Gambar 6. Dry Heat.
26
c Unsaturated chemical vapor Sterilisasi unsaturated chemical vapor melibatkan pemanasan larutan kimia
alkohol primer dengan 0.23 formaldehyde pada ruangan tertutup bertekanan. Unsaturated chemical vapor mensterilisasi instrumen carbon steel misal bur dental
dan menghasilkan korosi yang lebih sedikit dibandingkan sterilisasi uap karena rendahnya tingkat air yang terdapat selama siklus. Instrumen harus dalam keadaan
kering sebelum melakukan sterilisasi.
2.3.1.4 Pembuangan Sampah Bekas Praktek
Pembuangan barang-barang bekas pakai seperti sarung tangan, masker, tisu bekas dan penutup permukaan yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh harus
ditangani secara hati-hati dan dimasukkan dalam kantung plastik yang kuat dan tertutup rapat untuk mengurangi kemungkinan orang kontak dengan benda-benda
tersebut. Benda-benda tajam seperti jarum atau pisau skalpel harus dimasukkan dalam tempat yang tahan terhadap tusukan sebelum dimasukkan ke dalam kantung
plastik.
1,28
2.3.1.5 Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi. Kebanyakan laboratorium teknik gigi tidak akan menerima hasil cetakan kecuali ada garansi dari dokter gigi bahwa hasil cetakan itu telah dilakukan
desinfeksi. Hasil cetakan alginat yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi mempunyai potensi kontaminasi mikroorganisme patogen rongga mulut. Berdasarkan
hal tersebut, dianjurkan untuk melakukan desinfeksi pada hasil cetakan alginat dengan menggunakan bahan desinfektan.
6,22,31
2.3.1.6 Desinfektan
Pemakaian desinfektan pada hasil cetakan sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi silang. Terdapat beberapa jenis bahan desinfektan yang digunakan
dalam bidang kedokteran gigi diantaranya alkohol, aldehid, biguanid, senyawa halogen, fenol, dan klorsilenol. Desinfektan umumnya digunakan untuk benda mati,
karena terlalu berbahaya bagi jaringan hidup. Keefektifan dari desinfektan tergantung pada beberapa faktor yaitu konsentrasi dan sifat mikroorganisme yang menyebabkan
kontaminasi, konsentrasi larutan kimia dan lamanya waktu perendaman. Kriteria suatu desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi
mikroorganisme pada suhu kamar, harus mempunyai spectrum antimikrobial yang seluas mungkin, aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, tidak toksik pada
hewan dan manusia, tidak bersifat korosif, memiliki kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap, tidak meninggalkan noda, mudah digunakan, dan ekonomis.
29
Metode dan lamanya perendaman atau penyemprotan larutan desinfektan pada hasil cetakan bergantung kepada kadar penyerapan air hasil cetakan tersebut dan waktu
setelah cetakan dibuat. Lama perendaman hasil cetakan dengan larutan desinfaktan dianjurkan tidak lebih dari 10 menit.
6,31,32
2.3.1.6.1 Klasifikasi Bahan Desinfektan
Terdapat beberapa klasifikasi bahan desinfektan, antaranya:
32,33
a Low Level Disinfectant
Desinfektan ini mengeliminasi hampir semua mikroorganisme patogen tetapi tidak dapat mengeliminasi spora. Desinfektan ini digunakan untuk alat-alat seperti
dental unit, X-ray heads. Bahan yang termasuk low level disinfectant adalah golongan alkohol dan quats quaternary ammonium compounds.
b Intermediate Level Disinfectant Desinfektan ini mengeliminasi semua mikroorganisme patogen tetapi tidak
dapat mengeliminasi spora. Desinfektan ini juga digunakan untuk alat-alat seperti kaca mulut, sendok cetak. Bahan yang termasuk intermediate level disinfectant
adalah golongan fenol dan halogen. Sodium hipoklorit termasuk golongan halogen dan merupakan bahan
gemisidal yang kuat dan dapat membunuh sebagian besar bakteri. Sodium hipoklorit
berupa larutan berwarna putih agak kekuningan berbau khas. Selain itu, sodium hipoklorit merupakan larutan desinfektan yang paling banyak digunakan dan tersedia
dalam bentuk cairan dan memiliki efek anti-mikroba.
33
Sodium hipoklorit adalah larutan yang berbahan dasar klorin CI2. Cairan klorin merupakan desinfektan
tingkat tinggi karena sangat aktif pada semua bakteri, virus, fungi, parasit dan berbagai spora. Kemampuan desinfeksi sodium hipoklorit terletak pada
kemampuannya membentuk asam hipoklorit HOCI. Asam hipoklorit akan terbentuk apabila sodium hipoklorit dilarutkan dengan air, setelah itu asam hipoklorit akan
melepaskan klorin yang akan menempel pada lipoprotein dinding sel bakteri kemudian membentuk senyawa toksik yaitu N-chloro yang dapat mengganggu
pembelahan sel, menghentikan regenerasi sel dan mengakibatkan kematian bakteri.
34
Savio Marcelo Leite Moreira da Silva 2004 telah melakukan perendaman hasil cetakan silikon dengan larutan desinfektan sodium hipoklorit 1 selama 10 dan 20
menit dan telah menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap stabilitas dimensi cetakan silikon.
12
Sukhija U, Rathee M dkk 2009 telah melakukan
perendaman hasil cetakan alginat dan zinc oxide eugenol dengan menggunakan larutan peracitic acid, sodium hipoklorit 5.25 dan glutaraldehid 2 selama 10 menit
dan telah menyatakan bahwa peracitic acid merupakan desinfektan yang paling efektif dibanding sodium hipoklorit 5.25 dan glutaraldehid 2 .
