Beracara dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum

2. Beracara dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum

a . Ob je k S e n gke ta

Dalam hal kewen an gan MK un tuk m elakukan pen gujian terhadap PH PU An ggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, MK han ya m en erim a objek PH PU yan g telah ditetapkan dan dium um kan secara n asion al oleh Kom isi Pem ilihan Um um yan g m em pen garuhi: 8

a. Terpen uhin ya am ban g batas perolehan suara 2,5% (dua kom a lim a perseratus) sebagaim an a dim aksud dalam Pasal 20 2 ayat (1) Un dn ag-un dn ag Nom or 10 Tahun 20 0 8 ten tan g Pem ilihan Um um An ggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

b. Perolehan kursi partai politik peserta Pem ilu di suatu daerah pem ilihan ;

c. Perolehan kursi partai politik dan partai politik lokal peserta Pem ilu di aceh;

d. Terpilihn ya calon an ggota DPD. J adi, jika m en gutip pern yataan salah satu H akim

Mahkam ah kon stitusi, Akil Mochtar, yan g m en gatakan bahwa ”perselisihan hasil pem ilihan um um yan g akan diproses oleh MK han yalah jum lah suara yan g sign ifi kan dan

m en en tukan ”. 9 Karen a hal in i m erupakan pelaksan aan salah satu asas hukum acara MK, yaitu peradilan dilaksan akan secara cepat, sederhan a dan m urah.

Sedan gkan dalam hal pen gujian PH PU Presiden dan wakil Presiden , yan g m en jadi objek perselisihan adalah

8 Lihat, PMK No. 16 Tahun 20 0 9 Pasal 5 9 Akil Mochtar, seperti yan g pern ah diun gkapkan dalam Sem in ar Pen didikan Politik

bagi pem ilih pem ula yan g dilaksan akan oleh PSH K FH UII dan H an ss Siedel Foundation , di H otel In n a Garuda, Yogyakarta, Tan ggal 21 Maret 20 0 9

82 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 82 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

a. Pen en tuan pasan gan calon yan g m asuk pada putaran kedua Pem ilu Presiden dan wakil Presiden ; atau

b. Terpilihn ya pasan gan calon sebagai Presiden dan Wakil Presiden .

Tidak jauh berbeda den gan pen gujian PH PU Presiden dan Wakil Presiden , un tuk objek perselisihan Pem ilukada, seperti yan g disebutkan dalam PMK No. 15 tahun 20 0 8 Pasal

4 m en yatakan bahwa objek perselisihan Pem ilukada adalah hasil pen ghitun gan suara yan g ditetapkan oleh Term ohon yan g m em pen garuhi:

a. pen en tuan pasan gan calon yan g dapat m en gikuti putaran kedua Pem ilukada; atau

b. terpilihn ya Pasan gan Calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Pada in tin ya perm ohon an hasil pem ilihan um um m en gajukan dua hal pokok, yaitu (i) adan ya kesalahan perhitun gan yan g dilakukan oleh KPU dan (ii) hasil perhitun gan yan g ben ar m en urut pem ohon . Dasar perhitun gan pem ohon harus didasarkan pada alat-alat bukti yan g dapat m en un jukkan ketidakben aran perhitun gan KPU. Kem udian berdasarkan hal tersebut pem ohon m em in ta agar MK m em batalkan hasil perhitun gan suara yan g dium um kan KPU dan agar MK m en etapkan hasil perhitun gan suara yan g ben ar m en urut pem ohon (Pasal 75 UU MK). 11

Nam un , pada ken yataan n n ya MK telah m elakukan keputusan yan g sem pat m en jadi kon troversi, yaitu salah satun ya adalah putusan pada PH PU Kepala Daerah J awa Tim ur. Keputusan tersebut adalah m em erin tahkan kepada KPUD J awa Tim ur un tuk m elakukan pem un gutan suara ulan g (Ban gkalan dan Sam pan g) dan pen ghitun gan ulan g (Pam ekasan ). Dim an a hal in i adalah sebuah keputusan

