Kro n o lo gi Ke lu a rn ya Fa tw a H a ra m “Go lp u t” Ole h MU I

A. Kro n o lo gi Ke lu a rn ya Fa tw a H a ra m “Go lp u t” Ole h MU I

Wacan a perlun ya dibuat hukum haram “golput” berm ula dari usul Ketua MPR-RI H idayat Nurwahid agar dibuat fatwa bersam a an tara MUI, NU, dan Muham m adiyah un tuk m en gharam kan “Golput”. Men urutn ya, fatwa itu diperlukan

karen a saat in i ban yak m asyarakat yan g apatis terhadap pem ilu. 14 Usul tersebut sam pai saat in i disam but den gan kon troversi, dan oleh karen an ya m en urut Ketua MUI Pusat bidan g Fatwa KH .

Ma’ruf Am in , 15 MUI tidak ujug-ujug m en geluarkan fatwa. Tapi ada pertan yaan m asyarakat yan g ten tun ya karen a wacan a publik yan g berkem ban g. Karen a m asalah pem ilu san gat krusial, m aka putusan n ya tidak diam bil oleh Kom isi Fatwa. Maka diagen dakan ijtim a’ ulam a den gan m elibatkan 70 0 ulam a seluruh In don esia dari sem ua kelom pok. Sem ua partai politik, bahkan bukan partai Islam sem ua sepakat: “Pem im pin yan g baik harus dipilih. Kalau tidak, n an tin ya yan g terpilih adalah pem im pin yan g tidak baik. Makan ya ketika seseoran g m em ilih oran g lain atau justeru tidak m em ilih berarti ikut berdosa karen a m en yebabkan terpilihn ya pem im pin yan g tidak baik”.

Kesepakatan tersebut di atas terjadi sebagai akibat dari terjadin ya perbedaan pan dan gan dalam in tern al Kom isi A itu sen diri, apakah Kom isi A m em bahas isu “golput”, ataukah isu pem ilu secara um um ? Akhirn ya disepakati isu pem ilu secara um um den gan fokus perhatian pada m asalah “tidak m en ggun akan hak pilih dalam pem ilu”, yan g dituan gkan dalam poin t em pat dari Keputusan Sidan g Plen o Kom isi A pada ijtim a’ ulam a III Kom isi Fatwa MUI di Padan g Pan jan g Sum atera Barat,

14 Tepatn ya 2 (dua) bulan sebelum Sidan g Ijtim a’ Kom isi Fatwa MUI digelar di Padan g Pan jan g, pada bulan Novem ber 20 0 8 , Ketua MPR-RI H idayat Nurwahid m en gusulkan

fatwa haram “golput” tersebut. Saat itu ia ditan ya oleh wartawan ten tan g pen dapatn ya atas usulan Dien Sam sudin ten tan g poros ten gah jilid II. Ia m en jawab, poros ten gah jilid

II berarti bicara ten tan g hasil pem ilu. Sem en tara yan g terjadi sekaran g in i ada oran g m en gajak “golput”. Fen om en a “golput” begitu m eruyak di m an a-m an a. “Golput” pada Pilkada m en in ggi luar biasa. (Lihat: H idayat Nurwahid, dalam “Fatwa “Golput” MUI Dip- lin tir Politisi, Fo r u m K e a d ila n , Edisi Nom or. 40 , o8 Februari 20 0 9, hlm . 8 5).

15 Ma’ruf Am in , “Fatwa Dibaca Reaksi pun Tiba”, dalam A u la , Edisi Nom or 0 3 Tahun

XXXI, Maret 20 0 9, hlm . 14.

Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 63

24– 26 J an uari 20 0 9. H asil keputusan sidan g dalam m asalah in i dapat dibaca selen gkapn ya sebagai berikut : 16

J ika dilihat dari isi Keputusan Kom isi A Ijtim a’ Ulam a Kom isi Fatwa MUI tersebut di atas, seben arn ya tidak ada yan g perlu diperdebatkan . Islam sebagai agam a tauhid, agam a yan g dilan dasi oleh ketertun dukan total han ya kepada Allah yan g tun ggal, m en ghen daki prin sip tauhid in i dijadikan

sebagai lan dasan dan paradigm a dalam kehidupan berpolitik. 17 Masyarakat tauhid in i diban gun atas prin sip-prin sip yan g san gat pen tin g, yaitu: Pertam a, kedaulatan m ilik syara’ (bukan m ilik

m an usia); 18 Kedua, keuasaan di tan gan um at. Maksudn ya, um at m elalui khalifah yan g terpilih dan Ketiga, kewajiban un tuk m en gan gkat seoran g pem im pin (khalifah) bagi seluruh kaum m uslim in m erupakan kewajiban bagi setiap in dividu m uslim . 19

Oleh karen a itu, tidak sem ua oran g layak m en jadi pem im pin (n egara) karen a jabatan in i m em pun yai tugas besar dan san gat pen tin g. Al-Mawardi, 20 m isaln ya m en jelaskan secara rin ci m en gen ai hal in i disertai den gan uraian ten tan g tujuan -tujuan yan g diharapkan dari pelaksan aan tugas seoran g pem im pin (n egara), yaitu: Pertam a, m en jaga prin sip-prin sip agam a yan g sudah tetap dan telah m en jadi kon sen sus um at terdahulu. J ika ada ahli bid’ah atau oran g sesat yan g m elakukan pen yelewen gan , m aka ia berkewajiban un tuk m eluruskan dan m en jelaskan yan g ben ar, serta m en jatuhkan hukum an had atas pelan ggaran n ya, agar dapat m em elihara agam a dari kerusuhan dan m en cegah um at dari kesesatan ; Kedua, m en erapkan hukum dian tara oran g-oran g yan g bersen gketa dan m en en gahi pihak-pihak yan g berten tan gan , sehin gga keadilan dapat berjalan dan pihak yan g dhalim tidak beran i m elan ggar serta yan g teran iaya tidak

