Manfaat Penelitian
1.3. Manfaat Penelitian
Bahan utama kayu banyak digunakan untuk berbagai
macam keperluan seperti konstruksi rumah, meubelair, panel-panel, accecories dan lainnya. Kebutuhan kayu dari
1. Penelitian ini merupakan konstribusi positif bagi pengem- tahun ke tahun semakin meningkat setelah bahan baku logam.
bangan produk khususnya dibidang material teknik untuk Peningkatan kebutuhan ini tidak dapat diimbangi dengan
memproduksi box speaker.
2. Material baru ini sepenuhnya memanfaatkan limbah/ tanan dan perdagangan kayu diperketat untuk melindungi
persediaan yang cukup, dikarenakan regulasi sektor kehu-
sampah yang tidak mempunyai nilai ekonomis sama kelestarian alam dan ekosistem yang ada.
sekali.
3. Penelitian ini merupakan sumbangsih perguruan tinggi berupa serpihan/tatal kayu dan serbuk/partikel kayu hampir
Sementara itu pada sisi lain, limbah kayu baik yang
kepada masyarakat untuk pengembangan wirausaha. tidak dimanfaatkan secara optimal, seringkali limbah kayu tersebut hanya digunakan untuk bahan bakar yang rendah
1.4. Tinjuan Pustaka
nilai ekonominya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai Komposit dirancang dengan kekuatan dan kekakuan ekonomi limbah kayu tersebut adalah dengan menjadikan
tinggi, dapat memberikan kekuatan dan kekakuan spesifik sebagai bahan baku pembuatan papan partikel/bahan kom- yang melebihi bahkan dapat beberapa kali lipat dibandingkan posit. dengan baja dan aluminium, komposit terhindar dari korosi Produk yang dihasilkan dari pemanfaatan papan partikel
serbuk kayu cukup luas selain untuk produk meubel juga serta memberikan penampilan dan kehalusan permukaan untuk box speaker.
lebih baik ( Malau V, 2000 ).
Penambahan filler (serbuk gergaji kayu) ke dalam matriks
1.2. Tujuan Penelitian
bertujuan mengurangi densitas, meningkatkan kekakuan dan mengurangi biaya per unit volume. Filler ditambahkan ke
1. Mendapatkan data pengaruh perbandingan tekanan kom- dalam matriks dengan tujuan meningkatkan sifat mekanis paksi pada komposit serbuk kayu terhadap sifat mekanis
melalui penyebaran tekanan yang efektif di antara serat dan terutama kekuatan bending.
matriks ( Han, 1990).
Komposit yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai bila
serbuk kayu terdistribusi dengan baik di dalam matriks.
(1) Dalam kenyataan, afinitas antara serbuk kayu dengan plastik
sangat rendah karena kayu bersifat hidrofilik sedangkan
Keterangan:
plastik bersifat hidrofobik. Akibatnya komposit yang ter- 3 ρ adalah massa jenis (kg/m ) bentuk memiliki sifat-sifat pengaliran dan moldability yang
m adalah massa
(kg)
rendah dan pada gilirannya dapat menurunkan kekuatan 3 V adalah volume (m )
bahan (Han, 1990).
Han (1990), Strak dan Berger (1997) dan Oskman dan
2.3. Diagram alir penelitian
Clemons (1997), meneliti faktor-faktor yang berperan penting dalam pembuatan komposit serbuk kayu plastik,
Mulai
yaitu tipe dan bentuk bahan baku, jenis kayu, nisbah filler dan matrik, jenis dan kadar compatibilizer serta kondisi saat pengadonan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai
batas tertentu terjadi peningkatan kekuatan komposit dengan Menyiapkan bahan utama penelitian ( matrik makin kecil ukuran serbuk yang digunakan, tipe, nisbah dan resin urea formaldehid, mesin press )
serbuk dan plastik, kadar air serta jenis kayu berpengaruh nyata terhadap sifat-sifat komposit yang dihasilkan.
Setyawati (2003) meneliti pengaruh ukuran nisbah serbuk
kayu dengan matriks, serta kadar compatibilizer terhadap Jenis serbuk kayu B sifat fisis dan mekanis komposit kayu polipropilena daur
Jenis serbuk kayu A
Tekanan kompaksi 2 : 1 dan 3 : 2
Tekanan kompaksi 2 : 1 dan 3 : 2
ulang. Hasil menunjukkan pola yang sama dengan komposit yang menggunakan polipropilena murni, yaitu sifat-sifat komposit meningkat dengan makin halusnya ukuran partikel.
