Analisis Kelayakan Ekonomi dan Dampak Ling- kungan
3.5. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Dampak Ling- kungan
Faktor penting dalam perkembangan sumber daya manu- sia, diantaranya adalah kesehatan. Dengan memperkenalkan cara memasak menggunakan tenaga matahari dapat dipakai sebagai alternatif untuk mengurangi paparan polutan dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesehatan bagi pemakai energi fosil. Energi ramah lingkungan akan mem- berikan keuntungan lebih bagi konsumen yang mengguna- kan kompor surya untuk memasak.
Proses pembakaran pada kompor energi fosil adalah pembakaran tidak sempurna sehingga dapat menghasilkan polutan karbon monoksida (CO) dan karbondioksida (CO 2 ). Jenis bahan bakar dan tungku pembakaran mempengaruhi Dari spesifikasi tersebut, kompor surya yang dibuat
proses pembakaran dan tingkat emisi gas CO dan CO 2 . mudah untuk dibawa kemana-mana dan dipindahkan dengan aman. Bagian luar kolektor dari kayu dilengkapi dengan
Tabel 5. Faktor emisi CO dan CO 2 hasil pembakaran engsel untuk memudahkan dalam membawa. Bagian reflek-
beberapa jenis bahan bakar [9]
tor juga mudah dipasang dan dilepas dari bagian kayu No. Jenis bahan Faktor emisi CO kolektor dengan sudut kemiringan yang sudah dibuat tetap. Faktor emisi
bakar
(kg/TJ) Demikian juga, antara bagian aluminium kolektor dengan CO 2 (kg/TJ)
bagian kayu kolektor mudah dipasang dan dilepas. Bahan
30.500 112.000 yang digunakan juga mudah diperoleh. Oleh karena itu,
1. Kayu bakar
26.600 97.500 secara teknis kompor surya ini mudah dan aman digunakan.
2. Briket batubara
19.600 71.900 Begitu pula, jika suatu saat kompor surya ini tidak dipakai
3. Minyak tanah
17.200 63.100 maka setiap bagian konstruksinya dapat digunakan untuk
4. LPG
keperluan yang lain, misalnya sebagai alas untuk tempat Di kehidupan masyarakat Indonesia ada 4 jenis bahan makanan atau tempat menyimpan air.
bakar fosil yang sebagian besar digunakan untuk memasak, Setiap kompor surya dapat memberikan daya efektif 70 –
yaitu minyak tanah, gas LPG, briket batubara dan kayu bakar 130 W berdasarkan perhitungan dan setiap hari kompor
(biomassa). Dari semua jenis bahan bakar tersebut akan dapat digunakan selama 5 jam (9:00 - 14:00 WIB). Jika
dibandingkan dengan kompor energi surya dari sudut pan- diasumsikan kompor surya bisa digunakan selama 146 hari
dang nilai ekonomi dan nilai lingkungannya. Perbandingan dalam setahun (40%) maka dalam 1 tahun satu kompor akan
ini penting dan memudahkan konsumen untuk memilih menyediakan energi termal sebesar (1×130×146×5×3600=)
bahan bakar untuk memasak.
341640000 J/s atau 341,64 MJ/s. Hal ini setara dengan
0,0949 MWh.
a. Memasak dengan kayu bakar (biomassa padat)
Tabel 4. Perbandingan tipe bahan bakar [2] Memasak dengan kayu bakar dinilai boros dan menimbulkan emisi CO dan CO 2 yang sangat besar. Untuk
satu kali memasak, dibutuhkan sedikitnya 1,5 kg kayu dengan daya bakar yang besar. Diperkirakan setiap keluarga menggunakan 135 kg kayu bakar per bulan. Selain itu, memasak dengan kayu bakar itu harus ditunggu, tidak bisa ditinggal [2].
Penggunaan satu kompor surya diasumsikan akan mengurangi konsumsi 40% kayu bakar per tahun yang digu- Dengan memperhatikan besarnya energi termal yang
nakan oleh satu keluarga. Bila setiap keluarga menggunakan digunakan dalam kompor energi surya, maka kompor surya
135 kg kayu bakar per bulan, maka berarti telah diselamatkan dapat digunakan masyarakat sebagai metode alternatif dalam
54 kg kayu bakar per bulan.
memasak. Bagi konsumen yang mempunyai banyak Berdasarkan hasil pengamatan UNDP (2001), kayu bakar kegiatan maka bisa memasak sambil melakukan aktivitas
dapat menimbulkan emisi CO 2 dan besarnya energi kayu utamanya. Dalam menggunakan kompor surya, konsumen
bakar kayu yang dipindahkan ke dalam panci memasak bisa meninggalkannya dan mengambil masakannya setelah
hanya 5 – 15%. Untuk aplikasi praktis efisiensi kompor kayu kira-kira 2 jam.