10 Lihat, PMK No. 17 Tahun 20 0 9 Pasal 4 11 Maruarar Siahaan , “H ukum Acara...., Op., Cit”, hlm . 48 .

Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

Pelaksanaan putusan dalam perkara perselisihan tentang hasil pem ilihan um um dalam hal perm ohon an dikabulkan , MK selan jutn ya m em batalkan hasil pen ghitun gan suara yan g dium um kan oleh KPU dan m en etapkan hasil pen gihtun gan suara yan g ben ar. Men urut Pasal 74 sam pai

79 UU Mahkam ah Kon stitusi. 12 J adi, tidak sam pai kepada pem eriksaan pelan ggaran pidan a dan putusan un tuk Pem ilukada ulan g.

MK dalam putusan n ya beralasan bahwa telah terjadi pelan ggaran yan g sistem atis, terstruktur dan m asif sehin gga m em pen garuhi rekapitulasi hasil pen ghitun gan suara Pem ilukada Provin si J awa Tim ur Putaran II. Sehin gga m en gakibatkan adan ya pihak yan g diun tun gkan dan

pihak yan g dirugikan . 13 Pern yataan in i pern ah dijelaskan pula oleh Akil Mochtar, 14 bahwa ken apa MK m elakukan hal tersebut, karen a in gin m en egakkan n ilai dan prin sip- prin sip dem okrasi dalam Pem ilu yan g m en jadi kewen an gan MK. Seperti yan g tertuan g dalam UUD 1945 Pasal 22E Ayat (1), yan g berbun yi “Pem ilihan Um um dilaksan akan secara lan gsun g, um um , bebas, rahasia, jujur, dan adil...”

Tapi, MK den gan ketetapan n ya pula telah m elakukan suatu hal yan g tidak kon sisten , yaitu den gan tidak m en erim a perm ohon an PH PU ten tan g hasil pelaksan aan keputusan MK oleh KPUD Provin si J awa Tim ur, yan g dian ggap m asih m en gulan g tin dakan yan g sam a dan m erugikan salah satu pasan gan calon , yakn i pihak Khofi fah In dar Parawan sa dan

Mudjion o. 15

12 Bam ban g Sutiyoso, “ Tata Cara dan Ben tuk-ben tuk Pelaksan aan Putusan Di Lin gkun - gan Mahkam ah Kon stitusi”, Jurnal Konstitusi PSH K..., Op., Cit., hlm . 32

13 Lihat putusan MK RI No.41/ PH PU.D-VI/ 20 0 8 14 Seperti yan g pern ah diun gkapkan dalam Sem in ar Pen didikan Politik oleh PSH K dan

H an ss Siedel Foun dation , di H otel In n a Garuda, Yogyakarta, Tan n gal 21 Maret 20 0 9 15 Lihat ketetapan MK RI No.41/ PH PU.D-VI/ 20 0 8

84 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 84 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

Ada dua pihak dalam kategori PH PU in i. Men urut Pasal 3 ayat (1) PMK No. 16 Tahun 20 0 9, para pihak yan g m em pun yai kepen tin gan lan gsun g dalam PH PU an ggota DPR, DPD, dan DPRD adalah:

a. Peroran gan warga n egara In don esia calon an ggota DPD peserta Pem ilu sebagai Pem ohon ;

b. Partai politik peserta Pem ilu sebagai Pem ohon ;

c. Partai politik dan partai politik lokal peserta Pem ilu an ggota DPRA dan DPRK di Aceh sebagai Pem ohon ;

d. KPU sebagai Term ohon . Sedan gkan , dalam ayat (4) PMK tersebut, m en yebutkan

pula Pihak Terkait, yaitu peserta Pem ilu selain Pem ohon yan g berkepen tin gan terhadap perm ohon an yan g diajukan pem ohon . Keberadaan Pihak Terkait dalam perkara PH PU

