3. Dapat ditambah Enhanceable
Sebagai tambahan terhadap aset yang mewadahinya underlying asset atau aktivitas bisnis, sukuk dapat dijamin dengan jaminan lain
berdasarkan prinsip syariah. 4.
Fleksibilitas Hukum Legal Flexibility Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global
dengan perlakuan pajak yang berbeda. 5.
Dapat ditebus Reedamable Struktur pada sukuk memungkinakn untuk dapat ditebus.
2.1.5 Perbedaan Obligasi Syariah dengan Obligasi Konvensional
Menurut Magginson 1997, Obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan atas pemerintah untuk meningkatkan
uang modal, khusus dari sekelompok pemberi pinjaman yang berbeda. Pada umumnya obligasi membayar bunga setiap enam bulan pada tingkat bunga kupon
yang telah ditentukan, memiliki jatuh tempo awal 10 sampai 30 tahun. Bursa Efek Indonesia mendefinisikan obligasi sebagai surat utang jangka
menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu
dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Menurut Tandelilin 2001, obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat
membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa
pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par pada saat jatuh tempo. Pembayaran bunga obligasi
ditentukan oleh seberapa besar kupon yang ditetapkan oleh penerbit obligasi. Obligasi merupakan fixed income security dengan memberikan bunga
kepada pemegangnya sebagai pendapatan dimana hal ini berbeda dengan karakteristik obligasi syariah yang mendasar pada bagi hasil, margin, dan fee.
Keunggulan sukuk terletak pada strukturnya yang berdasarkan aset nyata. Hal ini memperkecil kemungkinan terjadinya fasilitas pendanaan yang melebihi nilai dari
aset yang mendasari transaksi sukuk.
Tabel 2.1 Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional
Instrumen Obligasi Syariah
Obligasi Konvensional
Sifat Bukan merupakan hutang
bagi penerbitnya tetapi merupakan lembar saham
kepemilikan atas asetproyekjasa spesifik
yang tidak dibagikan Hutang bagi penerbitnya
Nilai buku asset Minimum 51 aset
berwujud tangible asset pada kontrak mereka
disyaratkan untuk menyokong penerbitan
sukuk al-ijarah Secara umum tidak
mensyaratkan
Tuntutan claim Pemilik menuntut atas
assetproyekjasa yang dijaminkan dan lain-lain
Kreditor menuntut atas peminjaman hutang, dan
pada beberapa kasus menerapkan hukum
gadai atas asset
Keamanan Keamanan dijamin oleh
hak kepemilikan atas aset atau proyek yang
dijaminkan dalam penjaminan asset atau
proyek selain bentuk- bentuk peningkatan
Secara umum obligasi tidak aman kecuali pada
kasus seperti firs mortgage bond obligasi
yang dijamin dengan properti, equipment
trust certificates
jaminan yang telah ditentukan
obligasi yang dijamin dengan aset tertentu
Lanjutan Tabel 2.1 Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional
Instrumen Obligasi Syariah
Obligasi Konvensional
Prinsip dan pengembalian return
Tidak dijamin oleh penerbit
Dijamin oleh penerbit Tujuan
Harus diterbitkan hanya untuk tujuan halal serta
Islami Dapat diterbitkan untuk
beberapa tujuan
Perdagangan sekuritas Penjualan atas minat
kepemilikan pada asetproyekjasa yang
spesifik dan lain-lain. Penjualan atas instrumen
hutang
Tanggung jawab
pemegangpemilik Tanggung jawab untuk
kewajiban yang telah ditentukan berkaitan
dengan asetproyektransaksi
yang dijaminkan terbatas pada partisipasi dalam
penerbitan Bondhoder pemegang
obligasi tidak bertanggung jawab atas
kondisi keuangan penerbit
Sumber: Adam Thomas 2004
Tabel 2.2 Perbandingan Obligasi Syariah dengan Obligasi Konvensional
Deskripsi Obligasi
Syariah Sukuk
Obligasi Konvensional
Penerbit Pemerintah, korporasi
Pemerintah, korporasi Sifat Instrumen
Sertifikat kepemilikanpenyertaan
atas suatu aset Instrumen pengakuan
utang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil,
margin Bunga, kupon, capital
gain Jangka waktu
Pendek-menengah Menengah-panjang
Underlying asset perlu
Tidak perlu Price
Market price Market price
Investor Islami, konvensional
Konvensional Penggunaan dana hasil
penerbitan Harus sesuai syariah
Bebas
Sumber: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah
Secara umum, ketentuan mekanisme mengenai obligasi syariah adalah sebagai berikut:
a. Obligasi syariah haruslah berdasarkan konsep syariah yang hanya
memberikan pendapatan kepada pemegan obligasi dalam bentuk bagi hasil atau revenue sharing sertan pembayaran utang pokok pada saat jatuh
tempo. b.