17
Wala M. Amin 2009 telah melakukan desinfektan hasil cetakan jenis zinc oxide eugenol, silicon
dan juga alginat dengan larutan sodium hipoklorit 0.5 dan 1 selama 10 menit terhadap perubahan dimensi dan telah menyimpulkan bahwa sodium hipoklorit 0.5
telah menghasilkan perubahan dimensi yang paling sedikit pada semua jenis bahan cetak.
15
Carmen Dolores V.Soares de Moura dkk 2010 juga telah melakukan perendaman hasil cetakan alginat dengan larutan sodium hipoklorit 2.5 dan 5.25
selama 10 menit terhadap jumlah bakteri.
18
Distrina Fitrian Sari,R 2013 telah melakukan desinfektan hasil cetakan alginat dengan larutan sodium hipoklorit 0.5
dengan cara perendaman dan penyemprotan, masing-masing teknik perlakuan dilakukan selama 10 menit untuk melihat pengaruhnya terhadap stabilitas dimensi.
4
c High Level Disinfectant Desinfektan ini mengeliminasi semua mikroorganisme patogen dan
mengurangi spora tetapi untuk jumlah yang besar tidak dapat mengeliminasi secara sempurna. Desinfektan ini digunakan untuk alat-alat seperti kaca mulut dan sendok
cetak. Bahan yang termasuk high level disinfectant adalah golongan etilen oksida, glutaraldehid dan formaldehid.
Aldehida adalah golongan desinfektan yang sangat efektif dan agen yang paling sering digunakan adalah formaldehid dan gluteraldehid. Aldehida adalah
bahan efektif terhadap bakteri, jamur, virus, mikroba dan spora. Senyawa turunan aldehid memiliki gugus aldehid COH pada struktur kimianya, misalnya
formaldehid, paraformaldehid, dan glutaraldehid. Glutaraldehid 2 digunakan sebagai desinfektan untuk alat-alat medis dan larutan desinfektan ini tersedia baik
dalam bentuk cairan maupun bubuk. Glutaraldehid digunakan untuk desinfeksikan bahan cair dan peralatan yang tidak dapat disterilkan dengan pemanasan.
Glutaraldehid juga mempunyai aktifitas sporosidal yang tinggi, lebih baik bila
dibandingkan dengan formaldehyde dalam hal bakterisidal, virusidal dan sporosidal. Merupakan zat yang mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan aktif. Senyawa
ini mempunyai keuntungan karena tidak berbau dan efek iritasi terhadap kulit dan mata lebih rendah dibanding formalin. Larutan glutaraldehid 2 efektif sebagai
antibakteri dan spora pada pH 7,5 – 8,5.
32
Larutan glutaraldehid 2 efektif terhadap bakteri seperti M.tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit.
1
Savio Marcelo Leite Moreira da Silva dkk 2004 telah melakukan perendaman hasil cetakan silicon dengan larutan desinfektan glutaraldehid 2 selama 10 menit dan 20
menit terhadap stabilitas dimensi.
12
Fiona M. Collins dan Bal et al 2007 telah menganjurkan perendaman hasil cetakan dengan larutan desinfektan dilakukan
selama 10 menit.
8,17
Wala M. Amin dkk 2009 telah melakukan perendaman hasil cetakan alginat, silicon dan zinc oxide eugenol dengan larutan desinfektan
glutaraldehid 2 selama 10 menit terhadap perubahan dimensi.
15
2.3.1.6.2 Metode Desinfektan
Terdapat 2 metode desinfeksi secara kemis yang sering digunakan yaitu :
2,5,8,14
a Penyemprotan Metode penyemprotan dapat dilakukan dengan cara menyemprot larutan
desinfektan pada hasil cetakan alginat yang akan didesinfeksi kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang tertutup dan dibiarkan dalam waktu tertentu sebelum diisi.
Metode penyemprotan merupakan metode pilihan untuk mendesinfeksi beberapa jenis alat kedokteran gigi, oleh karena methode penyemprotan hanya menggunakan
volume larutan desinfektan yang sedikit. Gambar 7
Gambar 7. Desinfeksi dengan cara penyemprotan.
35
b Perendaman Metode perendaman dapat dilakukan dengan cara merendam hasil cetakan
alginat pada larutan desinfektan yang disediakan dengan waktu tertentu. Metode perendaman merupakan metode desinfeksi yang paling dipilih oleh karena metode ini
memungkinkan larutan desinfektan untuk mencapai seluruh permukaan terutama pada daerah undercut pada hasil cetakan alginat. Gambar 8
Gambar 8. Desinfeksi dengan cara perendaman.
36
Lamanya perendaman atau penyemprotan tergantung dari jenis desinfektan yang digunakan. Durasi dan metode pengaplikasian desinfektan
bergantung pada potensi bahan cetak dalam mengabsorbsi air.
Keuntungan dan kerugian masing-masing metode akan ditunjukkan pada table yang diberikan berikut ini :
Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian Metode Penyemprotan dan Perendaman
Metode Keuntungan
Kerugian Penyemprotan
• Lebih sederhana dan
cepat •
Memiliki probabilitas terjadinya distorsi yang
lebih rendah terutama pada bahan cetak
alginat dan polyeter •
Tidak semua permukaan hasil cetakan terdesinfeksi
dengan sempurna •
Partikel-partikel dari larutan desinfektan yang
ada di udara dapat terhirup oleh staf atau pasien
Perendaman •
Lebih efektif •
Seluruh permukaan hasil cetakan akan
terdesinfeksi dengan sempurna
• Mengurangi resiko
terhirupnya partikel- partikel larutan
desinfektan •
Dapat menyebabkan distorsi pada hasil cetakan
jika desinfektan dilakukan terlalu lama
2.4 Bahan Cetak 2.4.1 Klasifikasi Bahan Cetak