ditetapkan oleh Mahkam ah. 16 Berkaitan den gan PH PU Presiden dan Wakil Presiden

m en urut Pasal 3 ayat (1) PMK No. 17 Tahun 20 0 9 adalah Pasan gan Calon sebagai pihak Pem ohon dan KPU sebagai Term ohon . Selain itu, dalam ayat (2)-n ya m en yebutkan bahwa Pasan gan Calon selain Pem ohon dapat m en jadi Pihak Terkait dalam persidan gan , baik atas perm in taan sen diri, m aupun atas pen etapan Mahkam ah.

Sebagaim an a dalam PH PU Presiden dan Wakil Presiden , para pihak yan g berhak m en jadi pem ohon dalam perselisihan Pem ilukada adalah para pihak yan g m em pun yai kepen tin gan lan gsun g, yaitu Pasan gan Calon sebagai Pem ohon dan KPU/ KIP Provin si atau KPU/ KIP

Kabupaten / Kota sebagai Term ohon . 17 Pasan gan Calon selain

Pem ohon dapat m en jadi Pihak Terkait dalam Perselisihan

H asil Pem ilukada.

c. P e n ga ju a n P e rm o h o n a n d a n P e m e riks a a n

Adapun yan g perlu diperhatikan dalam m elakukan

16 Lihat, PMK No. 16 Tahun 20 0 9 Pasal 4 17 Lihat, PMK No. 15 Tahun 20 0 8 Pasal 3

Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 85 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 85

secara n asion al. 18 Sedan gkan , un tuk PH PU Kepala Daerah

Perm ohon an diajukan ke MK palin g lam bat 3 (tiga) hari kerja setelah Term ohon m en etapkan hasil pen ghitun gan suara Pem ilukada di daerah yan g bersan gkutan . 19

Perm ohon an diajukan secara tertulis dalam bahasa In don esia seban yak 12 (dua belas) ran gkap yan g ditan datan gan i oleh Pem ohon atau kuasa hukum n ya yan g m en dapatkan surat suara khusus dari Pem ohon . 20

Perm ohon an harus disertai den gan bukti-bukti yan g m en dukun g dan isi perm ohon an yan g sekuran g-kuran gn ya m em uat: 21

a. n am a dan alam at pem ohon , n om or telepon (kan tor, rum ah, telepon seluler), n om or faksim ili, dan / atau surat elektron ik;

b. uraian yan g jelas ten tan g:

1. kesalahan hasil pen ghitun gan suara yan g dium um kan oleh KPU dan hasil pen ghitun gan yan g ben ar m en urut Pem ohon ;

2. perm in taan un tuk m em batalkan hasil pen gihtun gan suara yan g dium um kan oleh KPU

18 Lihat, PMK No. 16 Tahun 20 0 9 Pasal 6 Ayat (1) dan PMK No.17 Tahun 20 0 9 Pasal 5 ayat (1)

19 Lihat, PMK No. 15 Tahun 20 0 8 Pasal 5 ayat (1) 20 Un tuk PH PU An ggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah perm ohon an diajukan setelah ditan datan gan i oleh

a) Ketua Um um dan Sekretaris J en deral dari dewan pim pin an pusat atau n am a yan g sejen isn ya dari partai politik peserta Pem ilu atau kuasan ya; b) Ketua Ketua Um um dan Sekretaris J en deral dari dewan pim pin an pusat atau n am a yan g sejen isn ya dari partai politik lokal atau kuasan ya; c) calon an ggota DPD peserta Pem ilu atau kuasan ya. H al in i sesuai den gan PMK No. 16 Tahun 20 0 9 Pasal 6 ayat (2)

21 Lihat, PMK No. 16 Tahun 20 0 9 Pasal 6 ayat (4)

86 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 86 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