( η) = 10%. Konsumsi kayu bakar dihitung dari energi yang disediakan oleh kompor surya dan mengubah energi ini
K-51 K-51
mendidihkan air 1,5 L maka akan menimbulkan emisi
kg CO 2 karena energi untuk mendidihkan air 1,5 L
adalah sebesar 452,51 kJ.
dengan E = energi biomassa (J) Emisi CO dan CO 2 dari kompor bahan bakar batubara t = waktu penggunaan dari kompor surya (s)
yang masih cukup besar menuntut partisipasi masyarakat P = daya efektif kompor surya = 130 W = 130 J/s η = efisiensi memasak dengan kayu bakar; η = 10% dalam mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut. Alternatif
termurah yang dapat dilakukan bersama-sama dalam upaya The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengurangi emisi gas rumah kaca adalah gerakan bersama menyatakan bahwa faktor emisi karbon dari kayu bakar atau penghematan energi dengan menggunakan kompor energi biomassa padat adalah 29,9 kg C/GJ atau 0,0299 kg C/MJ
surya.
(IPCC, 1996). Penangkapan massa emisi karbon dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
c. 𝑚 Memasak dengan minyak tanah
C = 𝑃 × 𝑡 × 0,299 kg C/MJ (2)
dengan m C = massa emisi karbon (kg) Minyak tanah adalah produk hasil destilasi sederhana dari Penangkapan massa emisi karbon dapat dikonversi
minyak mentah, yang dikenal dalam bahasa Inggris menjadi massa emisi karbondioksida dengan menggunakan
kerosene . Harga minyak tanah di pasaran mencapai Rp persamaan berikut.
8.500,00/liter. Akan tetapi saat ini minyak tanah sulit di-
dapatkan di pasaran. Dengan 1 liter minyak tanah bisa Untuk kompor surya dengan daya P = 130 W setiap
𝑚 CO 2 = 𝑚 C × 44/12 kg CO 2 /kg C (3)
dipakai memasak selama 2 – 3 jam[2]. kompor dan diasumsikan waktu penggunaan dalam 1 tahun
Jika dalam 1 hari konsumen menggunakan 2 liter minyak adalah 146 hari (40%) maka dengan mengunakan persamaan
tanah maka dalam 1 hari akan mengeluarkan uang Rp energi biomassa sebesar 341640 kWs/tahun untuk setiap
17.000,00. Dengan kompor surya yang bisa digunakan kompor atau sekitar 341 MJ/tahun. Besarnya penangkapan
selama 146 hari dalam setahun (40%) maka dalam 1 tahun massa emisi CO 2 dari kayu bakar atau biomassa dapat
satu kompor surya dapat menghemat pemakaian 292 liter dihitung dengan menggunakan persamaan yaitu 374 kg
minyak tanah atau mengurangi pengeluaran dengan Rp CO 2 /tahun untuk satu kompor surya.
2.482.000,00. Selain itu, apabila minyak tanah digunakan Berdasarkan data dari IPCC (2007), faktor emisi kayu
untuk mendidihkan air 1,5 L maka akan menimbulkan emisi bakar 112.000 kg CO 2 /TJ. Jika kayu bakar digunakan untuk
CO 2 3,3·10 -2 kg karena faktor emisi minyak tanah 71.900 kg mendidihkan air 1,5 L maka akan menimbulkan emisi
CO 2 /TJ. Dengan menggunakan kompor surya akan meng- 5,1·10 kg CO 2 . Oleh karena itu, dengan menggunakan
hemat pengeluaran uang dan juga akan membantu kompor surya dapat mengurangi emisi tersebut.
mengurangi emisi gas CO dan CO 2 . Jika kayu diperoleh di lokasi yang subur, tentu ada harapan sumber energi itu bisa berkesinambungan. Akan
d. Memasak dengan LPG (elpiji)
tetapi, tidak semua masyarakat yang menggunakan bahan bakar kayu itu berada di lokasi yang subur. Di daerah
Kompor gas memiliki kelebihan, yaitu waktu panasnya terpencil dan tidak subur, masyarakat sering dihadapkan
tidak lama, mudah meregulasi pijar panas, berpijar cepat ketiadaan pilihan untuk memanfaatkan kayu sebagai sumber
sesuai kebutuhan dan sumber panas terlihat. Seperti banyak energi. Kompor surya menjadi penting peranannya, jika kayu
ditemui di Indonesia, elpiji ini menjadi pilihan utama makin sulit didapat. Dengan kompor tenaga surya, biaya
keluarga kelas menengah ke atas.