Sulaeman (2003), meneliti deteriosasi komposit kayu
Pengujian bending dan densitas
plastik polipropilena daur ulang oleh cuaca dan rayap. Hasil papan komposit penelitian menunjukkan komposit kayu plastik daur ulang
dapat terdegradasi oleh cuaca, akan tetapi tahan terhadap
Pembuatan benda uji untuk uji akustik
serangan rayap. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam peman- faatan serbuk kayu sebagai filler dalam pembuatan komposit
Analisis data dan Pembahasan
kayu plastik adalah jenis kayu, ukuran serbuk serta nisbah antara serbuk kayu dan plastik. Hal lain yang perlu diperhati- kan adalah sifat dasar dari serbuk kayu itu sendiri. Kayu
Penyusunan laporan akhir
merupakan bahan yang sebagian besar terdiri dari selulosa (40-50%), hemiselulosa (20-30%), lignin (20-30%) dan
sejumlah kecil bahan-bahan anorganik dan ekstraktif. Selesai Karenanya kayu bersifat hidrofilik, kaku serta terdegradasi
secara biologis. Sifat-sifat tersebut menyebabkan kayu
Gambar 1. Diagram alir penelitian
kurang sesuai bila digabungkan dengan plastik, karena itu dalam pembuatan komposit kayu plastik diperlukan bantuan
2.3.1. Pengujian bending
coupling agent (Febrianto, 1999). Uji lengkung ( bending test ) merupakan salah satu bentuk
2. METODOLOGI
pengujian untuk menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk mengukur
2.1. Alat dan Bahan
kekuatan material akibat pembebanan.
- Serbuk kayu Contoh uji berukuran 5 x 20 cm pada kondisi kering udara. - Hot press machine
Lebar bentang (jarak penyangga) 15 kali tebal nominal, tetapi - Resin urea formaldehid.
tidak kurang dari 15 cm.
- Osiloskop (GW Instek GDS-1102, Max Frekuensi 100
MHz) 20 - Amplifier (tipe GM 022, Frekuensi output 50 – 10 KHz,
Impedansi output 8 ohm) 5 - Speaker diameter 8 inc
- Timbangan digital - AFG (Audio Frekuensi Generator)
- Microphone
Gambar 2. Ukuran Bahan Uji Bending (ISO 8335 – 1987) Perhitungan Densitas
2.2. Macam pengujian
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan Nilai MOR papan partikel dapat dihitung dengan rumus volume benda. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah
sebagai berikut (ISO 8335-1987):
PL Densitas komposit serbuk kayu 3. .
MOR
bh 2. .
Keterangan: MOR = modulus patah (kg/cm 2 ) 800 700
P = beban sampai patah (kg)
L = panjang bentang (cm)
3 B = lebar contoh uji (cm) Densitas ( kg/m ) 400
H = tebal contoh uji (cm)
Kayu Trembesi
Kayu Sengon laut
2.3.2. 100 Pengujian akustik
Alur pengujian akustik dengan mengguanakan alat-alat di
Perbandingan kompaksi
atas adalah:
(Audio Frekuensi AFG
Amplifier
Generator)
( Output ke Box Speaker )
Osiloskop Amplifier
Microphone ( Input dari
Gambar 3. Skema pengujian akustik Gambar 5. Densitas dan modulus patah terhadap per-
bandingan kompaksi
Dari data pada Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa papan partikel kayu trembesi dengan tekanan kompak 2:1 merupa- kan papan komposit berkerapatan sedang (Medium Density
particleboard ) dengan nilai 0,73 gr/cm 3 . Sedangkan papan partikel untuk perlakuan lainnya menunjukkan klasifikasi papan partikel berkerapatan rendah (Low Density particle- board ).
Selain dari kerapatan, sifat fisis dan mekanis papan par- tikel kayu trembesi dan sengon laut dengan tekanan kom- paksi 2:1 juga menunjukkan modulus patah (MOR) yang
memenuhi standar FAO yaitu sebesar 225 dan 300 kg/cm 2 . Hal ini menunjukkan bahwa tekanan yang diberikan saat
Gambar 4. Spesimen uji akustik pressing sangat menuntukan tingkat kepadatan papan pasti- kel (Density).
