimilikinya. yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam hirarki nilai. Peserta didik telah mimiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya sehingga membentuk karakteristik pola hidup.
c) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Hasil psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Anita harrow dalam Yulaelawati (2004:63) mengelola taksonomi ranah psikomotor menurut derajad koordinasi yang meliputi koordinasi ketidaksengajaan dan kemampuan yang dilatihkan. Taksonomi ini dimulai dengan gerak refleks yang sederhana pada tingkatan rendah ke gerakan otot yang lebih kompleks pada tingkatan tertinggi. Hirarki ranah psikomotor dapat digolongkan meliputi gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap (perceptual), kegiatan fisik dan komunikasi tidak berwacana.
commit to user
merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus.
2. Gerakan dasar Merupakan pola gerakan yang di vaariasi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks daan gerakan yang lebih kompleks.
3. Gerakan tanggap (perceptual) Merupakan penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
4. Kegiatan fisik Merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan dan kekuatan suara.
5. Komunikasi tidak berwacana Merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh ini merentang dari ekspresi mimik muka sampai dengan gerakan koreografi.
5. Learning Cycle 7E
Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan konstruktif. Pandangan ini berasumsi bahwa mengajar bukan sebagai proses di mana gagasan-gagasan guru (dosen) diteruskan pada para peserta didik, melainkan sebagai proses untuk mengubah dan membangun gagasan-gagasan peserta didik yang sudah ada. Seperti yang diungkapkan oleh Renner et al (1988) dalam Nuhoglu dan Yalcin (2006:28), “The leaning cycle is a well established inductive approach to learning scienc “. Model Learning Cycle menekankan pada model pembelajaran yang berorientasi kehakikat sains yaitu sebagai produk, proses dan alat untuk mengembangkan sikap ilmiah. Siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran siklus adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siklus belajar (Learning Cycle) merupakan salah satu model
commit to user
tiga tahap, yaitu Eksplorasi (exploration), Pengenalan konsep (concept introduction) , dan Penerapan konsep (concept application). Pada proses selanjutnya, Tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap yang sering disebut dengan Learning Cycle 5E. Tahapan dari Learning Cycle 5E yaitu engage, explore, explain, extend dan evaluate (Wena, 2011:171). Pada proses selanjutya Eisenkraft (2003:57) mengembangkan siklus belajar menjadi tujuh tahap. Tujuh tahap dari model Learning Cycle 7E adalah menekankan pada pentingnya memperoleh pemahaman konsep sebelumnya atau transfer konsep. Dalam model ini, guru tidak lagi mengabaikan pengetahuan awal siswa dalam proses pembelajaran. Perubahan model Learning Cycle 5E menjadi 7E ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Elicit Engage Engage
Elaborate Elaborate Evaluate Evaluate Extend
Gambar 2.1 Tahapan Perubahan Model Learning Cycle 5E Menjadi 7E
commit to user
7E dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Elicit Pada fase ini, guru berusaha menimbulkan atau mendatangkan pengetahuan awal siswa. Pada fase ini guru dapat mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa seperti kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
b. Engage Fase digunakan untuk memfokuskan perhatian siswa, merangsang kemampuan berpikir serta membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap konsep yang akan diajarkan. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa.
c. Explore Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan
dipelajari. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengamati data, merekam data, mengisolasi variabel,
merancang dan merencanakan eksperimen, membuat grafik, menafsirkan hasil, mengembangkan hipotesis serta mengatur temuan mereka. Guru merangkai pertanyaan, memberi masukan, dan menilai pemahaman.
d. Explain Pada fase ini siswa diperkenalkan pada konsep, hukum dan teori baru. Siswa menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya pada fase explore. Guru mengenalkan siswa pada beberapa kosa kata ilmiah, dan
commit to user
ilmiah untuk menjelaskan hasil eksplorasi.
e. Elaborate Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol, definisi, konsep, dan keterampilan pada permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari.
f. Evaluate Fase evaluasi model pembelajaran Learning Cycle 7E terdiri dari evaluasi formatife dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatife tidak boleh dibatasi pada siklus-siklus tertentu saja, sebaiknya guru selalu menilai semua kegiatan siswa.
g. Extend Pada tahap ini bertujuan untuk berfikir, mencari menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.
Ketujuh tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan siswa untuk menerapkan model Learning Cycle 7E pada pembelajaran di kelas. Guru dan siswa mempunyai peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari siklus belajar. Arah pembelajaran serta aktivitas guru dan siswa dalam setiap tahap dalam model Learning Cycle 7E dapat dijabarkan dalam Tabel 2.