bahan bakar bisa ditekan lebih murah. Namun diperlukan Elpiji merupakan gas yang dicairkan untuk memper- waktu memasak yang lebih lama dari biasanya.
mudah dan memperkecil volume penampungan. Bila diban- dingkan dengan minyak tanah dan kayu bakar, daya
b. Memasak dengan briket batubara
pemanasan elpiji lebih tinggi sehingga memasak lebih cepat matang. Elpiji lebih efektif dibandingkan bahan bakar
Briket batu bara telah dikembangkan oleh B2TE Balai
lainnya.
Besar Teknologi Energi BPPT di Serpong, Tangerang. Saat ini harga resmi per tabung elpiji untuk massa 3 kg di Briket ini tanpa karbonisasi bertipe sarang tawon dan telur
daerah bisa mencapai Rp 14.500 per tabung. Tabung dengan yang dilengkapi dengan penyulut sehingga memudahkan
massa 3 kg ini bila digunakan untuk memasak selama 2 –3 proses penyalaan kompor briket batu bara.
jam per harinya maka 1 tabung elpiji dapat dipakai untuk 3 – Briket tipe ini aman, tidak bisa meledak, selama proses
5 hari. Harga kompor gas paling murah harganya Rp tidak perlu dipantau dan tidak menimbulkan jelaga. Harga
briket batubara ini Rp 2.500,00 per kg. Harga kompor Jika dalam 1 bulan konsumen menggunakan 7 tabung berkisar Rp 80.000 sampai Rp 200.000. Penggunaan 1 – 1,8
elpiji 3 kg maka akan mengeluarkan uang Rp 101.500,00. kg briket batubara sama dengan 1 liter minyak tanah,
Dengan kompor surya yang bisa digunakan selama 146 hari tergantung pada efisiensi kompor atau tungku briket batu
dalam setahun (40%) maka dalam 1 tahun satu kompor surya bara yang digunakan.
dapat menghemat pengeluaran dengan Rp 487.200,00. Dibandingkan dengan kompor minyak tanah (meng-
Selain segala bentuk keuntungan dan kemudahan yang hasilkan emisi karbon monoksida sekitar 19.600 kg/TJ),
ditawarkan dengan penggunaan LPG sebagai bahan bakar kompor briket batubara menghasilkan emisi karbon monok-
terutama untuk rumah tangga, ternyata ada faktor-faktor yang sida lebih besar yaitu sekitar 26.600 kg/TJ [9]. Oleh karena
harus dipertimbangkan yaitu dari segi emisi yang dihasil- itu, tidak disarankan dipakai di dalam dapur tertutup untuk
kannya. Hasil pembakaran LPG yang tidak sempurna ter- kannya. Hasil pembakaran LPG yang tidak sempurna ter-
surya harus relatif murah harganya dibandingkan dengan mendidihkan air 1,5 L maka akan menimbulkan emisi
bahan bakar fosil.
3,3·10 -2 kg CO
2 karena energi untuk mendidihkan air 1,5 L adalah sebesar 452,51 kJ.
4. KESIMPULAN
Standard kualitas udara yang dikeluarkan oleh lembaga
perlindungan lingkungan internasional (EPA, 2000), batas Dari hasil penelitian dan analisis data dapat diambil standard lingkungan untuk polutan CO sebesar 9 ppm (nilai
beberapa kesimpulan sebagai berikut. per jam dari rata-rata dalam 8 jam) dan untuk polutan CO 2 1. Dari variasi bentuk geometri, diperoleh semakin banyak
sebesar 35 ppm (nilai per jam dari rata-rata dalam 1 hari). sisi reflektor maka semakin baik kinerja kompor surya. Emisi gas CO 2 dan CO berperan penting dalam gejala
Oleh karena itu, untuk ke depannya dapat dikembangkan pemanasan global atau dikenal sebagai gejala rumah kaca
model kompor surya dengan banyak reflektor. Akan yang diikuti oleh penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan
tetapi, secara teknis harus mudah dan aman serta dari segi ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak ini dapat berpengaruh
ekonomi, harus relatif murah harganya dibandingkan terhadap pola iklim di indonesia, mengganggu ekosistem dan
dengan bahan bakar fosil.
merusak SDA hayati.