Spesimen benda uji ISO-354 (measurement of sound Densitas bahan komposit serbuk kayu mempengaruhi absorbtion in a reverberation room ) yaitu pengujian material
modulus elastisitasnya (MOE) dan modulus patahnya dalam ruang dengung untuk mendapatkan koefisien absorbsi
(MOR). Makin tinggi densitas bahan komposit serbuk kayu sebagai standar pengujian pada berbagai frekuensi.
akan meningkatkan sifat kekakuan bahan yang menyebab- kan sifat getas pada bahan. Gambar 5 menunjukkan densitas
yang besar berbanding terbalik dengan nilai modulus
HASIL DAN PEMBAHASAN
patahnya.
Pengujian terhadap densitas dan modulus patah adalah Sedangkan hasil pengujian akustik bahan komposit ser- sebagai berikut:
buk kayu trembesi (Samanea Saman) dan sengon laut (Albazia Falcaria) sebagai berikut:
Tabel 1. Densitas dan modulus patah (MOR) komposit Dari gambar 5.3 tersebut di atas, menunjukkan bahwa input frekuensi yang diberikan mulai dari 30 Hz sampai ≤ Bahan komposit
Densitas 3 Modulus patah 2
(kg/m )
(kg/cm )
100 Hz mengalami penurunan output frekuensi untuk semua jenis komposit partikel dan perbandingan kompaksi. Besar-
nya tekanan kompaksi 2:1 relatif lebih tinggi output frekuensi Kayu Trembesi
Kayu Trembesi
yang ditimbulkan. Ini menunjukkan bahwa tekanan kom- Kayu Sengon Laut
paksi 2:1 yang diberikan pada komposit partikel kayu meng- Kayu Sengon Laut
hasilkan densitas yang lebih tinggi dan sifat akustik bahan komposit tersebut lebih baik. Begitu pula sebaliknya bahwa
Gambar 5 menunjukkan kerapatan dan modulus patah tekanan kompaksi 3:2 akan memberikan densitas yang pada masing-masing jenis bahan komposit serbuk kayu yang
rendah pada komposit partikel kayu, sehingga akustik bahan berbeda.
komposit tersebut kurang baik.
Tabel 2. Data pengujian akustik papan komposit kayu Gambar 6 menunjukkan bahwa peningkatan amplitudo sengon laut
pada papan partikel baik kayu trembesi dan kayu sengon dengan tekanan kompaksi 2:1 menunjukkan peningkatan
Frekue Sengon laut tebal 2 cm Sengon laut tebal 1 cm nilai yang signifikan dengan penambahan frekuensi. Sedang-
nsi in Tinggi Frekuensi
Tinggi
Frekuensi
(Hz) gelombang out (Hz) gelombang out (Hz)
kan pada papan partikel kayu trembesi dan sengon dengan (mV)
(mV)
tekanan kompaksi 3:2 tidak menunjukkan peningkatan nilai
seiring dengan penambahan frekuensi. Namun perlu diper-
hatikan peningkatan amplitudo dan frekuensi maksimal di
capai pada nilai 1000 Hz relatif berimbang, namun penam- 100
bahan frekuensi di atas nilai 1000 Hz menunjukkan pening- 1000
katan amplitudo cenderung tidak teratur/tidak seimbang. 2000
Dengan demikian peningkatan tekanan kompaksi dari 3:2 ke 2:1 akan meningkatkan densitas dan nilai akustik yang Tabel 3. Data pengujian akustik papan komposit kayu
lebih baik. Sehingga perlakuan tersebut di rekomendasikan trembesi
untuk dapat diterapkan pada pembuatan papan partikel Trembesi tebal 2 cm
serbuk kayu untuk bahan baku box speaker. Frekue nsi in
Trembesi tebal 1 cm
Selain keunggulan tersebut, peningkatan densitas akibat ( Hz) gelombang out (Hz) gelombang out (Hz)
Tinggi Frekuensi
Tinggi
Frekuensi
dari peningkatan tekanan kompaksi akan menurunkan nilai (mV)
(mV)
mekanis bahan, di mana bahan partikel relatif keras-getas.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kekakuan bahan
4. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai
Uji akustik komposit serbuk kayu
berikut:
1. Peningkatan tekanan kompaksi dari 3:2 ke 2:1 akan
meningkatkan densitas bahan untuk kedua jenis partikel
kayu yang di uji.
kayu trembesi 2:1 kayu sengon laut 2:1