Sedan gkan un tuk PH PU Presiden dan Wakil Presiden serta PH PU Kepala Daerah selain diajukan beserta bukti- bukti yan g m en dukun g, perm ohon an disertai den gan isi perm ohon an sekuran g-kuran gn ya m em uat:

a. iden titas len gkap Pem ohon yan g dilen gkapi fotokopi Kartu Tan da Pen duduk (KTP) dan bukti sebagai Peserta Pem ilu/ Pem ilukada

b. uraian yan g jelas m en gen ai:

1. kesalahan hasil pen ghitun gan suara yan g ditetapkan secara n asion al oleh KPU (Term ohon ) dan hasil pen ghitun gan hasil pen ghitun gan yan g ben ar m en urut Pem ohon ;

2. perm intaan untuk m em batalkan hasil penghitungan suara yan g ditetapkan secara n asion al oleh KPU (Term ohon ) dan m en etapkan hasil pen ghitun gan suara yan g ben ar m en urut Pem ohon .

Setelah perkara telah diregistrasi ke dalam Buku Registrasi Perkara Kon stitusi (BRPK), m aka Mahkam ah Kon stitusi m en etapkan hari sidan g. Sebelum n ya, dilakukan terlebih dahulu pm eriksaan pen dahuluan yan g dilakukan dalam sidan g terbuka un tuk um um oleh Pan el hakim yan g sekuran g-kuran gn ya dihadiri oleh 3 (tiga) oran g hakim .

Dalam Pem eriksaan Pen dahuluan , Pan el H akim m em eriksa kelen gkapan dan kejelasan m ateri perm ohon an , serta m em beri n asihat kepada Pem ohon un tuk m elen gkapi dan / atau m em perbaiki perm ohon an apabila terdapat kekuran gan . Un tuk jan gka waktun ya Pem ohon PH PU legislatif wajib m elen gkapi dan / atau m em perbaiki perm ohon an n ya palin g lam bat 1 x 24 (satu kali dua puluh

em pat) jam . 22 Sedan gkan , perbaikan perm ohon an dalam PH PU Presiden dan wakil Presiden dapat dilakukan oleh Pem ohon han ya dalam persidan gan pertam a, baik atas

22 Lihat, PMK No. 16 Tahun 20 0 9 Pasal 8 ayat (3)

Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

yaitu kalau pem eriksaan pen dahuluan m asih m en yan gkut pem eriksaan kelen gkapan dan kejelasan perm ohon an , apa bedan ya den gan pem eriksaan adm in istratif yan g dilakukan oleh pan itera? Walaupun hal in i tam pak seperti adan ya duplikasi, tetapi perbedaan n ya adalah dalam praktek pem eriksaan pen dahuluan tersebut keban yakan m elihat pada dasar legal standing pem ohon dan uraian posita m aupun petitum . Um um n ya hakim m em beri saran yan g boleh digun akkan atau tidak, yan g kem udian akan m em beri waktu bagi pem ohon un tuk m elakukan perbaikan . Sedan gkan pem eriksaan adm in istratif yan g dilakukan pan itera han yalah m en yan gkut kelen gkapan adm in istratif perm ohon an saja. Seperti adan ya surat kuasa, alat bukti

awal yan g perlu dan syarat form al perm ohon an . 24 Setelah pem eriksaan pen dahuluan selesai, m aka

proses pem eriksaan persidan gan dim ulai. Adapun proses pem eriksaan persidan gan dilakukan den gan tahapan sebagai berikut: 25

a. jawaban Term ohon ;

b. keteran gan Pihak terkait (apabila ada);

c. pem buktian oleh Pem ohon , Term ohon , Turut term ohon , Pihak Terkait; dan

d. Kesim pulan Berkaitan den gan alat bukti dalam perselisihan hasil

pem ilihan um um in i, telah diten tukan dalam Un dan g- Un dan g Mahkam ah Kon stitusi Pasal 36 ayat (1), yaitu:

a. surat atau tulisan ; 26

23 Lihat, PMK No. 17 Tahun 20 0 9 Pasal 7 ayat (3) 24 Maruarar Siahaan , H ukum Acara..., Op., Cit., hlm .99 25 Lihat PMK No. 15 Tahun 20 0 9 Pasal 8 ayat (2), PMK No. 16 Tahun 20 0 9 Pasal 9 Ayat

