Sementara  itu,  menurut  Peraturan  Bapepam  dan  LK  Nomor  IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah memberikan definisi Sukuk sebagai berikut:
“ Efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan  mewakili  bagian  yang tidak tertentu  tidak terpisahkan atau
tidak terbagi syuyu’undivided share atas:
a. aset berwujud tertentu ayyam maujudat;
b. nilai  manfaat  atas  aset  berwujud  manaful  ayyam  tertentu  baik
yang sudah ada maupun yang akan ada; c.
jasa al khadamat yang sudah ada maupun yang akan ada; d.
aset proyek tertentu maujudat masyru’ muayyan dan atau e.
kegiatan  investasi  yang  telah  ditentukannasyath  istismarin khashah”.
2.1.3 Jenis Obligasi Syariah
Tariq  2004  menggolongkan  sukuk  dalam  dua  kategori  berdasarkan kontrak aset finansial di pasar sekunder, yaitu:
1. Sukuk yang Dapat Diperdagangkan:
a. Sukuk Mudharabah.
Menurut  Muhammad  Sya‟ban  2007  :  191  sukuk  mudharabah yaitu  sukuk  yang  diterbitkan  berdasarkan  perjanjian  atau  akad
mudharabah  dimana  satu  pihak  menyediakan  modal  rab  al-Mal dan  pihak  lain  mempunyai  keahlian  mudharb.  Keuntungan  dari
kerja  sama  tersebut  dibagi  berdasarkan  persentase  bagi  hasil  yang
telah  disepakati  pada  awal  transaksi,  dan  kerugian  yang  timbul ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal.
b. Sukuk  Musyarakah,  yaitu  sukuk  yang  diterbitkan  berdasarkan
perjanjian  atau  akad  musyarakah  dimana  dua  pihak  atau  lebih bekerja  sama  menggabungkan  modal  untuk  membangun  proyek
baru,  mengembangkan  proyek  yang  sudah  ada,  atau  membiayai kegiatan  usaha.  Keuntungan  maupun  kerugian  yang  timbul  akan
ditanggung  bersama  sesuai  dengan  jumlah  partisipasi  modal masing-masing.
2. Sukuk yang Tidak Diperdagangkan:
a. Sukuk  Istishna  dan  atau  Murabahah:  kepemilikan  utang  yang
semakin  meningkat  yang  diperoleh  dari  jenis  pembiayaan  istishna dan atau murabahah.
b. Sukuk  Salam:  menurut  Mahmoud  A.  2006  :  114-115  dalam
bentuk ini, dana dibayarkan di muka dan komoditi menjadi utang. Dana  juga  dapat  dalam  bentuk  sertifikat  yang  mempresentasikan
utang. Sertifikat ini juga tidak dapat diperdagangkan. Jenis  sukuk  berdasarkan  Standar  Syariah  AAOFI  No.  17  tentang
Investment Sukuk, terdiri atas: 1.
Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan. 2.
Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi empat tipe : sertifikat  kepemilikan  atas  manfaat  aset  yang  telah  ada,  sertifikat
kepemilikan  atas  manfaat  aset  di  masa  depan,  sertifikat  kepemilikan
atas  jasa  pihak  tertentu,  dan  sertifikat  kepemilikan  atas  jasa  di  masa depan.
3. Sertifikat salam.
4. Sertifikat istishna.
5. Sertifikat murabahah.
6. Sertifikat musyarakah.
7. Sertifikat muzara’a.
8. Sertifikat musaqa.
9. Sertifikat mugharasa.
Dewan  Syariah  Nasional  Majelis  Ulama  Indonesia  mengatur  beberapa jenis obligasi syariah yaitu:
a. Obligasi Syariah Mudharabah Fatwa Nomor 33DSN-MUIIX2002.
b. Obligasi Syariah Ijarah Fatwa Nomor 41DSN-MUIIII2004.
c. Obligasi  Syariah  Mudharabah  Konversi  Fatwa  Nomor  59DSN-
MUIV2007.
2.1.4 Karakteristik Obligasi Syariah Sukuk