16 M. Asrorun Ni’am Sholeh (Sekretaris Kom isi Fatwa MUI Pusat), dalam “Golput J auh dari Surga”, K h a lifa h , Edisi 9 Tahun I, 17 Februari – 16 Maret 20 0 9/ 21 Safar – 19 Rabiul

Awal 1430 H ., hlm . 4.

17 Sesungguhny a um atm u ini adalah um at y ang satu y ang Tuhanny a adalah Allah. Karen an y a sem bahlah Dia dan m en gabdilah kepada-N y a (Q. S. al-Anbiy a (21):92).

18 Q. S. an-N isa (4):65 dan Q. S. al-An’am (6):57. 19 Q. S. an-N isa(4):59.

20 Al-Mawardi dalam Muham m ad Yusuf Musa, N iz h a m a l-H u k m Fi a l-Is la m , (Kairo: Dar al-Kitab al-‘Arabiyyi, 1963), hlm . 90 .

64 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

m en jadi lem ah; Ketiga, m en jaga kewibawaan pem erin tah sehin gga dapat m en gatur kehidupan um at, m em buat suasan a am an , tertib, serta m en jam in keselam atan jiwa dan harta ben da; Keem pat, m en egakkan hukum , agar dapat m em elihara hukum -hukum Allah dari usaha-usaha pelan ggaran dan m en jaga hak-hak um at dari tin dakan yan g bersifat destruktif; Kelim a , m en cegah tim buln ya kerusuhan di ten gah-ten gah m asyarakat (SARA) den gan kekuatan , sehin gga tidak terjadi perm usuhan (agresi) terhadap kehorm atan atau m en um pahkan darah seoran g m uslim atau n on -m uslim yan g tun duk pada keten tuan Islam ; Keenam , J ihad m elawan m usuh Islam setelah lebih dahulu diajak un tu m asuk Islam atau m en jadi oran g yan g berada di bawah perlin dun gan Islam gun a m elaksan akan perin tah Allah, m en jadikan Islam m en an g di atas agam a-agam a lain ; Ketujuh, m en jaga hasil ram pasan peran g dan shadaqah sesuai den gan keten tuan syari’at, baik berupa nash atau jihad den gan tan pa rasa takut; Kedelapan, m en etapkan jum lah hadiah yan g dikeluarkan dari Baitul M al den gan cara tidak boros dan tidak kikir dan diserahkan tepat pada waktun ya; Kesem bilan, m en cari oran g-oran g yan g jujur dan am an at dalam m en jalan kan tugas-tugas dan pen gaturan harta yan g dipercayakan kepada m ereka, agar pekerjaan -pekerjaan tersebut ditan gan i secara profesion al dan harta kekayaan dipegan g oleh oran g-oran g yan g ben ar-ben ar jujur; dan Kesepuluh, selalu m em perhatikan dan m en gikuti perkem ban gan serta segala problem n ya agar dapat m elakukan pen an gan an um at den gan baik dan m em elihara agam a. Sebalikn ya, tidak m en yibukkan diri den gan kelezatan atau pun ibadah. Karen a terkadan g oran g jujur m en jadi khian at, oran g yan g lurus m en jadi pen ipu. 21

Dari tugas-tugas besar yan g harus diem ban oleh seoran g pem im pin di atas, terlihat bahwa Allah tidak han ya berhen ti m em beri m an dat tan pa praktik, dan tidak han ya m elaran g sekedar m en gikuti hawa n afsu, tetapi ditegaskan bahwa m en gikuti hawa n afsu sebagai perbuatan sesat. Sehin gga m eskipun m en urut

21 Sebagaim an a telah disitir dalam fi rm an Allah: “W ahai Daw ud, sungguh Kam i jadikan kam u khalifah di atas bum i. Karen a itu, jalan kan hokum den gan ben ar di ten gah

m an usia. Jan gan lah en gkau m en gikuti haw a n afsu, n iscay a en gkau akan sesat dari jalan Allah” (Q. S. Shaad (38 ):26).

Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 65 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 65

Den gan dem ikian , paradigm a yan g harus dipakai dalam m en yikapi terhadap kon troversi fatwa MUI ten tan g haram “golput”, adalah spirit (suasan a kejiwaan ) politik un tuk m em aksim alkan seluruh pihak dalam m en gan tarkan pem ilu yan g lebih berkualitas. Bukan paradigm a literalis, sehin gga seolah-olah apa yan g difatwakan oleh MUI Pusat tersebut

m en ghadirkan agam a dalam politik. 22 Kalau saja para LSM (NGO) itu bersuara “J an gan pilih Politisi Busuk”, Apa salahn ya kalau MUI han ya sekedar m en etapkan kriteria pem im pin yan g

tidak patut dipilih. 23 J adi, jan gan han ya terfokus perhatian n ya pada halal atau haram n ya itu sen diri dalam m en yikapi fatwa in i.