Obligasi syariah mudharabah yang diterbitkan harus berdasarkan pada bentuk pembagian hasil keuntungan yang telah disepakati sebelumnya
serta pendapatan yang diterima harus bersih dari non-halal. c.
Nisbah rasio bagi hasil harus ditentukan sesuai kesepakatan sebelum penerbitan obligasi tersebut.
d. Pembagian pendapatan dapat dilakukan secara periodik atau sesuai
ketentuan bersama, dan pada saat jatuh tempo hal itu diperhitungkan secara keseluruhan.
e. Sistem pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas
Syariah atau oleh Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
f. Apabila perusahaan penerbit obligasi melakukan kelalaian atau melanggar
syarat perjanjian, wajib dilakukan pengembalian dana investor dan harus dibuat surat pengakuan utang.
g. Apabila emiten berbuat kelalaian atau cedera janji maka pihak investor
dapat menarik dananya.
h. Hak kepemilikan obligasi syariah mudharabah dapat dipindah tangan
kepada pihak lain sesuai kesepakatan akad perjanjian. Menurut Sumarsih 2008, dalam penerbitan obligasi syariah akan
melibatkan beberapa pihak yang saling terkai satu sama lain, yaitu: 1.
Obligator Obligator adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran
imbalan dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk jatuh tempo. Dalam hal sovereign sukuk, obligornya adalah
pemerintah. 2.
Investor Investor adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan,
marjin, dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing. Investor yang dimaksud disini bisa Islami ataupun konvensional.
3. Special Purpose Vehicle SPV
Special Purpose Vehicle adalah badan hukum yang didirikan khusus untuk penerbitan sukuk. Special Purpose Vehicle SPV berfungsi : i
sebagai penerbit sukuk, ii menjadi counterpart pemerintah atau corporate, dalam transaksi pengalihan aset, iii bertindak sebagai wali
amanat trustee untuk mewakili kepentingan investor. 4.
Trustee Principal Trustee atau Co Trustee Tustee mewakili kepentingan pembeli obligasi. Trustee melakukan
semacam penilaian terhadap perusahaan yang akan menerbitkan obligasi untuk meminimalkan resiko yang akan ditanggung obligor.
5. Appraise
Appraiser adalah perusahaan yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan yang akan melakukan emisi, untuk
memperoleh nilai yang dipandang wajar. 6.
Custody Custody menyelenggarakan kegiatan penitipan, bertanggung jawab
untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai kontrak antara kustodian dan pemegang
rekening. Kustodian bisa berupa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, dan Bank Umum yang telah
memperoleh persetujuan Bapepam. 7.
Shariah Advisor Penerbit sukuk harus terlebih dahulu mendapatkan pernyataan
kesesuaian prinsip syariah syariah compliance endorsement untuk meyakinkan investor bahwa sukuk telah distruktur sesuai syariah.
Pernyataan syariah compliance tersebut bisa diperoleh dari individu yang diakui secara luas pengetahuannya di bidang syariah atau institusi
yang khusus membidangi masalah syariah. Untuk penerbitan sukuk di dalam negeri, syariah compliance endorsement dapat dimintakan
kepada Dewan Syariah Nasional-MUI. Untuk penerbitan sukuk internasional, diperlukan endorsement dari ahlilembaga syariah yang
diakui komunitas syariah internasional misalnya IIFM International Islamic Financial Market.
8. Manajer Investasi
Manajer investasi merupakan pihak yang megelola dana yang dititipkan investor untuk diinvestasikan di pasar modal.
9. Paying Agent
Agen, biasanya sebuah bank komersial yang diberi wewenang oleh penerbit surat berharga untuk membayar kewajiban pokok dan bunga
kepada pemegan surat berharga, bertindak sebagai pembayar dan menarik biaya untuk jasa pelayanan.
2.1.6 Risiko Sukuk