(1) serta PMK No. 17 Tahun 20 0 9 Pasal 8 Ayat (3). 26 Bukti surat atau tulisan adalah bukti yan g m em iliki keterkaitan lan gsun g den gan ob-

jek Perselisihan H asil Pem ilihan Um um / Kepala Daerah yan g dim ohon kan ke Mahka- m ah, serta harus dapat dipertan ggun gjawabkan perolehan n ya secara hukum .

88 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 88 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

c. keteran gan ahli;

d. keteran gan para pihak;

e. petun juk; dan

f. alat bukti lain berupa in form asi yan g diucapkan , dikirim kan , diterim a, atau disim pan secara elektron ik den gan alat optik atau yan g serupa den gan itu.

Nam un dalam ran gka m ewujudkan sistem peradilan yan g m odern , cepat, dan sederhan a, serta m en jaga kelan caran pelaksan aan tugas dan kewen an gan n ya. Mahkam ah Kon stitusi telah m en ghadirkan Peraturan Mahkam ah Kon stitusi (PMK) Nom or 18 Tahun 20 0 9 ten tan g Pedom an Pen gajuan Perm ohon an Elektron ik (Electronic Filing) dan Pem eriksaan Persidan gan J arak jauh (Video Conference). Sehin gga, n an ti m ulai dari registrasi hin gga persidan gan pem eriksaan dapat dilakukan secara jarak jauh, tan pa harus pergi ke Mahkam ah Kon stitusi atau m en ghadirkan para pihak dan m ajelis hakim dalam satu ruan gan .

d . P u tu s a n

Perkara ten tan g perselisihan hasil Pem ilihan Um um diatur dalam Pasal 74 sam pai 79 UU Mahkam ah Kon stitusi. Beberapa kem un gkin an isi putusan yan g akan dijatuhkan oleh Mahkam ah Kon stitusi dalam perkara perselisihan hasil Pem ilu adalah Perm ohon an din yatakan tidak diterim a; perm ohon an dikabulkan ; atau perm ohon an din yatakan ditolak. 27

Putusan m en yatakan perm ohon an tidak dapat diterim a apabila Mahkam ah Kon stitusi berpen dapat bahwa pem ohon dan / atau perm ohon an n ya tidak m em en uhi syarat sebagaim an a dim aksud dalam Pasal 74 UU Mahkam ah Kosn titusi. Sedan gkan dalam hal MK berpen dapat bahwa perm ohon an beralasan , am ar putusan m en yatakan

perm ohon an dikabulkan . 28

27 Bam ban g Sutiyoso, Tata Cara..., Op., Cit., hlm . 31 28 ibid

Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009 89

Sem en tara dalam hal perm ohon an dikabulkan , MK selan jutn ya m en yatakan m em batalkan hasil pen ghitun gan suara yan g dium um kan oleh Kom isi Pem ilihan Um um dan m en etapkan hasil pen ghitun gan suara yan g ben ar. Putusan MK m en yatakan perm ohon an ditolak, apabila perm ohon an

yan g diajukan tidak beralasan . 29

Keputusan Mahkam ah Kon stitusi in i adalah m en gadili pada tin gkat pertam a dan terakhir yan g putusan n ya bersifat fi n al, sesuai den gan bun yi Pasal 24C UUD 1945 ayat (1). Serta m en gikat kepada seluruh m asyarakat, tidak han ya para pihak saja, hal in i sesuai den gan prin sip erga om nes.