2. Kompor surya segi enam dengan luas kolektor 0,36 m 2 Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam dan
dan luas total reflektor 1,6384 m 2 dapat mendidihkan air pengembangan energi yang berbasis pada sumber energi
1,5 liter dalam panci selama 100 menit dan dengan luas terbarukan seperti energi surya, harus menjadi pertimbangan
2 kolektor 0,16 m 2 dan luas total reflektor 0,7396 m yang utama dalam pengelolaan dan pemakaian sumber
diperlukan waktu 105 menit dengan sudut kemiringan energi di masa datang karena ramah lingkungan.
reflektor 65° dan intensitas sinar matahari ±1100 W/m 2 . Dana untuk pembuatan alat pemasak dari tenaga matahari
3. Penggunaan kompor surya akan mengurangi emisi CO tersebut tidak banyak dan jika sudah tidak penelitian lagi atau
dan CO 2 ke lingkungan pada pemakaian bahan bakar sudah memasuki tahap produksi, apalagi produksi massal,
fosil.
harga per paket pemasak matahari, tidak lebih dari Rp 300.000,00 atau sebanding dengan harga sebuah kompor
DAFTAR PUSTAKA
gas. Selain itu kompor matahari juga relatif lebih murah
dibandingkan dengan bahan bakar memasak yang lain saat [1] Anonim. 2010. "Thermal conductivity of some ini. Perincian biaya pembuatan kompor surya berdasarkan
common materials". http://www.engineeringtoolbox. penelitian ini dapat ditunjukkan dalam Tabel 6 berikut.
com. 2 April 2010 [2] Anonim. 2010. "Energy and Economic Statistics of
Tabel 6. Biaya pembuatan kompor surya Indonesia 2009". http://www.esdm.go.id. 17 Mei 2010 [3] Anonim, 2009. "The Solar Cooking Archive". http://solarcooking.org/default.htm. 21 Agustus 2009. [4] Boyle, G. 2004. Renewable Energy. Oxford: Oxford
University Press. [5] Danielsson, J and Elamzon, J. 2006. Development of a Technical, Economical and Environmental Sustainable Solar Oven Technology – A Field Study in SriLangka. Sweden: Halmstad University Press.
[6] Dessus, B. and Pharablod, F. 2000. Solenergi. Italy: Omnigraf International. Environmental Protection [7] Agency. 2000. "National Primary and Secondary Ambient Air Quality Standards". Code of Federal Regulations, Title 40, Part 50, Washington: U.S. Government Printing Office.
[8] Holman, J.P. 1995. Perpindahan Kalor. Edisi 6.
3.6. Pengembangan Kompor Surya di Masa Depan Diterjemahkan oleh E. Jasjfi. Jakarta: Erlangga. [9] IPCC. 2007. "Pedoman Inventarisasi Gas Rumah
Bagi masyarakat dengan tingkat perekonomian tinggi, Kaca". Viewed in http://www.ipcc.ch/publications_ kompor surya penting juga. Selaras dengan prinsip "go
and_data.htm. 20 Juli 2010
green ", kompor surya mampu menjadi pilihan gaya hidup. [10] IPCC. 1996. "Reference Manual Energy of Guidelines Oleh karena itu, untuk mengurangi penggunaan bahan bakar
for National Greenhouse Gas Inventories". Chapter 1. fosil dalam memasak digunakan energi alternatif dari sinar
Viewed in http://www.ipcc-nggip.iges.or.jp/public/gl/ matahari yang dianggap layak dari segi teknis, ekonomi, dan
guidelin/ch1ref2.pdf. 15 Mei 2010 lingkungan diperlukan partisipasi aktif masyarakat dan
[11] Kurt, H., Atik, K., Özkaymak, M., Recebli, Z. 2008. pemerintah.
Thermal Performance Parameters Estimation of Hot Dari hasil penelitian ini maka untuk ke depannya dapat
Box Type Solar Cooker by Using Artificial Neural dikembangkan model kompor surya dengan banyak reflektor
Network. International Journal of Thermal Sciences, yang mendekati bentuk parabola. Akan tetapi, dalam
penggunaan dan pengoperasiannyasecara teknis harus
K-53
[12] Mulyanef dan Gusliyadi. 2008. Kajian Eksperimental [13] Rahardjo, I. dan Fitriana, 2008. "Analisis Potensi Kompor Tenaga Surya Tipe Box Menggunakan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia" dalam Konsentrator Cermin Datar pada Empat Sisi Kolektor.
http://www.geocities.com/markal_bppt/publish/pltkcl/p Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II,
lrahard.pdf. 20 Agustus 2009 17-18 November 2008, Universitas Lampung.