Tabel 2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Learning Cycle 7e Fase 7e
Arah pembelajaran
Kegiatan guru
Kegiatan siswa Elicit
1) Memfokuskan
perhatian siswa
2) Menyelidiki Pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
1) Memfokuskan siswa terhadap materi yang akan dipelajari
2) Mengajukan pertanyaan
1) Memfokuskan diri terhadap apa yang disampaikan oleh guru
2) Mengingat kembali materi yang telah
commit to user
3) Menstiumulus berfikir
dengan pertanyaan seperti “Apa yang kamu pikirkan?”atau
“Apa yang kamu ketahui?” yang sesuai dengan permasalahan
3) Menampung semua jawaban siswa
3) Mengajukan pendapat jawaban berdasarkan pengetahuan sebelumnya atau pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari
Engage
1) Demonstrasi/ menyajikan fenomena
2) Bertukar informasi dan pengalaman
1) Menyajikan demonstrasi atau bercerita tentang fenomena alam yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
2) Memberikan pertanyaan untuk merangsang motivasi dan keingintahuan siswa
1) Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan atau mendemonstrasi- kan sebuah fenomena
2) Mencari dan berbagi informasi yang mendukung konsep yang
Explore
1) Menganalisis apa
yang telah dieksplorasi
2) Diskusi
3) Aktivitas
keterampilan berfikir: Membandingkan, mengklarifikasi, menganalisis
1) Membimbing siswa dalam menyiapkan laporan (data dan kesimpulan) eksperimen
2) Menganjurkan
siswa untuk menjelaskan laporan
1) Melakukan presentasi dengan cara menjelaskan data yang diperoleh dari hasil eksperimen
2) Mendengarkan penjelasan kelompok lain
commit to user
memecahkan masalah
dengan kata- kata mereka sendiri
3) Memfasilitasi
siswa untuk melakukan presentasi laporan eksperimen
4) Mengarahkan
siswa pada data dan petunjuk telah diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau dari hasil eksperimen untuk mendapatkan kesimpulan
5) Memberikan
pertanyaan arahan kepada siswa mengenai eksperimen yang dilakukan ketika diperlukan
6) Memberi waktu
yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan eksperimen
pertanyaan terhadap penjelasan kelompok
4) Mendengarkan dan memahami penjelasan/ klarifikasi yang disampaikan oleh guru (jika ada)
5) Menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan data yang telah didapat dan petunjuk (penjelasan) dari guru
6) Diskusi dalam kelompok untuk menjawab permasalahan yang disajikan dalam LKS
7) Membuat kesimpulan awal berdasarkan data yang diperoleh dari hasil eksperimen
Explain
1) Menganalisis apa
yang telah dieksplorasi
2) Diskusi
1) Membimbing
siswa dalam menyiapkan laporan (data dan kesimpul- an) eksperimen
1) Melakukan presentasi dengan cara menjelaskan data yang diperoleh dari hasil eksperimen
commit to user
Keterampilan berfikir: membandingkan, mengklarifikasi, menganalisis kesalahan
siswa untuk menjelaskan laporan eksperimen dengan kata- kata mereka sendiri
3) Memfasilitasi
siswa untuk melakukan presentasi laporan eksperimen
4) Mengarahkan
siswa pada data dan petunjuk telah diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau dari hasil eksperimen untuk mendapatkan kesimpulan
penjelasan kelompok lain
3) Mengajukan pertanyaan terhadap penjelasan kelompok lain
4) Mendengarkan dan memahami penjelasan/ klarifikasi yang disampaikan oleh guru (jika ada)
5) Menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan data yang telah didapat dan petunjuk (penjelasan) dari guru
Elabo- rate
1) Menerapkan apa
yang telah dijelaskan pada fase Explain
2) Mengaplikasi
pengetahuan yang telah didapatkan
1) Mengajak
siswa untuk menggunakan istilah umum
2) Memberikan
soal atau permasalahan dan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan
3) Menganjurkan
siswa untuk menggunakan konsep yang telah mereka
1) Menggunakan istilah umum dan pengetahuan yang baru
2) Menggunakan Informasi sebelumnya yang didapat untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan
3) Menerapkan pengetahuan yang baru untuk
commit to user
3) Aktivitas dalam
berfikir: Membandingkan, mengklarifikasi menggunakan konsep yang telah dipejari sebelumnya
1) Memperlihatkan
hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain
2) Memberikan
pertanyaan Untuk membantu siswa melihat hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep/ topik yang lain
3) Mengajukan
pertanyaan tambahan yang sesuai dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi konsep dari materi yang dipelajari
1) Melihat hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain
2) Membuat hubungan antara konsep yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari- hari sebagai gambaran aplikasi konsep yang nyata
3) Menggunakan pengetahuan dari hasil eksperimen untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, terkait dengan konsep yang telah dipelajari
4) Berfikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari
Evaluate
1) Melakukan
penilaian Internal dan eksternal terhadap aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbangun
1) Memberikan
penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari
2) Melakukan
penilaian kinerja melalui
1) Mengerjakan kuis
2) Menjawab pertanyaan lisan yang diajukan oleh guru (baik berupa pendapat maupun fakta)
commit to user
2) Melakukan tes
3) Penilaian
penampilan
4) Menghasilkan sebuah karya
selama proses pembelajaran
3) Memberikan
kuis
3) Mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk menjelaskan konsep yang telah dipelajari
(Lorsbach, 2006: Einskraft, 2009 dalam Hardiansyah, 2010: 20)
Adapun keunggulan dan kelemahan dari model siklus belajar adalah:
1. Keunggulan
a. Dapat menumbuhkan kegairahan belajar peserta didik.
b. Meningkatkan motivasi belajar, kerja sama, saling belajar, keakraban, saling menghargai, partisipasi, kemampuan berbahasa peserta didik.
c. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan.
d. Kegiatan belajar lebih mantap.
e. Pengetahuan yang didapatkan lebih melekat.
2. Kelemahan
a. Persiapannya memerlukan banyak tenaga, pikiran, alat dan waktu.
b. Memerlukan pendidik yang mampu mengelola kelas dan mengatur kerja kelompok dengan baik.
c. Membutuhkan media, fasilitas dan biaya yang cukup besar.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Learning Cycle 7E
Beberapa penelitian telah dilakukan yang menunjukkan keefektifan penerapan pembelajaran Learning Cycle 7E. Hasil penelitian yang telah dilakukan Tika (2008:200) menyimpulkan bahwa model pembelajaran learning cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan Soeprodjo et al (2008:229) di SMA Negeri 1 Temanggung yang menyimpulkan bahwa model Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil penelitian dari Susilawati et al (2010:324) menunjukkan bahwa
commit to user