Karakteristik Obligasi Syariah Sukuk

atas jasa pihak tertentu, dan sertifikat kepemilikan atas jasa di masa depan. 3. Sertifikat salam. 4. Sertifikat istishna. 5. Sertifikat murabahah. 6. Sertifikat musyarakah. 7. Sertifikat muzara’a. 8. Sertifikat musaqa. 9. Sertifikat mugharasa. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia mengatur beberapa jenis obligasi syariah yaitu: a. Obligasi Syariah Mudharabah Fatwa Nomor 33DSN-MUIIX2002. b. Obligasi Syariah Ijarah Fatwa Nomor 41DSN-MUIIII2004. c. Obligasi Syariah Mudharabah Konversi Fatwa Nomor 59DSN- MUIV2007.

2.1.4 Karakteristik Obligasi Syariah Sukuk

Menurut Fatah 2011 terdapat beberapa karakteristik sukuk, diantaranya: 1. merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat beneficial title; 2. Pendapatan berupa imbalan kupon, marjin, dan bagi hasil, sesuai dengan jenis akad yang digunakan; 3. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir; 4. Penerbitan melalui special purpose vehicle SPV; 5. Memerlukan underlying asset; 6. Penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah. Tujuan diterbitkannya sukuk adalah untuk memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara atau perusahaan, mendorong pengembangan pasar keuangan syariah, menciptakan brenchmark di pasar keuangan syariah, diversifikasi basis investor, mengembangkan alternatif instrumen investasi, mengoptimalkan pemanfaatan, dan memanfaatkan dana-dana masyarakat yang berlum terjaring oleh sistemn obligasi dan perbankan konvensional. Hanafi 2006 menyatakan bahwa obligasi syariah memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Sukuk berbeda dari interestbunga. 2. Sukuk tidak dapat diubah dalam bentuk saham. Menurut Adam 2006:63, sukuk memiliki sifat-sifat umum yang membuatnya memiliki kualitas yang sama dengan produk keuangan konvensional lainnya, yaitu: 1. Dapat diperdagangkan Tradable Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari aset yang jelas, manfaat aset, atau kegiatan bisnis, dan dapat diperdagangkan menurut harga pasar. 2. Dapat diperingkat Rateable Sukuk dapat diperingkat oleh agen pemberi peringkat, baikregional maupun internasional. 3. Dapat ditambah Enhanceable Sebagai tambahan terhadap aset yang mewadahinya underlying asset atau aktivitas bisnis, sukuk dapat dijamin dengan jaminan lain berdasarkan prinsip syariah. 4. Fleksibilitas Hukum Legal Flexibility Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global dengan perlakuan pajak yang berbeda. 5. Dapat ditebus Reedamable Struktur pada sukuk memungkinakn untuk dapat ditebus.

2.1.5 Perbedaan Obligasi Syariah dengan Obligasi Konvensional